Agung Inspirasi

Visi-Visi Pencerahan

Bangura, Misionaris : Aku Bermimpi ‘Islam Mengundangku’ dalam 3 Hari Berturut Turut January 7, 2015

Filed under: Kisah — ainspirasi @ 9:39 am
Tags: , , ,

Selama bertahun-tahun  berpetualangan di benua hitam untuk memperkenalkan kekristenan , seorang misionaris asal Sierra Leone akhirnya memeluk Islam , ia berubah menjadi seorang ulama Muslim yang membantu ribuan orang Afrika untuk menemukan Islam.

” Selama bertahun-tahun , saya mencoba membujuk umat Islam di negara saya untuk memeluk Kristen , anehnya kemudian  saya bermimpi di mana saya diundang untuk memeluk Islam , ” Musa Bangura , mengatakan kepada kantor berita Anadolu pada hari Minggu, 8 September.

Bangura memeluk Islam sekitar  dua puluh tahun yang lalu ketika ia bermimpi  “Islam mengundangnya” untuk tiga kali mimpi dalam hari yang berturut-turut .

Ia masuk Islam pada tahun 1993 , kini ia menjadi salah satu ulama Islam terkemuka di Afrika dan Sierra Leone .

Alih-alih memanggil orang-orang untuk mengadopsi kekristenan , akhirnya ia menjadi Muslim , ia memiliki misi baru untuk menemukan perbedaan dan persamaan antara Islam dan Kristen . Dia bahkan mencoba untuk mengajak rekan rekannya untuk memasuki Islam .

” Saya mengungkapkan banyaknya kontradiksi dogma dalam agama Kristen yang mengakibatkan saya berkeinginan berdiskusi dengan para pendeta Kristen , ” kata Bangura .

” Saya membuktikan kepada mereka bahwa hanya Islam agama yang benar . “

Ia dijauhkan  oleh keluarganya dan bahkan oleh istrinya setelah ia memeluk Islam , kemudian Bangura mencoba untuk membangun sebuah keluarga besar dengan membantu orang-orang  yang membutuhkan di komunitas Muslim Sierra Leone  .

Dia kemudian meluncurkan situs ‘ Mengapa Memilih Islam ‘ , situs yang memperkenalkan informasi yang benar tentang Islam serta mengarahkan kepada organisasi Mengapa Islam In Action ( WIIA )  , organisasi yang disponsori oleh  Turki , IHH Insani Yardim Vakfi .

Website tersebut mencapai sukses dakwah yang besar , mampu membantu lebih dari 8.000 non-Muslim untuk beralih  mengadopsi Islam.

” Aku sekarang bekerja untuk membantu  umat Kristen di daerah saya dan mencoba membantu mereka mewujudkan kebenaran dan memilih Islam , ” kata Bagura .

Organisasi Mengapa Islam In Action ( WIIA ) , adalah organisasi kemanusiaan non -pemerintah . Didirikan pada tahun 1995 , di bawah kepemimpinan Bangura . (OI.net/Dz)

 

Perempuan Jerman, Membaca Al-Fatihah, Jantung Saya Berdebar Hebat

Filed under: Kisah — ainspirasi @ 9:36 am
Tags: , , ,

Khadija Acuna Pihan, perempuan asal Jerman ini bersyahadat pada tahun 2005. Pilihannya menjadi seorang muslimah membuatnya harus “kehilangan” seluruh keluarganya yang tidak bisa menerima keislamannya. Namun ia yakin, suatu saat Allah Swt akan mengembalikan keluarganya dan memahami mengapa ia memilih masuk Islam.

“Islam adalah jalan kebenaran yang akan saya jalani. Sekarang, setiap kali saya berdoa, saya merasa sedang bicara pada Tuhan, dan Tuhan sedang mendengarkan saya,” kata Pihan mengawali cerita di awal ia menjadi seorang muslimah.

Ia mengatakan, Islam adalah satu-satunya agama yang memiliki ajaran yang jelas. “Siapa yang membaca Qur’an dengan hatinya, akan menemukan sebuah agama yang terang. Saya meyakini bahwa hanya ada satu Tuhan dan saya bahagia menemukan jalan saya dengan-Nya. Saya yakin sudah melakukan tindakan yang benar dengan masuk Islam. Saya bersyukur, Tuhan menuntun saya ke jalan yang benar,” ujar Pihan yang memilih nama Islam, Khadija setelah bersyahadat.

Acuna Pihan lahir dan dibesarkan dalam ajaran Kristen. Ia dan keluarganya rajin ke gereja. Namun, saat datang ke gereja dan mendengar cerita pendeta bahwa Yesus adalah anak Tuhan, selalu terpintas dalam pikiran Pihan mengapa pendeta ini bicara seperti itu dan Pihan tidak mau mengarnya.

“Saya membaca doa yang saya pelajari sejak saya berusia 7 tahun. Tapi saya merasa tak seorang pun mendengarkan doa saya, bahkan Yesus. Mengapa orang-orang ini datang ke gereja dan setelah itu para lelaki pergi ke restoran untuk minum minuman keras, lalu para perempuan bertengkar dengan mereka karena pulang dalam keadaan mabuk. Inikah ajaran Kristen?” tanya Pihan dalam hati.

Pihan yakin pasti ada hal lain yang diajarkan agama. Ia pun mempelajari berbagai agama. “Banyak agaman yang aneh. Orang menyembah Buddha sebagai Tuhan atau menyembah matahari, sapi, bunga, bahkan setan. Hal semacam itu bukan agama saya,” batin Pihan ketika itu.

Ia lalu menemukan buku tentang Nabi Muhammad Saw. dan mengetahui bagaimana Rasulullah Saw. menyebarkan agama Islam serta betapa berbahayanya hidup sebagai seorang muslim di zaman itu. Pihan juga membaca sejarah kehidupan Nabi Muhammad Saw, mulai dari silsilah keluarganya, kehidupan rumah tangganya dan siapa saja istri-istri beliau.

“Saya tidak bisa berhenti saat membaca buku itu, sehingga saya membaca semua buku-buku itu dalam satu hari. Buku yang saya baca menceritakan tentang kitab suci Al-Quran yang berisi firman-firman Allah dan rasa ingin tahu saya tentang Quran pun muncul,” ujar Pihan.

“Ketika saya membaca surat Al-Fatihah, jantung saya berdebar hebat. Saya terus membaca surat-surat lainnya dan saya hati saya tenang saat membacanya. Ketika saya membaca surat Maryam dan mengetahui apa yang tertulis di surat itu, saya jadi paham mengapa saya tidak bisa memercayai apa yang dulu dikatakan pendeta di gereja,” tukasnya.

Ia melanjutkan, “Dalam Kristen, kami belajar bahwa Yesus adalah anak Tuhan dan kami harus berdoa padanya. Itulah yang kami lakukan selama ini. Lalu, saya membaca Quran yang usianya sudah ribuan tahun, dan isinya selalu sama bahwa Yesus hanya seorang nabi seperti juga Nabi Muhammad Saw serta nabi-nabi lainnya. Quran juga menyatakan bahwa Tuhan tidak punya anak dan kita dilarang menyembah Tuhan yang lain kecuali Allah Swt.”

Kata-kata dalam Quran yang membuat Pihan beralih ke agama Islam. Selain itu, yang membuatnya meyakini Quran, meski kitab suci itu sudah berusia ribuan tahun, isinya tidak berubah. Berbeda dengan kitab suci umat Kristiani, Kita Perjanjian Lama isinya berbeda dengan Kitab Perjanjian Baru, padahal dalam ajaran Kristen disebutkan bahwa Tuhan mengatkan “Jangan mengubah kata-kata ku kecuali aku perintahkan kalian mengubahnya.”

“Kristen memiliki 10 ajaran suci. Salah satunya adalah dilarang membunuh manusia. Tapi ketika orang-orang Kristen datang ke Amerika Selatan, mereka membunuh banyak orang Indian karena orang-orang Indian itu menolak masuk Kristen. Hal yang sama dilakukan orang-orang Kristen di Afrika,” papar Pihan.

“Jadi, bagaimana mereka mengajarkan kita jangan membunuh, jika mereka sendiri membunuh. Semua itu membuat saya ingin pindah agama. Saya capek dengan kebohongan ajaran Kristen dan saya menemukan Islam satu-satunya agama yang memiliki ajaran yang jelas …”

“Islam membawa kembali kebebasan dalam jiwa saya dan saya bahagia sejak awal saya masuk Islam. Islam adalah hidup saya. Tanpa Islam saya bukan apa-apa, dan jika Allah Swt memalingkan wajah-Nya, saya tak mampu hidup,” tandas Pihan. (kw/RtI)

Diambil dari: eramuslim.com

 

SUARA NERAKA October 1, 2011

Filed under: Uncategorized — ainspirasi @ 3:29 am

Anda tidak percaya adanya neraka?inilah pengakuan dari seorang ilmuwan komunis. Dia tidak percaya surga tapi percaya neraka. Hasil temuannya mengungkapkan adanya dunia lain yang jauh lebih hebat dibanding dunia yang sekarang. Anda boleh tidak percaya tapi inilah kenyataannya.

kalau mau dikaitkan tentu saja ini sesuai ajran Islam yang menyatakan bahwa setelah manusia mati maka ia akan mendapat konsukwensi kubur.  Kalau dia percaya pada Allah maka ia akan selamat tapi kalau tidak percaya maka ia akan disiksa seperti dalam temuan Dr. Dimitri.

Pikir-pikirlah. Apakah Anda hanya mau percaya ketika MATI menghampiri Anda? Padahal Islam mengatakan siapa yang percaya hanya ketika sekarat maka percaya itu sudah tidak ada gunanya. Apakah Anda harus menerjunkan diri Anda dari atas gedung bertingkat hanya untuk membuktikan bahwa orang pasti mati dari gedung tingkat 100? Itu pekerjaan konyol. Tidak perlu Anda menyusahkan membuktikan seperti itu. Kalau ingin bukti yang otentik periksalah keyakinan Anda dan periksa juga keyakinan orang lain. Apakah di anatara keyakinan itu ada yang membuat Anda nyaman? Atau membuat Anda tersiksa? Jelaslah hanya ada satu Tuhan yang memberikan hukum yang benar, janji yang benar, penjelasan yang benar, kitab yang benar, dan ajaran yang benar. Ini buktinya

 

2010 in review January 3, 2011

Filed under: Uncategorized — ainspirasi @ 12:57 am

The stats helper monkeys at WordPress.com mulled over how this blog did in 2010, and here’s a high level summary of its overall blog health:

Healthy blog!

The Blog-Health-o-Meter™ reads Wow.

Crunchy numbers

Featured image

A helper monkey made this abstract painting, inspired by your stats.

About 3 million people visit the Taj Mahal every year. This blog was viewed about 32,000 times in 2010. If it were the Taj Mahal, it would take about 4 days for that many people to see it.

 

In 2010, there were 2 new posts, growing the total archive of this blog to 144 posts.

The busiest day of the year was November 19th with 247 views. The most popular post that day was Laut Mati dan Kebenaran Ramalan Quran.

Where did they come from?

The top referring sites in 2010 were facebook.com, google.co.id, search.conduit.com, mail.yahoo.com, and en.wordpress.com.

Some visitors came searching, mostly for laut mati, dabbah, resep tomyam, siti musdah mulia, and perang nabi muhammad.

Attractions in 2010

These are the posts and pages that got the most views in 2010.

1

Laut Mati dan Kebenaran Ramalan Quran January 2008
33 comments

2

NABI MUHAMMAD SAW DALAM KITAB SUCI UMAT BUDDHA June 2007
218 comments

3

Resep dan cara memasak Tomyam Tale (untuk 10-15 orang) (Makanan nomor 1 di Thailand) August 2007
8 comments

4

Dabbah Si Binatang Cerdas July 2008
39 comments

5

Peristiwa-Peristiwa Penting Nabi Muhammad SAW November 2007
4 comments

 

Akhirnya Muhammadiyah Haramkan Rokok March 10, 2010

Filed under: Fatwa — ainspirasi @ 9:41 am
Tags: , ,

Hidayatullah.com—Para pecandu rokok mulai terjepit. Setelah Majelis Ulama Indonesia (MUI) mengeluarkan fatwa pengharaman rokok, kini giliran Majelis Tarjih dan Pimpinan Pusat Muhammadiyah mengeluarkan fatwa haram merokok.

Bagi Muhammadiyah, keputusan yang disampaikan di Jakarta, Selasa siang (9/3), bukan tanpa pertimbangan matang. Setidaknya, menurut Ketua PP Muhammadiyah Yunahar Ilyas, ada sejumlah hujjah kuat yang melandasinya. “Perubahan hukum tersebut berdasarkan alasan yang syar’i,” ujarnya ketika dihubungi hidayatullah.com siang tadi (9/3). Dia menjelaskan, merokok dari segi kesehatan, menurut dokter, mengandung mudhorot dan merusak kesehatan, bahkan bisa mematikan.

Keluarnya fatwa didasarkan pada Surat dalam Al-Quran Surat Al Baqarah yang berbunyi, وَأَنفِقُوا فِي سَبِيلِ اللهِ وَلاَ تُلْقُوا بِأَيْدِيكُمْ إِلَى التَّهْلُكَةِ وَأَحْسِنُوا إِنَّ اللهَ يُحِبُّ الْمُحْسِنِينَ “Dan belanjakanlah (harta bendamu) di jalan Allah, dan janganlah kamu menjatuhkan dirimu sendiri ke dalam kebinasaan, dan berbuat baiklah, karena sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang berbuat baik.” [Al-Baqarah: 195] Lebih jelas dia mengatakan, merokok merupakan perbuatan tabzir (pemborosan) dan habaits (buruk). Karena itu, menurut Yun, demikian ia biasa disapa, status haram merokok merupakan tujuan dari syari’ah (maqosidussar’iyyah). Karena, tujuan dari maqosidussar’iyyah di antaranya adalah hifdzunnas (menjaga manusia).

Diakui, perubahan status tersebut tidak mustahil mengundang kritik dari banyak pihak, terutama petani tembakau. Karena itu, dia mengatakan, para petani tembakau tidak perlu risau dengan fatwa haram tersebut. Sebab, selama ini yang diuntungkan dari bisnis rokok adalah perusahaan asing. “Petani tembakau dari dulu miskin, yang kaya orang asing,” jelasnya.

Karena itu, dia mengatakan, yang dirugikan dari fatwa haram rokok hanya perusahaan rokok. Untuk itu dia mengimbau agar para petani tembakau beralih ke pertanian lainnya. “Di bumi ini kan tidak hanya ada tembakau. Masih banyak jenis tanaman yang lain,” tegasnya.

Selama ini, Indonesia hanya dapat penyakit, sedang duit rokok dibawa ke luar negeri. Apalagi, yang paling banyak merokok adalah orang miskin. Guna mengantisipasi pengobatan bagi perokok, Muhammadiyah akan membuat klinik rehabilitasi perokok.

Sebagaimana diketahui, tahun 2005 Majelis Tarjih telah mengeluarkan fatwa yang berbunyi, merokok hukumnya mubah (yang berarti boleh dikerjakan, tapi kalau ditinggalkan lebih baik). Namun, fatwa itu kemudian direvisi karena dampak negatif merokok mulai dirasakan oleh semua lapisan masyarakat, tidak hanya oleh perokok. “Muhammadiyah merasa perlu mengingatkan kepada masyarakat akan bahaya tersebut,” ujar Yunahar Ilyas. [ans/www.hidayatullah.com]

 

Apa jasa Gus Dur hingga diberi gelar pahlawan? January 4, 2010

Filed under: Uncategorized — ainspirasi @ 4:32 am

kalau Gus diberi gelar pahlawan karena prulalitas berti besok Siti Musdah Mulia yang pro homo/lesbi juga dapat dong?

 

Membunuh Anak Perempuan Takut Miskin December 15, 2009

Filed under: Wawasan — ainspirasi @ 5:45 am
Tags: , ,

Di sebuah seminar di India dilaporkan oleh Chowdhury, Menteri Urusan Wanita dan anak-anak, bahwa di India dalam 20 tahun terkahir telah dibunuh sekitar 10 juta bayi-bayi perempuan oleh orang tuanya. Pembunuhannya dilakukan dengan cara meracuni anak-anak tersebut atau menggantungnya. Ini terjadi karena wanita dianggap sebagai penyebab kemiskinan. Ketika menikah sang wanita harus memberi mahar kepada calon suaminya.

http://ginacobb.typepad.com/gina_cobb/india/

Di jaman jahiliyah lubang kuburan seakan sudah menunggu di samping ranjang bayi yang baru lahir. Alasan membunuh bayi ada dua: takut miskin dan hina. Sebagaimana dijelaskan oleh Allah dalam surat 43: 17

17. Padahal apabila salah seorang di antara mereka diberi kabar gembira dengan apa[1350] yang dijadikan sebagai misal bagi Allah yang Maha Pemurah; jadilah mukanya hitam pekat sedang Dia Amat menahan sedih[1351].

Pembunuhan anak-anak tidak hanya di Arab. Di berbagai belahan dunia praktik ini pernah dilakukan. Di jaman Yunani kuno masyarakatnya biasa membunuh anak-anak yang lemah, cacat, atau anak yang tidak diinginkan. Masyarakat Cina lebih menyukai anak laki-laki disbanding perempuan sehingga kurang memperhatikan bayi-bayi perempuan hidup, minimal mengabikan kelangsungan hidupnya. Di Jepang para petani mengubur bayi perempuan laksana menanm padi. Orang Eskimo menghanyutkan bayi perempuan di salju sedang di hutan-hutan Brasil, bayi dibiarkan mati di bawah pohon. Di London sekitar tahun 1860, bayi-bayi mati biasa tampak di halaman parker dan di saluran kotoran. Di Perancis ribuan bayi dikirim ke panti asuhan selama-lamanya. Di Afrika dan Papua Nugini bayi-bayi dikubur bersama ibunya bila sang ibu meninggal saat melahirkan.

http://www.zawaj.com/articles/women_preislamic.html

Meskipun umat Yahudi dan Nasrani mengecam penguburan bayi hidup-hidup (Inggris: Infanticide) di Injil terdapat ayat yang menyebut diijinkannya infantisida. Misalnya tertera dalam Samuel 15;3 Tuhan memerintahkan membunuh bayi yang menyusui dan dalam Psalm 137:9 tuhan memerintahkan anak-anak musuh tuhan agar dibunuh di batu karang. Ini tidak berarti umat Nasrani menerima infantisida. Terdapat banyak bukti pihak gereja memerangi praktik ifantisida di abad pertengahan.

Sebelum diutusnya Rasulullah masyarakat Arab bersifat Patriarchal (lebih mengutamakan nasab ayah, pihak laki-laki) dan wanita dianggap beban keluarga. Ada pepatah Arab “Sebuah perbuatan mulia adalah mengubur bayi perempuan hidup-hidup”

Al Quran menyebut tentang infantisida di lima tempat. Empat ayat pertama dalam periode Mekah. Ayat-ayat Quran menyebut alasan-alasan berbeda untuk infantisida. Di antaranya adalah malu kalau diberitahu anaknya lahir perempuan. Atau juga akan menjadi bahan ejekan teman-temannya.

Seorang bernama Qais bin Asim datang kepada Rasulullah dan berkata “saya telah mengubur 8 orang anakku”

http://www.al-mubin.org/attachments/186_Reflections%20from%20the%20Glorious%20Quran%203.pdf

Ø Ibnu Abbas berkata, “barang siapa yang memiliki seorang wanita dan tidak menuguburkannya atau tidak meghinanya, dan tidak pilih kasih pada anak-anaknya, Allah menjanjikan surga baginya. (Abu Dawud 5/5146)

Ø Rasulullah bersabda “barang siapa yang bersusah payah menjaga anak perempuannya, dan merawatnya, maka dia akan dilindungi dari siksaan api neraka” (Al-Lulu Wal Marjan, Mukhtasar As Sunnah)

Ø Rasulullah memiliki empat orang anak perempuan dan sangat menyayanginya. Beliau berkata untuk Fatimah “Fatimah adalah bagian dari diriku, apa yang membuatnya marah maka saya pun juga marah” (Bukhari)

Ø Sahabat Jabir ra berkata, bahwa Rasulullah saw telah bersabda: “Barangsiapa memiliki tiga orang anak perempuan sedangkan dia mengasih sayanginya serta mendidiknya dengan baik, maka dia berhak masuk sorga tanpa hisab. Lalu ada orang yang mengajukan pertanyaan kepada Rasulullah: “Ya Rasulullah, bagaimana kalau hanya memiliki dua orang anak perempuan?” Jawab Rasulullah: “Ya, tetap akan masuk sorga sekalipun hanya dua orang anak perempuan ” Sahabat Jabir berkata: “Sekiranya ada sebagian kaum yang menanyakan apakah memiliki seorang anak perempuan juga bisa dijadikah alasan untuk berhak masuk sorga, tentu Rasulullah akan mengiyakannya.” (HR. Ahmad de­ngan sanad bagus, dan Thabrani dalam kitab Al-Ausath).

Ø Sahabat Jabir bin Samurah ra berkata, bahwa Rasulullah saw telah bersabda: “Mendidik anak adalah lebih baik daripada sedekah satu sha’ (satu kilogram) bahan makan.” (HR. Tirmidzi dari riwayat Nashih; Dia berkata, bahwa hadis ini hasan gharib. Menurut Imam Mundziri Nashih adalah Ibnu Abdillah Al-Mahali, yang dalam meriwayatkan hadis kurang bisa dipercaya).

Ø Sahabat Ayub bin Musa meriwayatkan hadis dari ayahnya dari kakeknya, bahwa Rasulullah saw telah bersabda: “Mendidik budi pekerti luhur kepada anak lebih utama daripada bersedekah setakar buah kurma.” (HR. Tirmidzi, dan menurutnya termasuk hadis hasan. Sedang menurut Imam Mundziri hadis irii adalah mursal).

Bukhari dan Muslim mengetengahkan sebuah riwayat bersumber dari sahabat Abi Hurairah ra, bahwa Rasulullah saw telah bersabda. “Jauhilah olehmu tujuh perkara yang bisa menghancurkan amal’.” Lalu ditanyakan kepada Rasulullah: “Ya Rasulullah, apakah tujuh perkara itu?” Jawab Rasulullah: “Menyekutukan Allah, sihir, membunuh orang yang diharamkan Allah dengan tanpa alasan yang benar, makan harta riba, makan harta anak yatim, meninggalkan barisan pertahanan ketika perang tengah berkecamuk, dan menuduh berbuat zina kepada wanita yang beriman yang sedang lupa.”

 

Jihad Sejati September 5, 2009

Filed under: Visi — ainspirasi @ 3:04 am
Tags: , , , , , ,

Dalam bahasa Arab kata “Jihad” merupakan kata benda. Bentuk lampaunya adalah “jahada”(laki-laki) dan “jahadat” (perempuan).  Bentuk aktif “jihad”adalah “mujahid” (laki-laki) dan “mujahida” (perempuan). Akar kata “jihad” adalah “juhd” yang artinya “upaya”. Kata lain yang terkait adalah “ijtihad” yang berarti “kerja keras atau kajian mendalam”.

Secara sederhana Jihad artinya “mengerahkan segala kemampuan,” termasuk di dalamnya “daya juang” dan “ketangguhan,” dalam mencapai tujuan. Dengan kata lain, jihad adalah daya juang menghadapai, atau ketangguahan, dalam meraih sebuah tujuan. Makna dari kata itu adalah sifat kebebasan alami untuk mengerahkan segala upaya atau kesadaran yang memilki tujuan.

Berbeda dengan pandangan umum, kata “jihad” tidak dimaksudkan upaya-upaya kekerasan, ciptakan “perang” dan biarkan terjadi kekerasan. Adalah artian umum bahwa aksi-aksi kekerasan sama juga seperti  damai, tergantung pada konteks di mana digunakan, seperti yang akan kita lihat nanti. Mirip dengan itu, “jihad” sebagai sebuah kata populer dapat digunakan oleh tujuan yang bukan Islami, yaitu dalam konteks non-agama.

Quran menggunakan kata kerja “jihad” sebagai ungkapan umum  “mengerahkan upaya-upaya terbaik mengahdapai sesuatu” yaitu dalam dua ayat berikut:

Dan Kami wajibkan manusia (berbuat) kebaikan kepada dua orang ibu- bapaknya. Dan jika keduanya memaksamu (jahadaka) untuk mempersekutukan Aku dengan sesuatu yang tidak ada pengetahuanmu tentang itu, maka janganlah kamu mengikuti keduanya. Hanya kepada-Ku-lah kembalimu, lalu Aku kabarkan kepadamu apa yang telah kamu kerjakan. (29:8)

Dan Kami perintahkan kepada manusia (berbuat baik) kepada dua orang ibu- bapanya; ibunya telah mengandungnya dalam keadaan lemah yang bertambah- tambah, dan menyapihnya dalam dua tahun. Bersyukurlah kepadaKu dan kepada dua orang ibu bapakmu, hanya kepada-Kulah kembalimu. (31:14) Dan jika keduanya memaksamu (jahadaka) untuk mempersekutukan dengan Aku sesuatu yang tidak ada pengetahuanmu tentang itu, maka janganlah kamu mengikuti keduanya, dan pergaulilah keduanya di dunia dengan baik, dan ikutilah jalan orang yang kembali kepada-Ku, kemudian hanya kepada-Kulah kembalimu, maka Kuberitakan kepadamu apa yang telah kamu kerjakan. (31:15)


Jihad dalam ayat-ayat di atas merujuk pada tindakan-tindakan yang dilakukan oleh orang tua non-Muslim untuk memaksa anak-anak Muslim menyembah selain Allah. Tujuan ini bertentangan dengan pesan-pesan Islam yang mengajarkan ketauhidan kepada Allah; inilah bentuk tindakan yang bukan berasal dari Islam. Ayat-ayat di atas menegaskan bahwa  jihad tidak butuh tindakan-tindakan kekerasan.

Harus diketahui bahwa ayat-ayat di atas memerintahkan setiap Muslim agar tetap berbuat baik kepada orang tua, kecuali mereka berupaya memaksa tunduk kepada selain Islam memeluk kyakinan polyteisme.

“Jihad”  dalam Qur’an

Meskipun pemakaian istilah “jihad” secara umum seperti dalam dua ayat di atas, Quran menggunakan “jihad” di dua puluh delapan ayat dengan arti-arti tertentu. Dalam hal ini, frasa “fi sabili Allah” yang bermakna “di jalan Allah” atau “demi membela Allah” biasanya mengikuti kata “jihad” atau salah satu turunannya, secara eksplisit, atau dijelaskan oleh konteksnya.

Berbeda dengan keyakinan umum bahwa ada salah pengertian tentang istilah “jihad” sebagai “perang suci,” jihad dalam Islam tidak semata-mata berperang di jalan Allah. Ini merupakan keadaan khusus dari jihad. Konsep Quran tentang jihad merujuk pada pengerahan upaya-upaya, dalam bentuk daya juang atau daya tangkal pada suatu hal, untuk membela Allah. Upaya ini bisa diartikan memukul mundur sebuah agresi,  atau bisa bermakna menangkal tindakan jahat atau nafsu angkara dari seseorang. Bahkan menyumbangkan harta bagi orang yang memerlukan merupakan bentuk jihad, sebagai sebuah cara mempertahankan diri terhadap perasaan angkuh dan sifat pelit memperkaya diri sendiri. jihad dibagi menjadi dua bagaian jihad dengan senjata dan jihad dengan damai. Jihad dengan senjata bersifat sementara untuk melawan agresi. Setelah agresi berhenti maka jihad senjata pun selesai. Jihad senjata hanya berlangsung ketika keadaan sangat gawat dan musuh datang dari luar.

Jihad dalam keadaan damai di satu sisi selalu ada, inilah mengapa bentuk jihad ini tak pernah mati. Satu bentuk nyata jihad damai adalah perang melawan “hawa nafsu”, dalam bahasa Arabnya diterjemahkan sebagai “sifat rendah”, yang merujuk pada sifat sombong dan niat jahat. Inilah musuh abadi yang tak pernah kelihatan, sehingga perang terhadapnya tak pernah berakhir.

Bentuk lain dari jihad damai adalah setiap tindakan damai dari Muslim yang mempertahankan diri terhadap sumber kejahatan dari luar. Menyampaikan ajaran Islam dalam lingkungan jahat, melawan tindakan jahat, dan semua tindakan mulya lainnya merupakan contoh jihad karena semuanya itu menangkal dan mempertahankan diri untuk mencapai sebuah tujuan mulya.  Mislanya, kesabaran nabi ketika diganggu dan disatroni oleh kaum kafir  dalam menyampaikan Quran adalah termasuk jihad:

Maka sabarlah kamu atas apa yang mereka katakan, dan bertasbihlah dengan memuji Tuhanmu, sebelum terbit matahari dan sebelum terbenamnya dan bertasbih pulalah pada waktu-waktu di malam hari dan pada waktu-waktu di siang hari, supaya kamu merasa senang, 20:130

Sangat menarik

 

Einstein bukan Penemu E=mc2 August 30, 2009

Filed under: Wawasan — ainspirasi @ 2:26 am
Tags: , , , ,

Persamaan matematis yang membuka era atom telah ditemukan oleh seseorang tak dikenal dua tahun sebelum Albert Einstein mempublikasikan teori relativitasnya.

Menurut Profesor Umberto Bartocci dari universitas Perugia, Olinto De Pretto, seorang Industralis dari Vicenza, telah mempublikasikan persamaan E=mc2 dalam sebuah majalah ilmiah Atte tahun 1903.

Masih menurut Profesor Bartocci, Einstein pasti menggunakan hasil kerja De Pretto di makalah-makalahnya tahun 1905, meskipun De Pretto tidak pernah memprotesnya.

Ada kesalahan dalam persamaan De Pretto, bukan teori relativitas, ketika memahami ether di jagad raya. Sehingga persamaannya dipublikasikan lagi tahun 1904 oleh Veneto Royal Science Institute,  namun tetap saja persamaan-persamaannya sulit dipahami.

Seorang Swiss berkebangsaan Italia Michele Besso telah memperingatkan tentang adanya kajian Einstein itu dan tahun 1905 Einstein mempublikasikan hasilnya. Dibutuhkan bertahun-tahun untuk memahami dengan baik penemuan itu. Ketika dolar mengalir ke kantung Einstein, orang melupakan jasa De Pretto yang mengantarkan Einstein menjadi ilmuwan terkenal. De Pretto meninggal tahun 1921.

De Pretto bukanlah penemu hukum relativitas namun tidak diragukan dialah orang pertama yang menggunakan persamaan relativitas. Ini merupakan hal penting ujar Profesor Bartocci yang meyakini Einstein menjiplak hasil karya De Pretto.

http://www.guardian.co.uk/world/1999/nov/11/rorycarroll

 

Aparat Bikin Resah, Jangan Mau Kerjasama August 22, 2009

Filed under: Opini — ainspirasi @ 8:05 am

Hari-hari terakhir tampaknya kegiatan dakwah sudah mulai diawasi lagi mirip jaman orba.  Keberadaan para aparat yang memantau dakwah ini mungkin tujuannya baik. Akan tetapi tampak bahwa cara-cara ini alih-alih membuat nyaman sebaliknya menjadikan sebagian ustadz-ustadz  gerah.

Minyakapi kebijakan aparat yang demikian maka sudah seharusnya masyarakat berhati-hati. Jangan sampai keberadaan mereka hanya upaya-upaya untuk menekan agar para ustadz tidak terlalu menggoyang pemerintahan. Mirip jaman orba dahulu setiap orang yang tidak disukai langsung dicap antipancasila. Kini ungkapannya mungkin setiap orang yang tidak disukai akan dicap anti pemerintah atau bahkan anti kemapanan.

Kepada masyarakat luas dihimbau untuk jangan mudah terpancing dengan isyu-isyu yang akan saling membenturkan umat Islam. Hindarilah kerjasama dengan aparat yang suka sekali menyudutkan umat Islam. Namun jangan samapi ketidak setujuan umat diungkapkan dengan dengan cara-cara yang kasar. Kita gunakan cara-cara halus misalnya dengan membuat acara-acara berbau dakwah tapi sebenarnya acara heppy-hepy, ultah dan sebagainya. Kita bikin sibuk aparat dengan seakan-akan ada acara dakwah yang heboh tapi isinya pertunjukan srimulat. Kita bikin suasana hingar bingar sehingga merepotkan mereka, saling “kibul”. Tapi eit..hati-hati kita juga malah bisa dijebak oleh aparat.

 

Rasulullah dan para Sahabat menyambut Ramadhan August 17, 2009

Filed under: Visi — ainspirasi @ 9:29 am
Tags: , , , , ,

“Kecewa dan merugi orang yang berkesempatan hidup pada bulan Ramadhan tetapi tidak sampai terampuni dosa-dosanya..”

Rasulullah menaiki mimbar (untuk berkhutbah), menginjak anak tangga pertama beliau mengucapkan “aamin”, begitu pula pada anak tangga kedua dan ketiga. Seusai shalat para sahabat bertanya, mengapa Rasulullah mengucapkan ‘aamin? Lalu beliau menjawab, malaikat Jibril datang dan berkata: Kecewa dan merugi seseorang yang bila namamu disebut dan dia tidak mengucapkan shalawat atasmu, lalu aku berucap aamin. Kemudian malaikat berkata lagi, kecewa dan merugi orang yang berkesempatan hidup bersama kedua orang tuanya tetapi dia tidak sampai bisa masuk surga, lalu aku mengucapkan aamin. Kemudian katanya lagi, kecewa dan merugi orang yang berkesempatan hidup pada bulan Ramadhan tetapi tidak sampai terampuni dosa-dosanya, lalu aku mengucapkan aamin. Hadits itu diriwayatkan oleh Imam Ahmad.

Ramadhan adalah nama salah satu bulan dari dua belas bulan Hijriyah, sama dengan Jum’at yang merupakan nama hari dari tujuh hari yang terus berputar. Tidak ada perbedaan antara hari Jum’at dengan hari Senin, demikian juga tidak ada bedanya antara Ramadhan dengan bulan lainnya. Secara fisik, semua bulan dan hari itu sama saja. Perbedaannya sesungguhnya terletak pada pemaknaan atasnya. Pemaknaan itu bisa terkait dengan momentum sejarah, bisa juga karena secara sengaja telah ditetapkan oleh Sang Pencipta hari dan bulan untuk memuliakannya.

Ramadhan telah memenuhi kedua alasan di atas, selain disengaja oleh Allah untuk disucikan dan dimuliakan, di dalamnya terdapat juga berbagai peristiwa sejarah yang sangat monumental. Sejarah itu tidak saja terjadi pada Rasulullah Salallaahu ‘alaihi wa sallam, tapi juga terjadi pada masa-masa kenabian jauh sebelumnya.

Dalam beberapa hadits dan keterangan yang lain disebutkan semua kitab suci diturunkan oleh Allah pada bulan Ramadhan. Nabi Ibrahim ‘Alaihis salaam menerima kitab pada hari pertama atau ketiga pada bulan Ramadhan. Nabi Daud As juga menerima kitab Zabur pada hari kedua belas atau delapan belas bulan yang sama. Demikian juga nabi Musa As dan Isa As, masing masing telah menerima kitab Taurat dan Injil pada bulan Ramadhan. Nabi Muhammad Saw, sebagai nabi pamungkas menerima kitab al-Qur’an pada tanggal 17 bulan Ramadhan.

Adalah desain dari “atas”, jika semua kitab suci diturunkan pada bulan Ramadhan. Kesengajaan itu semata-mata ditujukan untuk mensucikan dan memuliakannya. Memang ada empat bulan lainnya yang dimuliakan Allah, tapi Ramadhan tetap menempati urutan teratas. Bukan hanya karena momentumnya, tapi terlebih karena Allah Swt menjanjikan berbagai bonus dan diskon istimewa. Karena alasan itulah, jauh sebelum bulan Ramadhan tiba, Rasulullah saw telah menyambutnya.

Sejak bulan Sya’ban, Rasulullah menganjurkan ummatnya agar mempersiapkan diri menyambut kedatangan “tamu mulia” ini, yaitu dengan memperbanyak ibadah, terutama ibadah shaum. Yang belum terbiasa shaum pada hari Senin dan Kamis, diharapkan pada bulan Sya’ban sudah mulai menjalankannya. Jika belum mampu, cukup dengan tiga hari di tengah bulan. Hal ini dilakukan semata-mata untuk mempersiapkan mental sekaligus fisik untuk menghadapi bulan yang disucikan tersebut.

Bulan Sya’ban adalah bulan persiapan. Seorang Muslim yang akan memasuki arena Ramadhan hendaknya mempersiapkan segala sesuatunya. Dalam dirinya sudah terbayang suasana indah Ramadhan tersebut. Suasana itu tergambar dalam hatinya dan terukir dalam benak fikirannya. Kehadirannya dirindukan dan dinanti-nantikan. Ibarat orang dipenjara yang selalu menghitung hari pembebasannya, maka setiap hati sangatlah berarti. Begitulah gambaran seorang Muslim, terutama para sahabat Nabi di masa yang lalu.

Saat-saat menanti Ramadhan, para sahabat tak bedanya seperti calon pengantin yang merindukan hari-hari pernikahannya. Jauh hari sebelum hari “H” nya, mereka sudah memikirkan hal-hal yang sekecil-kecilnya. Mereka berfikir, gaun apa yang akan dipakai pada saat yang penting itu, apa yang diucapkannya, sampai bagaimana cara jalannya dan menata senyumnya. Begitulah gambaran seorang Muslim yang merindukan datangnya Ramadhan. Tiada seorangpun di antara kaum Muslimin yang bersedih hati ketika menghadapi Ramadhan. Sebaliknya mereka bersuka cita dan bergembira, menyambutnya dengan penuh antusias dan semangat yang menyala-nyala.

Merupakan tradisi di masa Rasulullah, pada saat akhir bulan Sya’ban para sahabat berkumpul di masjid untuk mendengar khutbah penyambutan Ramadhan. Saat itu dimanfaatkan oleh kaum Muslimin untuk saling meminta maaf di antara mereka. Seorang sahabat kepada sahabatnya, seorang anak kepada orang tuanya, seorang adik kepada kakaknya, dan seterusnya. Mereka ingin memasuki bulan Ramadhan dengan tanpa beban dosa. Mereka ingin berada dalam suasana ramadhan yang disucikan itu dalam keadaan suci dan bersih.

Kebiasaan Rasulullah dan para sahabatnya ini perlu dihidupkan lagi tanpa harus mengubah tradisi yang sudah ada dan eksis sampai saat ini. Biarlah hari raya ‘Idul Fitri tetap dalam tradisinya, tapi pada akhir bulan Sya’ban perlu ditradisikan hal-hal yang sudah menjadi kebiasaan Nabi, yaitu dengan memperbanyak silaturrahim, saling meminta maaf, dan bertahniah, selain menyambutnya dengan ceramah yang dikhususkan untuk itu. Tahniah, saling mengucapkan “selamat” adalah kebiasaan baik yang ditadisikan Rasulullah. Mestinya ummat Islam lebih serius mengirim kartu Ramadhan daripada kartu lebaran.

Diperlukan kepeloporan dari kita semua untuk memulai tradisi baru dalam menyambut Ramadhan sesuai dengan tuntunan Rasulullah. Kita perlu sedikit kreatif untuk memulainya. Ide-ide baru juga perlu dimunculkan untuk menggagas kegairahan ummat dalam menyambut bulan suci tersebut. Perlu ada energi khusus untuk mengalihkan pusat perhatian ummat yang hanya tertuju pada hari raya kepada bulan Ramadhan. Ini bukan pekerjaan ringan, karena kebiasaan yang ada saat ini sudah mendarah mendaging.

Tidaklah salah bila seseorang berziarah kubur saat menjelang Ramadhan, sebagaimana berziarah kubur di hari-hari yang lain. Hanya saja tradisi itu perlu diluruskan dengan memberi pemahaman kepada mereka tentang tata cara berziarah kubur, dan terutama tujuannya. Jangan sampai mereka salah niat dan tujuannya. Jangan pula salah tata caranya. Ini penting karena menyangkut “Aqidah”.

Perlu juga dipahamkan, mengapa mereka lebih menyukai berziarah kepada orang yang sudah mati, sedangkan kepada orang yang masih hidup mereka enggan untuk menziarahinya. Padahal yang masih hidup itu bisa jadi adalah orang tua mereka sendiri, paman-bibi, saudara-saudara, dan handai tolannya sendiri. Menziarahi kubur orang yang sudah mati itu baik, tapi menziarahi orang yang masih hidup jauh lebih dianjurkan lagi. Tujuan berziarah kubur untuk mengingatkan kita akan kematian. Sedangkan tujuan berziarah kepada orang yang masih hidup adalah untuk menyambung silaturrahim, yang intinya adalah untuk menjaga kalangsungan hidup itu sendiri.

Dianjurkan kepada kaum Muslimin untuk mengunjungi kaum kerabat, terutama orang tua untuk mengucapkan tahniah, memohon maaf, dan meminta nasehat menjelang ramadhan. Jika jaraknya jauh, bisa ditempuh melalui telepon, surat pos, atau dengan cara-cara lain yang memungkinkan pesan itu sampai ke tujuan. Adalah baik jika kebiasaan itu dikemas secara kreatif, misalnya dengan mengirimkan kartu ramadhan yang berisi tiga hal di atas.

Adapun tentang ceramah yang diselenggarakan khusus untuk menyambut ramadhan, Rasulullah telah memberikan contohnya. Pada saat itu sangat tepat jika disampaikan tentang segala hal yang berkait langsung dengan Ramadhan. Mulai dari janji-janji Allah terhadap mereka yang bersungguh-sungguh menjalani ibadah Ramadhan, amalan-amalan yang harus dan sunnah dikerjakan selama ramadhan, sampai tentang tata cara menjalankan seluruh rangkain ibadah tersebut.

Berikut ini adalah contoh khutbah Rasulullah dalam menyambut Ramadhan:

“Wahai ummatku, akan datang kepadamu bulan yang mulia, bulan penuh berkah, yang pada malam itu ada malam yang lebih mulia dari seribu bulan. Itulah malam dimana Tuhan memberi perintah bahwa kewajiban puasa harus dilakukan di siang hari; dan Dia menciptakan shalat khusus (tarawih) di malam hari.

Barang siapa yang berusaha mendekatkan diri kepada Allah dengan melakukan kebaikan-kebaikan pada bulan ini maka dia akan mendapatkan ganjaran seperti jika dia menunaikan suatu ibadah di bulan-bulan lain pada tahun itu. Dan barangsiapa yang menunaikan suatu ibadah kepada Allah, maka dia akan mendapatkan tujuh puluh kali lipat ganjaran orang yang melakukan ibadah di bulan bulan lain pada tahun itu.

Sesungguhnya bulan Ramadhan adalah bulan kesabaran, dan pahala kesabaran yang sejati adalah surga. Inilah bulan yang penuh simpati terhadap sesama manusia; ini juga merupakan bulan di mana rizqi seseorang ditambah. Barangsiapa memberi makan orang lain untuk berbuka puasa, maka dia akan mendapatkan ampunan atas dosa-dosanya dan dijauhkan dari api neraka, dan dia akan mendapatkan pahala seperti orang yang diberinya makan untuk berbuka puasa, tanpa mengurangi pahala orang tersebut sedikitpun.

Kami (para sahabat) bertanya, wahai Rasulullah, tak semua orang di antara kami mempunyai cukup persediaan untuk memberi makan orang lain yang berpuasa. Rasulullah Saw menjawab, Allah memberikan pahala yang sama bagi orang yang memberi orang lain yang sedang berpuasa sebuah kurma dan segelas air minum atau seteguk susu untuk mengakhiri puasanya.

Inilah bulan yang bagian awalnya membawa keberkahan dari Allah Swt, bagian tengahnya membawa ampunan Allah, dan bagian akhirnya menjauhkan dari api neraka. Barangsiapa yang meringankan beban seseorang di bulan ini, maka Allah akan mengampuninya dan membebaskannya dari api neraka.

Dan pada bulan ini ada empat perkara yang harus kalian lakukan dalam jumlah besar, dua di antaranya adalah berbakti kepada Allah, sedang dua lainnya adalah hal-hal yang tanpa itu kamu tidak akan berhasil. Berbakti kepada Allah adalah membaca syahadat yang berarti kamu bersaksi akan keesaan Allah. La ilaaha illallah (tidak ada tuhan selain Allah) dan memohon ampunan Allah atas kesalahan-kesalahan yang kalian lakukan. Sedangkan dua hal lainnya yang tanpa itu kalian tak akan berhasil adalah kalian harus memohon kepada Allah untuk dapat masuk surga dan memohon kepada-Nya untuk dijauhkan dari api neraka.

Dan barangsiapa yang memberi minum kepada orang yang berpuasa, maka Allah akan memberinya minum dari sumber airku, air yang jika diminum tak akan pernah membuatnya haus hingga pada hari dia memasuki surga.”

Selamat meraih sukses tertinggi dalam Ramadhan kali ini.· (Hamim Thohari)

sumber : republika

 

Khutbah Nabi Muhammad SAW Menyambut Ramadhan

Filed under: Visi — ainspirasi @ 9:11 am
Tags: , , , , , ,

Pada penghujung bulan Sya’ban, Nabi Muhammad SAW mengumpulkan para sahabat beliau, kemudian beliau berkhutbah di hadapan mereka tentang bulan Ramadhan yang akan datang untuk memberi motivasi kepada mereka untuk menyambut Ramadhan dengan kegembiraan dan suka cita, karena sesungguhnya Ramadhan adalah hadiah istimew dari Allah SWT kepada kita umat Nabi Muhammad SAW.

Beliau bersabda, ” Wahai manusia! Sungguh telah datang pada kalian bulan ALLAH dengan membawa berkah rahmat dan maghfirah. Bulan yang paling mulia disisi ALLAH. Hari-harinya adalah hari-hari yang paling utama. Malam-malamnya adalah malam-malam yang paling utama. Jam demi jamnya adalah jam-jam yang paling utama. Inilah bulan ketika kamu diundang menjadi tetamu Allah dan dimuliakan oleh-NYA. Di bulan ini nafas-nafasmu menjadi tasbih, tidurmu ibadah, amal-amalmu diterima dan doa-doamu diijabah. Memohonlah kepada Allah Rabbmu dengan niat yang tulus dan hati yang suci agar Allah membimbingmu untuk melakukan shiyam dan membaca Kitab-Nya.

Celakalah orang yang tidak mendapat ampunan Allah di bulan yang agung ini. Kenanglah dengan rasa lapar dan hausmu, kelaparan dan kehausan di hari kiamat. Bersedekahlah kepada kaum fuqara dan masakin. Muliakanlah orang tuamu, sayangilah yang muda, sambungkanlah tali persaudaraanmu, jaga lidahmu, tahan pandanganmu dari apa yang tidak halal kamu memandangnya dan pendeng aranmu dari apa yang tidak halah kamu mendengarnya. Kasihilah anak-anak yatim, niscaya dikasihi manusia anak-anak yatimmu. Bertaubatlah kepada Allah dari dosa-dosamu. Angkatlah tangan-tanganmu untuk berdoa pada waktu shalatmu karena itulah saat-saat yang paling utama ketika Allah Azza wa Jalla memandang hamba-hamba-Nya dengan penuh kasih; Dia menjawab mereka ketika mereka menyeru-Nya, menyambut mereka ketika mereka memanggil-Nya dan mengabulkan doa mereka ketika mereka berdoa kepada-Nya.

Wahai manusia! Sesungguhnya diri-dirimu tergadai karena amal-amalmu, maka bebaskanlah dengan istighfar. Punggung-punggungmu berat karena beban (dosa) mu, maka ringankanlah dengan memperpanjang sujudmu. Ketahuilah! Allah SWT bersumpah dengan segala kebesaran-Nya bahwa Dia tidak akan mengazab orang-orang yang shalat dan sujud, dan tidak akan mengancam mereka dengan neraka pada hari manusia berdiri di hadapan Rabbul-alamin. Wahai manusia! Barang siapa di antaramu memberi buka kepada orang-orang mukmin yang berpuasa di bulan ini, maka di sisi Allah nilainya sama dengan membebaskan seorang budak dan dia diberi ampunan atas dosa-dosa yang lalu. Sahabat-sahabat Rasulullah bertanya: “Ya Rasulullah Tidaklah kami semua mampu berbuat demikian.” Rasulullah meneruskan: Jagalah dirimu dari api neraka walaupun hanya dengan sebiji kurma. Jagalah dirimu dari api neraka walaupun hanya dengan seteguk air.

Wahai manusia! Siapa yang membaguskan akhlaknya di bulan ini ia akan berhasil melewati sirathol mustaqim pada hari ketika kai-kaki tergelincir. Siapa yang meringankan pekerjaan orang-orang yang dimiliki tangan kanannya (pegawai atau pembantu) di bulan ini, Allah  akan meringankan pemeriksaan-Nya di hari kiamat. Barangsiapa menahan kejelekannya di bulan ini, Allah akan menahan murka-Nya pada hari ia berjumpa dengan-Nya. Barang siapa memuliakan anak yatim di bulan ini, Allah akan memuliakanya pada hari ia berjumpa dengan-Nya. Barang siapa menyambungkan tali persaudaraan (silaturahmi) di bulan ini, Allah akan menghubungkan dia dengan rahmat-Nya pada hari ia berjumpa dengan-Nya.

Barang siapa memutuskan kekeluargaan di bulan ini, Allah akan memutuskan rahmat-Nya pada hari ia berjumpa dengan-Nya. Barang siapa melakukan shalat sunat dibulan ini, ALLOH akan menuliskan baginya kebebasan dari api neraka. Barangsiapa melakukan shalat fardu baginya ganjaran seperti melakukan 70 shalat fa rdu di bulan lain. Barangsiapa memperbanyak shalawat kepadaku di bulan ini, Allah akan memberatkan timbangannya pada hari ketika timbangan meringan. Barangsiapa di bulan ini membaca satu ayat Al-Quran, ganjarannya sama seperti mengkhatam Al-Quran pada bulan-bulan yang lain.

Wahai manusia! Sesungguhnya pintu-pintu surga dibukakan bagimu, maka mintalah kepada Tuhanmu agar tidak pernah menutupkannya bagimu. Pintu-pintu neraka tertutup, maka mohonlah kepada Rabbmu untuk tidak akan pernah dibukakan bagimu. Setan-setan terbelenggu, maka mintalah agar ia tak lagi pernah menguasaimu. Amirul mukminin berkata: “Aku berdiri dan berkata: “Ya Rasulullah! Apa amal yang paling utama di bulan ini?” Jawab Nabi: Ya Abal Hasan! Amal yang paling utama dibulan ini adalah menjaga diri dari apa yang diharamkan Allah”. “Wahai manusia, sesungguhnya kamu akan dinaungi oleh bulan yang senantiasa besar lagi penuh keberkahan, yaitu bulan yang di dalamnya ada suatu malam yang lebih baik dari seribu bulan; bulan yang Allah telah menjadikan puasanya suatu fardhu, dan qiyam di malam harinya suatutathawwu’.”

“Barangsiapa mendekatkan diri kepada Allah dengan suatu pekerjaan kebajikan di dalamnya, samalah dia dengan orang yang menunaikan suatu fardhu di dalam bulan yang lain.” “Ramadhan itu adalah bulan sabar, sedangkan sabar itu adalah pahalanya surga. Ramadhan itu adalah bulan memberi pertolongan (syahrul muwasah) dan bulan Allah  memberikan rizqi kepada mukminin didalamnya.”

“Barangsiapa memberikan makanan berbuka seseorang yang berpuasa, adalah yang demikian itu merupakan pengampunan bagi dosanya dan kemerdekaan dirinya dari neraka. Orang yang memberikan makanan itu memperoleh pahala seperti orang yang berpuasa tanpa sedikitpun berkurang.” Para sahabat berkata, “Ya Rasulullah, tidaklah semua kami memiliki makanan berbuka puasa untuk orang lain yang berpuasa. Maka bersabdalah Rasulullah SAW, “Allah memberikan pahala kepada orang yang memberi sebutir kurma, atau seteguk air, atau sehirup susu.” “Dialah bulan yang permulaannya rahmat, pertengahannya ampunan dan akhirnya pembebasan dari neraka. Barang siapa meringankan beban dari budak sahaya (termasuk di sini para pembantu rumah) niscaya Allah mengampuni dosanya dan memerdekakannya dari neraka.”

“Oleh karena itu banyakkanlah yang empat perkara di bulan Ramadhan; dua perkara untuk mendatangkan keridhaan Tuhanmu, dan dua perkara lagi kamu sangat menghajatinya.” “Dua perkara yang pertama ialah mengakui dengan sesungguhnya bahwa tidak ada Tuhan selain Allah dan mohon ampun kepada-Nya . Dua perkara yang kamu sangat memerlukannya ialah mohon surga dan perlindungan dari neraka.”

“Barangsiapa memberi minum kepada orang yang berbuka puasa, niscaya Allah memberi minum kepadanya dari air kolam-Ku dengan suatu minuman yang dia tidak merasakan haus lagi sesudahnya, sehingga dia masuk ke dalam surga.”

(HR. Ibnu KHuzaimah).

http://madinatulilmi.com/?prm=posting&kat=1&var=detail&id=129

 

Mengapa 3 Stasiun TV Kompak Tolak Iklan Pemilu Mega-Pro? June 25, 2009

Filed under: Opini — ainspirasi @ 4:24 am
Tags: , ,

Pepih Nugraha

Saya menyaksikan iklan pemilu dari capres/cawapres Megawati Soekarnoputri – Prabowo Subianto (MEGA-PRO) di Youtube yang disebut-sebut ditolak penayangannya secara kompak oleh sembilan stasiun televisi dan saya merasa tidak ada sesuatu yang “berbahaya” dan “ancaman” dari penayangan iklan pemilu itu. Saya tidak tahu siapa yang merasa terancam, apakah stasiun televisi, pemerintah, KPU, Bawaslu, atau para pemilik stasiun televisi itu atas nama “kepentingan”? Lantas hak pemirsa untuk melihat tayangan iklan pemilu itu dikemanakan? Bukankah lebih baik ditayangkan dulu lalu kemudian dilarang jika terbukti berbahaya dan mengancam?

Iklan pemilu yang saya lihat di Youtube berjudul Harga itu menggambarkan kehidupan sehari-hari rakyat kecil. Namun di sana terselip sekuel angka-angka yang saling berganti. Konon, ada empat seri iklan pemilu MEGA-PRO yang ditolak oleh sembilan stasiun televisi itu, yakni iklan pemilu berjudul: Bangkrut, Mencintai, Pekerjaan, dan Harga. Sementara tiga materi iklan pemilu lainnya berjudul Persatuan, Maju dan Tim, bisa diterima semua stasiun televisi.

Berdasarkan informasi yang saya peroleh, iklan pemilu Bangkrut hanya diterima Indosiar, sementara stasiun lain menolaknya. Iklan Mencintai ditolak antara lain oleh RCTI, Global, Trans, dan Trans7. Iklan Harga dan Pekerjaan ditolak antara lain oleh SCTV, Trans dan Trans7.

Iklan Harga menggambarkan uang yang tersimpan di dompet, uang itu cepat berubah dari nilai Rp 50.000, Rp 20.000, Rp 10.000, sampai tinggal Rp 1.000 dan lalu menghilang di dompet. Untuk harga-harga nilai uang digambarkan cepat meroket naik. Cabai dari Rp 7.500 naik menjadi Rp 11.000, mintak goreng naik dari Rp 6.500 menjadi Rp 10.000. Orang menuang bensin ke tangki motor, belum lagi tangki penuh bensin sudah habis kering kerontang. Transportasi rakyat digambarkan menghilang, bahkan sajian makanan di meja makan keluarga pun cepat menghilang.

Ada penggambaran Istana Merdeka, lalu diganti dengan gambaran seorang ibu yang harus membayar tabung gas 3 kiloan berwarna hijau, padahal seharusnya tabung gas itu gratis. Digambarkan pula rakyat yang menderita (mungkin akibat bencana) nasional yang kerap menerpa, digambarkan orang susah dimana-mana, sampai kemudian datanglah sosok MEGA-PRO menyapa rakyat petani, anak-anak sekolah, dan pedagang di pasar. Iklan pemilu ditutup dengan tulisan “MEGA-PRO” nomor urut “1″ dengan tanda “contrengan” (v).

Lantas yang menjadi pertanyaan saya: mengapa sembilan stasiun televisi begitu kompak tidak bersedia menayangkan iklan pemilu MEGA-PRO yang konon berdasar data dan angka-angka dari BPS yang berarti real dan bukan angka jadi-jadian itu? Bukannya selama ini stasiun televisi manapun sangat lapar akan kue iklan yang lezat yang berasal dari pundi-pundi capres/cawapres? Kalau stasiun-stasiun televisi begitu kompak menolak, siapa kiranya yang meminta kesembilan stasiun televisi itu untuk kompak menolak iklan pemilu MEGA-PRO? Pemerintahkah? Bawaslukah? KPU-kah? atau Siapa? Atau itu tadi, swasensor pemiliknya sendiri karena rasa takut atau atas nama “kepentingan” lain?

Harus ada penjelasan kepada publik mengenai hal ini! Kita tahu, unsur pemerintah dalam hal ini (kalau benar pihak yang meminta sembilan stasiun televisi untuk kompak menolak) adalah incumbent. Incumbent tidak lain Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) dan Jusuf Kalla (JK). Nah, apakah SBY dan JK sebagai incumbent merasa keberatan dengan iklan yang mungkin dianggap “mendiskreditkan” kinerja pemerintah mereka saat sebagai presiden/wapres?

Sebagai hasil kreativitas, apapun bentuk dan medianya, saya pribadi sangat menyayangkan adanya pelarangan iklan pemilu itu kalau benar itu terjadi. Mengapa, sebab hasil keativitas itu harus dibunuh justru sebelum dilahirkan. Bukankah lebih baik dinilai dulu baru kemudian diambil tindakan? Bolehlah Bawaslu bekerja setelah penayangan ini. Jika sebelum ditayangkan sudah harus dilarang, bukankah berarti sensor namanya dan setiap sensor bisa diartikan sebagai diktator atau sewenang-wenang!?

Jika sampai persoalan ini mencuat ke permukaan dan publik tahu siapa pihak yang melarang-larang iklan pemilu MEGA-PRO, besar kemungkinan orang itu (kalau dia capres/cawapres), akan mengundang antipati publik karena menggambarkan paranoid dan ketakutan berlebihan yang tidak beralasan. Meminjam istilah catur, tepat rasanya jika dibilang sebagai “blunder” besar. Sebaliknya, MEGA-PRO akan menangguk simpatik publik karena dianggap pihak yang dirugikan akibat kreativitas dan idenya diberangus oleh sembilan stasiun televisi.

Saya menduga-duga, jangan-jangan pihak-pihak yang melarang iklan pemilu MEGA-PRO itu masih trauma atas nyelonongnya Si Butet Yogya (disingkat SBY juga, kan?) saat Deklarasi Pemilu Damai tempo hari. Kita tahu SBY yang satu ini menelanjangi pemerintah dan KPU secara terang-terangan dan terduga di depan SBY yang incumbent. Apakah KPU, Bawaslu dan juga pemerintah takut aksi Si Butet Yogya ini terulang kembali melalui iklan pemilu MEGA-PRO?

Ah, rasanya nggak perlu separno itu deh!
Sumber: kompasiana.com

Iklan tentang harga naik yang ditolak penayangannya oleh beberapa stasiun TV swasta bisa klik di Youtube:

Mengapa 3 Stasiun TV Kompak Tolak Iklan Pemilu Mega-Pro?

 

SBY-Boediono : Antara Utang dan Rakyat Miskin June 23, 2009

Filed under: Opini — ainspirasi @ 9:03 am
Tags: , ,

Senin, 22/06/2009 17:02 WIB

Melihat kebelakang, acara deklarasi SBY-Boediono di gedung Sabuga (Sasana Budaya Ganesha), yang penuh dengan gemerlap, dan mirip acara Partai Demokrat AS, yang meresmikan pasangan Obama dan Joseph Biden, maka suatu pameran kemewahan, di tengah-tengah penderitaan jutaan rakyat Indonesia. Pakar komunikasi politik UI, Dr. Effendi Gazali, melalui berbagai media, mengirimkan pesan, jika acara mewah itu, mereka tidak pro-rakyat miskin, ucapnya.

Entah berkaitan atau tidak, tidak dimilikinya empati dalam acara mewah itu, sejalan dengan konsep-konsep IMF yang sejak tahun 1998, menawarkan konsep-konsep yang banyak ‘membunuh’ jutaan rakyat miskin di negeri ini. Walau Boediono membantah dirinya sebagai agen IMF, namun banyak konferensi pers yang dia gelar sebagai pejabat Gubernur BI dan Menko Ekuin dahulu yang menyatakan sebaliknya.

Dalam artikel berjudul ‘Jalan Liberal Pak Boed’ (Media Indonesia, 28 Februari 2007), ekonom Revrisond Baswir, menulis komentar, pidato pengukuhan Dr. Boediono sebagai guru besar ekonomi UGM Yogyakarta, setebal 28 halaman, ternyata mengacuhkan sistem perekonomian kolonial yang sudah berjalan berabad-abad. “Era kolonial adalah ialah bagian teramat penting dari sejarah perekonomian Indonesia. Ia tidak hanya penting karena berlangsung dalam kurun waktu yang sangat lama, ia juga penting sebab aspek ekonomi adalah aspek utama kolonialisme”, ungkapnya.

Baswir menambahkan, Boediono melupakan kenyataan sejarah, jika berakhirnya era Soekarno itu, bukan semata-mata krisis ekonomi, namun disebabkan faktor utamanya adalah karena intervensi AS, IMF, dan World Bank, yang kemudian memicu krisis di Indonesia. Kepatuhan Indonesia kepada IMF,World Bank, dan ADB, yang kemudian menjadikan bangsa ini dari tahun ke tahun ke tahun menimbun utang kian banyak. Sementara pemerintahan SBY, mengklaim berhasil menurunkan utang. Dan, IMF bukan satu-satunya lembaga pengutang, selain IMF ada ADB, World Bank, dan sebagainya.

Adalah Dani Setiawan, Ketua KAU (Koalisi Anti Utang), dalam artikel berjudul ‘Pernyataan SBY Soal Utang Luar Negeri Tidak Memihak Rakyat’, 7 April, 2009, memaparkan data-data valid yang dimilikinya yang ternyata menunjukkan, jika utang Indonesia bukannya bertambah kurang, tapi malah membengkak di era SBY. ‘Outstanding Utang Luar Negeri Indonesisa sejak tahun 2004-2009, terus meningkat dari Rp 1275 trilyun rupiah menjadi Rp 1667 trilyun rupiah (www.dmo.or.id).

Masih ditambah lagi utang dalam negeri dari 662 trilyun rupiah (2004) menjadi Rp 990 trilyun rupiah (2009). Artinya, pemerintah berhasil membawa Indonesia menjadi negara pengutang dengan penambahan kenaikan Rp 392 trilyun dalam kurun waktu lima tahun Artinya, peningkatan utang itu setiap tahunnya bertambah rata-rata 80 trilyun rupiah. Mengalahkan  utang selama pemerintahan Soeharto jumlah utang yakni Rp 1500 trilyun rupiah dalam jangka waktu 32 tahun.

Ironisnya, kegemaran ngutang ini didukung para Neolib di sekelilingnya-ini di era SBY, dan  tidak didukung oleh pembenahan pemerintah yang bersih. Sebab, belum lama ini hasil riset The Political and Economic Risk Consultancy (PERC), yang diterbitkan April 2009, memaparkan temuan, jika Indonesia masih menjadi negara terkorup di Asia. Riset PERC tersebut dilakukan Maret 2009, terhadap 1700 responden pelaku bisnis di 14 negara Asia, ditambah Australia dan Amerika Serikat.

Masih sangat segar ingatan kita, deklarasi SBY-Boediono dalam bahasa simbol jelas menyampaikan pesan,jika mereka sangat terobsesi oleh Amerika Serikat, panglima kapitalisme dunia yang melahirkan gerakan Neo-lib, dan juga tidak memihak kaum miskin.

Kami mengharapkan pandangan dan pendapat dari para pembaca, bagaimana masa depan Indonesia, yang akan lebih baik dengan pemerintahan yang akan datang.

+++
Demikianlah, kami menyampaikan rasa terima kasih atas partisipasinya dalam ruang dialog sebelumnya, dan rubrik dialog sebelum kami tutup. Redaksi.

 

Pilpres, ikut PKS atau kelompok Islam lain?

Filed under: Opini — ainspirasi @ 9:01 am
Tags: , , ,

Assalamu ‘alaikum warahmatullahi wabarakatuh

Dalam pemilihan presiden nanti, akan ada 3 pasangan calon presiden serta wakil. Namun dalam hal penentuan pilihan membuat sebagian orang bingung. Di satu sisi PKS yg terkenal sangat islami dan teguh memegang nilai-nilai Islam mendukung dan mengarahkan pendukung nya untuk memilih SBY-Budiono. namun di lain sisi, kelompok islam yg lain mengarahkan dukungannya ke JK-Wiranto, bahkan ada kelompok yg mengharamkan untuk memilih SBY-Budiono.

jadi pak ustat, siapakah yg harus diikuti?

Wassalamu ‘alaikum warahmatullahi wabarakatuh
Ardi Sofian

Jawaban

Assalamu ‘alaikum warahmatullahi wabarakatuh,

Salah satu bentuk ikhtilaf umat Islam Indonesia hari ini adalah ijtihad politik mereka dalam memilih presiden. Suara umat Isalm terpecah kepada tiga calon pasangan presiden. Bukan apa-apa, karena tiga pasangan itu semuanya memang beragama Islam.

Dengan pengecualian Megawati yang perempuan, dimana umumnya umat Islam memandang bahwa seorang wanita tidak pada posisi untuk menjadi pemimpin tertinggi (al-wilayah al-uzhma) dalam struktur kepemimpinan negara.

Karena alasan itulah pada masa sebelumnya, kekuatan poros tengah yang dimotori kekuasan ‘islam’, menolak kalau presidennya Megawati, dan rela dipimpin oleh Abdurrahman Wahid. Walau kemudian mereka juga yang menggulingkan presiden yang akrab dipanggil Gusdur itu.

Kalau Megawati tidak masuk hitungan, tinggal dua pasang calon, yaitu SBY dan wakilnya, serta JK dan wakilnya. Kedua pasangan ini jelas laki-laki, muslim, akil, baligh. Artinya secara syar’i, tidak ada kendala untuk dijadikan pemimpin. Lepas dari urusan lain yang barangkali kita tidak tahu. Tapi secara zhahir, itulah yang kita lihat.

Tinggal  perhitungan yang bersifat tambahan atau accesoris saja. Misalnya tentang masalah kepentingan. Urusan dukung mendukung capres, pasti kan ada imbalannya.

Ilustrasinya, kalau saya mendukung SBY, karena saya punya massa, maka saya akan bikin hitung-hitungan dengan SBY, minimal saya dijanjikan dapat apa. Begitu juga kalau saya mendukung JK lantaran saya punya kekuatan tertentu, maka JK pasti akan menawarkan ‘imbalan’ kepada saya.

Politik balas budi di iklim bernegara di negeri kita memang sudah begitu. Orang-orang umumnya tidak pernah membahas hal-hal yang lebih teknis, misalnya kalau SBY atau JK yang jadi presiden, seperti apa bentuk teknis yang rinci dan masuk akal serta feasible untuk menyelesaikan utang negara yang bertumpuk, atau mengatasi kendala kepungan pasar bebas yang diterapkan negara lain, atau bagaimana paket teknis untuk mengatasi kemiskinan struktural di tengah bangsa.

Sayangnya, debat-debat capres yang kita lihat melulu berhenti pada tingkat orasi dan silat lidah. Apalagi tidak melibatkan orang-orang ahli di bidangnya yang tahu persis kendala tiap masalah.

Jadi dalam pandangan saya, agak terlalu dangkal pertimbangan kita untuk bisa berfikir, siapakah dari mereka yang layak untuk dijadikan presiden.

Tapi lebih kasihan lagi adalah rakyat jelata yang tidak pernah diajak melihat pertimbangan-pertimbangan logis dan masuk akal. Mereka ini bisa saja sebuah jamaah pengajian, yang kalau pimpinan pengajian itu mendukung SBY, ya mereka tinggal amin saja. Dan kalau berubah jadi pilih JK, mereka juga amin saja.

Mereka bisa juga anggota ormas, partai, forum, kelompok, atau apa pun. Umumnya mereka tidak pernah diajak berpikir dan menganalisa. Yang dibutuhkan dari mereka memang bukan hasil pikiran atau analisa. Yang dibutuhkan dari mereka cuma suara. Lalu suara itu ‘ditawar-tawarkan’ kesana kesini kepada para kandidat presiden dan pasangannya. Tentu tawaran yang bukan gratisan, tetapi dengan ‘imbalan’ dalam bentuk apa saja.

Imbalannya mulai dari jabatan menteri yang memang masih dianggap empuk, atau dapat jabatan ini dan itu, atau hak akses kepada penguasa tertinggi, atau hak untuk mendapat proyek-proyek yang menggiurkan.

Ikut PKS Apa Tidak?

Kalau pertanyaannya seperti itu, ikut PKS apa tidak, jawabannya tergantung dari kepada siapa antum bertanya. Kalau tanya kepada aktifis PKS, tentu jawabannya harus, kudu, musti, wajib dan sejenisnya. Alasannya?

Karena sudah ditaklimatkan, sudah diinstruksikan oleh struktur di atasnya. Kalau masih mau dianggap sebagai kader, suka tidak suka, rela tidak rela, harus patuh pada taujih dari ‘atas’.

Kalau mbalelo alias mau jalan sendiri, atau berani-berani berijtihad sendiri, bisa-bisa kena iqob (hukuman) dengan berbagai macam bentuk. Karena itu kalau antum kader PKS, tidak perlu bertanya seperti ini. Buat kader PKS, urusan memlih presiden sudah bukan urusan pribadi lagi, tapi sudah jadi urusan para ‘qiyadah’. Kalau qiyadah bilang A, ya harus A. AKlau qiyadah bilang B, ya harus B.

Tapi kalau antum tanya kepada para aktifis di kalangan Forum Kader Peduli (FKP), mungkin akan lain lagi hasilnya. FKP ini sebenarnya kader PKS juga, tapi yang lebih kritis dan rada vokal untuk didikte begitu saja oleh para qiyadahnya. Di dalam tubuh FKP ini sebenarnya ada beberapa tokoh pediri dan penggagas PKS atau PK di masanya. Jumlahnya memang tidak banyak kalau dibandingkan dengan jumlah anggota Majelis Syuro atau kader yang masih taat, tapi lumayan menarik perhatian lantaran FKP ini menjadi seperti anti thesis dari kebijakan-kebijakan yang dikeluarkan para qiyadah yang resmi.

Sebagian kader yang merasa gerah dengan kebijakan pimpinan resmi, ada juga yang ikut ke FKP ini. Beberapa tempat pengajian di Jakarta dan Depok sering digunakan oleh FKP untuk menyampaikan kritik mereka walau pun dikemas dengan bentuk pengajian.

Nah, kalau antum bertanya kepada mereka, besok pilpres milih siapa, boleh jadi jawabannya tidak sama dengan taklimat dari PKS yang resmi. Tentu ada banyak pertimbangan yang bisa digelar dan diadu argumentasikan.

Sikap Bijaksana Saat Suara Umat Terpecah

Lepas dari perbedaan ijtihad dari berbagai kalangan umat Islam, termasuk perbedaan pandangan antara PKS dan FKP, kita sebagai umat Islam yang awam, jujur, lugu, polos dan juga menginginkan kebaikan, tentu harus punya ekstra kesabaran.

Sabar untuk melihat perbedaan dari saudara-saudara kita. Sabar untuk tidak ikut terjebak dalam perdebatan dan silat lidah serta adu retorika. Sabar untuk tidak  terpancing untuk ikut bermusuhan dengan sesama muslim, apalagi saling mencaci, memaki, menjelekkan, berghibah, atau menghasud.

Saya pribadi lebih mengkhawatirkan perpecahannya ketimbang siapa yang nantinya jadi presiden. Sebab perpecahan itu adalah sebuah kerugian besar buat umat. Persaudaraan adalah anugerah Allah yang mahal harganya, tidak sebanding dengan janji-janji anugerah dari kandidat presiden bila kita mendukungnya.

Jangan sampai gara-gara memilih satu pasanga kandidat, kita malah mengorbankan persaudaraan kita yang jauh lebih berharga. Buat saya, ada satu komentar usil untuk urusan ini : ’sudahlah, yang waras ngalah saja’.

Wallahu a’lam bishshawab, wassalamu ‘alaikum warahmatullahi wabarakatuh,

Ahmad Sarwat, Lc

 

Saran untuk PKS: Tidak Perlu RIBUT May 12, 2009

Filed under: Opini — ainspirasi @ 6:31 am
Tags: ,

PKS Sudah Dapat Kepastian SBY Pilih Boediono

Jakarta – Partai Demokrat (PD) membantah SBY sudah menetapkan Boediono sebagai cawapresnya. Namun, Sekjen PKS Anis Matta mengaku pihaknya sudah diberitahu bahwa SBY telah menetapkan Boediono.

“Ada utusan khusus SBY yang memberitahu tahu kepada kami bahwa SBY sudah memilih Boediono,” kata Anis Matta saat dihubungi detikcom, Senin (11/5/2009).

Utusan khusus itu memberitahukan kepada PKS informasi penting ini pada Senin siang. Namun, Anis tidak menyebutkan siapa utusan khusus yang dimaksud.

Yang jelas, Anis yakin bahwa informasi Boediono telah dipilih sebagai cawapres SBY adalah benar. “Ini informasi A1, ya saya percaya,” ujar dia.

Namun, informasi mengenai Boediono itu bersifat pemberitahuan. “Kami belum diajak untuk bicara,” ujar dia.

Sebelumnya, Wakil Ketua Umum Partai Demokrat Ahmad Mubarok membantah isu bahwa SBY sudah memilih Boediono sebagai cawapres. Menurut dia, isu yang beredar hanyalah dugaan saja.

Meski begitu, sinyal bahwa Boediono akan menjadi cawapres SBY terlihat, salah satunya dari terpilihnya Darmin Nasution sebagai Deputi Gubernur Senior BI. Isu yang berkembang Darmin diplot akan menjadi Gubernur BI menggantikan Boediono.

Kalau berita ini benar maka berakhirlah upaya PKS  mendapatkan potongan kue kekuasaan.  Dari sisi tinjauan sosok parpol kasihan sekali yang namanya PKS.  Semangatnya yang menggebu-gebu mengejar kekuasaan harus menelan ludah. Ternyata SBY tidak memilih kader PKS sebagai Cawapres.  Apa mau dikata. Begitulah nasib parpol kalau  meniatkan sepak terjangnya hanya untuk kekuasaan.

Sebagai partai dakwah sebenarnya PKS tak perlu berkecil hati. Masih ada kesempatan untuk memperoleh kekuasaan itu. Apalah artinya dunia ini? Allah yang Maha pegatur pasti mampu membuat skenario manusia yang tersusun rapi menjadi berantakan. Caranya segeralah PKS berbenah. Libatkan para kader untuk mengambil kebijakan. Aktifkan kembali pengambilan kebijakan berdasarkan masukan dari usrah-usrah. Pengambilan keputusan yang hanya berbasis pimpinan partai tidaklah cukup karena PKS dibangun atas dasar semangat ghirah yang sama kepada Allah. Mohonlah kepada Allah bukan kepada manusia.

Saat ini para kader sudah cukup cerdas dan matang baik dari sisi organisasi maupun spiritual. Orientasi kekuasaan demi dakwah bukanlah ungkapan menyenangkan. Para anbiya tak pernah berhenti dan patah semangat dalam berdakwah ketika mereka dicemooh kaumnya. Tidak perlu neko-neko, bersilat lidah, grusa-grusu, atau apalah namanya yang mencerminkan PKS gila kekuasaan. Orang bilang slow aja. PKS sejatinya harus bersikap low profile.  Kalau tawaran kerjasama PKS tidak ditanggapi yah so what gitu!! Katakan saja good bye!!!

Marilah PKS terus melayani. Selama PKS tetap berada dalam manhajnya orang akan memperhatikannya. Tetapi ketika PKS menjadi membingungkan maka alih-alih mendekat orang akan menjauh. Sedikit gunanya berhadapan dengan yang membingungkan. Lupakanlah cawapres. Rumuskanlah langkah-langkah strategis dakwah untuk masa berikutnya.  Hiruk pikuk capres-cawapres sudah berakhir. Biaralah itu diributkan oleh parpol lain.

Saya usul dalam empat tahun ke depan PKS menyibukkan diri dengan dakwah. pembicaraan perebutan kekuasaan di usrah-usrah harus ditekan sekecil-kecilnya. Kalau nantinya ada masalah kekuasaan/politik yah.. dibicarakan nanti saja. Hentikan saja kegiatan-kegiatan manuver politik. Keberhasilan Dakwah tidak ditentukan oleh kemenangan politik melainkan ditentukan pelaku dakwah itu.

 

Sahabat HIdayat February 25, 2009

Filed under: Uncategorized — ainspirasi @ 6:34 am
Tags: , , ,

Ini merupakan organisasi relawan yang dibuat oleh masyarakat dari berbagai profesi dan golongan untuk membantu kiprah Hidayat Nurwahid sebagai calon angota legislatif dari daerah pemilihan Jawa Tengah V. Sebagaimana diketahui Hidayat Nurwahid dicalonkan oleh PKS sebagai caleg nomor satu di dapil yang terdiri atas empat wilayah itu, yakni Solo, Sukoharjo, Boyolali, dan Klaten. Di dapil tersebut Hidayat akan bersaing dengan sejumlah tokoh nasional dari partai lain.

Hidayat Nurwahid hadir meluncurkan sekaligus melantik pengurus Sahabat Hidayat, Senin (29/12) di Gedung Wayang Orang Taman Sriwedari, Solo. Sahabat Hidayat nantinya akan membantu menyosialisasikan program kerja Hidayat Nurwahid sebagai caleg kepada masyarakat luas di Dapil V.

Dengan demikian, selain kader PKS, Hidayat akan mendapat bantuan dari relawan Sahabat Hidayat dalam pertarungan di Pemilu 2009 mendatang.

Dalam sambutannya Hidayat menekankan, bahwa Sahabat Hidayat dideklarasikan untuk menyongsong peristiwa politik paling dekat, yakni Pemilu 2009. “Kita bicara sampai di situ saja dulu,” tegasnya, ketika menjawab pertanyaan seorang Sahabat Hidayat yang memintanya maju sebagai Capres.

Hidayat juga mengatakan, hingga saat ini PKS belum memutuskan siapa yang akan dicalonkan sebagai capres maupun wapres. Setelah Pemilu Legislatif selesai, imbuhnya, akan dilakukan siding Majelis Syuro. Dari situ nantinya diputuskan siapa yang akan dicalonkan oleh PKS. Yang jelas, imbuh dia, PKS baru akan mengajukan calonnya kalau memperoleh suara yang signifikan, yakni lebih dari 15 persen dalam pemilu mendatang.

“Karena itu kalau ingin calon PKS maju, sahabat-sahabat harus mensukseskan PKS,” ajaknya.

Deklarasi itu sendiri dihadiri oleh ribuan masyarakat dari berbagai kalangan. Di antaranya komunitas pedagang kaki lima, pengamen jalanan, ibu rumah tangga, komunitas tukang becak, dan anggota masyarakat lainnya.

 

Jawaban Kontradiksi Quran February 20, 2009

Filed under: Wawasan — ainspirasi @ 9:51 am
Tags: , , , , ,

Ini merupakan sanggahan kepada penuduh jahil.

KESESUAIAN/ KESINERGISAN/ KEKONSISTENAN ALQURAN:
Antara lain:
1. Siapakah yg pertama kali menjadi Muslim? Muhammad (Qs.6:14,163) .
Hal ini bertentangan dengan:
Yang menjadi Muslim pertama kali adalah Musa (Qs.7:143).
Yang menjadi Muslim pertama kali adalah Beberapa orang Mesir (Qs.26:51).
Yang menjadi Muslim pertama kali adalah Ibrahim (Qs.2:127-133, Qs.3:67).
Yang menjadi Muslim pertama kali adalah Adam, yaitu manusia ciptaan pertama, yang menerima wahyu dari Allah Muslim (Qs.42:51).
Sampai disini sudah ada 10 pertentangan ayat, jadi total sudah ada 10 pertentangan.

Ayat 22:75 menjelaskan dari dulu pengikut Adam, Ibrahim, Musa, Isa dll adalah Muslim. Saya menduga ayat-ayat yang dipersoalkan dapat ditafsirkan lain. Orang yang pertama berarti orang yang utama. First lady bukan berarti dialah perempuan pertama. Melainkan warga negara perempuan paling utama. Dengan demikian maksud ayat di atas adalah memerintahkan kita semua untuk menjadi orang-orang yang memiliki kualitas iman yang baik.

Sampai disini sudah lenyap 10 pertentangan ayat, jadi total sudah lenyap 10 pertentangan.


2. Bisakah Allah Muslim dilihat oleh manusia dan apakah Muhammad (Mhd) melihat Allahnya? Ya, Mhd dapat melihat Allahnya ( Qs.53:1-18, Qs.81:15-29) .
Hal ini bertentangan dengan:
Qs.6:102-103 dan Qs.42:51) mengatakan bahwa Mhd tidak dapat melihat Allahnya..
Sampai disini sudah ada 4 pertentangan ayat, jadi total sudah ada 14 pertentangan.

Jelas-jelas tidak ada pertentangan. Ayat-ayat yang dituduhkan menceritakan pandangan nabi Muhammad SAW dan malaikat pembawa wahyu yaitu Jibril.

Sampai disini sudah lenyap 4 pertentangan ayat, jadi total sudah lenyap 14 pertentangan.

3. Apakah pemberi peringatan (Rasul) dikirim kepada semua manusia sebelum kedatangan Mhd? Ya, Allah Muslim telah mengirim pemberi peringatan (Rasul) kepada setiap orang ( Qs.10:47, 16:35-36, 35:24).
Hal ini bertentangan dengan:
Ibrahim dan Ismael secara spesial telah dikirim oleh Allah Muslim untuk mengunjungi Mekah dan membangun Ka’bah serta memberi peringatan kepada orang2 di sana ( Qs.2:125-129) .
Anehnya, Mhd ternyata dikirim sebagai pemberi peringatan (Rasul) kepada orang2 yg belum memiliki rasul/pemberi peringatan tersebut sebelumnya ( Qs.28:46, 32:44, 36:2-6).
Hal ini menimbulkan pertanyaan: “Bagaimana dengan Hud dan Sahih yg nyata2 juga telah dikirim sebagai pemberi peringatan ke Arab? Bagaimana juga dengan Kitab yg telah diberikan kepada Ismael? Dll ( Qs.11:50, 11:61).
Sampai disini sudah ada 18 pertentangan ayat.
Jadi total sudah ada 32 pertentangan.

Bagus sekali pertanyaan si penuduh. Kalau mau dilanjutkan apakah Ibrahim berasal dari Bani Israil atau Arab? Tentu saja pertanyaan itu lucu. Arab dan Bani Israil berasal dari Ibrahim. Makanya dikatakan beliau adalah bapak para nabi. Nabi-nabi utusan Allah banyak yang berasal dari garis keturunan Ibrahim. Dari Ibrahim muncul Ismail dan Ishaq. Dari Ismail muncul bani Arab. Dari Ishaq kemudian muncul bani Israil.

Hanya ada empat kitab suci Taurat, Zabur, Injil dan Quran. Ada satu lagi yaitu ”lembaran” Ibrahim. Tidak ada kitab lain yang dikirim kepada Ismail. Kalaupun ada pastilah berasal dari warisan Ibrahim.

Sampai disini sudah lenyap 18 pertentangan ayat. Jadi total sudah lenyap 32 pertentangan.


4. Apakah yg menjadi makanan orang2 di Neraka? Makanan orang2 yg ada di Neraka adalah Dhari atau pohon berduri (Qs.88 :6).
Hal ini bertentangan dengan:
Makanan orang2 di Neraka adalah darah dan nanah (Qs.69:36).
Makanan orang2 di Neraka adalah buah dari pohon Zaqqum (Qs.37:66).
Sampai disini sudah ada 2 pertentangan ayat, jadi total sudah ada 34 pertentangan.

Ini hanya sinonim. Boleh jadi zaqum itu berduri dan bernanah.

Sampai disini sudah lenyap 2 pertentangan ayat. Jadi total sudah lenyap 34 pertentangan.


5. Bisakah malaikat2 menyebabkan kematian/penderitaa n terhadap manusia? Alquran menyerang mereka yg menyembah selain Allah Muslim, seperti malaikat, nabi. Mengapa? Karena malaikat dan dan nabi tidak bisa menciptakan, memberi kehidupan atau bahkan menyebabkan kematian atau penderitaan.
Hal ini bertentangan dengan:
“Sesungguhnya orang2 yang diwafatkan malaikat dalam keadaan menganiaya diri sendiri…(Qs.4: 97).
“(Yaitu) orang2 yg dimatikan oleh para malaikat dalam keadaan berbuat zalim kepada diri mereka sendiri” (Qs.16:28).
“(Yaitu) orang2 yg diwafatkan dlm keadaan baik oleh para malaikat..” (Qs.16:32).
“Katakanlah, “malaikat maut yg diserahi untuk (mencabut nyawa)mu akan mematikan kamu..” (Qs.32:11).
Sampai disini sudah ada 4 pertentangan ayat, jadi total sudah ada 38 pertentangan.

Malaikat itu eksekutornya Allah. Kalau dikatakan Allah mematikan artinya malaikat yang mencabut nyawanya dengan ijin Allah.

Sampai disini sudah lenyap 4 pertentangan ayat, jadi total sudah lenyap 38 pertentangan.


6. Bisakah umat Muslim menikah dengan orang Non-Muslim? Alquran melarang umat Muslim menikahi wanita penyembah berhala dan kafir juga musyrik serta menganggap orang di luar Islam adalah binatang yang paling jahat dan buas (Qs.2:221, 8:55, 9:28-33).
Hal ini bertentangan dengan:
Qs.5:5 yang ternyata memperbolehkan Umat Muslim untuk mengawini/menikahi wanita Kristen.
Sampai disini sudah ada 1 pertentangan ayat, jadi total sudah ada 39 pertentangan.

Yang boleh dinikahi adalah waita ahlul kitab di jaman nabi Muhammad SAW. Setelah itu tidak pantas atau tidak ada lagi istilah ahlul kitab. Ahlul kitab yang dimaksud adalah ahlul kitab yang masih memegang teguh ajaran injil. Perhatikan ayat itu 5:5 jelas-jelas disebut ahlul kitab sebelum nabi Muhammad diutus. Wajarlah MUI telah mengeluarkan fatwa keharaman nikah beda agama, Islam-non-Islam.

Sampai disini sudah lenyap 1 pertentangan ayat, jadi total sudah lenyap 39 pertentangan.

7. Apakah Allah Muslim akan menganugerahi imbalan yg baik atas perbuatan2 baik orang Non-Muslim? Tidak ( Qs.9:17, 9:69).
Hal ini bertentangan dengan:
Qs.2:62 menjanjikan bhw Umat Kristen (Non-Muslim) akan diberi penghargaan atas perbuatan baik mereka.
Sampai disini sudah ada 2 pertentangan ayat, jadi total sudah ada 41 pertentangan.

Sangat klasik pernah dibahas di tvri.

Sampai disini sudah lenyap 2 pertentangan ayat, jadi total sudah lenyap 41 pertentangan.


8. Berapa banyak Ibu yg dimiliki seorang Muslim? Hanya satu, yaitu wanita yg melahirkan mereka dan tiada yg lain ( Qs.58:2).
Hal ini bertentangan dengan:
Ibu yg dimiliki seorang Muslim adalah dua (2) (Qs..4:23, termasuk seorang ibu yg merawat mereka).
Ibu yg dimiliki seorang Muslim adalah sedikitnya sepuluh (10) (Qs.33:6).
Sampai disini sudah ada 2 pertentangan ayat, jadi total sudah ada 43 pertentangan.

Ibu kandung kalau tidak bisa menghasilkan air susu boleh meminta ibu lain menyusukan bayinya. Ibu susuan itu statusnya seperti ibunya sendiri terutama dalam hal pernikahan.

Sampai disini sudah lenyap 2 pertentangan ayat, jadi total sudah lenyap 43 pertentangan.

9. Mengenai pembagian harta warisan dalam Hukum Kewarisan Islam. Qs..4:11-12 dan Qs.4:176 menyatakan bahwa jika seorang lelaki Muslim meninggal dan ia meninggalkan 3 puteri, 2 orangtua, dan isteri..maka pembagian harta warisannya adalah 2/3 dari harta warisan yg diberikan kepada 3 puterinya secara bersamaan, 1/3 dari harta warisan diberikan untuk orangtuanya ( Qs.4:11) dan 1/8 untuk isterinya (Qs.4:12).
Hal ini bertentangan dengan:
Jika lelaki Muslim meninggal, maka pembagian harta warisannya adalah ibunya menerima 1/3 dari harta warisan (Qs.4:11), isterinya menerima ¼ dari harta warisan ( Qs.4:12), dan 2 saudara perempuannya menerima 2/3 dari harta warisan (Qs.4:176), dan ditambah lagi hingga 5/12 dari harta warisan yang tersedia/ada.
Sampai disini sudah ada 6 pertentangan ayat, jadi total sudah ada 49 pertentangan.

Ayat ini sangat jelas tak perlu diperdebatkan. Ada syarat-syarat yang harus diperhatikan.

Sampai disini sudah lenyap 6 pertentangan ayat, jadi total sudah lenyap 49 pertentangan.


10.. Berapa banyak malaikat yg berbicara kepada Maryam? Beberapa malaikat (several angels) (Qs.3:42, 3:45).
Hal ini bertentangan dengan:
Malaikat yg berbicara kepada Maryam adalah hanya satu malaikat (Qs.19:17-21) .
Sampai disini sudah ada 3 pertentangan ayat, jadi total sudah ada 52 pertentangan.

Penuduh ini ngerti apa tidak bahasa arab? Maklum yang dikutip ucapan orang lain.

Sampai disini sudah lenyap 3 pertentangan ayat, jadi total sudah lenyap 52 pertentangan.

11. Berapakah 1 hari dimata Allah Muslim? 1 hari dimata Allah Muslim = 1000 tahun (Qs.22:47, 32:5).
Hal ini bertentangan dengan:
1 hari dimata Allah Muslim = 50.000 tahun (Qs.70:4)
Sampai disini sudah ada 3 pertentangan ayat, total sudah ada 55 pertentangan.

Berapakah jarak Jakarta-Bangkok? Berapakah lama perjalanan Jakarta-Bangkok? Pertanyaan ini tak bisa dibandingkan karena sama-sama menyatakan kebenarannya sendiri.

Sampai disini sudah lenyap 3 pertentangan ayat, total sudah lenyap 55 pertentangan.


12. Ada berapa golongan/groupkah orang2 yg ada pada akhir zaman? Ada 3 golongan/group (Qs.56:7).
Hal ini bertentangan dengan:
a. Qs.90:18-19 mengatakan bahwa ada 2 golongan/group yg ada pada hari Penghakiman/ Akhir Zaman, yaitu golongan kanan dan golongan kiri.
b. Qs.99:6-8 juga mengatakan bahwa akan ada 2 golongan/group yg ada pada hari Penghakiman/ Akhir Zaman, yaitu golongan yg berbuat baik dan yg berbuat jahat.
Sampai disini sudah ada 3 pertentangan ayat, jadi total sudah ada 58 pertentangan.

Tak ada yang bertentangan. Pada dasarnya hanya ada dua golongan beriman dan tidak beriman. Yang beriman kemudian terbagi lagi yang utama beriman dan yang tidak utama.

Sampai disini sudah lenyap 3 pertentangan ayat, jadi total sudah lenyap 58 pertentangan.


13. Berapa harikah yg dibutuhkan Allah Muslim untuk menghancurkan orang2 Aad? Satu hari (Qs.54:19).
Hal ini bertentangan dengan:
Qs..41:16 dan Qs.69:6-7 mengatakan bahwa waktu yg dibutuhkan Allah Muslim untuk menghancurkan orang2 Aad adalah beberapa hari.
Sampai disini sudah ada 2 pertentangan ayat, jadi total sudah ada 60 pertentangan.

Jelas-jelas disebut lebih dari satu hari. Inilah hasil jiplakan penuduh sesat.

Sampai disini sudah lenyap 2 pertentangan ayat, jadi total sudah lenyap 60 pertentangan.


14. Berapa harikah masa Penciptaan? Bila anda menjumah hari penciptaan dlm Qs.41:9 (4 hari), Qs.41:10 (2 hari) dan Qs.41 :12 (2 hari), maka total hari Penciptaan adalah 8 hari.
Hal ini bertentangan dengan:
Qs.7:54, Qs.10:3, Qs.11:7 dan Qs.25:59 jelas menyebutkan bahwa Allah Muslim menciptakan langit dan bumi adalah dalam waktu 6 hari.
Sampai disini sudah ada 4 pertentangan ayat, jadi total sudah ada 64 pertentangan.

Langit dan bumi diciptakan dalam enam massa. 2 massa penciptaan bumi (41:9) dan 4 massa penciptaan isi kandungan bumi (41:10). Boleh jadi 2 massa pertama adalah penciptaan bumi tanpa isi dan belum sempurna. Selanjutnya 2 massa berikutnya adalah penentuan isi kandungan bumi. Ini bisa dipahami dari kata-kata memberkahinya. Jadi dikatakan pemberkatan dan penentuan kadar bumi dalam 4 massa. 2 massa lagi adalah penciptaan langit (2:12). Mana yang lebih dahulu? Dari ayat ini jelas yang diciptakan lebih dahulu adalah bumi. Setelah bumi, diciptakan langit. Setelah sempurna bumi dan langi maka terakhir menghamparkan bumi (79:29) atau menempatkan bumi pada orbitnya. Cocok khan?

Sampai disini sudah lenyap 4 pertentangan ayat, jadi total sudah lenyap 64 pertentangan.


15. Cepat atau lambatkah Penciptaan itu? Allah Muslim menciptakan langit dan bumi dalam 6 hari (Qs.7:54, Qs.10:3, Qs.11 :7 dan Qs.25:59).
Hal ini bertentangan dengan:
Allah Muslim mencipta secara “spontan” dan langsung jadi (Qs.2:117).
Sampai disini sudah ada 4 pertentangan ayat, jadi total sudah ada 68 pertentangan.

Cepat artinya apa yang dikehendaki Allah pasti langsung terjadi. Ketika Allah memerintahkan enam masa maka yah..enam masa terjadinya.

Sampai disini sudah lenyap 4 pertentangan ayat, jadi total sudah lenyap 68 pertentangan.

 


16. Manakah yg lebih dahulu diciptakan: langit atau bumi? Pertama, bumi dulu yg diciptakan, lalu kemudian barulah langit ( Qs.2:29).
Hal ini bertentangan dengan:
Qs..79:27-30 yg menyebutkan bahwa yg diciptakan terlebih dahulu adalah langit, kemudian bumi.
Sampai disini sudah ada 1 pertentangan ayat, jadi total sudah ada 69 pertentangan.


Sudah dijawab.

Sampai disini sudah lenyap 1 pertentangan ayat, jadi total sudah lenyap 69 pertentangan.


17. Bagaimanakah proses penciptaan terjadi? Dalam proses penciptaan langit dan bumi diciptakan dengan suka hati atau terpaksa ( Qs.41:11).
Hal ini bertentangan dengan:
Qs.21:30 menyebutkan bahwa langit dan bumi pada mulanya diciptakan telah bersatu padu, kemudian baru dipisahkan.
Sampai disini sudah ada 1 pertentangan ayat, jadi total sudah ada 70 pertentangan.

Maksudnya langit dan bumi dengan suka hati mengikuti perintah Allah.

Sampai disini sudah lenyap 1 pertentangan ayat, jadi total sudah ada 70 pertentangan.

18. Dari manakah manusia itu diciptakan? Dari Segumpal Darah (Qs.96:1-2).
Hal ini bertentangan dengan:
Manusia diciptakan dari air (Qs.21:30, 24:45, 25:54).
Manusia diciptakan dari tanah liat kering yg berasal dari Lumpur hitam (Qs.15:26).
Manusia diciptakan dari debu tanah (Qs.3:59, 30:20, 35:11).
Manusia diciptakan dari bahan yg tidak ada sama sekali (Qs.19:67).
Manusia diciptakan dari bumi (Qs.11:61).
Manusia diciptakan dari mani/sperma (Qs.75:37).
Sampai disini sudah ada 11 pertentangan ayat, jadi total sudah ada 81 pertentangan.

Setelah penciptaan langit dan bumi selanjutnya penciptaan manusia. Manusia pertama dari tanah dan berikutnya dari air yang dipancarkan oleh laki-laki. Tak ada pertentangan.

Sampai disini sudah lenyap 11 pertentangan ayat, jadi total sudah lenyap 81 pertentangan.

19. Bolehkah menjadi perantara/orang yg bersyafaat atau tidak pada Hari Penghakiman/ Akhir Zaman? Boleh (Qs.20:109, 34:23, 43:86, 53:26).
Hal ini bertentangan dengan:
Menjadi perantara/orang yg bersyafaat pada Hari Penghakiman/ Akhir Zaman adalah tidak boleh (Qs.2:122-123, 2:254, 6:51, 82:18-19).
Sampai disini sudah ada 16 pertentangan ayat, jadi total sudah ada 97 pertentangan.

20. Dimanakah Allah Muslim dan tahtaNya? Allah Muslim lebih dekat daripada urat leher manusia (Qs.50:16).
Hal ini bertentangan dengan:
Allah Muslim itu berada di tahtaNya/arasyNya (Qs.57:4)…tahtaNya dimana?!
Allah Muslim itu tahtaNya berada di atas air (Qs.11:7).
Allah Muslim itu tahtaNya berada antara 1.000 hingga 50.000 tahun untuk dijangkau (Qs.32:5, 70:4).
Sampai disini sudah ada 4 pertentangan ayat, jadi total sudah ada 101 pertentangan.

Penuduh tidak paham bahasa Indonesia. Ayat di atas menjelaskan dekatnya Allah dengan manusia. Sedangkan istana Allah ada di atas air, siapa yang tahu?.

Sampai disini sudah lenyap 4 pertentangan ayat, jadi total sudah lenyap 101 pertentangan.


21. Siapakah sumber malapetaka? Sumber malapetaka adalah Setan di “dalam” diri manusia atau gangguan (Qs..38:41).
Hal ini bertentangan dengan:
Sumber malapetaka adalah kita sendiri (Qs.4:79).
Sumber malapetaka adalah Allah sendiri (Qs.4:78).
Sampai disini sudah ada 3 pertentangan, jadi total sudah ada 104 pertentangan.

Tidak salah. Malapetaka itu bisa saja berasal dari manusia sendiri. Menyimpangnya manusia dari jalan Allah lantaran mengikuti syetan atau mengikuti hawa nafsunya. Soal taqdir, itu urusan Allah.

Sampai disini sudah lenyap 3 pertentangan, jadi total sudah lenyap 104 pertentangan.

22. Apakah Allah Muslim memerintahkan untuk melakukan kejahatan/perbuatan keji? Tidak! (Qs.7:28, 16:90).
Hal ini bertentangan dengan:
Allah Muslim memang memerintahkan untuk melakukan kejahatan/perbuatan keji (Qs.17:16, Qs.5:33, Qs.8:12, Qs.8:17).
Sampai disini sudah ada 8 pertentangan ayat, jadi total sudah ada 112 pertentangan.

Si penuduh tampaknya tak paham bahasa Indonesia. Di ayat 17:16 menerangkan kebijakan Allah menghancurkan umat pembangkang bukannya memerintahkan kejahatan. Ayat 5:33 menjelaskan hukuman bagi yang mengancam keselamatan orang lain. Ayat 8:12 menjelaskan kondisi orang kafir di medan pertempuran.

Sampai disini sudah lenyap 8 pertentangan ayat, jadi total sudah lenyap 112 pertentangan.

23. Salah satu dari 99 Nama dari Allah Muslim adalah MahaBenar
Hal ini bertentangan dengan:
Allah Muslim menjuluki diriNya sebagai “Sebesar-besar Penipu Daya / Penipu Ulung Penipu yg Hebat” (Qs.3:54).
Sampai disini sudah ada 1 pertentangan ayat, jadi total sudah ada 113 pertentangan.

Si penuduh menampakkan kejahilannya. Ayat 3:54 menjelaskan Allah mengetahui rencana jahat manusia dan sesungguhnya Allah Maha pembuat rencana. Rencana siapakah yang menang? Tentu rencana Allah.

Sampai disini sudah lenyap 1 pertentangan ayat, jadi total sudah lenyap 113 pertentangan.


24. Allah Muslim adalah Jalan yg Lurus (Qs.19:36).
Bertentangan dengan:
Allah Muslim juga berwenang untuk menyesatkan manusia/siapa saja yg dikehendakiNya untuk disesatkan (Qs.4:88).
Sampai disini sudah ada 1 pertentangan ayat, jadi total sudah ada 114 pertentangan.

Betul sekali jalan Allah adalah jalan yang lurus. Orang yang tidak mau mengikuti jalan Allah dikatakan orang yang sesat dan mereka dibiarkan sesat sesuai rencana Alllah. Sedangkan rencana Allah tak ada seorang pun yang mengetahui.

Sampai disini sudah lenyap 1 pertentangan ayat, jadi total sudah lenyap 114 pertentangan.


25. Allah Muslim itu MahaKuasa (Qs.2:20), bertentangan dengan: Allah Muslim itu juga ditolong manusia (Qs.47:7).
Sampai disini sudah ada 1 pertentangan ayat, jadi total sudah ada 115 pertentangan.

Allah tak butuh pertolongan manusia. Maksud ayat 47:7 itu ditujukan kepada orang-orang yang menggunakan tenaga, waktunya, dan hartanya untuk menyampaikan dan menegakkan agama Allah.

Sampai disini sudah lenyap 1 pertentangan ayat, jadi total sudah lenyap 115 pertentangan.


26. Allah Muslim itu Maha Mengetahui (Qs.4:24), bertentangan dengan: Allah Muslim juga belum mengetahui (Qs.9:16).
Sampai disini sudah ada 1 pertentangan, jadi total sudah ada 116 pertentangan.

Ayat itu maksudnya agar orang-orang yang menyatakan dirinya beriman harus membuktikan keimanannya. Dia harus melaksanakan perintah Allah dan harus bersabar menerima ketentuan-Nya.

Sampai disini sudah lenyap 1 pertentangan, jadi total sudah lenyap 116 pertentangan.


27. Allah Muslim itu Mahakaya (Qs.2:263), bertentangan dengan: Allah Muslim meminjam kepada manusia (Qs.5:12).
Sampai disini sudah ada 1 pertentangan ayat, jadi total sudah ada 117 pertentangan.

Maksud ayat memberi pinjaman kepada Allah adalah seperti memberi sebagian hartanya untuk menolong orang lain yang kesusahan, zakat, sedekah dsb.

Sampai disini sudah lenyap 1 pertentangan ayat, jadi total sudah lenyap 117 pertentangan.


28. Allah Muslim itu Esa/Satu/Tauhid (Qs.112:1), bertentangan dengan: Allah Muslim itu lebih dari satu/jamak, karena setiap kali berfirman kepada nabiNya, kepada manusia, kepada malaikat maka Allah Muslim selalu berkata: “KAMI” (Lihat Qs.4:47, 6:92, 12:2, 13:37, 14:1, 15:6, 17:2, 18:7, 19:40, 20:55, 21:71, 29:15, 36:12, 40:78, 46:16, 49:13, 56:57, 66:12, 72:16, 80:25-27, 90:4, dll).
Sampai disini sudah ada 21 pertentangan ayat, jadi total sudah ada 138 pertentangan.

Kami menunjukkan perbuatan Allah itu dieksekusi oleh malaikat. Allah memerintahkan kepada malaikat untuk melakukannya.

Sampai disini sudah lenyap 21 pertentangan ayat, jadi total sudah lenyap 138 pertentangan.


29. Apakah malaikat itu pelindung? Tidak ada pelindung selain Allah Muslim (Qs.2:107, 29:22).
Hal ini bertentangan dengan:
Qs.41:31 yg mencatat bahwa bahwa malaikat berkata: “Kamilah pelindung-pelindung mu dalam kehidupan dunia dan akhirat.”
Peranan malaikat adalah sebagai pengawas dan penjaga (Qs.13:11, 50:17-18).
Malaikat adalah pengawas pekerjaan manusia (Qs.82:10).
Sampai disini sudah ada 8 pertentangan ayat, jadi total sudah ada 146 pertentangan.

Malaikat adalah pesuruh Allah. Allah memerintahkan malikat untuk melakukan pekerjaan tertentu. Apanya yang salah? No problemo.

Sampai disini sudah lenyap 8 pertentangan ayat, jadi total sudah lenyap 146 pertentangan.

30. Apakah semua yg ada di langit dan bumi tunduk kepada Allah Muslim? Ya (Qs.30:26).
Hal ini bertentangan dengan:
Ternyata Setan/Iblis tidak tunduk kepada Allah Muslim (Qs.7:11, 15:28 -31, 17:61, 20:116, 38:71-74, 18:50)., bahkan orang2 Non-Muslim pun menolak taat dan tunduk kepada Allah Muslim sampai hari ini!
Sampai disini sudah ada 6 pertentangan ayat, jadi total sudah ada 152 pertentangan.


Yah itu artinya orang non muslim sama dengan syaithan/iblis tidak mau taat kepada Allah. Iblis tidak tunduk ketika diperintah sujud kepada Adam karena iblis gengsi alias takabur. Iblis kemudian diusir dari kediamannya. Namun iblis memohon agar dia diberi kesempatan menggoda manusia agar manusia mengikutinya ke nereka kelak. Akibatnya banyak diantara manusia tergoda mengikuti iblis sehingga mereka sesat dan akhirnya diazab Allah. Azab yang dialami oleh umat manusia yang tidak mengikuti nabinya selalu terjadi setelah mereka menyatakan pengingkarannya. Ini sering terjadi sebelum masa kenabian Muhammad. Adapun umat manusia yang tidak beriman kepada Allah, setelah itu akan diberi kesempatan sampai hari kiamat untuk memperbaiki diri. Makanya Allah tidak juga mengazab mereka sampai saat ini.

Ayat-ayat yang disebutkan tidak bertentangan karena ketundukan di sini bisa dipahami sebagai mengikuti hukum-hukum yang telah ditetapkan oleh Allah. Kita bisa lihat manusia pada umumnya perlu makan untuk mempertahankan hidupnya. Adakah manusia yang menentang hukum ini untuk bertahan hidup? Adakah manusia yang tidak perlu udara untuk bertahan hidup? Itulah yang dimaksud manusia semuanya tunduk padaAllah.

Sampai disini sudah lenyap 6 pertentangan ayat, jadi total sudah lenyap 152 pertentangan.

 


31. Apakah Allah Muslim mengampuni dosa syirik?Dosa syirik dianggap dosa yg paling buruk dari segala dosa, tetapi penulis Quran tidak dapat memutuskan apakah Allah Muslim akan mengampuni dosa syirik atau tidak ( Qs.4:48, 4:116).
Hal ini bertentangan dengan:
Dosa syirik adalah dapat diampuni (Qs.4:153).
Dosa syirik adalah dapat diampuni (Qs.25:68-71) .
Sampai disini sudah ada 4 pertentangan ayat, jadi total sudah ada 156 pertentangan.

Allah tidak pernah mengampuni syirik. Cukuplah ayat 3:10 dan 22 menjelaskannya. Ayat 4:153 menjelaskan pengampunan Allah terhadap kelakuan umat nabi Musa semasa mereka masih hidup, BUKANNYA SETELAH MATI. Sangat jelas di ayat 25:68-71 tidak menyebutkan ampunan Allah terhadap pelaku syirik. Allah menyebut mereka yang tidak menyembah selain Allah, tidak membunuh, tidak zina akan mendapat kebaikan dan yang syirik, membunuh, berzina akan diazab. Kalau mau kritis lagi ayat ini menjelaskan siapa yang sirik akan dihukum, yang membunuh akan dihukum, yang zina akan dihukum.

Sampai disini sudah lenyap 4 pertentangan ayat, jadi total sudah lenyap 156 pertentangan.


32. Siapakah yg mewahyukan Alquran? Sosok Allah Muslim (Qs.53:2-18) .
Hal ini bertentangan dengan:
Yg mewahyukan Alquran adalah RuhulQudus/Roh Kudus (Qs.16:102, 26:192-194).
Yg mewahyukan Alquran adalah para malaikat/banyak malaikat (jamak dalam bahasa Arabnya) (Qs.15:8).
Yg mewahyukan Alquran adalah Jibril (Qs.2:97).
Awas! Harap lihat Alquran dalam bahasa aslinya, dan tidak dikaburkan/ dicampur adukkan oleh istilah/sisipan dari “penterjemah” yg menyamaratakan/ menggantikan “Ruhul Qudus” “Jibril” dan “Malaikat”.
Sampai disini sudah ada 5 pertentangan ayat, jadi total sudah ada 161 pertentangan.

Sangat jelas kengawuran dari tuduhan ini. Ayat 53:10 jelas menyebut wahyu itu asalnya dari Allah lalu malaikat yang menyampaikannya kepada Muhammad. Ayat ini terlalu mudah untuk dipahami. Hanya mempersoalkan sebuah sinonim. Siapakah itu presiden Indonesia, siapa itu jendral asal pacitan, siapa itu SBY? Ketiga frasa kata ini menunjuk pada satu sosok.

Sampai disini sudah lenyap 5 pertentangan ayat, jadi total sudah lenyap 161 pertentangan.


33. Apakah Ibrahim menghancurkan berhala-hala? Ya (Qs.21:51-59) .
Hal ini bertentangan dengan:
Ibrahim tidak menghancurkan berhala, tetapi berdiam diri dan meninggalkan para penyembah berhala tersebut (Qs.19:41-49, 6:74-83).
Sampai disini sudah ada 2 pertentangan ayat, jadi total sudah ada 163 pertentangan.

Beginilah kalau orang sok pintar tapi sebenarnya jahil. Cerita ini sudah kita semua hafal. Yang dihancurkan adalah berhala-berhala yang kecil dan membiarkan yang besar untuk mengejek para penyembahnya.

Sampai disini sudah lenyap 2 pertentangan ayat, jadi total sudah lenyap 163 pertentangan.


34. Tentang Raja Firaun: Apakah Raja Firaun menjadi Muslim atau menolak menjadi Muslim? Raja Firaun bertobat (menjadi Muslim) dan diselamatkan.
Hal ini bertentangan dengan:
Qs.4:18 mencatat bahwa “Tidaklah tobat itu (diterima Allah Muslim) dari orang2 yg mengerjakan kejahatan…dst. .” Dengan kata lain, Raja Firaun tidak mungkin menjadi Muslim dan bertobat.
Sampai disini sudah ada 1 pertentangan ayat, jadi total sudah ada 164 pertentangan.

Harus diakui si penuduh disini tidak paham kalimat dalam Al-Quran. Wong yang disebut Al-Quran adalah orang yang bertobat setelah napas sampai ditenggorokan. Mereka itu tobatnya tidak diterima.

Sampai disini sudah lenyap 1 pertentangan ayat, jadi total sudah lenyap 164 pertentangan.


35. Apakah ayat2 Alquran/Firman Allah dapat diganti? Firman Allah adalah sempurna dalam kebenaran dan keadilan dan tiada seorangpun yg dapat mengganti Firman Allah ( Qs.6:115).
Hal ini bertentangan dengan:
Nyata-nyatanya Allah Muslim dan Muhammad juga mempertimbangan bahwa perlu juga untuk mengganti beberapa kalimat (Firman) Allah dengan yg lebih baik ( Qs.2:106, Qs.16:101).
Sampai disini sudah ada 2 pertentangan ayat, jadi total sudah ada 166 pertentangan.

Betul tak seorang pun boleh mengganti firmannya kecuali Dia sendiri. Adalah hak Allah mengganti ayat atau mengubah ketentuanNya. Allah berbuat demikian tentu punya tujuan.

Sampai disini sudah lenyap 2 pertentangan ayat, jadi total sudah lenyap 166 pertentangan.


36. Apakah hukum bagi orang yg melakukan perbuatan keji? Didera (dipecut) sebanyak 100 kali, baik pria maupun wanita ( Qs.24:2).
Hal ini bertentangan dengan:
Orang yg berzinah, khususnya pria hukumannya adalah jika bertobat dan memperbaiki diri, maka akan diampuni (Qs.4:16).
Orang yg berzinah, khususnya wanita, hukumannya adalah dikurung didalam rumah sampai mati atau sampai Allah Muslim memberi jalan lain ( Qs.4:15).
Pertanyaan: Mengapa penghukuman untuk pria dan wanita adalah sama dalam Qs.24, tetapi berbeda di Qs.4? Jadi disini ada 2 pertentangan ayat. Total sudah ada 168 pertentangan.

Hukum yang dibuat Allah telah mempertimbangkan kesetaraan gender dan memperhatikan kondisi lainnya. Ayat 4:16 menjelaskan setelah dihukum dia harus diberi kesempatan memperbaiki diri.

Jadi disini lenyap 2 pertentangan ayat. Total sudah lenyap 168 pertentangan.


37. Siapakah yg menderita akibat dari konsekuensi dosa? Alquran menyatakan bahwa setiap orang bertanggung jawab terhadap dosa yg diperbuatnya masing2 ( Qs.17:13-15, 53:38-42).
Hal ini bertentangan dengan:
Anehnya, Alquran menyalahkan orang2 Yahudi pada zaman Mhd karena dosa yang telah mereka lakukan 2000 tahun sebelumnya oleh orang2 Yahudi ketika menyembah Patung berhala Lembu Emas (Qs.7:152).
Sampai disini sudah ada 2 pertentangan ayat, jadi total sudah ada 170 pertentangan.

Sudah dijawab sebelumnya. Umat Yahudi dijaman nabi Musa adalah contoh yang harus dijadikan pelajaran.

Sampai disini sudah lenyap 2 pertentangan ayat, jadi total sudah lenyap 170 pertentangan.

38. Disebut apakah kota Mekah? Umat Muslim berani mengatakan kota Mekah adalah kota suci dan rumah Allahnya Muslim.
Hal ini bertentangan dengan:
Qs.17:1 mengatakan bahwa kota Mekah adalah “al-Masjidil Haram”. Jadi kota Mekah adalah kota haram dan rumah Setan terkutuk.
Jadi disini sudah ada 1 pertentangan keyakinan dari umat Muslim, jadi total sudah ada 171 pertentangan.

Tampaknya penuduh mengutip perkataan orang lain. Mana ada orang yang paham bahasa Indonesia menyebut Mekah adalah kota haram. Haram artinya terlarang untuk orang kafir, non muslim.

Jadi disini sudah lenyap 1 pertentangan keyakinan dari umat Muslim, jadi total sudah lenyap 171 pertentangan.


39. Apakah orang2 Kristen/Nasrani akan ke sorga? Ya (Qs.2:62, Qs.5:69)
Hal ini bertentangan dengan:
Orang2 Kristen/Nasrani tidak akan ke sorga (Qs.3:85).
Sampai disini sudah ada 2 pertentangan ayat, jadi total sudah ada 173 pertentangan.

Tak perlu dibahas terlalu sering. Sudah pernah dimuat di tvri.

Sampai disini sudah lenyap 2 pertentangan ayat, jadi total sudah lenyap 173 pertentangan.


40. Apakah Raja Firaun tenggelam di laut atau selamat ketika mengejar nabi Musa dan umat Israel?
Raja Firaun selamat (Qs.10:92).
Hal ini bertentangan dengan:
Raja Firaun tenggelam di laut (Qs.28:40).
Raja Firaun tenggelam di laut (Qs.17:103).
Raja Firaun tenggelam di laut (Qs.43:55)..
Jadi, disini sudah ada 3 pertentangan ayat yg saling bertentangan, jadi total sudah ada 176 pertentangan.

Tuduhan tak jelas karena tidak mampu membedakan tenggelam dan selamatnya firaun.

Jadi, disini sudah lenyap 3 pertentangan ayat yg saling bertentangan, jadi total sudah lenyap 176 pertentangan.


41. Khamar (Arak): Baik atau Jahat? Meminum Khamar ( Arak) adalah perbuatan setan/iblis (Qs.5:90, 2:219).
Hal ini bertentangan dengan:
Di sorga tersedia sungai-sungai dari khamar/arak (Qs.47:15).
Di sorga tersedia sungai-sungai dari khamar/arak (Qs.83:22-25) .
Sampai disini sudah ada 3 pertentangan ayat, jadi total sudah ada 179 pertentangan.

Makanya mati dulu baru nanti ketemu arak di surga.

Sampai disini sudah lenyap 3 pertentangan ayat, jadi total sudah lenyap 179 pertentangan.


42. Jin dan manusia, apakah diciptakan untuk menyembah Allah Muslim atau neraka? Jin dan manusia diciptakan hanya untuk melayani Allah Muslim ( Qs.51:56).
Hal ini bertentangan dengan:
Jin dan Manusia, beberapa di antara mereka diciptakan untuk menempati neraka jahanam (Qs.7:179).
Jadi, disini sudah ada 1 pertentangan, jadi total sudah ada 180 pertentangan.

Suka-suka Allah menempatkan manusia di surga atau neraka.

Jadi, disini sudah lenyap 1 pertentangan, jadi total sudah lenyap 180 pertentangan.


43.. Siapakah yg menyesatkan manusia? Setan (Qs.4:119-120, 5:42 ).
Hal ini bertentangan dengan:
Allah Muslim berwenang untuk menyesatkan manusia/siapa saja yg dikehendakiNya untuk disesatkan (Qs.4:88).
Suatu bencana datangnya berasal dari sisi Allah Muslim (Qs.4:78).
Jadi, disini sudah ada 4 ayat yg saling pertentangan. Total sudah ada 184 pertentangan.


Maksudnya Allah membiarkan orang-orang durhaka mengikuti syetan. Orang yang beriman tak akan mampu disesatkan oleh syetan.

Jadi, disini sudah lenyap 4 ayat yg saling pertentangan. Total sudah lenyap 184 pertentangan


44. Salah satu dari nama Allah Muslim adalah Mahatahu (Qs.4:24).
Hal ini bertentangan dengan:
Qs..4:142 berkata: “Sesungguhnya orang2 munafik itu menipu Allah, dan Allah akan membalas tipuan mereka.” (Allah ditipu?!)
Jadi disini sudah ada 1 pertentangan ayat, total sudah ada 185 pertentangan.

Maksudnya orang-orang munafik merencanakan konspirasi untuk menentang Allah. Menentang Allah artinya melawan syariatNya seperti menteror dan menyusahkan umat Islam.

Jadi disini sudah lenyap 1 pertentangan ayat, total sudah lenyap 185 pertentangan.

45. Apakah umat Muslim akan masuk ke neraka? Ya, umat Muslim sudah ditetapkan pasti akan mendatangi (masuk) ke neraka ( Qs.19:17).
Hal ini bertentangan dengan:
Allah Muslim adalah jalan yg lurus (Qs.19:36) dan Quran adalah jalan yang lurus (Qs.5:16). Aneh! Pertanyaan: Jika Allah Muslim dan Quran adalah jalan yg lurus, lalu mengapa umat Muslim ditetapkan harus masuk ke neraka?
Sampai disini sudah ada 2 pertentangan ayat, jadi total sudah ada 187 pertentangan.

Penuduh salah kutip. Ayat 19:17 menceritakan soal Maryam. Seorang Muslim tentu saja bisa masuk neraka kalau amal kejahatannya lebih banyak dibanding kebaikannya. Hanya mereka yang mengikuti Quran dengan sepebuh hati yang mendapat jalan lurus.

Sampai disini sudah lenyap 2 pertentangan ayat, jadi total sudah lenyap 187 pertentangan.


46. Allah Muslim tidak menyukai orang2 yg melampaui batas/sewenang- wenang (Qs.5:87).
Hal ini bertentangan dengan:
Allah Muslim berwenang untuk menyesatkan manusia/siapa saja yg dikehendakiNya untuk disesatkan (Qs.4:88). Allah Muslim sewenang2 untuk menyesatkan umat manusia?!
Allah Muslim memerintahkan umaatNya untuk membunuh dan Allah Muslim berkata: “Maka (yg sebenarnya) bukan kamu yg membunuh mereka, akan tetapi Allah-lah yg membunuh mereka ….” (Qs.8:17).
Jadi, di sini sudah ada 2 pertentangan ayat, dan total sudah ada 189 pertentangan.

Si penuduh benar-benar berotak encer. Dia bermaksud menimbulkan keraguan.

Ayat 5:87 menjelaskan kebencian Allah pada para pendurhaka (tak mendapat petunjuk)

Ayat 4:88 menjelaskan hak Allah memberikan petunjuk kepada seseorang

Ayat 8:17 menjelaskan bantuan Allah kepada pejuang fi sabi lillah di medan perang.

Jadi, di sini sudah lenyap 2 pertentangan ayat, dan total sudah lenyap 189 pertentangan.

47. Allah Muslim adalah Petunjuk Jalan yg Lurus (Qs.19:36).
Hal ini bertentangan dengan:
“Barangsiapa yg disesatkan Allah, maka kamu sekali-kali tidak akan mendapat jalan” (Qs.4:143).
“Dan barangsiapa yg disesatkan Allah, maka merekalah orang2 yg merugi.” (Qs.7:178).
Jadi, disini sudah ada 3 pertentangan ayat. Total sudah ada 192 pertentangan.

Sudah dijawab.

Jadi, disini sudah lenyap 3 pertentangan ayat. Total sudah lenyap 192 pertentangan.

48. Allah Muslim membenci orang kafir, orang yg berbuat sewenang-wenang dan orang syirik (Qs.8:55, 4:48, 4:116).
Hal ini bertentangan dengan:
Allah Muslim menangguhkan (menahan) penghukuman terhadap orang2 kafir sehingga dosa2 mereka semakin bertambah?! (Lihat Qs.3:178).
Jadi, disini sudah ada 4 pertentangan ayat, total sudah ada 196 pertentangan.

Meskipun Allah membenci mereka, mereka masih diberi kesempatan memperbaiki diri. Itulah kasih sayangnya Allah. Adapun orang yang keras kepala, hatinya tidak tergerak beriman kepada Allah maka dia dibiarkan berbuat dosa seumur hidupnya.

Jadi, disini sudah lenyap 4 pertentangan ayat, total sudah lenyap 196 pertentangan.

49. Alquran mengatakan: “Tidak ada paksaan dalam agama Islam…” (Qs.2:256)
Hal ini bertentangan dengan:
Qs. 5:33 mengatakan dan memerintahkan kepada umat Muslim untuk membunuh, memotong tangan dan kaki, melakukan penyaliban, membuang (menyingkirkan/ memusnahkan) orang2 yg menolak Allah Muslim & RasulNya (Mhd) serta ajarannya.
Allah Muslim memerintahkan untuk memancung/memenggal kepala dan membunuh orang2 kafir (Non-Muslim) (Qs.47:4, Qs.9:5, Qs.8:12, Qs.8 :17, Qs.8:60, Qs.9:14, Qs.9:73, Qs.9:29, Qs.48:29, Qs.4:74, Qs.2:154, Qs.2:190-191, Qs.9:38, Qs.9:41, Qs.4:76).
Sampai disini sudah ada 16 pertentangan ayat, jadi total sudah ada 212 pertentangan.

Betul tidak ada paksaan dalam memeluk Islam. Membunuh hanya diijinkan kalau non muslim melakukan permusuhan dan mengancam keselamatan umat Islam. Beginilah kalau orang yang membaca Al-Quran dengan mata syetan.

Sampai disini sudah lenyap 16 pertentangan ayat, jadi total sudah lenyap 212 pertentangan.

 


50. Qs.2:54 berkata: “Bunuhlah dirimu sendiri! Hal itu lebih baik bagimu pada sisi Tuhan yg menjadikan kamu, maka Tuhan akan menerima taubatmu …”
Hal ini bertentangan dengan:
Qs.4:29: ” …Janganlah kamu membunuh dirimu sendiri, sesungguhnya Allah Maha Penyayang kepadamu.”

Sudah dijawab. Ayat 2:54 bercerita tentang umat nabi Musa. Boleh jadi saat itu bunuh diri adalah salah satu cara untuk menebus dosa. Apa masalahnya?


Sampai disini sudah lenyap 1 pertentangan ayat, jadi total sudah lenyap 213 pertentangan.


Masih banyak sekali kesesuaian, kesinergisan dan konsistensi Al-Quran. Tetapi karena mengingat banyaknya, maka cukuplah sampai point ke-50 ini saja.

Kesimpulan:
Alquran itu banyak kesesuaian ayat.
Alquran itu wahyu Allah yg Benar (wahyu Asli).
Alquran itu harus dipercayai/diimani.
Alquran itu mengandung kebenaran.
Alquran itu mujizat.
Alquran itu sempurna.
Alquran berasal dari Allah.

Ini berarti:
Allah Muslim sempurna.
Allah Muslim Tuhan Allah yg Benar.
Allah Muslim dapat dipercaya.
Allah Muslim pantas diimani.
Allah Muslim benar.
Allah Muslim hanya satu-satunya Tuhan.
Allah Muslim memiliki sorga.

 

Ndagel: SBY Main Yoyo, Mega Main Gasing, Rakyat Sengsara January 29, 2009

Filed under: Wawasan — ainspirasi @ 9:18 am
Tags: , , ,

Jakarta – Ejekan Ketua Umum DPP PDIP Megawati Soekarnoputri terhadap Presiden SBY terus menuai balasan dari pendukung SBY. Jika Mega mengibaratkan pemerintahan SBY-JK seperti bermain yoyo, pendukung SBY mengibaratkan pemerintahan Mega saat itu seperti bermain gasing. Apa bedanya?

“Permainan yoyo itu masih jauh lebih baik dari pemerintahan Megawati saat itu. Pemerintahan Mega saya umpamakan seperti permainan gasing,” kata Wakil Ketua FPD Sutan Bhatoegana pada detikcom, Kamis (29/1/2009).

Menurut anggota komisi VII DPR ini, perumpamaan Mega dalam menilai pemerintahan SBY-JK sudah sangat bagus. Yaitu bermain yoyo yang bisa bermakna terjadi kenaikan hal-hal yang menguntungkan rakyat dan menurunkan hal-hal yang membebani rakyat.

“Yoyo itu  naik turun. Artinya, pendapatan perkapita naik dari USD 600 per orang menjadi USD 1600 per orang. Devisa negara kita naik, anggaran pendidikan kita naik jadi 20 persen, dan sebagainya,” terang Sutan.

“Sebaliknya, harga BBM turun sampai 3 kali, tingkat korupi turun sesuai dengan rekord International Transparancy, Ancaman sparatisme juga turun dan sebagainya,” jelas sultan.

Sutan justru membalikkan ejekan Mega dengan ejekan yang lebih pedas, Mega bermain gasing. Menurutnya permainan gasing bukannya menjadikan lokasi permainan lebih baik dan indah, tetapi justru merusak dan membahayakan pemainnya.

“Sebaliknya, gasing artinya berputar di tempat dan tidak pernah maju. Bahkan cenderung melubangi tempat gasing itu sendiri hingga rusak,”jelasnya.

“Perumpamaan gasing punya makna, pada saat pemerintahan Mega, tidak ada kemajuan sama sekali yang dicapai, bahkan tambah mundur. Terbukti 2 pulau kita hilang, Sipadan dan Ligitan,” papar Sutan.

“Beberapa BUMN strategis dijual ke asing, seperti Indosat. VLCC yang sangat vital untuk Pertamina dilego, gas alam kita di Tangguh, Papua diobral murah,” serang Sutan.

Selain itu, di bidang ekonomi, lanjut Sutan BLBI triliunan yang masih belum lunas diberi surat keterangan lunas (SKL), korupsi masih merajalela dan disintegrasi bangsa tetap mengancam terutama di Aceh dan Papua yang tak pernah dapat dituntaskan.

Lalu Sutan bertanya pada Mega,”jadi mana yang lebih baik, permainann yoyo atau gasing? Biarlah rakyat yang nanti yang akan menentukan,”pungkas politisi ceplas-ceplos ini.

 

“SESAT”: PKS Menjadi Warna Warni Seindah Pelangi January 27, 2009

Filed under: Wawasan — ainspirasi @ 12:08 pm
Tags: , ,

“Seringkali persoalan agama dijadikan pemicu konflik yang memecah belah bangsa.” ungkapnya.

Makassar – Era politik aliran di Indonesia dinilai sudah berakhir. Konstituen dalam Pemilu 2009 diprediksi akan lebih terpengaruh pada kinerja kader dan kredibilitas partai, ketimbang karena sentimen agama atau kelompok tertentu.

Hal itu disampaikan Sekretaris Jenderal Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Anis Matta dalam acara temu muka Tim Delapan PKS dengan sejumlah tokoh nonmuslim Makassar di Hotel Clarion,
Makassar, Kamis (23/1/2009).

Oleh karena itu, menurut Anis, PKS berhasrat merangkul semua suku maupun agama yang ada di Indonesia untuk memenuhi target perolehan suara 20 persen dalam Pemilu 2009. Saat ini sudah waktunya bagi PKS untuk membuka diri, mengusung isu kemanusiaan tanpa dominasi agama.

“Seringkali persoalan agama dijadikan pemicu konflik yang memecah belah bangsa.” ungkapnya.

Selain itu, lanjut Anis, agenda PKS untuk mengusung isu kemanusiaan tanpa sekat apapun dalam persatuan bangsa adalah dengan menghapuskan anggapan awam bahwa partai selalu berorientasi tempat, tokoh, dan warna.

“Seringkali Bali dan Papua disebut sebagai basis partai tertentu, atau Soekarno dan Soeharto merupakan satu-satunya tokoh dari partai selain PKS. Hal tersebut salah kaprah.” ucap Anis.

Sekjen PKS asal Sulsel ini juga mengkritik pemeluk agama yang selalu mencari dalil dalam kitab suci untuk saling berperang. “Perang di kalangan umat beragama hanyalah akal-akalan kapitalisme industri senjata,” tandas

 

Bantuan Terbesar Indonesia untuk Palestina

Filed under: Wawasan — ainspirasi @ 6:30 am

Di seantreo dunia, dukungan paling besar yang datang untuk Palestina berasal dari Indonesia. Lebih dari Rp. 50 milyar disumbangkan oleh Indonesia hanya dalam kurun waktu kurang 1 bulan saja, baik dari pribadi yang dikumpulkan secara kolektif ataupun institusi, dan ini melebihi sumbangan rakyat manapun di semua negara yang konsern terhadap Palestina. Rakyat Palestina terharu dan tak akan pernah melupakan rakyat Indonesia. Jika kebetulan kita berbincang dengan rakyat Palestina, baik melaui on-line ataupun secara langsung, niscaya kita akan merasakan langsung pengakuan dan penghormatan dari mereka akan hal ini.

http://www.eramuslim.com/berita/dunia/kronologis-dan-fakta-di-balik-agresi-israel-di-jalur-gaza.htm

 

Niat Sebening Embun January 21, 2009

Filed under: Wawasan — ainspirasi @ 5:25 pm
Tags: , ,

Maha Suci Allah yang lewat lisan Rasulullah mengungkapkan bahwa “segala perbuatan itu tergantung niatnya”. Ketika terbetik niat melakukan sebuah perbuatan dalam diri kita di situlah muncul kekuatan. Niatlah yang menyatukan segala jiwa dan raga. Dengan niat yang benar orang akan tegas melakukan sesuatu. Sering kita dengar ungkapan “perbuatannya kayak tidak niat” menandakan orang tersebut kurang memiliki azam, semangat, pada perbuatannya.

Bukankah niat itulah sisi lain dari why. Jawaban dari why adalah karena. Mengapa begini-begitu karena begini-begitu. Mengapa harus bekerja karena untuk…

Ketika ungkapan-ungkapan itu dikaitkan dengan ajaran Islam akan tampak relevansinya. Ketahuilah bahwa ulama-ulama setelah jaman sahabat seringkali memulai pembahasan kitab-kitabnya dengan masalah niat, why. Hampir semua atau bahkan semua ritual ibadah dalam Islam dianjurkan untuk dimulai  dengan niat. Sholat, puasa, zakat, dll semuanya ada rukun niat. Why? Dengan dipersembahkan ibadah itu kepada Allah semata-mata maka Allah akan memberikan berkahnya. Allah akan menurunkan buah ibadah tersebut di dunia dan di akhirat kelak. Bila why-nya tidak jelas maka sulit diharapkan datangnya berkah, nilai tambah. Sebuah ibadah yang diniatkan selain mengharapkan rahmatnya Allah maka tidak akan diterima ibadahnya itu. Ibadahnya sia-sia bahkan bisa menghinakan martabat pelakunya.

Berarti perkataan untuk selalu memperbaharui niat adalah sisi lain dari memperbaiki why. Why yang benar akan memunculkan sikap yang teguh. Beribadah dan berbuat dengan why yang benar, penuh keteguhan menjadi magnit spiritual yang menarik rahmat Allah. Cita-cita-cinta setiap Muslim seharusnyalah di setiap tarikan napasnya menjadikan Allah sebagai jawaban dari why. Untuk Allahlah segalanya kita persembahkan. Itulah jawaban why yang paling mulia baik di langit maupun di bumi .

 

Awal Hancurnya Zionist January 20, 2009

Filed under: Wawasan — ainspirasi @ 2:05 pm
Tags: , , ,

Barangkali saat inilah dimana pasukan zionist mengalami kekalahan perang melawan Hamas sebagai awal keruntuhannya. Dengan ditariknya pasukan zionist dari Gaza dan kemenangan di pihak Hamas menjadikan gerakan Hamas menjadi lebih kuat. Sudah barang tentu pengalaman perang kali ini bagi Hamas merupakan pengalaman perang yang sangat mengesankan. Betapapun kondisi Gaza hancur lebur mereka masih bisa membalas serangan kaum kafir. Kemenangan ini mungkin menjadi batu pijakan bagi Hamas untuk menduduki tampuk pemerintahan yang sesungguhnya di Palestina. Hamas akan segera melengserkan presiden Abbas yang dituduhnya berkomplot dengan penjajah.

Beberapa waktu lalu zionist juga telah mengalami kekalahan telak oleh Hizbullah yang ada di utara Palestina. Padahal saat itu Hizbullah baru mengeluarkan 10% persenjataannya.  Dua kali kemenengan  kaum Muslimin terhadap zionist menandakan peningkatan kekuatan yang luar biasa di kaum Muslim.  Kaum Muslimin kembali mendapat semangat untuk terus melakukan perlawanan. Peristiwa yang mereka lihat di depan mata dimana musuh dapat dikalahkan akan terpatri di dalam dada rakyat Palestina.

Kondisi yang mengenaskan di Gaza setidaknya membuka mata penduduk dunia tentang kebiadaban zionist.  Penduduk dunia kini tahu betapa kejamnya zionist yang diwakili oleh israel.  Tidak ada yang menyangka rumah sakit menjadi sasaran roket zionist. Itulah ulah zionist. Hal ini mengingatkan saya pada peringatan nabi SAW bahwa “menjelang kiamat akan terjadi perang muslim dengan orang-orang yahudi sampai-sampai batu pun dapat berbicara untuk menunjukan posisi  kaum yahudi”. Pengertian hadist ini adalah semua orang tahu tentang watak kaum yahudi ini. Lihatlah sekarang semua orang sudah tahu bagaimana biadabnya bangsa yang satu ini.

Lalu apakah tahapan selanjutnya yang dilakukan yahudi? Al-Quran menggambarkan bahwa kaum yahudi akan berusaha menggerogoti Masjidil Aqsa (lihat bagian awal surat Al-Isra). Hal ini dilakukannya karena kaum yahudi sudah putus asa lantaran dua kali mengalami kekalahan dari kaum Muslimin. Ketika mereka masuk dan berusaha menduduki Masjid tersebut maka  umat Islam akan bersatu demikian juga dengan pemimpinnya. Pemimpin-pemimpin Arab dan pemimpin kaum Muslimin di seluruh dunia akan bekerjasama bahu membahu mengusir kaum yahudi hingga mereka keluar dari Masjid Al-Aqsa dan bahkan akan keluar dari negara israel.  Setelah peristiwa ini maka dunia akan aman dan saat itulah kiamat akan datang. wallau a’lam.

 

Planet Nibiru X Pembawa Petaka January 19, 2009

Filed under: Wawasan — ainspirasi @ 1:13 pm
Tags: ,

Diramalkan bahwa petaka global akan muncul tahun 2012. Penyebabnya adalah hadirnya planet Nibiru X yang ratusan kali lebih besar dibanding bumi. Konon menurut para ahli planet ini sudah dikenal oleh bangsa Sumeria kuno. Nama Nibiru pun diambil dari bahasa Sumeria tersebut. Planet Nibiru X diramalkan akan membawa bencana di bumi sekitar akhir tahun 2012.  Menurut Penjelasan NASA daerah orbit Nibiru X memotong lintasan tata surya dan garis edar bumi. Akibat masuknya Nibiru pada lintasan bumi gravitasi bumi akan terganggu. Hasilnya bumi mengalami kegoncangan luar biasa. Air laut akan tumpah ruah ke daratan. Kerusakan paling besar diramalkan akan dialami oleh Amerika. Peradaban negara Amerika akan musnah (mungkin ini adalah hukuman terhadap kelakuannya yang menteror dunia).  Tsunami besar akan dialami manusia. Berita ini sengaja tidak dipublikasikan oleh NASA secara umum untuk menghindari kepanikan global.  Untuk itu bersiaplah. Bagi yang belum nikah segeralah menikah siapa tahu 2012 adalah hari terakhir hidupnya bumi. Mugkin ini hanya gosip tapi tak ada salahnya berisiap-siap. Wallahu a’lam

http://www.youtube.com/watch?v=S6UDRqYcMhg&feature=related

 

Taujih Nabawi Untuk Kader dan Qiyadah January 8, 2009

Filed under: Visi — ainspirasi @ 7:07 am
Tags: , , ,

Oleh: Farid Nu’man Hasan

(untuk kalangan sendiri, hanya untuk dibaca, dilarang mengutip tanpa seizin penulis)

Mukadimah

Dusta jika ada manusia tidak butuh nasihat, sombong jika ada manusia tidak butuh bimbingan. Kita semua membutuhkannya. Sebab manusia itu memiliki potensi benar dan salah, Allah Ta’ala berfirman:

Maka Allah mengilhamkan kepada jiwa itu (jalan) kefasikan dan ketakwaannya.” (QS. Asy Syams (91): 8)

Dengan potensi kefasikan yang sudah ada saja sudah cukup bagi manusia untuk melakukan penyimpangan, ditambah lagi adanya gangguan syaitan la’natullah ‘alaih, yang selalu mengajak manusia ke jalan yang sesat menjadi pengikut mereka, Allah Ta’ala berfirman:

“Sesungguhnya syaitan itu adalah musuh bagimu, maka anggaplah ia musuh(mu), karena sesungguhnya syaitan-syaitan itu hanya mengajak golongannya supaya mereka menjadi penghuni neraka yang menyala-nyala.” (QS. Fathir (35): 6)

Namun demikian, Allah Tabaraka wa Ta’ala juga menyediakan berbagai mekanisme penjagaan dan perawatan fitrah seorang mukmin, salah satunya adalah budaya saling memberikan nasihat (munashahah) dan tadzkirah. Inilah budaya yang mengeluarkan manusia dari zona Al Khusr (kerugian), Allah Ta’ala berfirman:

“Demi masa. Sesungguhnya manusia itu benar-benar dalam kerugian, kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh dan nasehat menasehati supaya mentaati kebenaran dan nasehat menasehati supaya menetapi kesabaran.” (QS. Al ‘Ashr (103): 1-3)

Inilah budaya yang bermanfaat buat orang beriman, Allah Ta’ala berfirman:

“Dan tetaplah memberi peringatan, karena Sesungguhnya peringatan itu bermanfaat bagi orang-orang yang beriman.” (QS. Adz Dzariyat (51): 55)

Ya, peringatan ini bermanfaat untuk hati orang-orang mukmin (Tafsir Al Quran Al ‘Azhim, 7/425) karena hatilah panglima aktifitas menuju perubahan dan perbaikan. Kecerdasan manusia tidaklah mencukupi jika hati belum ada kemauan untuk berubah.

Atas dasar ini, dengan memposisikan diri sebagai bagian dari objek taushiah dan tidak menggurui, kami turunkan risalah ini yang kami beri tajuk ‘Taujih Nabawi Untuk Kader dan Qiyadah’ dalam rangka melerai pertikaian dan menyudahi kedengkian, tidak meluas wilayahnya (sebab ini hanyalah guncangan Jadebotabek dan internet, sedangkan di daerah-daerah sama sekali tidak dirasakan), demi keutuhan jamaah, kemajuan, dan kejayaan dakwah Islam. Allah Ta’ala berfirman:

“Dan kalau ada dua golongan dari mereka yang beriman itu berperang hendaklah kamu damaikan antara keduanya!” (QS. Al Hujurat (49): 9)

Mendamaikan orang-orang beriman dengan mengajak mereka kembali merujuk Kitabullah dan rela terhadap apa-apa yang ditetapkanNya untuk dan atas mereka, dan kitabullah merupakan media paling adil untuk mendamaikan manusia (Jami’ul Bayan fi Ta’wilil Qur’an, 22/292), maka mari kita jadikan marja’ utama kita, yakni Al Quran dan As Sunnah sebagai pemersatu kita semua.

I. Taujih Nabawi Untuk Kader

Maksud ‘kader’ di sini adalah siapa saja yang masih mengikuti proses tarbiyah secara intens di berbagai jenjangnya, apa pun jabatan mereka di jamaah dan hizb, atau yang tidak menjadi apa-apa. Ada pun bagi yang tidak masuk kategori ini, namun ikut bermain api di dalamnya, dan ikut memperkeruh suasana dan memprovokasi, maka kami ingatkan untuk para kader terhadap tipuan mereka:

“Beginilah kamu, kamu menyukai mereka, Padahal mereka tidak menyukai kamu, dan kamu beriman kepada Kitab-Kitab semuanya. apabila mereka menjumpai kamu, mereka berkata “Kami beriman”, dan apabila mereka menyendiri, mereka menggigit ujung jari lantaran marah bercampur benci terhadap kamu.” (QS. Al Imran (3): 119)

Ya, jika mereka berdiskusi dengan kita, berhadapan dengan kita, mereka menyatakan bahwa “Kami adalah kader tarbiyah,” tetapi perilaku mereka bak menyiram bensin di kobaran api yang kecil. Sehingga, perselisihan kecil, nasihat biasa, dijadikannya sebagai pisau pembunuh keutuhan jamaah hingga permasalahan melebar ke mana-mana. Untuk mereka ini, para outsider yang ikut bersandiwara di dalam wacana dan dialektika jamaah, maka cukuplah bagi kalian:

“Katakanlah (kepada mereka): “Matilah kamu karena kemarahanmu itu”. Sesungguhnya Allah mengetahui segala isi hati.” (QS. Ali Imran (3): 119)

Sebaliknya, untuk para kader tarbiyah, diam adalah lebih baik jika belum tahu permasalahan. Tidak terpancing emosi, bersikap, dan komentar yang melebihi kapasitasnya. Tidak termakan berita bohong, atau justru menjadi penyebar berita bohong. Teruslah menuntut ilmu, berdakwah, dan beramal.

Dan janganlah kamu mengikuti apa yang kamu tidak mempunyai pengetahuan tentangnya. Sesungguhnya pendengaran, penglihatan dan hati, semuanya itu akan diminta pertanggungan jawabnya.” (QS. Al Isra’: 36)

“Sesungguhnya orang-orang yang membawa berita bohong itu adalah dari golongan kamu juga.” (QS. An Nur (24): 11)

Berikut adalah Taujih Nabawi yang bertebaran di berbagai kitab hadits untuk para kader. Kami akan sampaikan beberapa saja, di antaranya:

A. Tetaplah Taat Selama Perintah Bukan Maksiat

Dari Abu Hurairah Radhiallahu ‘Anhu, bahwa Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda:

مَنْ أَطَاعَنِي فَقَدْ أَطَاعَ اللَّهَ وَمَنْ عَصَانِي فَقَدْ عَصَى اللَّهَ وَمَنْ يُطِعْ الْأَمِيرَ فَقَدْ أَطَاعَنِي وَمَنْ يَعْصِ الْأَمِيرَ فَقَدْ عَصَانِي وَإِنَّمَا الْإِمَامُ جُنَّةٌ يُقَاتَلُ مِنْ وَرَائِهِ وَيُتَّقَى بِهِ فَإِنْ أَمَرَ بِتَقْوَى اللَّهِ وَعَدَلَ فَإِنَّ لَهُ بِذَلِكَ أَجْرًا وَإِنْ قَالَ بِغَيْرِهِ فَإِنَّ عَلَيْهِ مِنْهُ

“Barangsiapa yang mentaatiku, maka dia telah taat kepada Allah. Barangsiapa yang bermaksiat kepadaku, maka dia telah maksiat kepada Allah. Barangsiapa yang taat kepada pemimpin maka dia telah mentaatiku. Barangsiapa yang membangkang kepada pemimpin, maka dia telah bermaksiat kepadaku. Sesungguhnya pemimpin adalah perisai ketika rakyatnya diperangi dan yang memperkokohnya. Jika dia memerintah dengan ketaqwaan kepada Allah dan keadilan, maka baginya pahala. Jika dia mengatakan selain itu, maka dosanya adalah untuknya.” (HR. Bukhari, 10/114/2737. Muslim, 9/364/3417. An Nasa’i, 13/95/4122. Ibnu Majah, 8/393/2850. Ahmad, 15/166/7125)

Hadits ini tidak syak lagi, berbicara tentang keutamaan pemimpin yang tidak dimiliki oleh selainnya. Ketaatan kepada mereka dan pembangkangan kepada mereka seakan disetarakan dengan ketaatan dan pembangkangan kepada Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam. Dalam konteks jamaah dakwah, maka para qiyadah adalah pemimpin kita.

Qiyadah seperti apa yang berhak mendapatkan ketaatan dari umatnya (baca: kader)? Al Hafzih Ibnu Hajar mengatakan setiap yang memerintahkan dengan kebenaran dan dia seorang yang adil, maka dia adalah pemimpin Asy Syaari’ (pembuat syariat) yang dengan syariatNya pemimpin tersebut memerintah. (Fathul Bari, 20/152)

Jadi, patokannya adalah syariah, sejauh mana ketaatan pemimpin tersebut kepada Allah dan RasulNya, dan syariat yang diajarkan oleh RasulNya. Sejauh mana pula kebenaran perintah mereka dalam timbangan syariah. Namun, sebagain ulama Ahlus Sunnah tetap mempertahankan bahwa pemimpin yang fasiq tetaplah harus ditaati perintahnya yang baik-baik, ada pun kefasiqannya ditanggung oleh dirinya sendiri sesuai hadits di atas.

Untuk perintah yang maksiat kepada Allah Ta’ala dan RasulNya, maka semua ulama sepakat tidak ada ketaatan kepada pemimpin yang memerintah seperti itu. Banyak hadits yang menegaskan hal demikian, di antaranya:

Dari Ali bin Abi Thalib Radhiallahu ‘Anhu, bahwa Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda:

لَا طَاعَةَ فِي مَعْصِيَةِ اللَّهِ إِنَّمَا الطَّاعَةُ فِي الْمَعْرُوفِ

“Tidak ada ketaatan dalam bermaksiat kepada Allah, sesungguhnya ketaatan itu hanya ada pada yang ma’ruf (dikenal baik).” (HR. Muslim, 9/371/3424. Abu Daud, 7/210/2256. An Nasa’i, 13/114/4134. Ahmad, 2/192/686. Al Baihaqi, As Sunan Al Kubra, 8/156. Sementara Bukhari meriwayatkan tanpa lafaz Laa Tha’ata fi Ma’shiyatillah, 13/237/3995)

Dari Ibnu Umar Radhiallahu ‘Anhu, bahwa Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda:

السَّمْعُ وَالطَّاعَةُ عَلَى الْمَرْءِ الْمُسْلِمِ فِيمَا أَحَبَّ وَكَرِهَ مَا لَمْ يُؤْمَرْ بِمَعْصِيَةٍ فَإِذَا أُمِرَ بِمَعْصِيَةٍ فَلَا سَمْعَ وَلَا طَاعَةَ

“Dengar dan taat atas seorang muslim adalah pada apa yang disukai dan dibencinya, selama tidak diperintah maksiat. Jika diperintah untuk maksiat, maka jangan didengar dan jangan ditaati.” (HR. Bukhari, 22/52/6611. Abu Daud, 7/211/2257. At Tirmidzi, 6/300/1929. Ahmad, 9/475/4439. Al Baihaqi, As Sunan Al Kubra, 3/127)

Dari hadits-hadits ini mereka sepakat, bahwa yang tidak ditaati adalah perintahnya saat ia memerintahkan perintah yang maksiat tersebut, baik perintah itu datangya dari pemimpin yang adil atau zalim terhadap rakyatnya, suami ke pada isterinya, orang tua kepada anaknya, jenderal kepada prajuritnya, dan sebagainya.

Para ulama berbeda pendapat, apakah juga wajib tetap taat kepada pemimpin yang fasiq dan zalim, namun belum kafir. Ini dilihat dari sisi kepribadian pemimpin tersebut, bukan dilihat dari isi (content) yang diperintahkannya.

Kebanyakan Ahli hadits mengatakan, tetap wajib taat kepada pemimpin yang zalim dan fasiq, serta bersabar menghadapi mereka, selama mereka masih menegakkan shalat, dan belum melakukan tindakan yang mengeluarkannya dari Islam secara nyata (kufrun bawaah), dan selama perintahnya bukan maksiat, ada pun kefasikan dan kezaliman pemimpin, maka itu ditanggung oleh dirinya sendiri. Ini juga pendapat Imam Hasan Al Bashri.

Sebagian muhaqqiq dari kalangan Syafi’iyah menyatakan wajibnya mentaati pemimpin, baik perintah atau larangan, selama bukan perintah haram. (Imam Al Alusi, Ruhul Ma’ani, 4/106)

Imam Ar Razi mengatakan, taat kepada Allah, Rasul, dan Ahli ijma’ adalah pasti (qath’i), ada pun terhadap pemimpin dan penguasa, tidaklah taat secara pasti, bahkan kebanyakan adalah haram, karena mereka tidaklah memerintah melainkan dengan kezaliman (li annahum Laa ya’muruuna illa bizh zhulmi). (Mafatihul Ghaib, 5/250)

Mereka berdalil dengan banyak hadits, di antaranya hadits berikut:

إلا أن تروا كفرا بَوَاحا، عندكم فيه من الله برهان

“Kecuali kalian melihatnya melakukan kekafiran yang nyata, dan kalian telah mendapatkan bukti nyata dari Allah terhadapnya.” (HR. Bukhari, 21/444/6532. Muslim, 9/374/3427)

Dalil lainnya, dari Hudzaifah bin Al Yaman Radhiallahu ‘Anhu beliau berkata:

يَا رَسُولَ اللَّهِ إِنَّا كُنَّا بِشَرٍّ فَجَاءَ اللَّهُ بِخَيْرٍ فَنَحْنُ فِيهِ فَهَلْ مِنْ وَرَاءِ هَذَا الْخَيْرِ شَرٌّ قَالَ نَعَمْ قُلْتُ هَلْ وَرَاءَ ذَلِكَ الشَّرِّ خَيْرٌ قَالَ نَعَمْ قُلْتُ فَهَلْ وَرَاءَ ذَلِكَ الْخَيْرِ شَرٌّ قَالَ نَعَمْ قُلْتُ كَيْفَ قَالَ يَكُونُ بَعْدِي أَئِمَّةٌ لَا يَهْتَدُونَ بِهُدَايَ وَلَا يَسْتَنُّونَ بِسُنَّتِي وَسَيَقُومُ فِيهِمْ رِجَالٌ قُلُوبُهُمْ قُلُوبُ الشَّيَاطِينِ فِي جُثْمَانِ إِنْسٍ قَالَ قُلْتُ كَيْفَ أَصْنَعُ يَا رَسُولَ اللَّهِ إِنْ أَدْرَكْتُ ذَلِكَ قَالَ تَسْمَعُ وَتُطِيعُ لِلْأَمِيرِ وَإِنْ ضُرِبَ ظَهْرُكَ وَأُخِذَ مَالُكَ فَاسْمَعْ وَأَطِعْ

“Ya Rasulullah, sesungguhnya mendapatkan keburukan lalu datanglah kebaikan dari Allah, dan kami saat itu masih ada. Apakah setelah kebaikan itu datang keburukan lagi?” Rasulullah menjawab: “Ya.” Hudzaifah bertanya: “Apakah setelah keburukan itu akan datang kebaikan lagi?” Rasulullah mejawab: “Ya.” Hudzaifah bertanya: “Apakah setelah kebaikan akan datang keburukan lagi.” Rasulullah menjawab: “Ya.” Hudzaifah bertanya lagi: “Bagaimana itu?” Rasulullah menjawab: “Akan ada setelahku nanti, para pemimpin yang tidaklah menuntun dengan petunjukku, tidak berjalan dengan sunahku, dan pada mereka akan ada orang-orang yang berhati seperti hati syaitan dalam tubuh manusia.” Hudzaifah bertanya: “Apa yang aku lakukan jika aku berjumpa kondisi itu Ya Rasulullah?” Rasulullah menajwab: “Dengarkan dan taati pemimpinmu, dan jika punggungmu dipukul dan diambil hartamu, maka dengarkan dan taat.” (HR. Muslim, 9/387/3435. Al Baihaqi. As Sunan Al Kubra, 8/157. Ath Thabarani, Al Mu’jam Al Ausath, 6/459/3003. Al Maktabah Asy Syamilah)

Dari ‘Auf bin Malik Al Asyja’i Radhiallahu ‘Anhu, bahwa Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda:

خِيَارُ أَئِمَّتِكُمْ الَّذِينَ تُحِبُّونَهُمْ وَيُحِبُّونَكُمْ وَيُصَلُّونَ عَلَيْكُمْ وَتُصَلُّونَ عَلَيْهِمْ وَشِرَارُ أَئِمَّتِكُمْ الَّذِينَ تُبْغِضُونَهُمْ وَيُبْغِضُونَكُمْ وَتَلْعَنُونَهُمْ وَيَلْعَنُونَكُمْ قِيلَ يَا رَسُولَ اللَّهِ أَفَلَا نُنَابِذُهُمْ بِالسَّيْفِ فَقَالَ لَا مَا أَقَامُوا فِيكُمْ الصَّلَاةَ وَإِذَا رَأَيْتُمْ مِنْ وُلَاتِكُمْ شَيْئًا تَكْرَهُونَهُ فَاكْرَهُوا عَمَلَهُ وَلَا تَنْزِعُوا يَدًا مِنْ طَاعَةٍ

“Sebaik-baik pemimpin kalian adalah yang kalian cintai dan mereka pun mencintai kalian, mereka mendoakan kalian, dan kalian juga mendoakan mereka. Seburuk-buruknya pemimpin kalian adalah yang kalian benci dan mereka pun membenci kalian, kalian melaknat mereka, dan mereka pun melaknat kalian.” Rasulullah ditanya: “Ya Rasulullah tidakkah kami melawannya dengan pedang?” Rasulullah menjawab: “Jangan, selama mereka masih shalat bersama kalian. Jika kalian melihat pemimpin kalian melakukan perbuatan yang kalian benci, maka bencilah perbuatannya, dan jangan angkat tangan kalian dari ketaatan kepadanya.” (HR. Muslim, 9/403/3447. Ahmad, 49/11/22856. Al Baihaqi, As Sunan Al Kubra, 8/158. Ath Thabarani, Al Mu’jam Al Kabir, 12/431. Ad Darimi, 9/19/2853. Ibnu Hibban, 19/182/4672. Al Maktabah Asy Syamilah)

Imam An Nawawi mengatakan, tidak dibenarkan keluar dari ketaatan kepada pemimpin jika semata karena kezaliman dan kefasikannya, selama dia tidak merubah kaidah-kaidah agama. (Syarh Shahih Muslim, 6/327)

Selain itu, Imam Bukhari menulis sebuah Bab dalam kitab Shahih-nya, Kewajiban berjihad bersama orang baik atau fajir (Al Jihad Maadhin ‘Alal Barri wal Faajir). Begitu pula Imam Abu Daud, belaiu membuat bab dalam kitab Sunan-nya, Perang Bersama Pemimpin yang Zalim (Fil Ghazwi ma’a A’immati Al Jauri). Sehingga Imam Ahmad menjadikannya alasan bahwa tidak ada perbedaan antara berjihad bersama pemimpin yang adil atau zalim, keutamaan-keutamaan jihad tetap akan didapatkan. (Fathul Bari, 8/474). Begitu pula yang dikatakan Imam Asy Syaukani (Nailul Authar, 11/495). Syaikh Sayyid Sabiq mengatakan, tidak disyaratkan berjihad itu harus dengan hakim yang adil, atau pemimpin yang baik, sebab jihad wajib dalam segala keadaan. (Fiqhus Sunnah, 2/640)

Begitu juga dalam shalat, para ulama menetapkan kebolehan berimam kepada orang zalim dan fasiq, karena dahulu para sahabat, di antaranya Ibnu Umar pernah berimam kepada penguasa zalim, gubernur Madinah, Hajaj bin Yusuf Ats Tsaqafi (pembunuh Abdullah bin Zubeir) sebagaimana yang diriwayatkan oleh Imam bukhari. Sedangkan Imam Muslim meriwayatkan bahwa Abu Said Al Khudri shalat dibelakang khalifah Marwan. Imam An Nasa’i membuat Bab dalam kitab Sunan-nya, Shalat Bersama Imam Zalim (Ash Shalatu Ma’a A’immatil Jauri).

Demikianlah alasan para ulama yang tetap mewajibkan taat kepada pemimpin fasiq dan zalim, selama mereka masih muslim, dan isi perintahnya adalah bukan maksiat.

Sementara, sebagian Imam Ahlus Sunnah lainnya menyatakan tidak wajib taat kepada pemimpin yang zalim dan fasiq, karena kefasikan dan kezalimannya itu, bukan hanya karena faktor isi perintahnya saja yang berisi maksiat.

Dalilnya adalah:

“Dan janganlah kamu taati orang-orang yang melampuai batas.(yaitu) mereka yang membuat kerusakan di bumi dan tidak mengadakan perbaikan.” (QS. Asy Syu’ara: 151-152)

“Dan janganlah kalian taati orang yang Kami lupakan hatinya untuk mengingat Kami dan ia mengikuti hawa nafsu dan perintahnya yang sangat berlebihan.” (QS. Al Kahfi: 28)

Imam Nashiruddin Abul Khair Abdullah bin Umar bin Muhammad, biasa dikenal Imam Al Baidhawi, berkata dalam tafsirnya, ketika mengomentara surat An Nisa’, ayat 59, bahwa yang dimaksud dengan ‘pemimpin’ di sini adalah para pemimpin kaum muslimin sejak zaman Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam dan sesudahnya, seperti para khalifah, hakim, panglima perang, di mana manusia diperintah untuk mentaati mereka setelah diperintah untuk berbuat adil, wajib mentaati mereka selama mereka di atas kebenaran (maa daamuu ‘alal haqqi). (Anwarut Tanzil wa Asrarut Ta’wil, 1/466)

Artinya, ketika pemimpin tersebut sudah tidak di atas kebenaran (baik karena perilaku atau pemahaman pribadi), maka tidak ada kewajiban taat kepadanya. Imam Al Baidhawi tidak membicarakan tentang isi perintahnya. Makna pemimpin pun tidak sebatas pada khalifah, tetapi juga pemimpin apa pun, termasuk dalam konteks pembahasan kita, yakni qiyadah sebuah jamaah atau organisasi.

Bahkan Imam Abul Hasan Al Mawardi mengatakan, bahwa umat berhak meminta pencopotan kepada pemimpin jika mereka memang hilang ke’adalahannya, yakni melakukan kefasikan (baik karena syahwat atau syubhat) dan cacat tubuhnya. (Imam Al Mawardi, Al Ahkam As Sulthaniyah, Hal. 28). Ini juga diriwayatkan sebagai pendapat Imam Asy Syafi’i, Imam Ibnu Hazm, dan Imam Al Ghazali.

Bapak sosiolog Islam, Ibnu Khaldun juga mengatakan tidak boleh dikatakan ‘memberontak’ bagi orang yang melakukan perlawanan terhadap pemimpin yang fasiq. Beliau memberikan contoh perlawanan Al Husein terhadap Yazid, yang oleh Ibnu Khaldun disebut sebagai pemimpin yang fasiq. Apa yang dilakukan oleh Al Husein adalah benar, ijtihadnya benar, dan kematiannya adalah syahid. Tidak boleh dia disebut bughat (memberontak/makar) sebab istilah memberontak hanya ada jika melawan pemimpin yang adil. (Muqaddimah, Hal. 113)

Sebaliknya, Imam Ibnu Tamiyah menganjurkan untuk sabar, tidak memberontak menghadapi ‘musibah’ pemimpin yang zalim (Majmu’ Fatawa, 1/262)

Akhirnya …, setelah panjang lebar kami menguraikan, bagaimana menyikapi pemimpin yang melakukan penyimpangan, fasiq, dan zalim, nampak jelas bagi kami bahwa sikap tetap taat dan sabar adalah lebih utama dan lebih membawa maslahat, dan dapat mencegah kemudharatan serta chaos berkepanjangan, walau keputusan dan perilaku sebagian qiyadah sangat ‘menggeramkan’ dan ‘menjengkelkan’ menurut sebagian kader, yang penting kader tidak diperintah untuk maksiat yang nyata, dan baik sangka lebih dikedepankan, bahwa mustahil qiyadah memerintahkan kadernya untuk maksiat kepada Allah Ta’ala. Dan wajh istidlal (sisi pendalilan) sikap ini pun lebih argumentatif dan legitimate.

Dari Ibnu Abbas Radhiallahu ‘Anhu, Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda:

مَنْ رَأَى مِنْ أَمِيرِهِ شَيْئًا يَكْرَهُهُ فَلْيَصْبِرْ عَلَيْهِ فَإِنَّهُ مَنْ فَارَقَ الْجَمَاعَةَ شِبْرًا فَمَاتَ إِلَّا مَاتَ مِيتَةً جَاهِلِيَّةً

“Barangsiapa yang melihat pemimpinnya ada sesuatu yang dibencinya, maka hendaknya dia bersabar, sebab barang siapa yang memisahkan diri dari jamaah walau sejengkal lalu dia mati, maka matinya dalam keadaan jahiliyah.” (HR. Bukhari, 21/443/6531. Muslim, 9/390/3438. Ahmad, 5/389/2357. Ath Thabarani, Al Mu’jam Al Kabir, 10/305/12590. Al Baihaqi, Syu’abul Iman, 16/46/7239. Ad Darimi, 8/6/2574. Abu Ya’la, 5/402/2293)

Dari hadits ini, tentu kami tidak mengatakan ‘jahiliyah’ orang yang keluar dari jamaah tarbiyah, sebab hadits ini sedang berbicara tentang jamaatul muslimin (jamaah umat Islam keseluruhan). Tetapi ada pelajaran berharga dari hadits ini yakni perintah Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam kepada umatnya agar bersabar menghadapi pemimpin yang perilaku, pemahaman, atau keputusannya tidak disukai mereka. Ini alasan yang kuat kenapa kader hendaknya mengambil sikap taat dan sabar. Kami rasa sikap ini lebih bisa dipertanggungjawabkan secara keilmuan, karena didasari oleh dalil dan pandangan para ulama, bukan karena emosi.

Imam An Nawawi menjelaskan makna miitatan jahiliyah (mati jahiliyah) dalam hadits tersebut, dengan huruf mim dikasrahkan (jadi bacanya miitatan bukan maitatan), artinya kematian mereka disifati sebagaimana mereka dahulu tidak memiliki imam (pada masa jahiliyah). (Syarah Shahih Muslim, 6/322/3436)

Sementara Imam Asy Syaukani dalam Nailul Authar, menjelaskan; bahwa yang dimaksud dengan miitatan jahiliyah dengan huruf mim yang dikasrahkan adalah dia mati dalam keadaan seperti matinya ahli jahiliyah yang tersesat di mana dia tidak memiliki imam yang ditaati karena mereka tidak mengenal hal itu, dan bukanlah yang dimaksud matinya kafir tetapi mati sebagai orang yang bermaksiat. (Imam Asy Syaukani, Nailul Authar, 11/399)

Ada pun surat Al Kahfi ayat 28: “Dan janganlah kalian taati orang yang Kami lupakan hatinya untuk mengingat Kami.” Tidak bisa dijadikan hujjah, sebab maksudnya adalah orang-orang yang hatinya lebih condong kepada syirik dibanding tauhid. (Imam Asy Syaukani, Fathul Qadir, 4/384). Atau menyibukkan diri dengan dunia dan melupakan ibadah dan Rabbnya. (Imam Ibnu Katsir, Tafsir Al Quran Al Azhim, 5/154). Apakah ada yang tega menyebut qiyadah telah melakukan syirik yang nyata? (misal, karena iklan Soekarno, “Aku adalah budak rakyatku,” yang membawa dampak Syirk lafzhiyah). Atau mengatakan, qiyadah telah mendahulukan dunia di banding ibadah dan Rabbnya, bukankah mereka memiliki lembaran mutaba’ah harian? Maka, bagi (kader) yang menyatakan demikian, maka dia telah ghuluw (kelewat batas) dan lebih mendahulukan zhan.

Masalahnya adalah benarkah qiyadah telah melakukan tindakan kefasiqan, kezaliman, dan apa pun yang membuatnya layak untuk tidak ditaati menurut sebagian ulama? Ataukah itu karena perasaan, tuduhan, atau informasi yang tidak utuh, atau ada pihak ketiga yang bermain dan lebih dipercaya oleh kader, atau hanya karena perbedaan ijtihad politik saja? Jika benar qiyadah telah melakukan kefasiqan dan kezaliman, itu pun bukan alasan yang kuat untuk membangkang sebagaimana uraian panjang di atas. Jika tidak benar, maka lebih tidak ada alasan lagi untuk membangkang. Namun, seharusnya qiyadah pun harus memberikan penjelasan, tanpa ada yang disembunyikan, tentang berbagai masalah yang digugat oleh kader. Wallahu A’lam

B. Meninggalkan Perdebatan Yang Tidak Berguna

Tanpa disadari, sebagian kader terlena dalam perdebatan panjang dan sengit, dan mengabaikan akhlak Islam, namun tidak produktif dan justru mengotorkan hati.

أَرْبَعٌ مَنْ كُنَّ فِيهِ كَانَ مُنَافِقًا خَالِصًا وَمَنْ كَانَتْ فِيهِ خَصْلَةٌ مِنْهُنَّ كَانَتْ فِيهِ خَصْلَةٌ مِنْ النِّفَاقِ حَتَّى يَدَعَهَا إِذَا اؤْتُمِنَ خَانَ وَإِذَا حَدَّثَ كَذَبَ وَإِذَا عَاهَدَ غَدَرَ وَإِذَا خَاصَمَ فَجَرَ

“Ada empat hal yang barangsiapa keempat hal itu ada pada diri seseorang maka dia adalah munafik sejati, dan barangsiapa yang memiliki satu saja, maka dia memiliki perangai kemunafikan sampai dia meninggalkannya, yaitu: jika diberi amanah dia khianat, jika bicara dia berbohong, jika berjanji dia melanggar, dan jika berbantahan buruk akhlaknya.” (HR. Bukhari, 1/59/33. Muslim, 1/190/88. Abu Daud, 12/298/4068. At Tirmidzi, 9/222/2556. An Nasa’i, 15/219/4934. Ibnu Hibban, 1/497/254)

Maka, hendaknya kader dakwah meninggalkan perdebatan sengit yang memancing emosi dan melunturkan akhlak, sebab ditakutkan tumbuhnya bibit kemunafikan dalam hati kita, paling tidak perbuatan persebut menyerupai orang munafiq sebagaimana yang dijelaskan para ulama.

Imam An Nawawi memberikan penjelasan, bahwa para ulama telah ijma’ barang siapa yang sudah beriman di hati dan diucapkan dengan lisan, lalu dia melakukan hal-hal yang ada dalam hadits ini, maka mereka tidaklah dihukumi kafir dan tidak pula dihukumi munafiq yang membuatnya kekal di neraka, sebab saudara-saudara Nabi Yusuf ‘Alaihissalam telah melakukan semua perilaku ini. Demikian juga ditemukan bagi sebagian salaf dan ulama, baik sebagian atau seluruhnya. Hadits ini, segala puji bagi Allah, tidak ada kemusykilan, hanya saja para ulama berbeda pendapat dalam memaknainya. Pendapat para muhaqqiq yang mayoritas, dan menjadi pendapat pilihan yang benar adalah perangai-perangai ini adalah perangai munafiq, bagi pelakunya dia telah menyerupai orang munafiq dan berakhlak dengan akhlak mereka (kaum munafiq). Ada pun nifaq, adalah menampakkan apa-apa yang dihatinya berbeda. Pengertian ini memang ada pada orang-orang yang melakukan perangai tersebut, yang menjadikannya nifaq secara hak dalam dirinya, berupa pembicaraannya, janjinya, amanahnya, atau berbantahannya. Tetapi ini bukanlah munafiq yang zhahirnya menampakkan Islam dan hatinya kufur. Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam tidaklah bermaksud munafiq di sini adalah munafiq yang membuat pelakunya adalah kafir dan kekal di neraka paling bawah. (Syarh Shahih Muslim, 1/150/88. Lihat pula keterangan lebih ringkas di ‘Aunul Ma’bud, 10/207)

Imam At Tirmidzi mengatakan bahwa para ulama mengartikan nifaq pada hadits ini adalah nifaq amal (nifak perbuatannya), bukan nifaq takdzib (nifaq karena kobohongan dihatinya) sebagaimana pada zaman Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam, demikianlah yang diriwayatkan dari Al Hasan Al Bashri, bahwa nifaq ada dua, yakni nifaq amal dan nifaq takdzib. (Sunan At Tirmidzi, 9/222). Al Hafizh Ibnu Hajar juga mengatakan bahwa nifaq di sini adalah bahwa pelakunya dihukum seperti munafiq, yakni nifaq amal. (Fathul Bari, 1/54)

Kita pun diperintahkan untuk meninggalkan perbuatan yang tidak bermanfaat. Dari Abu Hurairah Radhiallahu ‘Anhu, bahwa Rasulullah Shalallahu ‘Alaihi wa SallamI bersabda:

مِنْ حُسْنِ إِسْلَامِ الْمَرْءِ تَرْكُهُ مَا لَا يَعْنِيهِ

“Di antara baiknya Islam seseorang adalah ia meninggalkan hal-hal yang tidak bermanfaat.” (HR. At Tirmidzi,8/294/ 2239. Malik, 5/381/1402, dari Ali bin Husein bin Ali bin Ab Thalib. Ibnu Majah, 11/ 472/3966. Ahmad, 4/168/1646, dari Ali bin Abi Thalib. Dishahihkan Syaikh Al Albani dalam Misykah Al Mashabih, 3/49/4839)

Imam Hasan Al Banna juga mengatakan dalam 10 wasiatnya, pada wasiat no. 4: “Tinggalkanlah perdebatan dalam masalah dan kondisi, karena perdebatan tidaklah mendatangkan kebaikan.” (Risalatut Ta’alim wal Usar, Hal. 39. Darun Nashr Liththiba’ah Al Islamiyah)

C. Tetap Menjaga Persatuan dan Soliditas

Tanpa adanya persatuan dan soliditas, maka kelemahan yang akan kita dapatkan. Sayangnya kelemahan jamaah terjadi karena ulah kita sendiri.

“Dan taatlah kepada Allah dan Rasul-Nya dan janganlah kamu berbantah-bantahan, yang menyebabkan kamu menjadi gentar dan hilang kekuatanmu dan bersabarlah. Sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang sabar.” (QS. Al Anfal (8): 46)

Maka beranilah memulai untuk memahami, memaklumi, dan memaafkan sesama ikhwah sebagai awal soliditas jamaah, berada di pihak mana pun kita. Serta menghilangkan kebencian, dengki (hasad), tajassus, memutuskan silaturrahim, cuek, memboikot (hajr), sesama elemen jamaah.

“Maka disebabkan rahmat dari Allah-lah kamu Berlaku lemah lembut terhadap mereka. Sekiranya kamu bersikap keras lagi berhati kasar, tentulah mereka menjauhkan diri dari sekelilingmu. karena itu ma’afkanlah mereka, mohonkanlah ampun bagi mereka, dan bermusyawaratlah dengan mereka dalam urusan itu kemudian apabila kamu telah membulatkan tekad, Maka bertawakkallah kepada Allah. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertawakkal kepada-Nya.” (QS. Ali Imran (3): 159)

Dari Abu Hurairah Radhiallahu ‘Anhu, bahwa Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda:

إِيَّاكُمْ وَالظَّنَّ فَإِنَّ الظَّنَّ أَكْذَبُ الْحَدِيثِ وَلَا تَحَسَّسُوا وَلَا تَجَسَّسُوا وَلَا تَحَاسَدُوا وَلَا تَدَابَرُوا وَلَا تَبَاغَضُوا وَكُونُوا عِبَادَ اللَّهِ إِخْوَانًا

“Hati-hatilah dengan prasangka, karena prasangka adalah sedusta-dustanya perkataan. Janganlah saling mendengarkan keburukan, saling mencari kesalahan, saling mendengki , saling tidak peduli, saling membenci, dan jadilah kalian hamba Allah yang bersaudara.” (HR. Bukhari, 19/8/5604)

Hadits serupa sangat banyak, hanya saja berbeda sedikit matan(redaksi)nya . Ada yang wa laa tanaajasyu (jangan saling memfitnah) (Bukhari, 19/11/5606), atau wa laa taqaatha’uu (jangan saling memutuskan silaturahim) (Muslim, 12/415/4642), atau wa laa tanaafasuu (jangan saling bersaing/bermegah-megah) (Muslim, 12/421/4646), ada juga tambahan, “tidak halal bagi seorang muslim mendiamkan saudaranya leih tiga hari.” (HR. At Tirmidzi, 7/180/1858, dari jalur Anas, hasan shahih), dan yang semisalnya.

Syahidul Islam, Imam Hasan Al Banna Rahimahullah berkata:

أن ترتبط القلوب والأرواح برباط العقيدة ، والعقيدة أوثق الروابط وأغلاها ، والأخوة أخت الإيمان ، والتفرق أخو الكفر ، وأول القوة : قوة الوحدة ، ولا وحدة بغير حب , وأقل الحب: سلامة الصدر , وأعلاه : مرتبة الإيثار , (وَيُؤْثِرُونَ عَلَى أَنْفُسِهِمْ وَلَوْ كَانَ بِهِمْ خَصَاصَةٌ وَمَنْ يُوقَ شُحَّ نَفْسِهِ فَأُولَئِكَ هُمُ الْمُفْلِحُونَ) (الحشر:9) .

والأخ الصادق يرى إخوانه أولى بنفسه من نفسه ، لأنه إن لم يكن بهم ، فلن يكون بغيرهم ، وهم إن لم يكونوا به كانوا بغيره , (وإنما يأكل الذئب من الغنم القاصية) , (والمؤمن للمؤمن كالبنيان، يشد بعضه بعضاً). (وَالْمُؤْمِنُونَ وَالْمُؤْمِنَاتُ بَعْضُهُمْ أَوْلِيَاءُ بَعْضٍ) (التوبة:71) , وهكذا يجب أن نكون

“Ukhuwah adalah keterikatan hari dan ruh dengan ikatan aqidah. Ikatan aqidah adalah ikatan yang paling kuat dan paling mulia. Ukhuwah adalah saudara keimanan, dan perpecahan adalah saudara kekufuran; kekuatan yang pertama adalah kekuatan persatuan, tak ada persatuan tanpa rasa cinta, dan sekecil-kecilnya cinta adalah lapang dada, dan yang paling tinggi adalah itsar (mendahulukan kepentingan saudara).” Barangsiapa Yang menjaga serta memelihara dirinya daripada dipengaruhi oleh tabiat bakhilnya, maka merekalah orang-orang yang berjaya.(QS. Al Hasyr: 9)

Al Akh yang benar akan melihat saudara-saudaranya yang lain lebih utama dari dirinya sendiri, karena ia jika tidak bersama mereka, tidak akan dapat bersama yang lain. Sementara mereka jika tidak bersama dirinya, akan bisa bersama orang lain. Dan sesungguhnya Srigala hanya akan memangsa kambing yang sendirian. Seorang muslim dengan muslim lainnya laksana satu bangunan, saling menguatkan satu sama lain.

Dan orang-orang beriman baik laki-laki dan perempuan, satu sama lain saling tolong menolong di antara mereka. (QS. At Taubah (9): 71). Begitulah seharus kita.” (Al Imam Asy Syahid Hasan al Banna, Majmu’ah ar Rasail, hal. 313. Al Maktabah At Taufiqiyah)

Wallahu A’lam

II. Taujih Nabawi Untuk Qiyadah

Maksud ‘qiyadah’ di sini tentu tidak terkait dengan person tertentu, nama tertentu, jabatan tertentu, tetapi siapa saja yang merasa dirinya bagian dari jajaran petinggi jamaah, yang ma’ruf disebut qiyadah oleh seluruh elemen jamaah. Karena itu, tak ada yang perlu dirisaukan, merasa diserang atau ditelanjangi kehormatannya, sebab pada hakikatnya nasihat ini adalah untuk semuanya. Justru, ini merupakan bentuk penghormatan dan kecintaan kepada mereka, setelah sekian lamanya mereka dijadikan bahan olok-olokan, ejekan, dan bahkan laknat dari orang yang tidak jelas (saya katakan ‘orang tidak jelas’, sebab kader sejati yang masih memegang akhlak Islam tidak akan membiarkan lisan dan tulisannya keluar kata-kata kotor, betapa pun emosinya), dan akhirnya ditanggapi dengan cara yang sama pula oleh masing-masing pendukung.

Ini memprihatinkan, sebab aksi dan reaksi yang terjadi tidak berhenti pada ejekan, olok-olok, dan laknat, tetapi sudah pada sikap yang berlebihan dan tidak terukur. Satu pihak menuduh yang lain kemasukan intelijen, sementara yang lain menuduh balik sebagai agen zionis, yang atas memblacklist, yang bawah mengancam keluar jamaah, dan seterusnya. Hingga akhirnya, syaitan pun kegirangan, dan musuh-musuh dakwah pun bertepuk tangan dan tertawa. Maka, pandanglah ini sebagai nasihat ilallah (lebih tepatnya sharing) dari saudara sesama muslim, tidak lebih dan tidak kurang, walau bisa jadi tidak ada hal baru yang kami sampaikan, hanyalah nilai normatif yang sama-sama telah kita mengerti.

Sesuai dengan judul, maka taujih ini juga kami ambil dari hadits-hadits Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam berkenaan dengan para pemimpin dan kepemimpinan. Mudah-mudahan hadits-hadits ini bisa dijadikan renungan kita bersama, khususnya para qiyadah agar bisa menjadi qiyadah mukhlishah, dan membimbing kami menjadi jundiyah muthi’ah.

A. Kabar Gembira Untuk Qiyadah yang Adil

Banyak kabar gembira (busyra) dari Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam untuk pemimpin yang adil. Kami akan sampaika beberapa, dari Abu Hurairah Radhiallahu ‘Anhu, bahwa Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda:

سَبْعَةٌ يُظِلُّهُمْ اللَّهُ فِي ظِلِّهِ يَوْمَ لَا ظِلَّ إِلَّا ظِلُّهُ الْإِمَامُ الْعَادِلُ

“Ada tujuh golongan manusia yang akan Allah naungi dengan naunganNya, di hari tidak ada naungan selain naunganNya: (pertama) pemimpin yang adil …. dst.” (HR. Bukhari, 3/51/620. Muslim, 5/229/1712. Ahmad, 19/331/9288)

Ini adalah kabar gembira buat para qiyadah, berupa janji dari Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam yang tidak mungkin dusta. Bergembiralah bahwa mereka akan menjadi manusia pertama yang akan mendapatkan Zhillah (naungan/perlindugan) dari Allah Ta’ala, sebelum enam golongan lainnya, dengan syarat berlaku adil.

Al Qadhi ‘Iyadh mengatakan maksud Zhillah di sini adalah ‘Arsy (singgasana) sebagaimana yang diterangkan dalam sebuah hadits. Fungsinya adalah untuk melindungi pada hari kiamat nanti ketika manusia berdiri di hadapan Rabb semesta alam, didekatkan kepada mereka matahari hingga terasalah panasnya. Maka tidak ada makna lain saat itu bagi Zhillah melainkan ‘Arsy. Ibnu Dinar mengatakan, maksud Zhillah di sini adalah kemuliaan, perisai, dan pencegah dari hal-hal yang keji saat itu. (Imam An Nawawi, Syarh Shahih Muslim, 3/481)

Bukan hanya itu, memiliki kedudukan yang mulia dan paling dekat dengan Allah Ta’ala. Dari Abu Said Al Khudri Radhiallahu ‘Anhu, bahwa Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda:

إِنَّ أَحَبَّ النَّاسِ إِلَى اللَّهِ يَوْمَ الْقِيَامَةِ وَأَدْنَاهُمْ مِنْهُ مَجْلِسًا إِمَامٌ عَادِلٌ وَأَبْغَضَ النَّاسِ إِلَى اللَّهِ وَأَبْعَدَهُمْ مِنْهُ مَجْلِسًا إِمَامٌ جَائِرٌ

“Sesungguhnya manusia yang paling Allah cintai dan paling dekat kedudukannya dengan Allah pada hari kiamat adalah emimpin yang adil. Sedangkan manusia yang paling Allah murkai dan paling jauh kedudukannya dengan Allah adalah pemimpin yang zalim.” (HR. At Tirmidzi, 5/164/1250. At Tirmidzi mengatakan: hasan gharib, kami tidak mengetahuinya kecuali dari jalur ini. Dalam sanadnya terdapat Ibnu Sa’ad bin Junadah Al ‘Aufi Al Jadali Abul Hasan Al Kufi, yang didhaifkan oleh Ats Tsauri, Husyaim, dan Ibnu ‘Adi. Sementara At tirmidzi menyimpulkan untuk menghasankannya. Disebutkan dalam At Taqrib: jujur tapi banyak melakukan kesalahan, dan dia seorang syiah dan mudallis (suka memanipulasi sanad). Dalam Al Mizan disebutkan bahwa dia ini seorang yang hidup pada generasi tabi’in yang terkenal kedhaifannya. Abu Hatim mengatakan haditsnya di tulis tetapi dhaif. Yahya bin Ma’in mengatakan dia itu shalih (baik), sementara Ahmad mendhaifkannya. Sementara An Nasa’i dan jamaah mengatakan dia ini dhaif. Selesai. Lihat Tuhfah Al Ahwadzi, 3/450)

Dalam riwaat lain, dari Abu Hurairah Radhaillahu ‘Anhu, Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda:

ثَلَاثَةٌ لَا تُرَدُّ دَعْوَتُهُمْ الْإِمَامُ الْعَادِلُ وَالصَّائِمُ حَتَّى يُفْطِرَ وَدَعْوَةُ الْمَظْلُومِ

“Ada tiga orang yang doanya tidak ditolak; yakni pemimpin yang adil, orang yang berpuasa sampai dia berbuka, dan doa orang yang dizalimi.” (HR. At Tirmidzi, 9/68/2449. Ibnu Majah, 5/294/1742. Ahmad, 16/241/7700. Al Baihaqi, As Sunan Al Kubra, 3/345, lihat juga Syu’abul Iman, 15/134/6837. Ath Thabarani, Al Mu’jam Al Kabir, 19/368/896. Ibnu Hibban, 14/356/3497. Al Adzkar no. 534. An Nawawi berkata: berkata At Tirmidzi: hasan)

Demikianlah berbagai keutamaan pemimpin yang adil; mendapatkan perlindungan di akhirat, paling Allah cintai dan dekat kedudukkannya dengan Allah Ta’ala, dan doanya tidak ditolak.

Lalu, apa maksud pemimpin yang adil? Adil yang bagaimana? Al Qadhi ‘Iyadh juga mengatakan, mereka adalah para penguasa dan pemerintah, yang memperhatikan maslahat kaum muslimin, yang dengan keadilannya banyak memberikan manfaat dan maslahat bagi orang banyak. (Ibid). Sementara, Al Hafizh Ibnu Hajar mengatakan, tafsir paling baik tentang makna pemimpin adil adalah pemimpin yang mengikuti perintah Allah Ta’ala dengan meletakkan segala sesuatu pada tempatnya, tanpa melampaui batas dan meremehkan, dan orang yang lebih mementingkan kepentingan yang lebih luas. (Fathul Bari, 2/485)

Jadi, paling tidak ada dua perilaku pemimpin yang adil, pertama, mengikuti perintah Allah Ta’ala, kedua, meletakkan sesuatu pada tempatnya. Oleh karena itu, mafhum mukhalafah (makna implisit)nya adalah jika pemimpin sudah tidak peduli dengan perintah Allah Ta’ala, baik berupa Al Wala wal Bara yang telah menipis bahkan luntur sama sekali, halal haram tidak peduli, juga melupakan perintah dan larangan, dan lain-lain, maka tanggal-lah predikat sebagai pemimpin yang adil bagi mereka.

Begitu pula ketika salah menempatkan permasalahan dan salah menempatkan manusia. Seperti menuduh khianat orang yang amanah, dan memberikan amanah kepada para pengkhianat, mempercayai para pendusta, dan mendustakan orang yang jujur dan setia. Maka, semakin jauh mereka dari nilai-nilai keadilan.

Dari Abu Hurairah Radhiallahu ‘Anhu, bahwa Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda:

“Akan datang kepada manusia tahun-tahun penuh kedustaan, saat itu pendusta dipercaya, sedangkan orang jujur justru tidak dipercaya. Para pengkhianat diberikan amanah, dan orang yang amanah (terpercaya) justru dianggap pengkhianat. Saat itu ruwaibidhah pun angkat bicara.” Para sahabat bertanya: “Apakah ruwaibidhah itu?” Beliau menjawab: “Orang yang bodoh tapi berlagak membicarakan urusan orang banyak.” (HR. Ibnu Majah, 12/44/4026. Ahmad, 16/112/7571. Al Hakim, Al Mustadarak, 19/331/8571, katanya shahih tapi tidak diriwayatkan oleh Bukhari-Muslim. Syaikh Al Albani juga menshahihkan dalam Silsilah Ash Shahihah, no. 1887. Ath Thabarani, Al Mu’jam Al Kabir, 12/437/14550. Juga dalam Al Ausath-nya, 7/356/3386, dari jalur Anas bin Malik. Dalam riwayat Ath Thabarani ini, terdapat Ibnu Ishaq, dia seorang mudallis (suka menggelapkan sanad), dan juga Ibnu Luhai’ah serang yang layyin (lemah), lihat Majma’ az Zawaid, 7/284, tetapi Al Hafzih Ibnu Hajar menyatakan hadits ini jayyid (baik), lihat Fathul Bari, 20/131)

B. Sumur Hab Hab Bagi Para Diktator

Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Salam bersabda:

إن في جهنم واد ، في ذلك الوادي بئر يقال له هبهب ، حق على الله تعالى أن يسكنها كل جبار

“Sesungguhnya di neraka jahanam ada sebuah lembah, di lembah tersebut terdapat sumur yang dinamakan Hab Hab, yang Allah Ta’ala tetapkan sebagai tempat tinggal bagi setiap diktator.” (HR. Ath Thabarani, Al Mu’jam Al Ausath, 8/193/3683. Al Hakim, Al Mustadrak ‘alash Shaihihain, 20/179/8918. Imam Al Haitsami mengatakan sanadnya hasan. Majma’uz Zawaid, 5/197. Ini lafaz milik Al Hakim)

Hadits yang mulia ini memberikan kabar, betapa selamatnya pemimpin yang mau mendengar dan memperhatikan keluh kesah umatnya (baca: kader), mau menerima masukan, bahkan siap dikoreksi dan kritik, tidak semena-mena, dan tidak menjadikan segala titahnya adalah ‘firman Tuhan’ dan ‘hadits nabi’ yang suci. Sehingga umatnya dibuat tidak kuasa bertanya ‘kenapa’, apalagi dengan lantang berkata ‘tidak’.

Sikap ini sangat penting agar tidak ada kabut komunikasi, hambatan informasi, hingga akhirnya umat menyimpulkan sendiri apa yang terjadi di atas, bukan dari apa yang mereka ketahui secara valid (ilmu yaqin), tetapi dari apa yang mereka rasa dan kira-kira (zhan). Maka, qiyadah yang bijak jangan justru memberikan syak wasangka balik, berupa anggapan terhadap umatnya seperti ‘adamu tsiqah (hilangnya kepercayaan), makar, konspirasi, dan menggembosi jamaah. Melainkan seharusnya bertanya, ‘Ada apa dengan saya? jika saya salah, di mana letak kesalahannya, lalu bagaimana jalan keluarnya?’

Dalam lafaz Ath Thabarani disebutkan dengan lafaz Jabbarun ’anid, diktator yang keras kepala. Sulit menerima masukkan, cenderung memandang segala masukan, koreksi, dan kritikan adalah ancaman.

Ada hadits lain yang esensinya sama dengan di atas, dari Mu’awiyah Radhiallahu ‘Anhu, Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda:

سَيَكُونُ أَئِمَّةٌ مِنْ بَعْدِي يَقُولُونُ وَلا يُرَدُّ عَلَيْهِمْ، يَتَقَاحَمُونَ فِي النَّارِ كَمَا تَتَقَاحَمُ الْقِرَدَةُ

“Akan datang para pemimpin setelahku yang ucapan mereka tidak bisa dibantah, mereka akan masuk ke neraka berdesa-desakkan seperti kera yang berkerubungan.” (HR. Ath Thabarani, Al Mu’jam Al Kabir, 14/322. Abu Ya’la, 15/188/7217. Alauddin Muttaqi Al Hindi, Kanzul ‘Umal, 6/69/14884. Al Haitsami mengatakan rijalnya tsiqat. Majma’ az Zawaid, 5/236. Syaikh Al Albani menshahihkan, Shahih wa Dhaiful Jami’ Ash Shaghir, 13/300/5928)

Mari sejenak kita bercermin kepada sikap Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam ketika permulaan perang Badar. Saat itu beliau hendak membuat Base Camp, di salah satu sumur di padang Badar. Namun, seorang sahabat yang mulia, Hubab bin Al Mundzir bertanya: “Ya Rasulullah, seandainya Allah telah mewahyukan kepadamu, maka kita akan mengikutimu dan tak akan maju atau mundur setapak pun. Tetapi, apakah ini sekedar pendapat atau strategi perang?”

Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam menjawab:

بل هو الرأي والحرب والمكيدة

“Ini cuma pendapat dan strategi saja.”

Lalu Hubab bin Al Mundzir memberikan masukan: “Rasulullah,” katanya, ”Nampaknya tidak tepat kita berhenti di sini. Sebaiknya kita mendekat ke mata air terdekat dari mereka, lalu sumur-sumur yang kering itu kita timbun. Kemudian kita membuat kolam dan kita isi sepenuhnya. Barulah kita hadapi mereka berperang. Sehingga, kita mendapatkan air minum, mereka tidak , sampai Allah tetapkan hasilnya antara kita dengan mereka.” Maka Rasulullah memandang baik masukan ini, lalu beliau melakukannya. (HR. Imam Al Baihaqi, Dalailun Nubuwah, 3/4/874. ‘Uyunul Atsar, Hal. 332. Imam Ibnu Katsir, As Sirah An Nabawiyah, 2/402. Imam Ibnu Hazm, Jawami’ As Sirah, Hal. 112. Syaikh Ash Shalih Asy Syami, Subulul Huda war Rasyad, 4/30. Ar Raudhul Unuf, 3/62. Sirah Ibnu Hisyam, 1/620. Imam Al Waqidi, Al Maghazi, Hal. 52. Imam Ibnul Atsir, Usudul Ghabah, 1/231. Imam Ath Thabari, Tarikhul Rusul wal Muluk, 1/444)

Di mata Rasulullah yang ma’shum, masukan dari Hubab bin Al Mundzir ini, sama sekali tidak menodai kenabiannya, tidak pula merendahkan risalah yang dibawanya, apa lagi menggembosi rencana-rencana yang sudah ada. Justru, itu semakin memperkuat posisi, membuatnya dicintai oleh para sahabat dan umatnya, dan membuat dirinya tercatat sebagai manusia terbaik sepanjang sejarah.

Bukanlah aib, jika para qiyadah mau seperti Abu Bakar Ash Shiddqiq Radhiallahu ‘Anhu, seorang Khalifah mulia, ketika diangkat menjadi pemimpin, dia berkata:

“Wahai manusia, sesungguhnya saya diangkat untuk menjadi pemimpin kalian, padahal saya bukan yang terbaik di banding kalian. Jika aku benar maka bantulah, jika aku salah maka koreksilah. Sesungguhnya kejujuran adalah amanah, dan kedustaan adalah khianat. Orang lemah pada kalian adalah kuat bagiku hingga aku memberikan kepadanya haknya, Insya Allah. Orang kuat di antara kalian adalah lemah bagiku, hingga saya mengambil darinya hak orang lain, Insya Allah. Tidaklah sebuah kaum meninggalkan jihad melainkan Allah Ta’ala akan berikan mereka kehinaan. Tidaklah diikutinya kekejian yang ada pada suatu kaum sedikit pun, melainkan Allah akan menurunkan musibah secara merata. Taatilah aku selama aku masih taat kepada Allah dan RasuNya. Jika aku bermaksiat kepada Allah dan RasulNya maka jangan kalian taati aku, dan dirikanlah shalat kalian, semoga Allah merahmati kalian.” (Imam As Suyuthi, Tarikhul Khulafa’, Hal. 27. Ibnu Katsir, Sirah An Nabawiyah, 4/493, katanya: sanadnya shahih. Ar Raudhul Unuf, 4/450. Sirah Ibnu Hisyam, 2/661. Mukhtashar Sirah Ar Rasul, Hal. 379. Ibnu Khalikan, Wafayat Al A’yan, 3/66. Imam Ath Thabari, Tarikhul Rusul wal Muluk, 2/120)

Bukan pula cela seandainya mereka mau meniru sikap para Imam berikut ini:

Imam Mujahid Radhiallahu ‘Anhu berkata:

ليس أحد إلا يؤخذ من قوله ويترك، إلا النبي صلى الله عليه وسلم.

“Tidaklah seorang pun melainkan bisa diterima atau ditolak pendapatnya, kecuali Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam ( yang wajib diterima /tidak boleh ditolak).” (Imam Abu Nu’aim, Hilyatul Auliya’, Juz. 2, Hal. 31)

Imam Malik Rahimahullah berkata:

إنما أنا بشر أخطئ وأصيب فانظروا في رأيي فما وافق الكتاب والسنة فخذوه وكل ما لم يوافق الكتاب والسنة فاتركوه

“Sesungguhnya aku hanyalah manusia biasa, bisa salah dan bisa benar, maka lihatlah pendapatku, apa-apa yang sesuai dengan Al Quran dan As Sunnah maka ambillah, dan setiap yang tidak sesuai maka tinggalkanlah.” (Imam Al Mizzi, Tahdzibul Kamal, Juz. 27, Hal. 120)

Imam Hasan Al Banna Rahimahullah berkata:

وكل أحد يؤخذ من كلامه ويترك إلا المعصوم صلى الله عليه وسلم , وكل ما جاء عن السلف رضوان الله عليهم موافقا للكتاب والسنة قبلناه , و إلا فكتاب الله وسنة رسوله أولى بالإتباع ، ولكنا لا نعرض للأشخاص ـ فيما اختلف فيه ـ بطعن أو تجريح , ونكلهم إلى نياتهم وقد أفضوا إلى ما قدموا .

“Setiap manusia bisa diambil atau ditinggalkan perkataan mereka, begitu pula apa-apa yang datang dari para salafus shalih sebelum kita yang sesuai dengan Al Qur’an dan As Sunnah, kecuali hanya Rasulullah Shalallahu ‘Alaihi wa Sallam (yang perkatannya wajib diterima tidak boleh ditolak, pen), dan jika tidak sesuai, maka Al Quran dan As Sunnah lebih utama untuk diikuti. Tetapi kita tidak melempar tuduhan dan celaan secara pribadi kepada orang yang berbeda, kita serahkan mereka sesuai niatnya dan mereka telah berlalu dengan amal berbuatan mereka.” (Al Imam Asy Syahid Hasan Al Banna, Majmu’ah Ar Rasail, Hal.306. Maktabah At Taufiqiyah, Kairo. Tanpa tahun)

Para pemimpin seperti inilah yang akan mendapat cinta, hormat yang tinggi, dan penghargaan yang mahal, dari umatnya (baca: kader), serta kewibawaan yang disegani. Tentunya, jurang Hab Hab pun tidak rela menerima kehadiran mereka. Wallahu A’lam

C. Tidak Diterima Shalat Seorang Pemimpin yang di Benci Kaumnya

Hadits seperti ini ada beberapa jalur yang bisa dipertanggungjawabkan (valid), dengan redaksi yang agak berbeda. Di antaranya, dari Ibnu Abbas Radhiallahu ‘Anhuma, Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda:

ثَلَاثَةٌ لَا تَرْتَفِعُ صَلَاتُهُمْ فَوْقَ رُءُوسِهِمْ شِبْرًا رَجُلٌ أَمَّ قَوْمًا وَهُمْ لَهُ كَارِهُونَ وَامْرَأَةٌ بَاتَتْ وَزَوْجُهَا عَلَيْهَا سَاخِطٌ وَأَخَوَانِ مُتَصَارِمَانِ

“Ada tiga manusia yang Shalat mereka tidaklah naik melebihi kepala mereka walau sejengkal: yakni seorang yang mengimami sebuah kaum tetapi kaum itu membencinya, seorang isteri yang tidur sementara suaminya sedang marah padanya, dan dua orang bersaudara yang saling memutuskan silaturahim.” (HR. Ibnu Majah, 2/338/961, Imam Muhammad bin Abdil Hadi As Sindi mengatakan sanadnya shahih dan semua rijalnya tsiqat (kredibel), Hasyiyah As Sindi ‘ala Ibni Majah, 2/338. Syaikh Al Albani mengatakan hasan. Misykah Al Mashabih, 1/249/1128. Syaikh Ala’uddin bin Qalij bin Abdillah Al Hanafi mengatakan sanad hadits ini laa ba’sa bihi (tidak apa-apa). Abu Hatim berkata: Aku belum melihat ada orang yang mengingkarinya. Dalam sanadnya terdapat ‘Ubaidah, berkata Ibnu Namir: dia tidak apa-apa. Ad Daruquthni berkata: baik-baik saja mengambil ‘ibrah darinya. Abu Hatim mengatakan: menurutku haditsnya tidak apa-apa. Sanadnya juga terdapat Al Qasim. Menurut Al ‘Ijili dan lainnya dia tsiqah (kredibel), Lihat dalam Syarh Sunan Ibni Majah, no. 172, karya Syaikh Ala’uddin Al Hanafi. Al Maktabah Al Misykat)

Imam At Tirmidzi juga meriwayatkan dari jalur lain, yakni Anas bin Malik Radhiallahu ‘Anhu, dengan redaksi sedikit berbeda:

لَعَنَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ ثَلَاثَةً رَجُلٌ أَمَّ قَوْمًا وَهُمْ لَهُ كَارِهُونَ وَامْرَأَةٌ بَاتَتْ وَزَوْجُهَا عَلَيْهَا سَاخِطٌ وَرَجُلٌ سَمِعَ حَيَّ عَلَى الْفَلَاحِ ثُمَّ لَمْ يُجِبْ

“Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam melaknat tiga golongan manusia, yakni seorang yang mengimami sebuah kaum tetapi kaum itu membencinya, seorang isteri yang tidur sementara suaminya sedang marah padanya, dan seorang yang mendengarkan Hayya ‘alal Falah tetapi dia tidak menjawabnya.” (HR. At Tirmidzi, 2/97/326. Katanya: tidak shahih, karena hadits ini mursal (tidak melalui sahabat nabi), dan dalam sanadnya terdapat Muhammad bin Al Qasim. Imam Ahmad mendhaifkannya dan dia bukan seorang yang terjaga hafalannya. Sehingga Syaikh Al Albani menyatakan dhaif jiddan (lemah sekali), lihat Shahih wa Dhaif Sunan At Tirmidzi, 1/358. Namun, Syaikh Muhamamd bin Thahir bin Ali Al Hindi mengatakan, hadits ini memiliki sejumlah syawahid (penguat)nya. Muhammad bin Al Qasim tidaklah mengapa, dan dinilai tsiqah oleh Imam Yahya bin Ma’in. Tadzkirah Al Maudhu’at, Hal. 40)

Lalu, jalur Abu Umamah Radhiallahu ‘Anhu, bahwa Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda:

ثلاثة لا تجاوز صلاتهم آذانهم : العبد الآبق حتى يرجع وامرأة باتت وزوجها عليها ساخط وإمام قوم وهم له كارهون

“Tiga golongan manusia yang shalatnya tidak sampai telinga mereka, yakni: budak yang kabur sampai dia kembali, isteri yang tidur sementara suaminya marah kepadanya, dan pemimpin sebuah kaum dan kaum itu membencinya.” (HR. At Tirmidzi, 2/99/328. At Tirmidzi berkata: hasan gharib. Syaikh Al Albani menghasankan dalam beberapa kitabnya, Misykah Al Mashabih, 1/247/1122. Shahih At Targhib wat Tarhib, 1/117/487, Shahih wa Dhaif Al Jami’ Ash Shaghir, 12/315/5368)

Hadits ini menunjukkan, menurut para ulama, dimakruhkannya seorang pemimpin menjadi imam, dan dia dibenci oleh kaumnya. Tetapi jika pemimpin tersebut bukan orang zhalim, maka kaumnyalah yang berdosa. Sementara Ahmad dan Ishaq mengatakan seandainya yang membenci pemimpin tersebut hanya satu, dua, atau tiga orang maka tidak mengapa pemimpin tersebut shalat bersama mereka, kecuali jika yang membenci lebih banyak. (Sunan At Tirmidzi, 2/97/326)

Ibnu Al Malak mengatakan bahwa penyebab kebenciannya pun adalah masalah agama, seperti bid’ah, kefasikan, dan kebodohan yang dibuat oleh pemimpin tersebut. Tetapi, jika kebencian disebabkan perkara dunia di antara mereka, maka itu bukan termasuk yang dimaksud hadits ini. (Syaikh Abdurrahman Al Mubarakfuri, Tuhfah Al Ahwadzi, 1/387)

Maka hendaknya kita semua berhai-hati, khususnya para pemimpin. Jika mereka melakukan aktifitas atau keputusan yang membuatnya jatuh pada bid’ah, kefasikan, dan kebodohannya, lalu hal itu membuat dibencinya mereka oleh kaumnya, maka ambil-lah peringatan dari hadits ini.

Dalam konteks jamaah ini, hati-hatilah dengan sikap-sikap yang dianggap meremehkan nilai-nilai syara’ dengan alasan “memperbesar suara,” dan “memperluas dukungan.” Hingga berbasa-basi dengan pengusung kefasikan, liberalisme, dan komunitas yang dahulunya dianggap musuh dakwah, atau berbasa-basi dengan nilai yang dahulunya kita anggap sesat dan menyesatkan. Lalu akhirnya, terjatuh dalam wilayah bid’ah, fasik, dan kebodohan tadi. Nilai luhur yang ada pada syariat, itulah panglima, bukan politik yang menjadi panglima. Sebab, masih banyak cara halal untuk merebut hati manusia dan memperluas jaringan. Bukan cara kontroversi, abu-abu, dan –seperti- tidak wara’. Alih-alih merebut hati manusia dan memperluas jaringan, justru dianggap cari muka dan ditinggalkan pemilih tradisionalnya. Mengejar yang ada pada orang lain, namun tidak menjaga yang sudah ada, akhirnya, yang lain gagal diraih, yang sudah ada hengkang kecewa. Bahkan yang hengkang ini, bukan sembarang ‘manusia’ melainkan kader terbina seusia jamaah ini, atau kurang sedikit. Betapa mahalnya mereka, betapa sulitnya mencari pengganti mereka. Sekali pun ada pengganti dengan kader-kader baru, berapa waktu yang dibutuhkan untuk mengejar kualitas pendahulunya? Dan .. apakah sama antara para sahabat assabiqunal awwalun dengan yang terbina pasca fathul makkah? Apakah sama antara yang menyaksikan hudaibiyah dengan pengikut haji wada’?

Penyesalan memang selalu datang kemudian.

D. Di antara Sifat Qiyadah Terbaik

Dari ‘Auf bin Malik Radhiallahu ‘Anhu, Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda:

خِيَارُ أَئِمَّتِكُمْ الَّذِينَ تُحِبُّونَهُمْ وَيُحِبُّونَكُمْ وَيُصَلُّونَ عَلَيْكُمْ وَتُصَلُّونَ عَلَيْهِمْ وَشِرَارُ أَئِمَّتِكُمْ الَّذِينَ تُبْغِضُونَهُمْ وَيُبْغِضُونَكُمْ وَتَلْعَنُونَهُمْ وَيَلْعَنُونَكُمْ

“Sebaik-baik pemimpin kalian adalah yang kalian cintai dan mereka pun mencintai kalian, mereka mendoakan kalian, dan kalian juga mendoakan mereka. Seburuk-buruknya pemimpin kalian adalah yang kalian benci dan mereka pun membenci kalian, kalian melaknat mereka, dan mereka pun melaknat kalian.” (HR. Muslim, 9/403/3447. Ahmad, 49/11/22856. Al Baihaqi, As Sunan Al Kubra, 8/158. Ath Thabarani, Al Mu’jam Al Kabir, 12/431. Ad Darimi, 9/19/2853. Ibnu Hibban, 19/182/4672)

Hadits shahih ini memberikan kita gambaran, bahwa prestasi pemimpin tergantung dari timbal balik hubungan mereka dengan rakyatnya (baca: kader). Pemimpin menjadi terbaik, ketika mereka mencintai dan mendoakan kebaikan kepada rakyatnya, dan rakyatnya pun melakukan hal serupa untuk pemimpinnya. Pemimpin menjadi terburuk, ketika mereka membenci dan melaknat rakyatnya, dan rakyatnya pun melakukan hal serupa. Sayangnya, selintas lalu nampaknya gambaran yang kedua, bisa jadi lebih terlihat yakni saling ejek, olok-olok, menebar curiga, dan caracter assasination, dibanding gambaran yang pertama; saling mencintai dan mendoakan. Namun, gambaran ini kami yakin tidak mewakili keadaan sebenarnya dan keadaan pada umumnya. Seperti yang kami katakan sebelumnya, ini hanyalah guncangan segelintir wilayah dan internet saja. Sehingga tidak ada alasan untuk pesimis dan putus asa, masih banyak yang mencintai jamaah ini, betapa pun adanya kekurangan di sana sini. Semua harus optismis, karena kami yakin bahwa masing-masing menginginkan yang terbaik walau dengan cara yang berbeda. Tidak ada perbedaan manhaj dan aqidah, yang ada hanya perbedaan uslub dan strategi saja. Jika ternyata, ada yang salah dalam ijtihad politiknya, semoga Allah Ta’ala memberikan satu pahala, dan jika benar maka dua pahala.

E. Pemimpin Zalim, Pendusta, dan Para Pengikutnya

Dari Jabir bin Abdullah Radhiallahu ‘Anhu, dia berkata:

أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ لِكَعْبِ بْنِ عُجْرَةَ أَعَاذَكَ اللَّهُ مِنْ إِمَارَةِ السُّفَهَاءِ قَالَ وَمَا إِمَارَةُ السُّفَهَاءِ قَالَ أُمَرَاءُ يَكُونُونَ بَعْدِي لَا يَقْتَدُونَ بِهَدْيِي وَلَا يَسْتَنُّونَ بِسُنَّتِي فَمَنْ صَدَّقَهُمْ بِكَذِبِهِمْ وَأَعَانَهُمْ عَلَى ظُلْمِهِمْ فَأُولَئِكَ لَيْسُوا مِنِّي وَلَسْتُ مِنْهُمْ وَلَا يَرِدُوا عَلَيَّ حَوْضِي وَمَنْ لَمْ يُصَدِّقْهُمْ بِكَذِبِهِمْ وَلَمْ يُعِنْهُمْ عَلَى ظُلْمِهِمْ فَأُولَئِكَ مِنِّي وَأَنَا مِنْهُمْ وَسَيَرِدُوا عَلَيَّ حَوْضِي

Sesungguhnya Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam berkata kepada Ka’ab bin ‘Ujrah, “ semoga Allah melindungimu dari kepemimpinan orang bodoh.” Dia bertanya: “Apa maksud kepemimpinan orang bodoh itu?” Beliau bersabda: “Yaitu para pemimpin setelahku yang menuntun tidak mengikuti petunjukku, tidak berjalan di atas sunahku, barangsiapa yang mempercayai kedustaan mereka dan menolong kezaliman mereka, maka mereka bukan golonganku, dan mereka tidak akan mendatangi telagaku. Dan barangsiapa yang tidak memercayai kedustaan mereka dan tidak menolong kezaliman mereka, maka mereka akan bersamaku dan akan mendatangi telagaku.” (HR. Ahmad, 28/468/13919. Al Baihaqi, Dalail An Nubuwwah, 7/472/2893, juga Syu’abul Iman, 19/392/9081. Ibnu Hibban, 19/34/4597. Imam Al Haitsami mengatakan rijalnya shahih, Majma’ az Zawaid, 5/247. Imam Al Hakim, Al Mustadarak ‘alash Shahihain, 19/177/8415, katanya shahih dan tidak diriwayatkan Bukhari-Muslim)

Dalam hadits ini, ada beberapa pelajaran dari Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam, beliau menyebutkan bahwa kepemimpinan yang bodoh adalah, pertama, memberikan petunjuk bukan dengan petunjuk Rasulullah Shallallahu ‘Alahi wa Sallam, kedua, tidak mengikuti sunah dalam memimpin.

Hadits ini juga menunjukkan bahwa kepemimpinan bukan di atas huda dan sunah nabi adalah kedustaan. Namun demikian, pemimpin seperti ini juga memiliki pendukung dan penolong setia, dan yang mengikuti dan menolong kezaliman mereka, Rasulullah menyebut mereka sebagai bukan umatnya dan tidak akan mendatangi telaganya. Sedangkan yang tidak mendukung dan menolong mereka, itulah yang termasuk umat Rasulullah dan akan mendatangi telaga Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam.

Demikianlah taujih nabawi untuk kader dan qiyadah, semoga bermanfaat dan menjadi renungan bersama. Wallahu A’lam

Ya Allah Ya Rabb lindungilah kami … sebagaimana Engkau telah lindungi para pejuang sebelum ini … jadikanlah perkumpulan ini perkumpulan yang Kau rahmati dan Kau berkahi … Tiada Daya dan Kekuatan melainkan dariMu, cukuplah Kau tempat kami bertawakkal dan meminta pertolongan dari segala ancaman yang nampak atau tersembunyi, Engkaulah sebaik-baiknya pemimpin dan penolong, dan tempat mengadu, ketika tidak tersisa lagi tempat mengadu ..Shalawat dan Salam semoga selalu tercurah kepada baginda Rasulullah dan para sahabatnya, wa akhiru da’wana ‘anil hamdulillahi rabbil ‘alamin …

 

Haram Nikah Beda Agama

Filed under: Fatwa — ainspirasi @ 6:49 am
Tags: , , ,

KEPUTUSAN FATWA
MAJELIS ULAMA INDONESIA
Nomor : 4/MUNAS VII/MUI/8/2005
Tentang

PERKAWINAN BEDA AGAMA

Majelis Ulama Indonesia (MUI), dalam Musyawarah Nasional VII MUI, pada 19-22 Jumadil Akhir 1426H. / 26-29 Juli 2005M., setelah
MENIMBANG :

  1. Bahwa belakangan ini disinyalir banyak terjadi perkawinan beda agama;
  2. Bahwa perkawinan beda agama ini bukan saja mengundang perdebatan di antara sesama umat Islam, akan tetapi juga sering mengundang keresahan di tengah-tengah masyarakat;
  3. Bahwa di tengah-tengah masyarakat telah muncul pemikiran yang membenarkan perkawinan beda agama dengan dalih hak asasi manusia dan kemaslahatan;
  4. Bahwa untuk mewujudkan dan memelihara ketentraman kehidupan berumah tangga, MUI memandang perlu menetapkan fatwa tentang perkawinan beda agama untuk dijadikan pedoman.

MENGINGAT :

  1. Firman Allah SWT :
    Dan jika kamu takut tidak akan dapat berlaku adil terhadap (hak-hak) perempuan yatim (bilamana kamu mengawini-nya), maka kawinilah wanita-wanita (lain) yang kamu senangi : dua, tiga atau empat. Kemudian jika kamu takut tidak akan dapat berlaku adil, maka (kawinilah) seorang saja, atau budak-budak yang kamu miliki. Yang demikian itu adalah lebih dekat kepada tidak berbuat aniaya. (QS. al-Nisa [4] : 3);
    Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah Dia menciptakan untukmu isteri-isteri dari jenismu sendiri, supaya kamu cenderung dan merasa tenteram kepadanya, dan dijadikan-Nya di antaramu rasa kasih dan sayang. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi kaum yang berpikir. (QS. al-Rum [3] : 21);
    Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu; penjaganya malaikat-malaikat yang kasar, yang keras, yang tidak mendurhakai Allah terhadap apa yang diperlihatkan-Nya kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan. (QS. al-Tahrim [66]:6 );
    Pada hari ini dihalalkan bagimu yang baik-baik. Makanan (sembelihan) orang-orang yang diberi Al Kitab itu halal bagimu, dan makanan kamu halal pula bagi mereka. (Dan dihalalkan mengawini) wanita-wanita yang menjaga kehormatan di antara wanita-wanita yang beriman dan wanita-wanita yang menjaga kehormatan di antara orang-orang yang diberi Al Kitab sebelum kamu, bila kamu telah membayar mas kawin mereka dengan maksud menikahinya, tidak dengan maksud berzina dan tidak (pula) menjadikannya gundik-gundik. Barang siapa yang kafir sesudah beriman (tidak menerima hukum-hukum Islam) maka hapuslah amalannya dan ia di hari akhirat termasuk orang-orang merugi. (QS. al-Maidah [5] : 5);
    Dan janganlah kamu nikahi wanita-wanita musyrik, sebelum mereka beriman. Sesungguhnya wanita budak yang mukmin lebih baik dari wanita yang musyrik, walaupun dia menarik hatimu. Dan janganlah kamu menikahkan orang-orang musyrik (dengan wanita-wanita mukmin) sebelum mereka beriman. Sesungguhnya budak yang mukmin lebih baik dari orang musyrik walaupun ia menarik hatimu. Mereka mengajak ke neraka sedang Allah mengajak ke surga dan ampunan dengan izin-Nya . Dan Allah menerangkan ayat-ayat-Nya (perintah-perintah-Nya) kepada manusia supaya mereka mengambil pelajaran. (QS. al-Baqarah [2] : 221)
    Hai orang-orang yang beriman, apabila datang berhijrah kepadamu perempuan-perempuan yang beriman, maka hendaklah kamu uji (keimanan) mereka. Alllah lebih mengetahui tentang keimanan mereka; maka jika kamu telah mengetahui bahwa mereka (benar-benar) beriman maka jangalah kamu kembalikan mereka kepada (suami-suami mereka) orang-orang kafir. Mereka tiada halal bagi orang-orang kafir itu dan orang-orang kafir itu tiada halal pula bagi mereka. Dan berikanlah kepada (suami-suami) mereka mahar yang telah mereka bayar. Dan tiada dosa atasmu mengawini mereka apabila kamu bayar kepada mereka maharnya. Dan janganlah kamu tetap berpegang pada tali (perkawinan) dengan perempuan-perempuan kafir; dan hendaklah kamu minta mahar yang telah kamu bayar; dan hendaklah mereka meminta mahar yang telah mereka bayar. Demikianlah hukum Allah yang ditetapkan-Nya diantara kamu. Dan Allah maha mengetahui dan maha bijaksana (QS. al-Mumtahianah [60] : 10).
    Dan barang siapa diantara kamu (orang merdeka) yang tidak cukup perbelanjaannya untuk mengawini wanita merdeka lagi beriman, Ia boleh mengawini wanita yang beriman, dari budak-budak yang kamu miliki. Allah mengetahui keimananmu; sebahagian kamu adalah dari sebahagian yang lain, karena itu kawinilah mereka dengan seizin tuan mereka dan berilah mas kawin mereka menurut yang patut, sedang mereka pun wanita-wanita yang memelihara diri bukan pezina dan bukan (pula) wanita-wanita yang mengambil laki-laki lain sebagai piaraannya; dan apabila mereka telah menjaga diri dengan kawin, kemudian mereka mengerjakan perbuatan yang keji (zina), maka atas mereka separuh hukuman dari hukuman wanita-wanita merdeka yang bersuami. (Kebolehan mengawini budak) itu, adalah bagi orang-orang yang takut pada kesulitan menjaga diri (dari perbuatan zina) diantaramu, dan kesabaran itu lebih baik bagimu. Dan Allah Maha Pengamun dan Maha Penyayang (QS. al-Nisa [4] : 25).
  2. Hadis-hadis Rasulullah s.a.w :
    Wanita itu (boleh) dinikahi karena empat hal : (i) karena hartanya; (ii) karena (asal-usul) keturunannya; (iii) karena kecantikannya; (iv) karena agama. Maka hendaklah kamu berpegang teguh (dengan perempuan) yang menurut agama Islam; (jika tidak) akan binasalah kedua tangan-mu (Hadis riwayat muttafaq alaih dari Abi Hurairah r.a);
  3. Qa’idah Fiqh :
    Mencegah kemafsadatan lebih didahulukan (diutamakan) dari pada menarik kemaslahatan.

MEMPERHATIKAN :

  1. Keputusan Fatwa MUI dalam Munas II tahun 1400/1980 tentang Perkawinan Campuran.
  2. Pendapat Sidang Komisi C Bidang Fatwa pada Munas VII MUI 2005 :

Dengan bertawakkal kepada Allah SWT

MEMUTUSKAN

MENETAPKAN :

FATWA TENTANG PERKAWINAN BEDA AGAMA

  1. Perkawinan beda agama adalah haram dan tidak sah.
  2. Perkawinan laki-laki muslim dengan wanita Ahlu Kitab, menurut qaul mu’tamad, adalah haram dan tidak sah.

Ditetapkan di : Jakarta
Pada Tanggal : 22 Jumadil Akhir 1426 H.
29 Juli 2005 M.

MUSYAWARAH NASIOANAL VII
MAJELIS ULAMA INDONESIA,

Pimpinan Sidang Komisi C Bidang Fatwa

Ketua,                                        Sekretaris,

K. H. MA’RUF AMIN                    HASANUDIN

 

Jadilah Manusia Dakwah December 16, 2008

Filed under: Selingan,Wawasan — ainspirasi @ 7:59 am
Tags:

Semenjak etika Muhammad bin Abdullah dilantik Allah menjadi Rasul, semangat dalam jiwanya membara-bara. Di dalam jiwanya ada sesuatu yang ingin segera dikumandangkan. Ada hal penting yang ingin segera disuarakan ke tengah khalayak. Kepada Khadijah istrinya, Muhammad berkata, “Wahai istriku, aku telah diangkat oleh Allah menjadi seorang Rasul, sejak hari ini tidak ada lagi waktuku untuk tidur!”

Sungguh sangat menakjubkan. Ucapan itu keluar dari manusia pilihan; pemimpin yang agung; guru yang bijaksana; dai yang luhur; insan pekerja keras dan berbagai gelar yang menunjukkan kemuliaannya.

Itulah sifat-sifat yang menonjol dalam diri Rasulullah saw., sifat-sifat seorang muslim yang sejati. Mereka yang telah mengaku mengikuti jejak-jejak kehidupan Rasululullah dan para pembela agama Allah perlu memetik langkah taluladan, yang di antaranya bisa diuraikan berikut:

Pertama, beriman dan beramal shalih. Dua kata yang sulit untuk dipisahkan. Orang beriman cerminan hidupnya bisa dilihat dari amal shalihnya, dan orang bisa beramal yang baik karena ada benih iman di dadanya. Amal shalih merupakan buah dari iman.

Tidak ada dalam kamus hidup orang beriman keinginan untuk bersantai ria. Dia selalu sibuk dan mencari kesibukan. Ada perasan rugi bila waktu berlalu begitu saja tanpa ada sesuatu yang dihasilkan. Selesai suatu urusan ia akan bergegas mengejar urusan lain yang sudah menantinya. Ia benar-benar dikejar firman Allah, “Faidzaa faraghta fanshob.

Beramal shalih itulah pekerjaannya. Hidupnya dihiasi dengan pengabdian yang didasari oleh keimanan. Iman dalam dadanya mengarahkan dirinya mengenal hakikat hidup ini. Bahwa dunia, baginya hanyalah tempat pemberhentian sementara. Sebagai terminal persinggahan yang hanya sebentar, untuk terus dilanjutkan perjalanan yang panjang di akhirat sana. Sehingga orang beriman mempersiapkan diri dengan memperbanyak beramal. Agar perjalanan panjang itu bisa dilaluinya dengan mulus.

<!–[if gte mso 9]> Normal 0 false false false MicrosoftInternetExplorer4 <![endif]–><!–[if gte mso 9]> <![endif]–>

Kedua, berdakwah. Perasaan senang, bahagia, damai dan sejuk yang dirasakannya berkat keimanan, ingin selalu dikabarkan kepada orang lain. Apa yang dirasakannya, ingin selalu disampaikan, agar orang lainpun merasakannya. Dorongan untuk mengajak sesamanya agar melangkan di jalan yang lurus yang diridhai Allah menjadi motivasi hidupnya.

Berdakwah sudah menjadai bagian dari kehidupannya. Setiap saat dalam ungkapan yang keluar dari lisannya terselip seruan untuk beribadah dan beramal, berakhlak mulia dan menguatkan aqidah. Senantiasa terbawa di sana ajakan untuk berbuat dan melangkah yang baik dan menghindari dari kemungkaran.

Tiada kesempatan tanpa menyeru agar menuju jalan Tuhan. Semuanya digunakan untuk mengajak mentaati perintah Allah dan Rasul-Nya. Menginformasikan akan adanya perkabaran penuh bahagia dan sengsara di hari kemudian. Memberitahu akan adanya neraka dan syurga, adanya siksaan dan kesenangan.

Resah-gelisah muncul dalam hatinya bila melihat kemungkaran ada disekelilingnya. Jiwanya menjadi tidak tenang sebelum berhasil mengusir kebathilan itu dengan menegakkan al-haq.

Ketiga, bersabar. Konsekuensi seorang juru dakwah harus siap menerima tentangan dan rintangan, juga berbagai bentuk gangguan, cobaan dan siksaan. Hal-hal semacam itu sudah menjadi aksioma bagi para juru dakwah, bagi para pengemban risalah Tuhan. Untuk itulah diperlukan kesabaran dalam menghadapinya.

Para penegak kebenaran sejak zaman Nabi hingga hari ini, pastilah akan menjadi ajang bidikan permusuhan bagi pasukan-pasukan pembela syetan. Kisah-kisah yang termaktub dalam al-Qur’an memberi banyak pelajaran tentang berbagai tindak intimidasi, teror dan tekanan-tekanan mental yang melelahkan.

Nabiyullah Ibrahim mendapat rintangan bukan saja dari presidennya, tapi juga dari orang yang sangat dikasihinya, orang tuanya sendiri. Beliau ditangkap hidup-hidup oleh sang penguasa Namruj dan dipanggang hidup-hidup. Namun Allah dengan kalimat-Nya yang mulia memberinya pertolongan, sehingga api yang menjilat kulitnya tidak terasa panas. Tidak sampai membakar.

Apa yang dialami olah Nabiyullah Musa as tidak kalah beratnya. Beliau menghadapi sang penguasa zalim Fir’aun, yang memburunya sampai diperbatasan pantai Laut Merah. Namun akhirnya Allah menyelamatkan Musa as dan menenggelamkan Fir’aun beserta bala tentaranya.

Begitu pula yang dialami oleh Muhammad bin Abdullah penutup para nabi dan rasul, tiada hari tanpa cacian dan makian. Akan tetapi Rasulullah menerimanya dengan sabar. Bahkan kepada orang yang menentannya sekalipun didoakan agar mereka mendapatkan petunjuk.

Sikap sabar yang dijalani Rasulullah saw membuahkan hasil yang spektakuler. Para penentangnya sedikit demi sedikit berkurang, bahkan berbalik haluan menjadi pendukung-pendukungnya yang setia. Mereka yang telah menemukan jalan Islam itu muncul menjadi pembela-pembela yang siap berkorban segala-galanya.

Dengan kesabaran, kemenangan akan datang. Orang yang memiliki kesabaran ibarat menyimpan kekuatan. Energinya tidak habis untuk mengumpat dan memeras isi pikirannya karena dilanda putus asa.

Ketiga sifat ini dimiliki oleh Rasulullah saw yang merupakan penjabaran dari surat al-‘Ashr yang menyuruh manusia untuk memanfaatkan waktu semaksimal mungkin: “Demi waktu. Sesungguhnya manusia itu benar-benar berada dalam kerugian, kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh dan nasehat menasehati supaya mentaati kebenaran dan nasihat menasihati supaya menetapi kesabaran.” (QS. al-‘Ashr: 1-3)

Jika ketiga sifat ini didimiliki oleh segenap mujahid dakwah, insya Allah dakwahnya akan membuahkan hasil yang memuaskan. Usaha mulianya akan mendapatkan keberuntungan dan kemuliaan.

Benarlah apa yang dikatakan oleh Imam Syafi’i, bahwa cukuplah Allah turunkan surah al-‘Ashr, maka banyak persoalan dunia ini selesai. Dengan memahami surah ini secara baik, manusia akan menjalani roda kehidupan ini dalam jalur yang mengantarkannya menjadi orang yang beruntung. Baik di dinia maupun di akhirat.

Untuk itu selaku muslimin, terlebih yang tealh sadar bahwa berdakwah merupakan pekerjaan melekat yang tidak akan bisa dilepaskan, selayaknya memiliki sifat mulia ini sebagai sifat agung yang diwariskan oleh Rasulullah saw.

Allah swt berfirman, “Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan dia banyak menyebut Allah.” (QS. al-Ahzab: 21)

Tidak usah latah

Sebagai penyampai kebenaran, kita sebaiknya bisa membaca perkembangan dengan penuh arif dan bijaksana. Di tengah situasi kritis, bisalah kita mengendalikan diri. Keadaan sering membuat kita terpancing untuk ‘urun tembung‘ dari mimbar, dengan alasan yang cukup bagus, mumpung aktual. Tapi bila ulasan-ulasan itu tidak menambah ilmu, sebaliknya menambah kelelahan pikiran para jamaah, maka apalah artinya.

Keterpancingan kepada kondisi yang ‘temporal‘ seperti itu sering malah menambah jenuh. Terlebih lagi bila data-data yang dikemukakan tidak valid, kurang tepat, dan terkesan asal-asalan, maka akan membuat nilai taushiyah manjadi hambar. Para jamaah sekeluar dari masjid tidak mendapatkan kesegaran ruhani, akan tetapi justru terbebani dengan bentuk dakwah yang seperti itu.

Alangkah baik bila kita sebagai manusia dakwah tetap berpegang pada khittah dakwah, yakni mengembalikan para jamaah kepada keimanan dan ketaqwaan. Kuatkan benteng pertahanan aqidahnya, berikan motivasi yang kuat agar ibadah dapat ditingkatkan terus-menerus. Tanpa mengesampingkan kepentingan unsur-unsur yang lain, dekat kepada Allah merupakan kunci setiap permasalahan. Jangan buang kunci itu hanya karena pertimbangan-pertimbangan perasaan dan semacamnya. Allah SWT berfirman:

Ketika orang-orang kafir menanamkan dalam hati mereka kesombongan (yaitu) kesombongan jahiliyah lalu Allah menurunkan ketenangan kepada Rasul-Nya, dan kepada orang-orang mukmin dan Allah mewajibkan kepada mereka kalimat taqwa dan adalah mereka berhak dengan kalimat taqwa itu dan patut memilikinya. Dan adalah Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.” (QS. al-Fath: 26)

Juga dalam firmanNya yang lain: “Jika kamu bersabar dan bertaqwa niscaya tipu daya mereka sedikitpun tidak mendatangkan kemudharataan kepadamu.” (QS. Ali Imran:120)

Menjadi manusia dakwah berarti memberikan lampu penerang di tengah kegelapan, bukan justru menambah keruwetan.

http://alqalam.8m.com/viii/qal07.htm

 

Apakah Muraqib Amm PKS: Hilmi Aminuddin “terlibat” NII? December 12, 2008

Filed under: Wawasan — ainspirasi @ 8:21 am
Tags: , ,

Berita ini sangat menyesakkan hati. Baru-baru ini di kalangan PKS mengalami kegoncangan luar biasa. Pasalnya beredar selebaran yang seolah-olah dibuat BIN. Dalam selebaran itu  tercantum bagaimana sikap dan sejarah para tokoh-tokoh PKS.  Disebutkan ketua MS PKS HA memiliki hubungan sejarah dengan NII jaman Ali Murtopo.

Mengingat sampai saat ini belum ada kejelasan dari Pimpinan PKS Sendiri maka ada dua asumsi apakah laporan BIN itu asli atau aseli.

Pertama: Kalau memang isi laporan ini benar maka HA harus menjelaskan bagaiamana keterlibatannya dengan NII.  Selain itu perlu dijelaskan juga mengapa informasi yang detil itu bisa jatuh di tangan BIN. APakah memang di tubuh PKS telah tersusupi agen-agen BIN?

Kedua:   Kalau beritanya tidak benar berati selebaran itu memicu kebakaran hebat di kalangan ikhwah PKS.  Sebagian besar ini selebaran itu berusaha untuk membenturkan antar kader dakwah. Lalu adakah kader yang membuat rekayasa?

Ketiga: Apakah para qiyadah PKS sengaja membuat laporan itu dengan mengatasnamakan BIN? Lalu apakah agendanya.

Pertanyaan-pertanyaan ini seyogyanya segera ditanggapi mengingat para ikhwah juga mempertanyakannya.

 

Hakikat Ibadah December 10, 2008

Filed under: Uncategorized — ainspirasi @ 6:49 am
Tags: , ,

Allah telah ciptakan jin dan manusia untuk beribadah, bahkan kegiatan ibadah ini tidak saja dilakukan oleh manusia sekarang setelah nabi SAW, tetapi ibadah ini merupakan kegiatan manusia sebelum nabi SAW. Oleh karena itu, ibadah adalah misi dan tugas manusia yang Allah tunjukkan. Manusia hidup untuk ibadah bukan untuk yang lainnya. Setiap gerak dan langkah manusia adalah ibadah, apakah dalam bekerja, di rumah, di sekolah dan di mana saja. Dengan demikian, ibadah adalah tugas manusia yang perlu dihayati dengan ilmu dan amal.

Hakikat ibadah yang merupakan tugas kehidupan manusia adalah menyembah Allah dan mengingkari thaghut. Motivasi kita beribadah adalah merasakan bahwa begitu banyak nikmat Allah pada diri kita seperti mata, telinga, rezeki, harta, anak, isteri, dan pendidikan yang menyebabkan kita harus selalu bersyukur pada-Nya. Selain itu, motivasi ibadah juga didasarkan kepada rasa keagungan Allah SWT dan kehebatan-kehebatan-Nya yang dapat dilihat dari ciptaan-Nya di alam semesta ini. Dengan perasaan bahwa nikmat Allah yang begitu besar dan begitu agungnya Allah, maka kita termotivasi mengabdi hanya kepada Allah saja.

Ibadah yang dilakukan hendaknya merupakan wujud dari penghinaan diri, cinta, dan ketundukan manusia pada Rabb-Nya. Ibadah memiliki berbagai tingkatan yang menentukan hasil ibadah itu sendiri di sisi Allah. Ibadah tanpa diikuti dengan kecintaan dan ketundukan akan menjadikan ibadah sia-sia dan kurang bermakna bagi kehidupan individu tersebut. Begitu pula ibadah tanpa rasa penghinaan diri. Ibadah yang menambah kemantapan apabila dilakukan dengan penuh rasa takut dan harap. Hal ini menunjukkan bahwa ibadah dilakukan secara khusyuk.

http://www.irwanprayitno.info/tarbiyah/1226462650-hakikat-ibadah.htm

 

Tazkyatun Nafs oleh Abu Ridho

Filed under: Wawasan — ainspirasi @ 6:46 am
Tags: , ,

Telaah kitab karangan imam ibnu Al Jauzi, Talbisu Iblis (?) bab 7: Penetrasi Iblis thd kalangan penguasa dan pemimpin (P-P) dlm setiap level organisasi.

Iblis dlm menggoda penguasa dan penguasa melalui langkah2:
1. Membisikkan P-P bahwa Allah melebihkan mereka seakan2 mrk lebih dicintai Allah krn tlg mendapatkan derajat yg lbh tinggi ..dibisikin bahwa mereka adalah manusia yg utama, sehingga org lain dilihat lbh rendah.
Ngetesnya lihat saja apakah mereka makin taat kpd Allah,jika tdk berarti iblis sukses.

2. Iblis membisikan bahwa penguasa dan pemimpin tsb punya kharisma.
Kepemimpinan itu perlu KARAKTER, dan KHARISMA, shg menyebabkan Qiyadah kita malas berteman dgn ulama, malas liqo, malas mabit, karena pergaulannya makin terbuka, sehingga pertemanannya smakin tdk terjaga.

3. iblis memdorong P-P menjadi bersika Paranoid yg kental, melalui bisikam bahwa mereka tlg dikepung para musuh. Sehingga P-P membuat rekayasa proteksi yg melindungi kepentingan mereka.

4. Iblis membisikkan P-P untuk mengangkat orang2 yg tdk punya kompetensi agar tdk merongrong kekuasaannya, yg penting loyalitas,dgn alasan jika pembantunya tdk cakap/amanah maka dosanya hanya ditanggung oleh pembantunya tsb, sang pemimpin bisa lepas tangan.

5. Iblis memperdaya Pola pikir anti syariat, shg P-P memutuskan kebijakan dgn pola pikirnya,dgm menanamkan waham bahwa yg dilakukannya itu adalah urusan politik,bukan urusan syariat

Konsep ini melahirkan semboyan masalah ini adalah urusan politik,bukan urusan Syariat.

6. Memperindah kemakmuran yg diperoleg dari harta negara/milik publik. kekayaan yg diperoleh krn jerih payahnya akan dianggap sebagai milik pribdi. harta pemimpin cukup dari gaji saja

7. Iblis menyesatkan qiyadah dgn perbuatan bermewah mewah dan maksiat, krn kepemimpinan mereka tlh mendatangkan kemakmuran diwilayah yg dia pimpin

8. Memperindah asumsi

9. Iblis membisikkan agaq qiyadah Memungut pajak yg memberatkan
10. Sedekah qiyadah dpt menghilangkan dosa korupsi. dosa jabatan dpt dihapus dpn umrah

11. iblis mengembangkan pola fikir meminta doa kpd orang2 sholeh dgn berhapa dpt penghapusan dosa

12. Iblis membisiki birokrat yg loyal dgn anggapan perbuatan dholim thd rakyatnya tsb semata mata dlm rangka MENTAATI PERINTAH ATASAN. Padahal siapa saja yg berbuat kedholiman maka masing2 harus bertanggung jawab.

http://plutogo.multiply.com/journal/item/93

 

Pendidikan Seks dalam Islam

Filed under: Wawasan — ainspirasi @ 5:21 am
Tags: , ,

Sana`a (ANTARA News) – Pada masa keemasan Islam yang dipimpin oleh tokoh-tokoh Muslim yang sebagian besar dari bangsa Arab, sumber ilmu pengetahuan hampir seluruhnya berasal dari timur (negeri Muslim).

Barat yang masih dalam masa kegelapan kala itu belajar banyak ilmu dari Arab seperti kedokteran, ilmu aljabar, ilmu astronomi, kimia, fisika, politik, sosial, psikologi dan sejumlah disiplin ilmu lainnya.

Apakah termasuk juga pendidikan seksual yang saat ini masih tabu dibicarakan secara terbuka di kalangan masyarakat Arab?

Menurut DR Fauziah Al-Dare, pendidikan seksual berkualitas secara Islami berasal dari kawasan Arab yang kemudian juga dicontoh masyarakat Barat.

“Pendidikan seksual juga dari Arab, seperti ilmu-ilmu lain layaknya aljabar dan kimia. Buktinya, Dewan Senat Inggris pernah melarang penerjemahan pendidikan seksual Arab ke dalam bahasa Inggris pada tahun 1865,” kata perempuan doktor spesialis pendidikan seksual asal Kuwait itu kepada TV Alarabiya, Dubai Jumat (30/3).

Dalam paket acara “idha`at” (sorotan) yang disiarkan langsung setelah shalat Jumat itu, doktor tamatan Fakultas Ilmu Jiwa Jurusan Pendidikan Seksual di Universitas York, Inggris, tersebut menilai bahwa Islam adalah agama yang paling banyak mengupas tentang pendidikan seks.

Paket acara TV Arabiya tersebut dikhususkan untuk mengupas berbagai isu yang menjadi sorotan publik Arab. “Pada tahun 1850, ditemukan sebuah buku bahasa Arab yang mengupas tentang seks di Prancis, lalu diterjemahkan ke dalam bahasa Prancis,” katanya lagi.

DR. Fauziah yang membahas tentang pendidikan seks lewat paket tetapnya bertajuk “siratul hub” (biografi cinta) di TV Alraai, Kuwait menimbulkan pro-kontra di kalangan masyarakat negaranya.

Salah satu tema yang pernah dibahas dalam paket itu yang mendapat reaksi dari media massa setempat adalah tentang besar dan panjangnya alat vital laki-laki. Tapi, sang doktor tetap tidak bergeming, dan menilai apa yang disampaikannya masih sebatas koridor syariat Islam.

Pakar seks Arab yang sekarang selalu memakai jilbab itu, yang menyelesaikan S2 di Amerika Serikat (AS), juga menjelaskan masa-masa studinya di negeri Paman Sam tersebut dan kehidupan pribadinya sebelum memakai jilbab.

Tentang program “siratul hub” yang dibawakannya, ia menjelaskan bahwa bertujuan memberikan pemahaman kepada publik agar tidak terpengaruh iklan-iklan yang menyesatkan.

“Saya melihat beberapa iklan di majalah tentang alat vital pria, karena itu saya perlu mengupasnya dalam salah satu tema program tersebut agar jelas bagi publik bahwa ukuran alat vital tidaklah sebagai ukuran kepuasan hubungan seksual,” katanya.

Fauziah menegaskan bahwa tema tentang alat vital itu merupakan yang paling sulit dibawakannya dalam paket program rutin biografi cinta.

“Yang jelas, saya melihat publik semakin mengerti permasalahan ini,” katanya lagi.

Meskipun pengupasan tentang pendidikan seks secara terbuka di masyarakat Kuwait dan Arab umumnya masih tabu, namun ia menegaskan, akan tetap melanjutkan program rutinnya “siratul hub”, karena keyakinan akan pentingnya pendidikan yang satu ini bagi publik Arab. (*)

 

Penyimpangan-Penyimpangan Dalam Gerakan Da’wah Islam December 9, 2008

Filed under: Visi — ainspirasi @ 4:49 am
Tags: , ,

dakwah.info
Oleh: Abu Ridho

Alhamdulillah gerakan da’wah ini di Indonesia ini telah mencapai usia seperempat abad. Suatu usia yang tidak bisa lagi
dipandang kanak-kanak. Ia telah dewasa dan melebihi usia baligh. Oleh karenanya, setiap muncul permasalahan yang
menyangkut kehidupan gerakan ini mestilah diselesaikan secara mandiri dengan pendekatan yang bijak dan arif.
Berbagai peristiwa yang menghiasi perjalanan pergerakan ini, dari yang menyenangkan hingga yang menegangkan, dari masalah da’wah hingga daulah, tentu akan menjadi modal bagi proses pendewasaan gerakan da’wah ini. Beragam
problema yang menggeluti pergerakan ini, niscaya akan menjadi suplemen yang akan mempercepat proses pembesaran tubuh gerakan ini, apabila disikapi secara positif.
Apabila gerakan ini istiqamah memegang prinsip-prinsip Islam dan setia mengikuti manhaj da’wah Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam, saya yakin, gerakan ini akan selamat mencapai tujuannya, walaupun dalam perjalanannya kerap ditimpa badai yang dahsyat. Tetapi sebaliknya, apabila gerakan ini menyimpang dari prinsip dan manhaj yang diajarkan Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam, maka yakinlah bahwa gerakan ini tidak akan berumur panjang. Dia akan mudah jatuh terjerembab, walaupun hanya terantuk kerikil kecil.
Dalam kesempatan ini saya akan mengungkapkan beberapa bentuk penyimpangan-penyimpangan dalam gerakan
Islam yang dapat menjadi batu sandungan bagi keberlangsungan gerakan da’wah Islam. Pembahasan ini sengaja saya
sampaikan agar para aktifis da’wah dapat terhindar dari sandungan-sandungan yang membahayakan ini.

Jalan Da’wah adalah Jalan Satu-satunya

Tujuan da’wah Islam adalah li i’laa-i kalimatillah, untuk menegakkan syari’at Allah di muka bumi ini. Yaitu tegaknya
suatu system kehidupan yang mengarahkan manusia pada suatu prosesi penghambaan hanya kepada Allah saja.
Apabila syari’at Allah belum tegak, maka beragam prosesi penghambaan kepada selain Allah akan marak dan terus
tumbuh subur.
Untuk mencapai tujuan tersebut, hanya ada satu jalan, yaitu: jalan da’wah. Inilah jalan yang telah ditempuh Rasulullah
Shallallahu ‘alaihi wasallam dan Rasul-Rasul sebelumnya, juga para shiddiqin, syuhada dan shalihin, sebagaimana
wasiat Allah swt kepada Rasul-Nya:
“Dan inilah jalanKu yang lurus, maka ikutilah dia; dan janganlah engkau ikuti jalan-jalan lain, karena itu semua akan
menyesatkanmu dari jalan-Nya. Itulah yang telah diwasiatkan kepadamu agar kamu bertaqwa.” (QS. Al-An’am:153)
Di atas jalan inilah Rasulullah beserta pengikut-pengikutnya melangkah, walaupun jalan tersebut berliku, terjal, penuh
onak duri bahkan binatang-binatang buas yang siap menerkam. Beliau dan pengikutnya tidak akan berhenti hingga tidak ada lagi fitnah dan sistem Allah (Dienullah) tegak di muka bumi ini secara total.
“…hingga tidak ada lagi fitnah, dan Dien seluruhnya adalah milik Allah.” (QS. Al-Anfal:39).
Sehubungan dengan ini Imam Hasan Al-Banna rahimahullah menyatakan, “Jalan da’wah adalah jalan satu-satunya.
Jalan yang dilalui Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam dan para sahabatnya.Jalan yang juga dilalui para da’i yang
mendapat taufiq Allah. Bagi kita, jalan ini adalah jalan iman dan amal, cinta dan persaudaraan. Rasulullah Shallallahu
‘alaihi wasallam mengajak para sahabat kepada iman dan amal. Menyatukan hati mereka dengan jalinan cinta dan
persaudaraan. Maka, terhimpunlah kekuatan aqidah yang menjadi kekuatan wahdah (persatuan). Jadilah mereka
jama’ah yang ideal. Kalimatnya pasti tegak dan da’wahnya pasti menang, walaupun seluruh penduduk bumi

memusuhinya.” Beliau memilih jalan yang telah dilalui Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam ini dengan berlandaskan pada tiga kekuatan: kekuatan aqidah dan iman, kekuatan wahdah dan irtibath (jalinan yang kohesif), serta kekuatan senjata dan militer. Beliau juga menentukan tahapan-tahapan perjuangan da’wah dan aktivitas gerakan, yaitu marhalah ta’rif (tahap pengenalan), marhalah takwin (tahap pengkaderan) dan marhalah tanfidz (tahap operasional). Disamping juga menetapkan target dan sasaran yang berjenjang melalui proses tarbiyah, yaitu:
* Terbentuknya pribadi muslim yang ideal
* Terwujudnya keluarga muslim yang bertaqwa
* Terbinanya masyarakat muslim yang responsif terhadap seruan Allah
* Tegaknya pemerintahan Islam yang berlandaskan syari’at Allah.
* Tegaknya Daulah Islamiyah di bawah koordinasi Khilafah Islamiyah, hingga menjadi tauladan dunia, dengan idzin
Allah.
Demikianlah beliau dengan para ikhwan lainnya memahami dan mengamalkan Islam dalam seluruh aspek kehidupan.
Dan dalam mengorganisir gerakan da’wahnya, beliau tentukan rukun bai’at yang sepuluh (arkaul bai’at al-
&lsquo;asyarah), dan menjadikan faham (pemahaman) sebagai rukun bai’at yang pertama dan utama. Kemudian
meletakkan prinsip-prinsip yang dua puluh, sebagai kerangka yang menjelaskan pemahaman ini.
Gerakan Ikhwanul Muslimin yang beliau dirikan inilah yang menginspirasi munculnya gerakan-gerakan Islam lain di
seluruh penjuru dunia. Termasuk gerakan-gerakan Islam di Indonesia sebagian besar merujuk pada manhaj da’wah
yang dirumuskan oleh para ulama Ikhwan.

Penyimpangan Dalam Gerakan Da’wah
Setelah mengalami berbagai kendala, ujian dan cobaan, alhamdulillah gerakan da’wah kita semakin diperhitungkan oleh banyak kalangan, terutama setelah gerakan ini memasuki mihwar siyasi (orbit politik) dengan memunculkan sebuah partai da’wah. Tentu banyak nilai positif yang dapat kita petik dari kehadiran partai da’wah ini, disamping ada pula eksesekses negatifnya, bagi da’wah itu sendiri.
Semakin besar dukungan masyarakat terhadap partai ini, tentu semakin besar pula beban tanggung jawab yang harus
dipikul. Adalah manusiawi apabila dalam proses perjalanan gerakan da’wah di ranah politik ini ada oknum-oknum aktifis da’wah (da’i) yang tergelincir dari jalan da’wah ini. Apalagi apabila partai ini semakin besar, maka kans terjadinya penyimpangan di kalangan pengurus partai pun akan semakin besar. Oleh karenanya mengetahui bentuk-bentuk penyimpangan da’wah menjadi keharusan, agar kita semua terhindar darinya.
Diantara bentuk-bentuk penyimpangan dalam gerakan da’wah ini adalah:
1. Penyimpangan dalam Ghayah (Tujuan)
Penyimpangan ini termasuk penyelewengan yang paling berbahaya. Tujuan da’wah secara moral adalah semata-mata
karena Allah Ta’ala. Apabila ada motif selain itu, seperti motif-motif duniawi atau kepentingan pribadi yang tersembunyi, adalah penyimpangan.
Setiap penyimpangan tujuan, meskipun ringan atau kecil, tetap akan menyebabkan amal tersebut tertolak.
Penyimpangan ini tidak harus berarti mengarahkan motif secara total ke tujuan duniawi. Tetapi sedikit saja niat yang ada di dalam hati bergeser dari Allah, maka sudah termasuk penyimpangan. Allah tidak akan pernah menerima amal
seseorang kecuali yang ikhlas karena-Nya. (QS. Az-Zumar:3, 11-14, Al-Bayyinah:5)
Riya’, ghurur (lupa diri), sombong, egois, gila popularitas, merasa lebih cerdas, lebih pengalaman, lebih luas
wawasannya, lebih mengerti syari’ah dan da’wah, terobsesi asesoris duniawi, seperti: jabatan, kehormatan, kekuasaan,
kekayaan; adalah penyakit-penyakit hati yang menyimpangkan para da’i dari tujuan da’wah yang sebenarnya.
Berda’wah itu harus bebas dari kebusukan. Barangsiapa yang berniat baik dan ikhlas, Allah akan menjadikannya
sebagai pengemban da’wah. Barangsiapa menyimpan kebusukan di dalam hatinya, Allah sekali-kali tidak akan
menyerahkan da’wah ini kepadanya.

Demikian pentingnya ikhlas ini hingga Imam Hasan Al-Banna rahimahullah menjadikannya salah satu dari rukun bai’at. Seluruh kader wajib berkomitmen dengannya. Menepati dan menjaganya dari segala noda, agar gerakan da’wah ini tetap bersih dan suci.

Menurut Imam Hasan Al-Banna rahimahullah, pengertian ikhlas adalah menujukan semua ucapan, perbuatan, perilaku dan jihadnya hanya kepada Allah semata; demi mencari ridha dan pahala-Nya, tanpa mengharapkan keuntungan, popularitas, reputasi, kehormatan, atau karir. Dengan keikhlasan ini seorang kader da’wah akan menjadi pengawal fikrah dan aqidah; bukan pengawal kepentingan dan keuntungan.
2. Penyimpangan dalam Ahdaf (Sasaran Utama)
Imam Hasan Al-Banna rahimahullah menjelaskan sasaran yang hendak dituju, yakni menegakkan syari’at Allah di muka bumi dengan mendirikan Daulah Islamiyah, dan mengembalikan kejayaan Khilafah Islamiyah, sembari menyerukan Islam kepada seluruh manusia.
Dalam risalahnya yang berjudul “Bayna al-Ams wa al-Yaum” (“Antara Kemarin dan Hari ini”), Imam Al-Banna
rahimahullah mengatakan: “Ingatlah! Kalian mempunyai dua sasaran utama yang harus diraih: Pertama, membebaskan bumi Islam dari semua bentuk penjajahan asing. Kemerdekaan, adalah hak asasi manusia. Tidak ada yang mengingkarinya kecuali orang zhalim, durhaka dan tiran.

Kedua, menegakkan di Negara yang dimerdekakan itu, berupa Negara Islam Merdeka, yang bebas melaksanakan
hukum-hukum Islam, menerapkan sistem sosial, politik, ekonominya, memproklamirkan Undang-Undang Dasarnya yang
lurus, dan menyampaikan da’wah dengan hikmah. Selama Negara Islam belum tegak, maka selama itu pula seluruh
umat Islam berdosa, dan akan dimintai tanggung jawabnya di hadapan Allah Yang Maha Tinggi dan Maha Besar.
Disebabkan keengganan mereka menegakkan syari’at dan Negara Islam, serta ketidakseriusan mereka dalam upaya
mewujudkannya.”
Dalam risalah Al-Ikhwan Al-Muslimun “Di bawah bendera Al-Qur’an”, beliau menjelaskan tugas dan target gerakan
da’wah ini: “Tugas besar kita adalah membendung arus materialisme, menghancurkan budaya konsumerisme dan budaya-budaya negatif yang merusak umat Islam. Materialisme dan konsumerisme menjauhkan kita dari kepemimpinan Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam dan petunjuk Al-Qur’an, menghalangi dunia dari pancaran hidayah-Nya, dan menunda kemajuan Islam ratusan tahun. Seluruh faham dan budaya tersebut harus dienyahkan dari bumi kita, sehingga umat Islam selamat dari fitnahnya.

Kita tidak berhenti sampai di sini. Kita akan terus mengejarnya sampai tempat asalnya, dan menyerbu ke markasnya,
hingga seluruh dunia menyambut seruan baginda Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam, kemudian dunia ini terselimuti ajaran-ajaran Al-Qur’an, dan nilai-nilai Islam yang teduh menaungi seisi bumi. Pada saat itulah sasaran dan target kaum Muslimin tercapai.”
Dalam menyoroti keadaan negeri-negeri Muslim sekarang ini beliau menyatakan dengan gamblang:
“Sungguh ini merupakan kenyataan yang dapat kita saksikan. Idealitas Undang-Undang Dasar Islam berada di satu sisi,
sedangkan realitas objektifnya berada di sisi lain. Karena itu ketidakseriusan para aktifis da’wah untuk memperjuangkan diberlakukannya hukum Islam adalah suatu tindakan kriminal; yang menurut Islam tidak dapat diampuni dosanya kecuali dengan upaya membebaskan sistem pemerintahan dari tangan pemerintah yang tidak memberlakukan hukum-hukum Islam secara murni dan konsekuen.”
Demikianlah ahdaf (sasaran utama) dari gerakan da’wah ini dirumuskan oleh tokoh utama dan pemimpin gerakan
da’wah kotemporer, Imam Hasan Al-Banna rahimahullah. Jadi, apabila ada aktifis da’wah (da’i) yang menyatakan bahwa partai da’wah ini tidak akan memperjuangkan syari’at Islam, dengan alasan apapun (politis maupun diplomatis), jelas telah menyimpang dan menyeleweng dari sasaran gerakan da’wah yang utama. Mestinya mereka justru menyebarkan opini tentang kewajiban menegakkan syari’ah bagi setiap muslim, secara massif, bukan malah menyembunyikanya. Apalagi di era reformasi yang setiap orang bebas bicara apa saja karena dilindungi Undang-Undang.

Kemudian, apabila partai da’wah berkoalisi dengan partai, organisasi, atau komunitas lain yang berbasis ideologi asing, juga telah menyimpang. Karena tugas gerakan da’wah Islam adalah membebaskan umat dari penjajahan atau dominasi asing, baik itu ideologi, politik, ekonomi, maupun sosial. Bukan malah bekerjasama dalam ketidakjelasan maksud dan tujuan.
Para kader da’wah atau da’i yang terpengaruh kemudian menganut paham materialisme dan gaya hidup konsumerisme

juga telah menyimpang dan menyeleweng dari sasaran gerakan da’wah ini. Mereka seharusnya memberi contoh berupa keteladanan hidup yang diajarkan Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam, sederhana dan santun dalam keinginan dan kebutuhan. Kesalahan dan dosa mereka hanya bisa ditebus dengan menyosialisasi kewajiban menegakkan syari’at kepada seluruh elemen umat, dan memperjuangkannya dengan sungguh-sungguh; serta menghindari diri dari sikap dan perilaku materialistis dan konsumtif.
3. Penyimpangan dalam Pemahaman
Salah satu persoalan mendasar dalam gerakan da’wah adalah: Pemahaman. Pemahaman yang benar dan utuh tentang
Islam dan manhaj da’wah Islam menjadi krusial, sebab kekeliruan pemahaman akan Islam dan manhaj da’wahnya
menjadikan gerakan ini berbelok arah, sehingga tidak akan pernah sampai ke tujuan.
Imam Al-Banna rahimahullah memberikan perhatian yang serius terhadap persoalan pemahaman ini. Ia curahkan
segenap kemampuannya untuk menyuguhkan Islam sebagaimana yang dibawa Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam
dalam wujudnya yang bersih dari segala bentuk penyimpangan, baik dalam hal aqidah, ibadah dan syari’ah. Terhindar
dari pertentangan yang dapat memecah belah umat, dan distorsi hakikat Islam yang dilakukan para musuh Islam di
masa lalu maupun kini. Dan beliau menjadikan pemahaman ini rukun bai’at yang pertama dan utama.
Bentuk-bentuk penyimpangan dalam pemahaman ini, antara lain:
1. Mengadopsi pemikiran-pemikiran yang bertentangan dengan pemahaman yang benar tentang Islam, Al-Qur’an dan
Sunnah shahih, melontarkan dan menyosialisasikan pemikiran aneh tersebut sehingga membuat bingung umat.
2. Menolak hadits-hadits shahih dan hanya menerima Al-Qur’an saja. Mengutamakan rasionalitas ketimbang haditshadits shahih, dan menafsirkan ayat-ayat Al-Qur’an secara tendensius tanpa kaidah-kaidah yang benar.
3. Memaksakan semua kader da’wah untuk mengikuti satu pendapat ijtihadiyah dalam masalah furu’ yang memiliki
beberapa penafsiran pendapat. Pemaksaan seperti ini akan mengubah gerakan/jama’ah da’wah menjadi firqah, atau
madzhab tertentu; yang bukannya tidak mungkin akan dengan mudahnya mengeluarkan statement: “Siapa yang
sependapat dengan kami maka dia adalah golongan kami. Yang tidak sependapat, dia bukan golongan kami, maka
pergilah menjauh dari kami.”

Perlu diingat bahwa gerakan da’wah ini didirikan bukan atas dasar madzhab tertentu dalam masalah furu’. Gerakan ini
harus dapat merekut semua umat Islam untuk mempersatukan mereka dalam bingkai aqidah.
Dalam menghadapi masalah-masalah furu’ ini, hendaknya diambil yang lebih kuat dalil dan argumentasinya, dan tidak
mengecilkan atau menyepelekan pendapat orang lain, meskipun ia berada di luar orbit gerakan da’wah ini. Islam
mengajarkan kita melihat content (esensi) pendapatnya, bukan siapa yang berpendapat.

4. Memperbesar masalah-masalah juz’iyah dan far’iyah, dengan mengenyampingkan masalah kulliyat (prinsip).
Imam Hasan Al-Banna rahimahullah telah menghimbau kita agar kembali kepada kaidah bijaksana: “Hendaknya kita
bekerjasama dalam hal yang disepakati, dan saling tenggang rasa dalam masalah yang masih diperselisihkan.”

5. Membatasi gerakan da’wah ini membicarakan Islam dalam hal-hal tertentu yang tidak menyinggung para penguasa
pemerintahan maupun para pemimpin gerakan da’wah Islam. Padahal kita diwajibkan menyuguhkan Islam secara utuh, mengajak dan mengamalkannya secara utuh pula.
4. Penyimpangan dalam Khiththah (Langkah-Langkah Strategis)
1. Mengikuti Pola Partai Politik Sekuler.
Dalam hal ini menjadikan politik sebagai panglima, bukan lagi da’wah. Menitik beratkan pada faktor kuantitas
pendukung (bukan kualitas), dengan tujuan mengumpulkan suara sebanyak-banyaknya dalam pemilu.
Ini merupakan penyimpangan yang membahayakan bangunan da’wah. Sasaran kita bukan sekedar mencari orang
yang mau memberkan suaranya di pemilu, tetapi kita membutuhkan orang yang siap mengorbankan harta dan jiwanya di jalan Allah.
Kita membutuhkan orang yang sabar, mau berkorban, tabah, bersedia menanggung beban-beban da’wah, memahami
kepentingannya dan bertanggung jawab terhadap amanah yang dibebankan kepadanya.
Kita menginginkan orang-orang yang mencari akhirat, bukan mereka yang memburu pangkat. Kita mencari orang-orang yang rindu kampung surgawi, bukan orang-orang yang memburu kekuasaan duniawi. Kita menginginkan orang-orang yang kommit dengan nilai-nilai syar’i, bukan orang-orang yang terobsesi kursi. Kita menginginkan orang-orang yang selalu ingat akan janji Allah, bukan orang yang cepat lupa dengan janji-janji yang dia lontarkan pada waktu kampanye.
Kita tidak menginginkan gerakan da’wah ini dikuasai oleh orang-orang yang berambisi kekuasaan dan harta semata,
dengan segala kewenangan dan fasilitasnya. Kita juga tidak butuh orang-orang yang gemar melakukan lompatanlompatan
yang tidak syar’i untuk meraih ambisi-ambisi pribadinya. Tetapi kita butuh orang-orang yang akan bekerja
menegakkan Dienullah, dan beriltizam pada syari’at serta menjauhi cara-cara pencapaian tujuan yang tidak syar’i.

2. Mengabaikan Faktor Tarbiyah
Tiadanya perhatian yang layak terhadap tarbiyah akan menyebabkan rendahnya tingkat pemahaman setiap individu,
yang pada gilirannya tidak akan melahirkan kader yang mampu membantu meringankan beban jama’ah. Tarbiyah
berpengaruh terhadap ketahanan kader dalam menghadapi tantangan dan tuntutan amal di jalan da’wah, baik pada saatsaat kritis yang membutuhkan pengorbanan, maupun ketika panggilan jihad telah dikumandangkan.
Penyebab terabaikannya faktor tarbiyah:
1. Aktifitas politik mendominasi seluruh amal da’wah, sehingga waktu, tenaga, fikiran dan dana tersedot ke aktifitas
tersebut.
2. Tidak terpenuhinya kebutuhan akan murabbi, dan naqib, sehingga menyebabkan rendahnya kualitas pembinaan
kader yang berujung pada stagnasi pertumbuhan kader.
3. Usrah atau halaqah berubah menjadi forum sosialisasi qadhaya, bukan solusi qadhaya. Usrah hanya menjadi forum
mencari info dan pengumuman, padahal semestinya sebagai wadah pembinaan, pembentukan serta perbaikan akhlak,
ruhani dan intelektualitas.
4. Usrah atau halaqah hanya menjadi wadah untuk membentuk kader-kader da’wah yang tak siap berdialog secara
kritis dan analistis, karena lebih ditekankan metode indoktrinasi, ketimbang diskusi.

1. Mengabaikan Prinsip “The Right Man on The Right Place” dalam penyusunan struktur jama’ah da’wah.

Penyimpangan lain yang berbahaya adalah menempatkan kader pada struktur jama’ah yang tidak sesuai potensi dan
kemampuannya, tetapi berdasarkan “like and dislike”. Juga memberi amanah atau tugas kepada kader yang tidak sesuai
dengan kompetensinya. Hal ini dapat merusak efektifitas gerakan serta menyeret pada ekses-ekses yang dapat
melemahkan eksistensi jama’ah dan mempermudah timbulnya berbagai penyakit lain.
2. Menerima Prinsip dan Ideologi Sekuler
Rabbaniyah adalah prinsip dasar da’wah setiap gerakan Islam. Da’wah pada hakikatnya memperjuangkan nilai-nilai
Rubbubiyah, Uluhiyah, Mulkiyah dengan cara-cara yang diizinkan Rabb dan dicontohkan oleh Rasul-Nya, oleh kaderkader
Rabbani (para Murabbi dan mutarabbi), demi mencari ridha Allah. Dengan demikian kita tidak boleh menerima
prinsip dan ideologi Sekularisme, Nasionalisme, Pluralisme, Liberalisme, Komunisme, Kapitalisme juga Sosialisme,
walaupun diberi embel-embel Islam di belakangnya.
3. Membiarkan Jama’ah Dipimpin dan Dikuasai Orang yang Tidak Jelas
Gerakan Islam harus memiliki kepribadian Islam yang jelas, dalam pemahaman, tujuan, langkah dan keputusankeputusannya.
Ia tidak boleh tunduk kepada penguasa. Tidak boleh tergiur oleh harta dan tahta. Musuh-musuh gerakan
Islam memiliki cara tertentu untuk menghancurkan gerakan da’wah. Apabila cara-cara fisik dianggap tidak efektif
meredam laju gerakan da’wah, maka adakalanya mereka menggunakan cara yang lebih halus tetapi daya rusaknya
hebat. Seperti misal, menyusupkan agen intelijen ke dalam saf gerakan Islam. Agen ini berusaha untuk diterima seluruh
elemen jama’ah, menempel pada qiyadah jama’ah, mempengaruhinya dalam setiap pengambilan keputusan, dan secara
licin dan lihai membelokkan arah gerakan ini menuju lembah kebinasaan. Sejarah keruntuhan kekhalifahan Utsmaniyah
di Turki, karena disusupi intelijen Yahudi, mestinya menjadi pelajaran berharga bagi setiap gerakan Islam.
4. Berpartisipasi dalam Pemerintahan yang Tidak Menjalankan hukum Allah
Pada dasarnya kita tengah berupaya menjalankan hukum Allah dan tidak akan menyetujui hukum atau aturan apapun
yang bertentangan dengan syari’at Allah.
Tidak dapat dibenarkan kader gerakan Islam ikut masuk dan berpartisipasi dalam pemerintahan yang tidak
menjalankan syari’at Islam, apalagi apabila dia tidak mampu mempengaruhi pemerintahan tersebut, dan bahkan menjadi terpengaruh oleh sistem yang tidak islami. Sikap ini termasuk penyimpangan dari tujuan gerakan Islam ini.
Mungkin dalam situasi kondisi tertentu, atas izin jama’ah, setelah melalui pertimbangan syari’ah dan politik yang
matang, diperlukan ikut serta dalam pertimbangan. Dengan pengertian pemerintahan tersebut dalam transisi menuju
terbentuknya sistem pemerintahan Islam yang sempurna. Hal ini dapat dibenarkan dengan syarat ada kontrak politik
tertulis berupa jaminan bahwa pemerintah setuju untuk mewujudkan hal tersebut. Hal ini tidak boleh diserahkan kepada ijtihad pribadi. Apabila kesepakatan itu dilanggar, maka kita harus segera melepaskan diri dari partisipasi tersebut, agar tidak tertipu dan tergelincir dari tujuan gerakan da’wah yang mulia ini.
5. Berkoalisi dengan Pihak Lain dengan Mengorbankan Prinsip dan Tujuan Da’wah
Dengan sebab dan alasan apapun, tidak dibenarkan mengadakan koalisi dengan pihak-pihak yang tidak memiliki
kesamaan ideologi, visi dan misi dalam memperjuangkan tegaknya syari’at Allah. Apalagi jika koalisi tersebut harus
mengorbankan prinsip-prinsip Islam yang akan diwujudkan melalui perjuangan kita selama ini.
“Mereka menginginkan supaya kamu bersikap lunak, maka mereka pun bersikap lunak pula kepadamu.” (QS. Al-
Qalam:9)
Begitu pula, tidak dibenarkan melakukan koalisi sdengan mengorbankan sasaran dan target yang selama ini kita
berusaha mencapainya. Kalau hal ini dilakukan, berarti kita telah menjurus kepada penyimpangan dan pergeseran dari prinsip, serta menyeret semua amal dan pengorbanan ke arah yang tidak benar. Bahkan meratakan jalan bagi musuh untuk menguasai dan menentukan arah dan langkah pergerakan kita.
Karena itu, menjadi kewajiban kita semua untuk mengingatkan agar jangan mengangkat orang-orang yang tidak jelas
ideologi perjuangannya menjadi pemimpin. Jangan memberi dukungan kepada orang-orang yang zhalim dan korup.
Jangan tunduk kepada mereka karena iming-iming harta dan posisi. Jangan mengadakan perjanjian yang akan
membahayakan eksistensi gerakan Islam. Mari kita berhati-hati, dan tidak memberikan kepercayaan, dukungan dan
loyalitas kepada musuh-musuh Allah. Allah telah mengingatkan:
“Kamu tidak akan mendapati suatu kaum yang beriman kepada Allah dan hari Akhirat, saling berkasih sayang dengan
orang-orang yang menentang Allah dan RasulNya, walaupun orang-orang itu bapak-bapak, anak-anak, saudarasaudara, atau kerabat mereka. Mereka itulah orang-orang yang Allah telah menanamkan ke dalam hati mereka dan menguatkan mereka dengan pertolongan yang datang dari-Nya. Mereka akan dimasukkan ke dalam surga yang
mengalir di bawahnya sungai-sungai, mereka kekal di dalamnya. Allah ridha terhadap mereka dan mereka pu ridha
terhadap Allah. Mereka itulah Hizbullah (Partainya Allah). Ketahuilah bahwa sesungguhnya Partai Allah itulah yang akan memperoleh kemenangan.” (QS. Al-Mujadalah:22)
1. Mengabaikan Prinsip dan Keputusan Syura
Allah mewajibkan syura kepada Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam, meskipun beliau telah mendapat wahyu. Beliau selalu melaksanakan syura bersama para sahabatnya karena perintah Allah dan sebagai tasyri’ bagi umat Islam. Untuk itulah, beliau mengikuti pendapat Habbab dalam perang Badar, dan mengikuti usulan Salman dalam perang Khandaq.

Syura penting kedudukannya dalam gerakan Islam dan “amal jama’i”. Dengan syura akan diperoleh pendapat yang
lebih matang dan benar. Ia memberi kesadaran akan dasar-dasar keikutsertaan dalam tanggung jawab. Syura juga
menumbuhkan suasana saling percaya dan kerjasama antara semua anggota jama’ah.
Setiap individu dalam gerakan Islam dituntut agar bersifat positif dan aktif dalam da’wah. Ia harus ikut memikirkan,
memberikan pandangan-pandangan dalam mewujudkan kemanfaatan, menghindari kemuidharatan, serta membantu
qiyadahnya dengan pemikiran, ide, gagasan, serta nasihat, sesuai dengan adab da’wah.
Kepada para qiyadah, apapun jabatannya, harus bermusyawarah dengan para kadernya. Memanfaatkan pandangan
dan pemikiran mereka dalam menghadapi persoalan dan kemelut. Berlapang dada dalam menerima nasihat yang
diberikan kader, walaupun dirasa pahit dan caranya kurang berkenan, agar da’wah tidak kehilangan kebaikan yang
terkandung di dalam nasihat tersebut.

Semoga Allah melimpahkan rahmat-Nya kepada kedua amirul mukminin Abu Bakar radhiyallahu ‘anhu dan Umar
radhiyallahu ‘anhu yang ketika memberi sambutan di hari pelantikannya sebagai Khalifah, keduanya meminta teguran
rakyat atas segala bentuk penyelewengan.

Amirul mukminin Umar radhiyallahu ‘anhu bersikap lapang dada terhadap seorang rakyat yang berkata lantang
kepadanya di hadapan masyarakat banyak: “Kalau kami melihat Anda melakukan penyimpangan, maka kami akan
meluruskannya dengan pedang kami!”

Pelanggaran terhadap prinsip dan keputusan syura yang dilakukan qiyadah, apapun jabatannya, ilmu dan keahliannya, disamping menyimpang dari khiththah perjuangan, juga berarti pengkhianatan terhadap misi da’wah.
Begitu pula bagi para kader yang bersikap pasif, tidak memberikan pendapat, masukan dan nasihat kepada qiyadah,
serta merasa tidak bertanggung jawab atas masalah tertentu yang strategis, adalah bentuk penyimpangan dan
pelanggaran atas prinsip syura dalam da’wah.
Di antara bentuk penyimpangan lain dari prinsip syura yang berbahaya adalah menjadikan syura sebagai formalitas
belaka yang kering dari esensi. Ada Majelis Syura, namun pembentukannya diintervensi dan keputusannya direkayasa
oleh pihak-pihak tertentu. Islam menolak segala bentuk manipulasi dan penipuan. Sangat ketat dalam proses pemilihan anggota Majelis Syura, karena mereka bukan saja bertanggung jawab kepada jama’ah; tetapi juga kepada rakyat dan yang paling penting kepada Allah Yang Maha Tahu. Pemilihan anggota majelis syura harus melibatkan semua kader dan elemen jama’ah, dengan mempertimbangkan kebenaran, keadilan dan keridhaan Allah, bukan keridhaan qiyadah. Barangsiapa melanggar hal ini, berarti telah mengkhianati Allah, Rasul-Nya dan orang-orang beriman. Demikianlah sebagian dari bentuk-bentuk penyimpangan dalam gerakan Islam yang dapat menggelincirkan kita dari tujuan da’wah yang mulia dan suci. Mudah-mudahan Allah Azza wa Jalla melindungi kita dari hal-hal tersebut di atas.
Hasbunallahu wani’mal wakil, ni’mal mawla wa ni’man-nashir.
Wallahu a’lam bish-shawwab.

http://kamalzharif.kamaludin.net Powered by Joomla!

 

PLATFORM PEMBANGUNAN PKS

Filed under: Selingan,Wawasan — ainspirasi @ 4:32 am
Tags: , , ,

Visi Indonesia yang dicita-citakan Partai Keadilan Sejahtera adalah :
Terwujudnya Masyarakat madani yang adil, sejahtera, danbermartabat.
Masyarakat Madani adalah masyarakat berperadaban tinggi dan maju yang berbasiskan pada: nilai-nilai, norma, hukum, moral yang ditopang oleh keimanan; menghormati pluralitas; bersikap terbuka dan demokratis; dan bergotong-royong menjaga kedaulatan Negara.

Adil adalah kondisi dimana entitas dan kualitas kehidupan—baik pemba-ngunan politik, ekonomi, hukum, dan sosial-kemasyarakatan—ditempatkan secara proporsional dalam ukuran yang pas dan seimbang, tidak melewati batas.

Sejahtera mengarahkan pembangunan pada pemenuhan kebutuhan lahir dan batin manusia, agar manusia dapat memfungsikan dirinya sebagai hamba dan khalifah Allah, yakni keseimbangan antara kebutuhan dan sumber pemenuhannya. Kami mencitakan Indonesia menjadi negara kuat yang membawa misi rahmat keadilan bagi segenap umat manusia, agar bangsanya menjadi kontributor peradaban manusia dan buminya menjelma menjadi taman kehidupan yang tenteram dan damai.

Misi yang diemban Partai Keadilan Sejahtera adalah:


1. Mempelopori reformasi sistem politik, pemerintahan dan birokrasi, peradilan, dan militer untuk berkomitmen terhadap penguatan demokrasi. Menggalang solidaritas dunia demi mendukung bangsa-bangsa yang tertindas dalam merebut kemerdekaannya.


2. Mendorong penciptaan lapangan kerja yang seluas-luasnya serta layak bagi kemanusiaan untuk menghapuskan kemiskinan dan mendorong pemerataan pendapatan dan kesejahteraan melalui program pemberdayaan masyarakat miskin dan sektor informal. Membatasi tindakan spekulasi, monopoli dan kriminal ekonomi yang dilakukan oleh penguasa modal dan sumber-sumber ekonomi lain untuk menjamin terciptanya kesetaraan bagi seluruh pelaku usaha demi terwujudnya ekonomi egaliterian.


3. Menuju pendidikan berkeadilan dengan memberikankesempatan yang seluas-luasnya bagi seluruh rakyat Indonesia. Membangun sistem pendidikan nasional yang terpadu, komprehensif dan bermutu untuk menumbuhkan SDM yang berdaya-saing tinggi serta guru yang profesional dan sejahtera. Menuju sehat paripurna untuk semua, dengan visi sehat badan, mental-spiritual, dan sosial sehingga dapat beribadah kepada Allah SWT untuk membangun bangsa dan negara; dengan mengoptimalkan anggaran kesehatan dan seluruh potensi untuk mendukung pelayanan kesehatan berkualitas.

BIDANG POLITIK


Pertama, berkaitan dengan bentuk negara. Sebagai wujud dari rasa tanggung jawab kaum Muslimin terhadap rumah besarnya yang bernama Indonesia, dan panggilan dakwah yang menjadi rahmat bagi semesta alam, PK Sejahtera bahu-membahu bersama entitas politik lainnya untuk mengisi pembangunan menuju Indonesia yang maju, kuat, aman, adil, sejahtera dan bermartabat sesuai dengan cita-cita universal, yakni Negara Kesatuan Republik Indonesia yang adil dan makmur di bawah lindungan Allah.

Kedua berkaitan dengan dinamika politik nasional, PK Sejahtera mendorong agar Indonesia Baru ke depan berada pada kondisi politik yang sehat dan dinamis, dimana terjadi pematangan dari kondisi transisi menuju konsolidasi demokrasi yang mantap, yang ditandai dengan terbuka lebarnya ruang berekspresi masyarakat dalam koridor hukum dan tertib sosial. Dalam upaya membangun stabilitas politik bangsa, berbagai persoalan yang dapat memicu destabilitas politik nasional seperti separatisme, terorisme, radikalisme, kekerasan politik, dan etnonasionalisme perlu ditangani secara persuasif, bijaksana dan sikap tegas dengan terlebih dahulu mendalami akar masalah secara sosio-kultural secara terinci.


Ketiga, berkaitan dengan model demokrasi. Eksperimentasi politik di masa transisi saat ini ditandai dengan terbuka lebarnya ruang ekspresi dan ledakan partisipasi politik dalam bentuk munculnya banyak partai politik, namun tetap dalam format sistem presidensial. Di masa depan perlu dikembangkan model demokrasi yang lebih sehat, mampu menjaring calon wakil rakyat yang berkualitas melalui sistem yang lebih sederhana, efisien dan murah.


Keempat, berkaitan dengan sistem ketatanegaraan. Dengan wilayah yang luas dari Sabang hingga Merauke; dengan beragam etnik, budaya dan agama, sumber daya alam yang berlimpah baik di darat, laut dan udara; serta dengan jumlah penduduk yang besar, maka rentang kendali Indonesia demikian luas. Dengan demikian pemerintah akan fokus dalam aspek pertahanan, keamanan, hukum, roteksi kepemilikan pribadi, manajemen makro ekonomi, pendidikan dan kesehatan masyarakat serta program-program antikemiskinan dan penanggulangan bencana yang jelas merupakan fungsi- fungsi yang menjadi kewajiban negara untuk menegakkannya.


Kelima, berkaitan dengan tata hubungan pemerintahan secara vertikal serta otonomi daerah, maka PK Sejahtera berkeyakinan, bahwa hubungan ini dilaksanakan dengan menjalankan kewenangan pusat secara lebih efektif sekaligus dengan meningkatkan kualitas pelaksanaan kewenangan daerah melalui penguatan kelembagaan, pembinaan SDM, dan peningkatan kapasitas.


Keenam, PK Sejahtera berpendapat, bahwa dalam kerangka implementasi dan eksekusi kebijakan politik negara secara efisien dan efektif, maka keberadaan institusi birokrasi negara dan tatakelola pemerintahan yang baik, rapi dan kredibel akan mendorong terwujudnya stabilitas politik dan ekonomi yang dinamis dan tanpa distorsi. Untuk itu, bukti dan contoh dari para kader PK Sejahtera di lapangan legislatif dan eksekutif adalah bentuk kongkret perjuangan ini.

BIDANG PEREKONOMIAN


Untuk mengatasi persoalan ekonomi dan meningkatkan pembangunan ekonomi bangsa, maka PK Sejahtera mengusulkan langkah-langkah perbaikan penting yang terdiri dari:

1) melipatgandakan produktivitas petani dan nelayan.;

2) meningkatkan daya saing sektor industri dan jasa;

3) membangun sektor-sektor yang menjadi sumber pertumbuhan baru; sebagai upaya meningkatkan kesejahteraan kehidupan bangsa melalui harmonisasi dengan lingkungan hidup.

PK Sejahtera meyakini, bahwa

Pertama, kemiskinan sebagai musuh kemanusiaan harus dibasmi dan upaya pengentasan kemiskinan harus menjadi prioritas pembangunan.

Kedua, ketimpangan pendapatan yang sangat tajam antar penduduk di sektor pertambangan dan pertanian serta ketertutupan antar sektor pembangunan menjadi sangat rawan terhadap gejoolak sosial.

Ketiga, tekanan global dan rendahnya daya saing produk industri nasional tidak akan dapat diselesaikan sebelum kita menyadari, bahwa hakikat persaingan di era global ini sarat dengan informasi yang asimetrik.

Keempat, melaju cepatnya sektor keuangan pasar modal untuk investasi jangka pendek yang terpaut jauh dari sektor riil adalah pertanda, bahwa upaya mengejar keuntungan jangka pendek telah melebihi realitas roda perputaran ekonomi yang terjadi sesungguhnya di lapangan.

Kelima, berbagai kerusakan lingkungan dan eksploitasi SDA yang berlebihan selama ini telah menuai bencana bagi rakyat. Karenanya PK Sejahtera meyakini bahwa pembangunan berkelanjutan adalah hal yang mutlak dikembangkan.

Keenam, PK Sejahtera memandang bahwa program reformasi ekonomi harus dilandasi oleh semangat mewujudkan kemandirianekonomi bangsa dengan mengerahkan segenap potensi ekonomi nasional untuk tujuan kemakmuran rakyat dan menciptakan fundamental ekonomi nasional yang kokoh.

Berdasarkan analisis permasalahan ekonomi nasional yang ada, maka PK Sejahtera menetapkan flatform perekonomian PK Sejahtera yang meliputi:

1) Mendorong penciptaan lapangan kerja yang seluas-luasnya serta layak bagi kemanusiaan untuk menghapuskan kemiskinan dan mendorong pemerataan pendapatan dan kesejahteraan melalui program pemberdayaan masyarakat miskin dan sektor informal;

2) Membangun industri nasional yang tangguh dan berdaya saing tinggi, berbasis SDM berkualitas dan kemampuan inovasi teknologi yang memadai dalam rangka mencapai kemandirian bangsa;

3) Mencapai pertumbuhan ekonomi yang bernilai tambah tinggi untuk mencapai pembangunan lestari dengan berbasis pada integrasi antar sektor serta pembangunan berbasis wilayah dan potensi regional yang menjangkau masyarakat luas;

4) Membatasi tindakan spekulasi, monopoli dan kriminal ekonomi yang dilakukan oleh penguasa modal dan sumber-sumber ekonomi lain untuk menjamin terciptanya kesetaraan bagi seluruh pelaku usaha bagi terwujudnya ekonomi egaliter. Langkah-langkah perbaikan yang diambil terdiri dari langkah utama dan langkah pendukung serta kebijakan penunjang.

Langkah utama terdiri dari:

1) Melipatgandakan produktifitas petani dan nelayan.;

2) Mendongkrak daya saing sektor industri dan jasa;

3) Membangun sektor-sektor yang menjadi sumber pertumbuhan baru.

PK Sejahtera memandang bahwa pengentasan kemiskinan dan pemerataan pendapatan (equity) adalah masalah utama yang harus diprioritaskan dalam pembangunan ekonomi bangsa. Masalah pengentasan kemiskinan sangat berkaitan dengan pembangunan sektor pertanian. Oleh karena itu sektor ini menjadi prioritas utama flatform pembangunan ekonomi PK Sejahtera dengan:

langkah utama pertama, yaitu melipatgandakan produktifitas sektor pertanian, kehutanan dan kelautan.

Langkah kedua adalah untuk mendongkrak daya saing sektor industri dan jasa yang merupakan sumber utama pertumbuhan (growth) ekonomi nasional dengan titik berat pada koordinasi lintas sektor lintas wilayah dengan sasaran untuk meningkatkan efek pengganda sektor/wilayah yang kaya sumber daya alam terhadap sektor/wilayah lain melalui upaya peningkatan nilai tambah proses ekonomi di dalam negeri dengan mengandalkan SDM yang berkualitas dan kemampuan penguasaan teknologi yang memadai.


Langkah ketiga adalah membangun sektor-sektor yang menjadi sumber pertumbuhan baru dengan memanfaatkan potensi kekayaan alam yang belum sepenuhnya digali, serta pasar dalam negeri yang sangat besar.

Kunci keberhasilan ketiga langkah tersebut di atas terletak pada kebijakan pemerintah yang menjamin terjadinya koordinasi lintas sektor dan pengembangan SDM dan inovasi teknologi yang merupakan motor utama daya saing ekonomi nasional.

BIDANG SOSIAL BUDAYA


Permasalahan bangsa yang dihadapi demikian kompleks, sehingga memerlukan pendekatan multidimensional dan multijalur. Tak cukup hanya dipecahkan dari sudut ekonomi atau didekati hanya dari aspek politik dan keamanan belaka. Proses pembangunan dalam wujud apapun, harus berpusat pada manusia dan warga masyarakat sebagai subyek utama. Karenanya misi yang diemban PK Sejarah dalam bidang sosial-budaya adalah “Membangun kecerdasan manusia Indonesia, kesalehan sosial, dan kemajuan budaya demi mengangkat Martabat Bangsa”. Dalam bahasa yang lebih gamblang dapat diterjemahkan sebagai “Menghapus kebodohan, kekerasan sosial, dan keterbelakangan budaya”, sebab kita memandang kebodohan, kekerasan, serta keterbelakangan sebagai musuh sosial seluruh bangsa. Demi mendekatkan realitas dengan visi yang dicitakan itu, maka langkah utama PK Sejahtera adalah:

pertama memastikan pemenuhan kebutuhan dasar (basic need) meliputi sandang, pangan, papan, kendaraan dan simpanan/tabungan.

Kedua, peningkatan partisipasi pendidikan yang bermutu. PK Sejahtera mencanangkan peningkatan partisipasi pendidikan yang bermutu harus terus digencarkan.

Ketiga, Terwujudnya status kesehatan paripurna bagi semua, sehingga dapat membangun bangsa dan negara dalam kerangka beribadah kepada Allah Swt.


Dengan demikian kesehatan dapat dimaknai sebagai sebuah investasi. Sehingga atas dasar itu, maka pembangunan kesehatan harus dilaksanakan secara adil, berkualitas, dan berkesinambungan bersama seluruh elemen bangsa menuju derajat kesehatan yang lebih baik.

Penanaman nilai-nilai ini merupakan dua sisi pembentukan karakter (character building) yang tak bisa terpisahkan. Problema kemasyarakatan acapkali berpuncak pada kondisi manusia/warga yang memiliki sikap dan perilaku (mental model) tak sejalan dengan perubahan zaman, jumud dan menggantungkan nasib pada kebaikan hati orang lain. Karena itu, perlu dibangun kepercayaan diri baru dan nilai kemandirian sebagai titik awal perubahan.


LANGKAH PENUNJANG


Ringkasan Platform Bidang Politik


1. Politik Nasional Mempelopori reformasi sistem politik, birokrasi, peradilan, dan militer untuk berkomitmen terhadap penguatan demokrasi.


2. Kepemimpinan Nasional Menumbuhkan kepemimpinan yang kuat yang mempunyai kemampuan membangun solidaritas masyarakat untuk berpartisipasi dalam seluruh dinamika kehidupan berbangsa dan bernegara, yang memiliki keunggulan moral, kepribadian, dan intelektualitas (Bersih, Peduli, dan Profesional).


3. Ketatanegaraan Mendorong penyelenggaraan sistem ketatanegaraan yang sesuai dengan fungsi dan wewenang setiap lembaga agar terjadi proses saling mengawasi, demi perubahan hubungan ketatanegaraan yang lebih stabil.


4. Reformasi Birokrasi Memperbaiki sistem rekrutmen dan pemberian sanksi-penghargaan, serta penataan jumlah pegawai negeri dan memfokuskannya pada posisi fungsional untuk membangun birokrasi yang bersih, kredibel, dan efisien


5. Penegakan Hukum dan Perlindungan HAM Strategi penegakan hukum diawali dengan membersihkan parat penegaknya dari perilaku bermasalah dan koruptif, serta penguatan kapasitas kelembagaan.


6. Pertahanan Menjadikan kekuatan rakyat sebagai modal dasar kekuatan negara dalam menghadapi ancaman domestik dan asing, dengan meningkatkan kesadaran bela negara masyarakat melalui penumbuhan rasa saling percaya dan semangat kebangsaan baru.


7. Keamanan Menjadikan kekuatan rakyat sebagai modal dasar keamanan domestik dan ketertiban sosial dengan menempatkan polisi selaku aparat pemelihara kamtibmas, penegak hukum, pengayom, pelindung dan pelayan masyarakat.


8. Kewilayahan Mengembangkan otonomi daerah yang terkendali serta berorientasi pada semangat keadilan dan proporsionalitas melalui musyawarah dalam lembaga-lembaga kenegaraan di tingkat pusat, provinsi dan daerah.


9. Politik Luar Negeri Mendorong prinsip bebas dan aktif, menggalang solidaritas dunia demi mendukung bangsa-bangsa yang tertindas dalam merebut kemerdekaannya.


10. Komunikasi dan Informasi Menggenapi prinsip kebebasan informasi dengan kejujuran dalam berkomunikasi disertai penegakan etika profesi dan pemberian sanksi hukum bagi pelanggaran informasi. Menjaga semangat kebebasan berkespresi agar tidak dikekang oleh kepentingan ekonomi dan politik tertentu.


Ringkasan Platform Bidang Ekonomi


11. Reformasi Ekonomi Mendorong program reformasi ekonomi sebagai pilar pemulihan perekonomian nasional yang mengurangi ketamakan pemburu rente ekonomi.


12. Kerangka Ekonomi Makro Mengarahkan fokus kebijakan moneter pada stabilisasi nilai tukar dan tingkat harga dengan tujuan akhir mendorong dinamika sektor riil dan meningkatnya kesejahteraan masyarakat.


13. Pengentasan Kemiskinan Pemberantasan kemiskinan adalah tanggung jawab utama kemanusiaan berkaitan dengan penciptaan keadilan dan kesejahteraan sosial secara merata, sehingga harus mendapat prioritas tertinggi dalam pembangunan ekonomi nasional.


14. Investasi dan pembangunan infrastruktur harus diakselerasi tanpa mengabaikan strategi industrialisasi nasional dengan memantapkan kelembagaan investasi nasional yang kokoh dan kredibel harus dibangun.


15. Perbankan Dan Finansial Membangun sektor perbankan dan finansial agar memiliki kemampuan dalam menjaga stabilitas ekonomi dan membiayai tujuan pertumbuhan ekonomi yang berkualitas melalui reformasi dan restrukturisasi perbankan nasional dengan tetap menegakkan aspek keadilan dan mengedepankan pendekatan hukum dalam penyelesaian kasus-kasus kejahatan perbankan.


16. Ekonomi Syariah Ekonomi Syariah memainkan peran yang signifikan dalam proses pembangunan ekonomi nasional, dengan membangun sistem dan institusi zakat dan wakaf yang kokoh sebagai bagian integral dari sistem fiskal nasional.


17. Industri Membangun visi industri nasional jangka panjang yang kokoh dan moderen untuk mencapai kemandirian bangsa melalui industri berbasis hemat SDA, SDM unggul, kebijakan transfer teknologi, dan pengembangan riset.


18. Pertanian, Kehutanan dan Kelautan Pertanian, kelautan, kehutanan dan agroindustri merupakan sektor ekonomi fundamental yang menjadi tulang punggung bangsa untuk menopang pembangunan di berbagai sektor yang lain.


19. Energi, Pertambangan Dan SDA Mendorong ketahanan energi nasional melalui penghematan penggunaan sumber daya energi, intensifikasi pengelolaan sumber daya energi, diversifikasi sumber energi, dan pengembangan energi baru dan terbarukan


20. UKM Dan Koperasi Meningkatkan produktivitas dan daya saing UKMK agar menghasilkan nilai tambah ekonomi, sosial dan budaya yang tinggi sebagai wujud perhatian dan perlakuan yang adil bagi seluruh warga.


21. Ketenagakerjaan, SDM dan penciptaan lapangan perja Mendorong penciptaan pasar tenaga kerja domestik yang fleksibel dengan meningkatkan daya saing individu masyarakat Indonesia, keamanan dan kenyamanan dalam bekerja bagi buruh dan bukan hanya mempertahankan kebijakan upah murah dan mengorbankan perlindungan buruh


22. Otonomi Daerah, Desentralisasi Fiskal, dan Pembangunan Regional Desain otonomi dan pembangunan daerah harus berorientasi pada peningkatan kesejahteraan masyarakat luas dengan membangun sistem perimbangan keuangan pusat-daerah yang berorientasi pada efektivitas pelayanan jasa publik, pengentasan kemiskinan, dan pemerataan pendapatan antar daerah.


23. Pemberdayaan Ekonomi Rakyat Membangun sektor riil yang kuat dan berdaya demi mengangkat derajat hidup rakyat yang terpinggirkan, terutama kaum tani, nelayan, buruh, dan pedagang kecil serta kelompok yang berada di bawah garis kemiskinan; melalui pengembangan unit usaha mandiri, pembentukan balai latihan kerja, dan pemantapan lembaga keuangan syariah sebagai alternatif solusi.


24. Perjuangan Petani Mengembalikan kedudukan petani sebagai aktor pembangunan, bukan lagi obyek yang mudah diperdaya dan diperas dengan cara memajukan prinsip kemandirian, kesejahteraan, dan keberlanjutan agar ditegakkan dalam dunia pertanian.


25. Perjuangan Buruh Memperbaiki kondisi buruh domestik dan migran yang amat memprihatinkan, agar tidak lagi dijadikan komoditas ekonomi dan politik belaka dengan membangun solidaritas yang genuin di kalangan buruh kasar dan pekerja berdasi, demi terjaminnya hak dan masa depan buruh lebih baik.


26. Perjuangan Nelayan Mendorong pembentukan serikat nelayan yang profesional dan berdaya, mampu memenuhi kebutuhan anggota dan melindungi hak nelayan yang dirampas melalui pengembangan pendidikan berbasis kelautan, pemanfaatan teknologi perikanan, serta pemajuan budaya hemat dan bertanggung-jawab terhadap lingkungan.


27. Pengelolaan dan Pelestarian Lingkungan Hidup Mengoptimalkan pengelolaan dan pelestarian lingkungan hidup dengan meningkatkan kemauan politik pemerintah, serta partisipasi masyarakat dan tanggungjawab internasional dengan tujuan menjadikan kehidupan seluruh umat manusia yang layak di bumi yang satu, sebab baru bumi satu-satunya ini yang layak dihuni.

Ringkasan Platform Bidang Sosial-Budaya

28. Pendidikan Nasional Memberikan kesempatan yang seluas-luasnya bagi seluruh rakyat Indonesia untuk mendapatkan pendidikan dengan meningkatkan kemampuan dan kesejahteraan guru sebagai pilar utama pembangunan pendidikan nasional.


29. Pembangunan Kesehatan Nasional Mewujudkan sehat paripurna untuk semua dengan mengoptimalkan anggaran kesehatan dan seluruh potensi untuk mendukung pelayanan kesehatan berkualitas.

30. Seni, Budaya Dan Parawisata Mengembangkan seni dan budaya yang bersifat etis dan relijius sebagai faktor penentu dalam membentuk karakter bangsa yang tangguh, disiplin kuat, etos kerja kokoh, serta daya inovasi dan kreativitas tinggi.


31. Pemberdayaan Masyarakat Membangun masyarakat sejahtera melalui proses peningkatan kapasitas dan pelibatan seluruh komponen masyarakat dalam kerangka pembangunan berkelanjutan.


32. Kepeloporan Pemuda Membina pemuda sebagai pilar pembangunan bangsa dalam mengatasi masalah sosial dan moral, serta menjadikan kaum muda yang mandiri, berdaya, dan mempersiapkannya sebagai calon pemim-pin bangsa.

33. Pembinaan Olahraga Membangun manusia Indonesia yang kuat jasmani dan menumbuhkan karakterkepemimpinan, kerja keras, disiplin, kerja sama, sportif melalui aktivitas olahraga.


34. Pemberdayaan Peran Perempuan Dengan bingkai ketakwaan mewujudkan perempuan Indonesia yang sejahtera, cerdas, berdaya dan berbudaya melalui pemantapan peran di sektor domestik dan publik.



35. Pembinaan Keluarga Membangun keluarga sejahtera, berkualitas dan berdaya di atas landasan nilai-nilai moral demi terwujudnya keluarga sakinah sebagai pembentuk generasi yang menentukan corak peradaban bangsa.

36. Dakwah Dan Pembinaan Umat Beragama Menempatkan dakwah sebagai proses penyucian diri manusia sesuai fitrahnya dan menjamin kebebasan setiap pemeluk agama untuk menjalankan ajarannya masing-masing dengan sikap saling menghormati.

 

Salahkah Metoda Tarbiyah December 1, 2008

Filed under: Wawasan — ainspirasi @ 7:06 am
Tags:

Sebagian orang berpendapat bahwa metoda tarbiyah adalah metoda dakwah yang tidak diajarkan oleh Rasulullah dan para sahabat. Mereka mengatakan metoda dakwah itu adalah bidah yang menyesatkan. Saya ingin menyampaikan sedikit pembahasan dan komentar tentang meotoda tarbiyah yang diulas oleh saudara kita di bawah judul

PENYIMPANGAN METODE


TARBIYAH BERMARHALAH &


BANTAHAN DALIL-DALIL TARBIYAH BERMARHALA


Oleh : Abu Muhammad Al-Atsari

Sebenarnya saya tidak tahu tulisan ustadz Abu Muhhamad Al-Atsari ditujukan kepada kelompok tarbiyah yang mana. Akan tetapi ada baiknya saya menjadikan tulisan beliau sebagai masukan bagi kita semua siapa saja yang beriman keapada Allah dan Muhammad utusan-Nya.

Maksud saya menulis ini adalah sebagai sarana untuk mencari kebenaran berdasarkan perspektif orang yang awam terhadap masalah-masalah agama. Meskipun saya sarjana tetapi saya hanya mendapat sedikit pengetahuan agama Islam ketika duduk di bangku kuliah.

Kereta tarbiyah sebenarnya telah berangkat dari stasiun awalnya dan hanya singgah sesaat untuk mengangkut siapa saja yang ingin pergi bersamanya. Saya tidak pungkiri saya adalah termasuk salah seorang yang bersimpati terhadap gerakan tarbiyah dan sangat minim pengetahuannya. Keberadaan saya di gerakan tarbiyah mungkin laksana seorang yang naik ke gerbong di saat-saat terakhir ketika kereta api mulai bergerak. Saya pun sedikit berlari untuk menggapai kereta agar dapat pergi bersamanya.  Saya hanyalah seorang penumpang terkahir yang turut menumpang di salah satu gerbong dan hanya mendapatkan tempat berdiri di dekat pintu,  I am the last passenger. Dengan demikian apa yang akan saya bahas tidaklah setajam mereka yang duduk di bagian depan apalagi yang duduk di kelas VIP.

Masalah pertama beliau menulis:

a) Ketahuilah wahai saudaraku, tidak ada satupun penyimpangan dalam Islam melainkan ada dalil umum yang melegitimasinya. Oleh karena itu, menggunakan dalil umum untuk membolehkan suatu perbuatan khusus termasuk salah satu ciri ahli bidah dan pengikut hawa nafsu.

Rasulullah bersabda

“barang siapa yang mengamalkan amalan tidak berdasarkan ajaran rasulullah maka tertolak”.

Jelaslah yang dimaksud oleh nabi adalah masalah ibadah-ibadah dalam Islam. Lebih jelas lagi secara umum adalah rukun Islam yang lima yaitu syahadatain, sholat, puasa, zakat, dan haji. Ibadah-ibadah ini telah diajarkan rasulullah dan tidak ada inovasi di dalamnya.

Dilanjutkan kutipan pendapat Al-Bani

Apabila suatu amalan masuk cakupan umum suatu dalil namun tidak dipraktikkan para sahabat, maka ketahuilah amalan itu bukan termasuk bagian daripada dalil tersebut.

Ada baiknya contoh praktik sahabat Nabi bagaimana?

Mereka tidak membedakan materi untuk anak SMP dan SMA. Tidak juga memisahkan materi untuk pegawai dan petani, guru dan pedagang, buruh dan mahasiswa dan seterusnya. Materi yang diajarkan kepada siswa SMP maka itu pula yang diajarkan kepada mahasiswa. Perbedaan materi hanya ditinjau dari segi tingkatan semata atau senioritas dalam tarbiyah. Oleh karena itu, siswa SMP terkadang justru diberi materi yang lebih berat (jika tingkatannya lebih diatas) dibandingkan mahasiswa.

Kalau yang dikatakannya benar tentu membebankan kepada kepada umat. Seharusnya dibedakan materi-materi peserta didik. Apakah beliau bermaksud mengajarkan sholat harus beda atau bagaimana?

Setahu saya materi yang diberikan berbeda berdasarkan kadar pemahaman seseorang. Besarnya perbedaan itu hanyalah diukur dari beragam dan tingkat kedalaman materi. Misalnya bagi mereka yang baru mengenal Islam diberikanlah sedikit pendalaman dan keluasan wawasan beragama. Bagi mereka yang sedikit mulai paham Islam akan diberikanlah materi-materi yang lebih banyak. Begitu seterusnya. Di sini dianggap semua orang telah paham dasar-dasar Islam secara umum seperti syahadat, sholat, puasa dsb.

Bagaimana cara pengelempokkan peserta? Apakah semua dikelompokkan asal-asalan? Menurut yang saya ketahui pengelompokkan didasrkan pada kedekatan bidang pekerjaan atau umur atau tingkat pendidikan umum. Tidak mungkin para pemuda putus sekolah dikelompokkan dengan para dosen atau murid SMA dengan mahasiswa. Ini dimaksudkan agar penyampaian terbiyah bisa berjalan dengan baik. Kalau tingkat pendidikan  terlalu jauh iklim terbiayh menjadi tidak kondusif karena mungkin untuk memahamkan sebuah materi kepada satu orang peserta akan membutuhkan waktu yang cukup lama. Di samping itu interaksi antara peserta tarbiyah menjadi kurang nyaman.

Buktinya Muadz tidak membuat marhala-marhala seperti Tarbiyah yang mereka lakukan, tapi Muadz justru berdakwah secara umum.

Betul, Nabi dan para sahabat tidak membuat tahapan-tahapan dalam berdakwah. Bahkan Nabi tidak membuat organisasi-oranisasi apakah salafi atau Ikhwanul Muslimin atau Hibuz Tahrir atau Jamah Tabligh atau Jamaah Islamiyah. Nabi dan para sahabat tidak membuat metoda fiqih atau mazhab-mazhab. Nabi tidak membuat sekolah-sekolah apalagi universitas. Orang-orang berilmu-Islam setelah jaman sahabatlah yang membuat-buat Mazhab. Itu tidak berarti para Imam yang empat menyalahi Nabi dan para sahabat. Padahal apa yang dilakukan oleh Imam-imam sungguh membawa manusia sesudahnya berkelompok-kelompok menurut mazhab. Saya dapat cerita  suatu ketika ada segolongan orang yang tidak mau sholat kecuali dipimpin oleh orang yang semazhab.

Mungkin apa yang dilakukan oleh para Imam dalam bermazhab bisa diterima  karena yang dilakukan hanyalah soal pengambilan kesimpulan berdasarkan pengetahuan mereka tentang hadist dan sunnah Nabi. Kalau hal itu kita bisa terima berarti tersirat pesan bahwa kita pun boleh melakukan hal yang sama karena toh fiqih dan sekolah-sekolah tidak dicontohkan wujudnya oleh nabi.

b) Sungguh sangat disayangkan jika masih ada sebagian Murabbi (pengajar tarbiyah) yang berdalil dengan dalil bahwa Tarbiyah ini merupakan Sunnah Nabi Shallallaahu Alaihi Wasallam, yaitu dimana Nabi masih melakukan Metode Makkah yang berdakwah dari Rumah ke Rumah.

Pendapat ini sangat lemah dari beberapa sisi;

Pertama, Rasulullah tidak pernah menyuruh untuk melakukan dakwah seperti yang Beliau Shallallaahu Alaihi Wasallam lakukan ketika Periode ini, atau dengan kata lain Tidak mempunyai landasan dalil dari As-Sunnah yang shahih.

Mudah-mudahan tidak dipami bahwa apa saja bentuk dakwah ketika nabi masih di mekah sudah tidak boleh digunakan. Masih ada di beberapa tempat dakwah secara terbuka belum memungkinkan.

Kenyataan lain sebagian besar dari kita berada di lingkungan yang telah beriman. Mereka semua sudah mengetahui mana yang Islam  dan mana yang bukan. Kebanyaakan sudah paham untuk beriman harus mengucapkan syahadat dan melakukan Rukun Islam dan Rukun Iman. Lalu bagaimana kita mengingatkan orang agar mau beriman dengan baik. Apakah setiap jam atau setiap setelah sholat atau  kapan? Adakah ada satu saja perkataan nabi yang sahih tentang kegarusan mengikuti metoda dakwah beliau tentang materi-materi dakwah, waktu, tempat atau apalah. Kalau ada tolong saya diberi tahu. Kalau tidak ada lalu bagaimana, tidak berdakwah? Apakah kita harus mendapatkan suasana yang sama pleg..dengan suasana dakwah 1400 tahun yang lalu baru berdakwah.

Kedua, metode ini sudah mansukh (dihapus) setelah turun ayat, fashda bimaa tumar (sampaikan apa yang diturunkan kepadamu terang-terangan). Buktinya, Nabi Shallallaahu Alaihi Wasallam tidak pernah lagi menggunakan metode ini setelah turun ayat tersebut.

Setahu saya ayat itu diturunkan ketika sebagian besar penduduk Mekah masih   dalam keadaan musyrik. Maka nabi tidak diam-diam lagi. Nabi kemudian mendatangi perkumpulan-perkumpulan kaum musyrikin untuk menyampaikan kalimat Allah.

Yang kita jumpai saat ini tetangga kiri-kanan kita kebanyakan Muslim. Apa yang perlu kita sampaikan kepada mereka? Mengajak percaya kepada Allah atau kita mengajak mereka ber-Islam yang benar? Tentu yang paling pas adalah mengajak ber-Islam dengan benar. Untuk itu diperlukan waktu yang agak lama. Artinya diperlukan tempat dan waktu yang kondusif  untuk mamapu mengajak umat Islam memahami dengan benar Islam ini. Bila kita asal-asalan menyampaikan tidak memperhatikan kondisi umat maka antipati yang akan didapat.

Ketiga, Sangat Rancu bagi Dien yang mulia ini, karena akan muncul bentuk-bentuk Ibadah yang disandarkan kepada Periode Makkah ini.

Saya takut dengan apa yang disampaikan di sini. Sebagian ayat Quran diturunkan di Mekah. Selama tidak ada ketentuan yang jelas melarang ibadah pada periode Mekah berarti ibadah itu boleh dilakukan.

Keempat, apa yang dilakukan Nabi Shallallaahu Alaihi Wasallam pada periode ini hanyalah merahasiakan tempat pembinaan dan bukan mengelompokkan orang. Alasannya pun cukup jelas yaitu factor keamanan. Adapun saat ini Alhamdulillah keamanan dakwah sangat terjamin dan tak ada lagi hukum Islam yang perlu dirahasiakan karena sudah tersebar dimana-mana.

Para pendukung Tarbiyah sangat paham tidak ada yang perlu disembunyikan tentang hukum-hukum Islam. Tak ada gunanya hukum-hukum Islam disembunyikan oleh Gerakan Tarbiyah. Tidak berarti kita boleh ngomong semaunya tentang hukum Islam kepada siapa saja tanpa mengenal waktu dan tempat.

Ketika nabi Muhammad SAW masih hidup umat Islam berada dalam satu kelompok karena Nabi sebagai satu-satunya sumber penjelasan setelah Quran. Kepercayaan umat digantungkan pada nabi. Nabi sosok yang maksum dan selalu dijamin kebenaran perkataan beliau tentang agama. Dewasa ini begitu banyak orang yang berilmu dan mengaku mengikuti ajaran rasulullah. Manakah mereka yang kita percayai? Keyakinan seseorang pada seorang ulama Islam tidak otomatis akan diikuti oleh orang lain. Perbedaan keyakinan inilah akhirnya menimbulkan munculnya berbagai kelompok dengan berbeda-beda pimpinan. Selanjutnya apakah keberadaan kelompok ini salah?  Padahal dalam satu hadist dikatakan umat Islam akan terpecah menjadi 73 kelompok tetapi hanya satu yang selamat yaitu yang berpegang pada sunnah Muhammad SAW. Di sini nabi mengakui adanya berbagai kelompok namun hanya mengakui satu yang selamat. 

Kelima, tak ada Ulama Ahlusunnah yang memahami metode pada periode ini dapat diterapkan lagi untuk kondisi masa sekarang ini.

Setelah periode Mekah nabi tetaplah menjadi satu-satunya pemimpin. Tidak perlu nabi mengumpulkan manusia menjadi berkelompok-kelompok. Saat ini siapakah ulama yang maksum dan menjadi memimpin Negara?  Tidak ada.! Yang dipercaya adalah masing-masing ulama yang menjadi pemimpin golongan masing-masing.

Keenam, jika dipaksakan menerapkan metode pada periode ini, konsekuensinya harus meninggalkan sejumlah syariat seperti shalat lima waktu, puasa, zakat, dan haji. Sebab syariat-syariat ini belum turun pada periode dakwah sirriyah (rahasia) di Makkah.

Apabila dikatakan, Kami tetap melakukan syariat namun menerapkan metode dakwahnya, maka dijawab, Sungguh ini termasuk beriman kepada sebagian al kitab dan ingkar terhadap sebagian yang lain. Apa alasan kamu menggunakan metodenya namun tidak tunduk kepada konsekuensinya?

He..he… sorry setahu saya gerakan tarbiyah tidak membenarkan meninggalkan sholat lima waktu. Gerakan tarbiyah tidak menyalahi syariat sholat, puasa, zakat, haji. Gerakan tarbiyah hanya beda melakukan penyampaian bagaimana ber-Islam yang benar.

Ketujuh, lebih parah lagi, penerapan metode pada periode Makkah berkonsekuensi pengkafiran secara total terhadap golongan. Dan inilah diantara bukti bahwa mereka ini menafsirkan semua kaum muslimin, karena dianggap masih masa jahiliyah. Wal Iyadzu billah.

Lagi-lagi sorry… Gerakan Tarbiyah dilarang  saling mengkafirkan. Takfir hanya hak Allah dan Rasulnya.

c) Mereka mengatakan bahwa Sekolah ataupun Jamiah juga tidak ada dalilnya dan juga bermarhala. Sehingga mereka mencontohkan Jamiah/Sekolah sebagai Al Ashl (Pokok/dasar) dan Tarbiyah sebagai Cabang.

Hal ini sangat berbeda dengan Tarbiyah bermarhala ini, Tidak ada satupun Ulama yang ber-Ijitihad kepada Tarbiyah ini, bahkan sekarang ini, ada diantara Ulama yang mengkritiknya, seperti Syaikh Ali Hasan Al Halaby.

Lihatlah..hanya ucapan ulamanya yang dipercayainya. Gerakan Tarbiyah bisa pula menunjukan keterangan dari para ulamanya.

Jika dilihat dari sisi yang lain, maka akan tampak pula perbedaan yang sangat mencolok antara Jamiah dan Tarbiyah ini. Jamiah; tidak menjadikan orang taashub (fanatik) kepada Jamiah tersebut. Dan pelajarannya pun merupakan pelajaran-pelajaran yang harus diajarkan secara runut (harus bertahap) sehingga adanya tingkatan itu sangat penting. Adapun Tarbiyah model ini; maka telah tampak kefanatikan yang ditimbulkan oleh para pengikut metode ini kepada kelompoknya. Dan materi pelajarannya pun sangat jauh dengan Jamiah, yaitu materi-materi yang tidak perlu harus dibuat bertingkat.

Setahu saya dalam setiap tingkatan materi ada bab-bab tertentu yang perlu pengulangan. Sebagaimana dakwah secara umum materinya dibuat sedemikian rupa sehingga peserta merasa ringan. Namanya juga tarbiyah informal. Kalau mau lebih hebat silakan pergi ke pondok, madrasah, atau belajar lagi di IAIN. Bukankah sebuah kenyataan bahwa ada orang (Islam)  fanatik dengan keyakinannya.

d) Mereka katakan bahwa masalah ini masih merupakan masalah Ijitihadi, jadi tidak perlu dipermasalahkan.

Suatu statement/pernyataan yang sangat keliru. Karena jika kita bertanya balik kepada mereka Siapakah Ulama yang ber-Ijitihad dengan Metode Tarbiyah ini???, maka akan kita temukan jawaban kebenaran bahwa tidak satupun dari kalangan Ulama yang ber-Ijitihad kepada Metode ini. Kalau Metode ini bukan merupakan Ijtihad Ulama, lalu siapakah yang ber-Ijtihad? Ataukah Ustadz-ustadz mereka, sudah merasa mampu dan memenuhi syarat untuk ber-Ijtihad? Naudzubillah !

Saudaraku, semua ulama sepakat tentang beribadah sesuai tuntunan Rasulullah. Itulah yang utama dan pokok ajaran Islam. Untuk metoda menyampaikan nabi tidak menyebutnya secara spesifik. Ingatlah jangan sampai kita menyebut-nyebut sesuatu yang justru bertentangan risalah yang dibawa nabi. Nabi mengatakan kira-kira maknya “apa yang Allah perintahkan laksanakan, apa yang aku diamkan itu sebagai kemudahan untuk mu”. Itu artinya diluar yang jelaskan Nabi kita boleh melakukannya sepanjang tidak menyalahi ketentuan yang ada. Metoda Tarbiyah tidak disebut-sebut oleh nabi. Selain itu tidak ada suatu perintah pun atau larangan untuk melakukannya.

e) Mereka membagi bahwa Ibadah itu ada yang Ibadah Mahdhah dan ada yang Ghairu Mahdhah. Sehingga Tarbiyah model ini masuk ke dalam ibadah Ghairu Mahdhah.

Inilah pembagian yang tidak berdasar sama sekali, padahal Kaedah dalam Ibadah itu mengatakan : “Al Ashlu fiil Ibadah Haram…” (Hukum Asal suatu ibadah itu adalah Haram) dan kaedah ini mencakup semua Ibadah dalam agama ini, baik itu Mahdhah ataupun Ghairu Mahdhah.

Saya tidak paham ibadah itu asalnya haram?

Hanya saja ibadah mahdhah terikat tempat dan waktu. Berbeda dengan ibadah ghairu mahdhah. Oleh karena itu, bila suatu amalan masuk kategori ibadah ghairu mahdhah, maka harus dilihat praktek Nabi Shallallaahu Alaihi Wasallam padanya dan harus diikuti.

Lalu selain kedua ibadah itu apa namanya dan bagaimana menyikapinya? Katakanlah ada ibadah bukan mahdoh, karena ibadah Islam yang Mahdoh sudah jelas, lalu bagaimana sikap kita? Ijtihad? Mengapa Muadz berani-beraninya mengatakan ijtihad? Pernahkah Muadz diberi predikat oleh Nabi untuk berijtihad?  Jelaslah tidak pernah. Saat itu Nabi diam artinya nabi  membernarkan metodanya berpikir, urut-urutan berpikir. Lalu mengapa seseorang menyalahkan ketika ada orang lain melakukan hal yang sama seperti Muadz.

f) ..Mengatakan metode ini hanya wasilah (sarana) dan bukan manhaj (tata cara berdakwah) adalah kesalahan fatal dan merupakan alasan yang sangat buruk. Kaidah ini sudah membuka peluang bagi semua penyimpangan dan kesesatan.

Jika wasilah itu bisa dilakukan Nabi Shallallaahu Alaihi Wasallam namun beliau Shallallaahu Alaihi Wasallam tinggalkan maka artinya ia tidak masuk bagian daripada wasilah yang diperbolehkan. Namun jika wasilah itu tidak bisa dilakukan beliau Shallallaahu Alaihi Wasallam maka butuh kepada ijtihad para ulama; apakah boleh dilakukan atau tidak.

g) Suatu dakwah dikatakan bermanfaat dan berhasil bila selaras dengan kitab Allah Taala dan Sunnah Nabi Shallallaahu Alaihi Wasallam. Dari sini kita bisa memahami mengapa dakwah para nabi dikatakan sukses padahal diantara mereka ada yang tidak mendapat pengikut meski satu orang pun. Ringkasnya, tujuan dakwah adalah menegakkan hukum Allah Taala dan Sunnah Nabi-Nya.

Sudah dijawab sendiri, itulah tujuan Gerakan Tarbiyah.

Artinya, dakwah dengan metode tarbiyah bermarhala ini sudah merusak sebelum memperbaiki. Lalu apa lagi yang kita harapkan dari sesuatu yang sudah rusak?

Rusak? Apanya yang rusak. Apakah orangnya menjadi sangar, menjadi pembenci, tukang terror, tidak sholat? Berhatilah-hatilah memfonis Sesuatu.

h) Begitu pula, mereka yang tidak mengikuti tarbiyah bermarhala dan hanya mengikuti kajian umum justru lebih paham tentang agama dibandingkan mereka yang ikut tarbiyah bermarhala. Buktinya, kita belum mendengar seorang pun yang kemudian menjadi ahli ilmu hanya karena ikut tarbiyah bermarhala.

Betul, Gerakan tarbiyah ditujukan untuk mengingatkan orang pada agamanya. Peserta dianjurkan untuk menuntut ilmu yang lebih jauh lagi.

i) Kedatangan para Masyayekh ke suatu tempat, belum bisa menjadikan hal itu sebagai Tazkiyah (rekomendasi) bahwa tempat itu bagus.

Setuju…

j) Tentang pernyataan Mana dalil yang melarang metode ini? adalah upaya pembelaan diri yang kelewat batas. Mereka yang mengemukakan argumentasi ini ibarat orang hendak tenggelam sehingga memegang apa saja yang mengapung disekitarnya meskipun hanyalah sepotong kotoran.

Saudaraku, polisi tidak mungkin menangkap orang tanpa alasan. Harus ada alasan mengapa seorang ditangkap. Kalau Anda menyatakan haram, padahal A-Quran dan hadist tidak mengharamkan maka Anda keliru. Kalau Anda hanya berdasarkan perkataan ulama maka ini pun tidak cukup dijadikan alasan menyalahkan.

Saya kira mengajak orang mendengarkan ayat-ayat Allah dengan berbagai variasi materi tidak salah. Sekali lagi, materi-materi disusun agar memudahkan penyampaian,  sebagaimana kitab-kitab hadist disusun agar mudah memahaminya. Sangat mungkin kurikulum tarbiyah memilki kelemahan di sana sini. Namun apa yang dilakukan pembuatnya harus diapresiasi sebagai amal kebaikan yang bersangkutan. Janganlah kita mudah sekali menyalahkan orang lain.

Setahu saya dalam tarbiyah ada juga dakwah umum. Tidak melulu dakwah berkelompok 2-6 orang. Sangat dianjurkan bagi para peserta menyampaikan dakwah di masyarakatnya selain khusus juga umum. Kenyataan di masyarakat ada pemuda, pemudi, ibu, bapak, mbah-mbah. Sangat sulit mengumpulkan semuanya menjadi satu dengan tema yang selalu umum. Di dunia ini banyak sekali ilmu-ilmu atau pengetahuan yang harus disampaikan. Dan di masyarakat ada beragam tingkat pengetahuan orang. Sangat tidak bijak bila kita menyampaikan dengan pola yang sama untuk semua kalangan. Jadi pengelompokan itu kadang perlu kadang tidak. Variasi materi pun demikian. wallahu a’lam

 

Umat Islam di Papua 40% November 28, 2008

Filed under: Wawasan — ainspirasi @ 4:41 am
Tags: ,

Ada tiga kesalahan orang memandang Papua. Pertama, Papua identik dengan koteka, Kedua, hanya orang-orang primitiv dan Ketiga, Identik dengan Kristen. Padahal, itu keliru

Hidayatullah.com–Untuk poin pertama dan kedua, fakta itu boleh jadi benar, bahwa di kawasan-kawasan tertentu di pedalaman bumi cenderawasih ini, hingga hari ini masih diketemukan masyarakat dengan pola hidup primitif, sebagian masih mengenakan koteka, serta menjalani hidup secara kanibal.

Hal itu terjadi karena beberapa faktor, seperti terbatasnya akses informasi—atau bahkan ketiadaan informasi yang mereka terima–serta luasnya kawasan tersebut yang hampir 4 kali luas pulau Jawa. Bahkan, Papua, termasuk pulau terbesar kedua di dunia setelah Greenland di Denmark. Maka wajar bila fakta-fakta seperti koteka dan kehidupan primitif masih ditemui di Papua.

Namun tentu saja hal itu tidak semuanya, mengingat sebagian dari mereka, kini, sudah terbiasa dengan pola kehidupan maju dan melek teknologi, utamanya mereka yang tinggal di kawasan perkotaan dan hidup di daerah pantai, baik penduduk asli maupun perantau dari luar Papua.

Fakta lain yang selama ini terselimuti kabut tebal adalah perihal komunitas Muslim di kawasan ini. Selama ini pula, banyak orang yang bertanya-tanya, adakah orang Islam di Papua? Adakah komunitas pribumi (penduduk asli Papua) yang memeluk Islam sebagai agama mereka? Ironisnya, belum lagi pertanyaan itu terjawab, seolah ada ungkapan pembenaran bahwa: Papua identik dengan Kristen. Atau dengan bahasa yang lebih lugas lagi: setiap orang Papua ya mesti Kristen.

Tentu saja statemen seperti ini membawa dampak negative yang kurang menguntungkan bagi pertumbuhan dan dakwah Islam di kawasan yang masih menyimpan hasil kekayaan alam yang sangat melimpah ruah ini.

Bahkan saat ini jumlah komunitas Muslim di Papua sudah mencapai angka 900 ribu jiwa dari total jumlah penduduk sekitar 2.4 juta jiwa, atau menempati posisi 40 % dari keseluruhan jumlah penduduk Papua. 60% penduduk merupakan gabungan pemeluk agama Kristen, Katolik, Hindu, Budha dan Animisme.

Namun, di antara imej yang kurang menguntungkan seperti itu, juga “tekanan psikologis” suasana serba Kristen, dimana setiap mata memandang begitu banyak gereja– sebagai buah dari kerja keras para missionaries, yang didukung dengan dana yang nyaris tak terbatas, serta ditunjang sarana teknologi komunikasi dan transportasi canggih, pelan-pelan komunitas Islam tumbuh dan menyinari bumi cenderawasih yang di lingkungan kaum muslimin menyebutnya sebagai kawasan Jabal an Nuar.

Ismail Saul Yenu (67), seorang pendeta sekaligus kepala suku besar di Yapen Waropen telah masuk Islam dengan diikuti istri dan anaknya. Ismail yang juga Ketua Benteng Merah Putih pembebasan Irian Barat dan Ketua Assosiasi Nelayan Seluruh Papua telah menunaikan ibadah haji pada tahun 2002.

Seorang pendeta di Biak Numfor bernama Romsumbre (Abdurrahman) juga telah masuk Islam beserta keluarga dan 4 orang anaknya. Wilhelmus Waros Gebse Kepala suku Marin, Merauke juga telah meninggalkan agama lamanya Katolik dan memilih masuk Islam bersama Istri dan anak-anakknya. Kini Wilhelmus sedang merintis sebuah pondok pesantren di kampung halamannya di Merauke.

Saat ini, di desa Bolakme, sebuah distrik di Lembah Baliem, seorang pendeta dan kepala suku bersama 20 orang warganya ingin sekali memeluk Islam.

Berkali-kali keinginan itu disampaikan ke tokoh masyarakat Muslim, akan tetapi pihak MUI agaknya sangat berhati-hati dalam menerima mereka. Alasannya, di samping faktor keamanan, juga pembinaan terhadap mereka setelah itu, tidak ada. “Inilah tantangan bagi kita. Tidak sedikit penduduk asli yang ingin masuk Islam, tapi kita kekurangan dai.” tutur H.Burhanuddin Marzuki, ketua MUI Kabupatern Jayawijaya yang sudah 30 tahun tinggal di Lembah Baliem.

Berita yang sempat meramaikan media massa adalah dengan masuk Islamnya “kepala suku perang” H. Aipon Asso pada tahun 1974.Sebelum itu, seorang tetua di desa Walesi bernama Marasugun telah lebih dulu masuk Islam setelah berinteraksi dengan para perantau di kota Wamena yang berasal dari Bugis-Makassar, Jawa, Madura maupun Padang.

Keislaman Aipon Asso lalu diikuti oleh 600 orang warganya di desa Walesi. H. Aipon yang kini sudah berusia 70 tahun menjadi kepala suku yang sangat di segani di seluruh lembah Baliem. Wilayah kekuasaannya membentang hampir 2/3 cekungan mangkuk lembah Baliem.

Ia benar-benar sosok kepala suku mujahid yang sangat diperhitungkan di kawasan ini.

Bahkan ketika ia baru pulang dari menunaikan ibadah haji (1985), dengan mengenakan surban dan baju gamis panjang, secara demonstratif ia turun ke jalan dan melakukan pawai di pusat kota Wamena sambil mengerahkan ratusan warganya yang masih mengenakan koteka dan bertelanjang dada.

Teringatlah kita pada kisah sahabat Nabi Muhammad yakni Umar bin Khattab ketika akan melakukan hijrah dari Mekah ke Madinah yang tilakukannya tanpa sembunyi-sembunyi dan tanpa ada rasa takut.

Saat kerusuhan menimpa Wamena tahun 2000 lalu, sebagian pendatang baik Muslim maupun Kriten dicekam rasa takut. Tidak terkecuali Muslim pribumi pun mengalami hal serupa. Untuk meredam situasi, pihak pemerintah menyelenggarkan pertemuan dengan kepala-kepala suku dan tokoh-tokoh agama. Dalam pertemuan dengan jajaran pemerintah daerah tersebut H.Aipon mengusulkan ditempatkannya aparat keamanan secara permanen di kawasan ini dan itu disetujui.

Di ibukota provinsi Papua, Jayapura, seperti juga di kota-kota lain seperti Fak-Fak, Sorong, Wamena, Manukwari, Kaimana, Merauke, Timika, Biak dan Merauke, suasana keislaman semakin tampak, khususnya di kalangan pendatang. Selain jumlah rumah ibadah yang semakin bertambah, kegiatan halaqah juga tumbuh tidak kalah subur. Selain itu, bila kita jalan-jalan di pusat kota Jayapura tidak sulit kita menemui Muslimah berjilbab lalu lalang di antara keramaian. Termasuk di kampus ternama di Papua Universitas Cenderawasih, para wanita berjilbab juga dengan mudah kita temui.

Penduduk Muslim di kota terdiri dari para pedagang, pagawai, pengusaha, pelajar/mahasiswa, guru, atau buruh.

Secara keseluruhan jumlah komunitas Muslim di Papua mengalami peningkatan yang cukup pesat, utamanya di kota kabupaten atau provinsi. Dalam catatan yang dikeluarkan oleh LP3ES, Papua, termasuk dari 7 kantong-kantong Kristen di seluruh Indonesia yang semakin penyusutan. Sebaiknya jumlah penduduk Muslim semakin tumbuh.

Sebenarnya potensi Sumber Daya Manusia (SDM) Muslim di Papua tidak kalah banyak di banding dengan ummat lain.

Akan tetapi nampaknya ada semacam perasaan ‘tidak PD” di kalangan mereka untuk tampil dan terlibat langsung dalam lingkar pemerintahan. Akibatnya, mereka hanya menjadi penonton, atau—katakanlah– turut terlibat, namun ada di ‘wilayah yang tidak menentukan’.

“Ini tentu saja menjadi PR kita ke depan. Ummat Islam Papua harus menghalau rasa tidak PD-nya, dan selanjutnya bersama yang lain terlibat langsung membangun Papua,” tutur Mohammadmasjid Abud Musa’ad MSi(42), intelektual Muslim Papua yang juga anggota tim penyusun UU otonomi khusus Papua.

“Secara historis, keberadaan ummat Islam sebagai pendatang awal di Tanah Papua, sudah klir. Dan itu sudah tertuang dalam buku putih yang dikeluarkan oleh Pemerintah Papua.” jelas Musa’ad yang tinggal di bilangan Abepura, Jayapuran ini. “Namun yang terpenting, kita harus segera berkarya dan tidak boleh asyik bernostalgia dengan sejarah,”pesannya pada Muslim Papua.

Musa’ad juga menyadari, kendati sejumlah pertemuan tentang kedudukan ummat Islam di Papua pernah dilakukan, akan tetapi karena tidak adanya sosialisasi dan tindak lanjut dalam program, semua seolah lenyap tanpa bekas.

Masih kata Musa’ad, bahwa peran politik ummat Islam Papua saat ini masih terlalu kecil, yakni tidak lebih dari 10 %. Kenyataan ini tentu saja sangat memperihatinkan.

Bahkan dapat dibayangkan dari 900 ribu jiwa Muslim yang tersebar dalam 29 kabupaten/kota yang ada saat ini, hanya terdapat dua kabupaten yang dipimpin oleh pejabat Muslim yakni di Fak-Fak dan di Kaimana. Bahkan di kantong-kantong kabupaten berpenduduk asli mayoritas Muslim seperti Babo dan Bintuni, misalnya, saat ini dipimpin oleh non-Muslim.

Senada dengan Musa’ad, menurut DR (desertasi) Toni Vm Wanggai yang juga Ketua Sekolah Tinggi Agama Islam Yapis Jayapura, bahwa sosialisasi dan pelurusan sejarah Islam di Papua harus dilakukan terus menerus.

Hal itu perlu dilakukan agar ummt Islam di Papua mengetahui jati diri mereka, sekaligus menginformasikan kepada fihak lain yang belum faham, untuk tidak menganggap kaum Muslimin sebagai ‘tamu di Papua’. Muslim adalah juga pemilik sah kawasan ini, sehingga mereka memiliki porsi keterlibatan yang sama untuk membangun Papua. Islam hadir di Papua abad ke-XV sedang Kristen masuk Papua pertengahan abad ke-XIX (5 Februari 1855).

Kegelisahan Toni, adalah seiring dengan adanya upaya dari kelompok Kristen yang ingin menghapuskan jejak Islam di kawasan ini, khusunya di kawasan Raja Ampat Di mana hama “Raja Ampat” akan dihilangkan dan diganti dengan nama lain. Padahal, nama Raja Ampat adalah se-monumental sejarah Papua sendiri.

“Nama Raja Ampat diambil dari eksistensi kerajaah-kerajaan Islam yang berkuasa di kawasan Indonesia timur saat itu yakni: Ternate, Tidore, Jailolo dan Bacan.” tegas Toni yang mengambil desertasinya tentang ‘Rekontruksi Sejarah Islam Papua’.

Kendati masih sebatas wacana yang dipublikasikan di media lokal, namun tak urung informasi nyeleneh seperti itu membuat gelisah sejumlah tokoh Muslim.

“Itu sama dengan bunuh diri.” kata M Shalahuddin Mayalibit, SH, mengomentari gagasan itu. “ Sekalipun dipublikasikan seribu kali, itu tidak akan terwujud.” kata dosen Fakultas Hukum di Universitas Cenderawasih ini menjelaskan.

“ Raja Ampat dan Muslim sudah menjadi satu kesatuan yang sulit dipisahkan,” tegas cucu Muhammad Aminuddin Arfan, tokoh Muslim dari kerajaan Salawati yang ditugasi Raja Tidore untuk mengantar CW. Ottow dan GJ Geissler si bapak Kristen ke Papua.

Seiring dengan diberlakukannya Undang-Undang nomor 21 tahun 2001 tentang otonomi khusus, peluang keterlibatan Muslim di pemerintahan semakin terbuka lebar. (baca: Peluang dan Tantangan di Era Otonomi) Hanyasaja diperlukan kekompakan dari segenap elememen

Muslim baik para intelaktualnya, ormas Islam, alim ulama, tokoh pemuda, mahasiswa dan remaja, pondok-pondok pesantren, dll.

Tanpa dengan itu mereka akan tetap terpinggirkan, dan bahkan tidak mustahil akan menjadi ‘kambing hitam politik’ oleh kelompok kepentingan yang sudah lama ingin menguasai Papua(Kristen). [Ali Athwa. Penulis adalah wartawan Majalah Hidayatullah dan penulis buku  Islam Atau Kristen Agama Orang Irian (Papua)”. Tulisan diambil dari Majalah Hidayatullah] bersambung..

 

USA Pembohong Kelas Dunia November 26, 2008

Filed under: Wawasan — ainspirasi @ 3:42 am
Tags: , ,

Bagi seorang Fidel Castro, mantan presiden Kuba, al-Qaida cuma alat pemerintahan Presiden AS George Bush untuk mewujudkan agenda-agendanya. Dalam essay yang ditulisnya, Castro mengingatkan kembali bahwa AS sendiri yang melahirkan al-Qaida, kelompok yang sekarang disebut teroris oleh AS.

Menurut Castro, pemerintahan Bush telah menyesatkan publik AS tentang apa sebenarnya yang terjadi dalam serangan tahun 2001 yang terjadi AS. AS memanfaatkan keberadaan al-Qaida ketika membutuhkan kambing hitam untuk membenarkan tindakan-tindakannya. Dan sudah menjadi rahasia umum, AS sengaja menciptakan sendiri musuh-musuhnya untuk memperkuat hegemoninya di dunia.

Itulah sebabnya, tulis Castro, AS selalu gagal menangkap pimpinan al-Qaida Usamah bin Ladin yang diburu sejak tahun 2001, karena AS masih membutuhkan al-Qaida untuk mencari pembenaran atas tindakan-tindakannya mengobarkan perang di negara-negara Muslim seperti Irak dan Afghanistan.

Al-Qaidah dibentuk oleh badan intelejen AS, CIA lewat “Operasi Cyclone”. CIA membiayai dan merekrut orang-orang militan di Afghanistan untuk melawan invasi Uni Sovyet yang kala itu menjadi musuh besar AS.

Belum lama ini, al-Qaida menyatakan sedang menyiapkan serangan yang lebih dahsyat dari serangan 11 September dan Presiden terpilih Barack Obama, sama seperti Bush, mengatakan bahwa al-Qaida tetap menjadi prioritas utamanya dalam masalah “terorisme.” Analisa Castro bahwa al-Qaida sebenarnya cuma alat AS untuk mewujudkan ambisi hegemoninya dengan dalih “perang melawan teror” rasanya cukup masuk akal. (ln/prtv) Eramuslim.com

 

Habislah Kau.. November 22, 2008

Filed under: Wawasan — ainspirasi @ 8:08 am
Tags: ,

Krisis ekonomi global yang terjadi saat ini adalah awal dari berakhirnya dominasi mata uang dollar AS sebagai “mata uang tunggal” dunia dan pertanda akan berakhirnya dominasi politik dan ekonomi negara AS. Tahun 2025, AS bukan lagi satu-satunya negara adidaya karena ada China dan India yang akan menjadi pesaingnya dan saling memperebutkan pengaruh antar bangsa-bangsa di dunia.

Itulah kesimpulan laporan National Intelligence Council (NIC) yang bertajuk Global Trends 2025 yang dirilis Kamis (20/11). Dalam keterangan persnya di Washington DC, Deputi Direktur NIC Thomas Fingar mengatakan, di masa depan kutub-kutub kekuasaan akan terbagi ke sejumlah negara di dunia dan tidak lagi terpusat pada AS. Negara-negara seperti Turki, Iran dan Indonesia menurut laporan NIC, juga akan menjadi negara-negara yang berpengaruh. Kecuali Rusia, yang menurut laporan itu, tidak jelas masa depannya.

NIC juga menyebutkan dunia akan menghadapi lebih banyak konflik karena makin berkurangnya sumber-sumber daya seperti makanan dan air serta masih menghadapi ancaman dari negara-negara yang menerapkan kebijakan kekerasan dan kelompok-kelompok teroris. Akses untuk memiliki senjata nuklir, menurut NIC, juga makin terbuka.

“Makin tajamnya gap antara tingkat kelahiran, ratio orang-orang kaya dan orang-orang miskin dan tak terhindarkannya dampak perubahan iklim akan memperburuk konflik yang akan terjadi,” kata Fingar.

NIC tidak menjelaskan mengapa hegemoni AS baru akan berakhir pada tahun 2025. Dalam laporannya, NIC malah memojokkan program nuklir negara Iran. “Dalam masa 15-20 ke depan, reaksi atas penegasan Iran untuk terus melanjutkan program nuklirnya akan mendorong negara-negara di kawasan ikut mengintensifkan program nuklir mereka dan akan mempertimbangkan untuk memiliki senjata nuklir,” demikian laporan NIC. (ln/aljz)

 

SALAFI MENENTANG PKS November 19, 2008

Filed under: Wawasan — ainspirasi @ 3:08 am
Tags: , , , , , ,

GERAKAN SALAFI MODERN DI INDONESIA

Oleh: Muh. Ikhsan 7105090722

UNIVERSITAS INDONESIA
PROGRAM PASCASARJANA
PROGRAM STUDI KAJIAN TIMUR TENGAH DAN ISLAM
KEKHUSUSAN KAJIAN ISLAM
JAKARTA 2006

Pengantar

Indonesia nampaknya memang akan selalu menjadi lahan subur lahir dan tumbuhnya berbagai gerakan Islam dengan berbagai ragamnya; baik yang “hanya sekedar” perpanjangan tangan dari gerakan yang sebelumnya telah ada, ataupun yang dapat dikategorikan sebagai gerakan yang benar-benar baru. Dan sejarah pergerakan Islam Indonesia benar-benar telah menjadi saksi mata terhadap kenyataan itu selama
beberapa kurun waktu lamanya.

Dan kini, di era modern ini, mata sejarah semakin “dimanjakan” oleh kenyataan itu dengan tumbuhnya aneka gerakan Islam modern yang masing-masing menyimpan keunikannya tersendiri. Jagat pergerakan Islam Indonesia modern tidak hanya diramaikan oleh organisasi semacam Muhammadiyah dan NU, tapi disana ada pemain-pemain baru yang juga secara perlahan namun pasti- mulai menanamkan pengaruhnya. Mulai dari yang mengandalkan perjuangan politis hingga yang lebih memilih jalur gerakan sosial-kemasyarakatan.

Salah satu gerakan Islam tersebut adalah yang menyebut diri mereka sebagai Salafi atau Salafiyah. Salah satu peristiwa fenomenal gerakan ini yang sempat “menghebohkan” adalah kelahiran Laskar Jihad yang dimotori oleh Ja’far Umar Thalib pada 6 April 2000 pasca meletusnya konflik bernuansa SARA di Ambon dan Poso.[1]

Tulisan singkat ini akan mencoba mengulas sejarah dan ide-ide penting gerakan ini, sekaligus memberikan beberapa catatan kritis yang diharapkan dapat bermanfaat tidak hanya bagi gerakan ini namun juga bagi semua gerakan Islam di Tanah Air.

Apa Itu Salafi?
Kata Salafi adalah sebuah bentuk penisbatan kepada al-Salaf. Kata al-Salaf sendiri secara bahasa bermakna orang-orang yang mendahului atau hidup sebelum zaman kita.[2] Adapun makna al-Salaf secara terminologis yang dimaksud di sini adalah generasi yang dibatasi oleh sebuah penjelasan Rasulullah saw dalam haditsnya:

“Sebaik-baik manusia adalah (yang hidup) di masaku, kemudian yang mengikuti mereka, kemudian yang mengikuti mereka…” (HR. Bukhari dan Muslim)

Berdasarkan hadits ini, maka yang dimaksud dengan al-Salaf adalah para sahabat Nabi saw, kemudian tabi’in, lalu atba ‘al-tabi’in. Karena itu, ketiga kurun ini kemudian dikenal juga dengan sebutan al-Qurun al-Mufadhdhalah (kurun-kurun yang mendapatkan keutamaan).[3] Sebagian ulama kemudian menambahkan label al-Shalih (menjadi al- Salaf al-Shalih) untuk memberikan karakter pembeda dengan pendahulu kita yang lain.[4] Sehingga seorang salafi berarti seorang yang mengaku mengikuti jalan para sahabat Nabi saw, tabi’in dan atba’ al-tabi’in dalam seluruh sisi ajaran dan pemahaman mereka.[5]

Sampai di sini nampak jelas bahwa sebenarnya tidak masalah yang berarti dengan paham Salafiyah ini, karena pada dasarnya setiap muslim akan mengakui legalitas kedudukan para sahabat Nabi saw dan dua generasi terbaik umat Islam sesudahnya itu; tabi’in dan atba’ al-tabi’in. Atau dengan kata lain seorang muslim manapun sebenarnya sedikit-banyak memiliki kadar kesalafian dalam dirinya meskipun ia tidak
pernah menggembar-gemborkan pengakuan bahwa ia seorang salafi. Sebagaimana juga pengakuan kesalafian seseorang juga tidak pernah dapat menjadi jaminan bahwa ia benar-benar mengikuti jejak para al-Salaf al-Shalih, dan “menurut penulis- ini sama persis dengan pengakuan kemusliman siapapun yang terkadang lebih sering berhenti pada taraf pengakuan belaka.”

Ala kulli hal, penggunaan istilah Salafi ini secara khusus mengarah pada kelompok gerakan Islam tertentu setelah maraknya apa yang disebut “Kebangkitan Islam di Abad 15 Hijriyah”. Terutama yang berkembang di Tanah Air, mereka memiliki beberapa ide dan karakter yang khas yang kemudian membedakannya dengan gerakan pembaruan Islam lainnya.

Sejarah Kemunculan Salafi di Indonesia

Tidak dapat dipungkiri bahwa gerakan Salafi di Indonesia banyak dipengaruhi oleh ide dan gerakan pembaruan yang dilancarkan oleh Muhammad ibn ‘Abd al-Wahhab di kawasan Jazirah Arabia. Menurut Abu Abdirrahman al-Thalibi[6], ide pembaruan Ibn ‘Abd al-Wahhab diduga pertama kali dibawa masuk ke kawasan Nusantara oleh beberapa ulama asal Sumatera Barat pada awal abad ke-19. Inilah gerakan Salafiyah
pertama di tanah air yang kemudian lebih dikenal dengan gerakan kaum Padri, yang salah satu tokoh utamanya adalah Tuanku Imam Bonjol. Gerakan ini sendiri berlangsung dalam kurun waktu 1803 hingga sekitar 1832. Tapi, Ja’far Umar Thalib mengklaim “dalam salah satu tulisannya[7]- bahwa gerakan ini sebenarnya telah mulai muncul bibitnya pada masa Sultan Aceh Iskandar Muda (1603-1637).

Disamping itu, ide pembaruan ini secara relatif juga kemudian memberikan pengaruh pada gerakan-gerakan Islam modern yang lahir kemudian, seperti Muhammadiyah, PERSIS, dan Al-Irsyad. “Kembali kepada al-Quran dan al-Sunnah” serta pemberantasan takhayul, bid’ah dan khurafat kemudian menjadi semacam isu mendasar yang diusung oleh gerakan-gerakan ini. Meskipun satu hal yang patut dicatat bahwa nampaknya gerakan-gerakan ini tidak sepenuhnya mengambil apalagi menjalankan ide-ide yang dibawa oleh gerakan purifikasi Muhammad ibn ‘Abd al-Wahhab. Apalagi dengan munculnya ide pembaruan lain yang datang belakangan, seperti ide liberalisasi Islam yang nyaris dapat dikatakan telah menempati posisinya di setiap gerakan tersebut.

Di tahun 80-an, -seiring dengan maraknya gerakan kembali kepada Islam di berbagai kampus di Tanah air- mungkin dapat dikatakan sebagai tonggak awal kemunculan gerakan Salafiyah modern di Indonesia. Adalah Ja’far Umar Thalib salah satu tokoh utama yang berperan dalam hal ini. Dalam salah satu tulisannya yang berjudul “Saya Merindukan Ukhuwah Imaniyah Islamiyah”, ia menceritakan kisahnya mengenal paham
ini dengan mengatakan:[8]

“Ketika saya belajar agama di Pakistan antara tahun 1986 s/d 1987, saya melihat betapa kaum muslimin di dunia ini tercerai berai dalam berbagai kelompok aliran pemahaman. Saya sedih dan sedih melihat
kenyataan pahit ini. Ketika saya masuk ke medan jihad fi sabilillah di Afghanistan antara tahun tahun 1987 s/d 1989, saya melihat semangat perpecahan di kalangan kaum muslimin dengan mengunggulkan pimpinan masing-masing serta menjatuhkan tokoh-tokoh lain…”

Di tahun-tahun jihad fi sabilillah itu saya mulai berkenalan dengan para pemuda dariYaman dan Surian yang kemudian mereka memperkenalkan kepada saya pemahaman Salafus Shalih Ahlus Sunnah wal Jamaah. Saya mulai kenal dari mereka seorang tokoh dakwah Salafiyah bernama Al-‘Allamah Muqbil bin Hadi Al-Wadi’i…

Kepiluan di Afghanistan saya dapati tanda-tandanya semakin menggejala di Indonesia. Saya kembali ke Indonesia pada akhir tahun 1989, dan padajanuari 1990 saya mulai berdakwah. Perjuangan dakwah yang saya serukan adalah dakwah Salafiyah…”

Ja’far Thalib sendiri kemudian mengakui bahwa ada banyak yang berubah dari pemikirannya, termasuk diantaranya sikap dan kekagumannya pada Sayyid Quthub, salah seorang tokoh Ikhwanul Muslimin yang dahulu banyak ia lahap buku-bukunya. Perkenalannya dengan ide gerakan ini membalik kekaguman itu 180 derajat menjadi sikap kritis yang luar biasa –untuk tidak mengatakan sangat benci-.[9]

Di samping Ja’far Thalib, terdapat beberapa tokoh lain yang dapat dikatakan sebagai penggerak awal Gerakan Salafi Modern di Indonesia, seperti: Yazid Abdul Qadir Jawwaz (Bogor), Abdul Hakim Abdat (Jakarta), Muhammad Umar As-Sewed (Solo), Ahmad Fais Asifuddin (Solo), dan Abu Nida’ (Yogyakarta). Nama-nama ini bahkan kemudian tergabung dalam dewan redaksi Majalah As-Sunnah –majalah Gerakan Salafi Modern
pertama di Indonesia-, sebelum kemudian mereka berpecah beberapa tahun kemudian.

Adapun tokoh-tokoh luar Indonesia yang paling berpengaruh terhadap Gerakan Salafi Modern ini –di samping Muhammad ibn ‘Abd al-Wahhab tentu saja- antara lain adalah:

1. Ulama-ulama Saudi Arabia secara umum.

2. Syekh Muhammad Nashir al-Din al-Albany di Yordania (w. 2001)

3. Syekh Rabi al-Madkhaly di Madinah

4. Syekh Muqbil al-Wadi’iy di Yaman (w. 2002).

Tentu ada tokoh-tokoh lain selain ketiganya, namun ketiga tokoh ini dapat dikatakan sebagai sumber inspirasi utama gerakan ini. Dan jika dikerucutkan lebih jauh, maka tokoh kedua dan ketiga secara lebih khusus banyak berperan dalam pembentukan karakter gerakan ini di Indonesia. Ide-ide yang berkembang di kalangan Salafi modern tidak jauh berputar dari arahan, ajaran dan fatwa kedua tokoh tersebut; Syekh Rabi’ al-Madkhaly dan Syekh Muqbil al-Wadi’iy. Kedua tokoh inilah yang kemudian memberikan
pengaruh besar terhadap munculnya gerakan Salafi ekstrem, atau meminjam istilah Abu Abdirrahman al-Thalibi- gerakan Salafi Yamani.[10]

Perbedaan pandangan antara pelaku gerakan Salafi modern setidaknya mulai mengerucut sejak terjadinya Perang Teluk yang melibatkan Amerika dan Irak yang dianggap telah melakukan invasi ke Kuwait. Secara khusus lagi ketika Saudi Arabia “mengundang” pasukan Amerika Serikat untuk membuka pangkalan militernya di sana. Saat itu, para ulama dan du’at di Saudi -secara umum- kemudian berbeda pandangan:
antara yang pro[11] dengan kebijakan itu dan yang kontra.[12] Sampai sejauh ini sebenarnya tidak ada masalah, karena mereka umumnya masih menganggap itu sebagai masalah ijtihadiyah yang memungkinkan terjadinya perbedaan tersebut. Namun berdasarkan informasi yang penulis dapatkan nampaknya ada pihak yang ingin mengail di air keruh dengan “membesar-besarkan” masalah ini. Secara khusus, beberapa sumber[13] menyebutkan bahwa pihak Menteri Dalam Negeri Saudi Arabia saat itu–yang selama ini dikenal sebagai pejabat yang tidak terlalu suka dengan gerakan dakwah yang ada- mempunyai andil dalam hal ini. Upaya inti yang dilakukan kemudian adalah mendiskreditkan mereka yang kontra sebagai khawarij, quthbiy
(penganut paham Sayyid Quthb), sururi (penganut paham Muhammad Surur ibn Zain al-‘Abidin), dan yang semacamnya.

Momentum inilah yang kemudian mempertegas keberadaan dua pemahaman dalam gerakan Salafi modern –yang untuk mempermudah pembahasan oleh Abu ‘Abdirrahman al-Thalibi disebut sebagai-: Salafi Yamani dan Salafi Haraki.[14] Dan sebagaimana fenomena gerakan lainnya, kedua pemahaman inipun terimpor masuk ke
Indonesia dan memiliki pendukung.

Ide-ide Penting Gerakan Salafi

Pertanyaan paling mendasar yang muncul kemudian adalah apa yang menjadi ide penting atau karakter khas gerakan ini dibanding gerakan lainnya yang disebutkan sedikit-banyak terpengaruh dengan ide purifikasi Muhammad ibn ‘Abd al-Wahhab di Jazirah Arabia?

Setidaknya ada beberapa ide penting dan khas gerakan Salafi Modern dengan gerakan-
gerakan tersebut, yaitu:

1. Hajr Mubtadi’ (Pengisoliran terhadap pelaku bid’ah)

Sebagai sebuah gerakan purifikasi Islam, isu bid’ah tentu menjadi hal yang mendapatkan perhatian gerakan ini secara khusus. Upaya-upaya yang mereka kerahkan salah satunya terpusat pada usaha keras untuk mengkritisi dan membersihkan ragam bid’ah yang selama ini diyakini dan diamalkan oleh berbagai lapisan masyarakat Islam. Dan sebagai sebuah upaya meminimalisir kebid’ahan, para ulama Ahl al-Sunnah
menyepakati sebuah mekanisme yang dikenal dengan hajr al-mubtadi’ atau pengisoliran
terhadap mubtadi’. [15] Dan tentu saja, semua gerakan salafi sepakat akan hal ini.

Akan tetapi, pada prakteknya di Indonesia, masing-masing faksi salafi Yamani dan haraki- sangat berbeda. Dalam hal ini, salafi Yamani terkesan membabi buta dalam menerapkan mekanisme ini. Fenomena yang nyata akan hal ini mereka terapkan dengan cara melemparkan tahdzir (warning) terhadap person yang bahkan mengaku mendakwahkan gerakan salafi. Puncaknya adalah ketika mereka menerbitkan “daftar nama-nama ustadz yang direkomendasikan dalam situs mereka http://www.salafy.or.id.[16] Dalam daftar ini dicantumkan 86 nama ustadz dari Aceh sampai Papua yang mereka anggap dapat dipercaya untuk dijadikan rujukan, dan “uniknya” nama-nama itu didominasi oleh murid-murid Syekh Muqbil al-Wadi’i di Yaman.

Sementara Salafi Haraki cenderung melihat mekanisme hajr al-mubtadi’ ini sebagai sesuatu yang tidak mutlak dilakukan, sebab semuanya tergantung pada maslahat dan mafsadatnya. Menurut mereka, hajr al-mubtadi’ dilakukan tidak lebih untuk memberikan efek jera kepada sang pelaku bid’ah. Namun jika itu tidak bermanfaat,
maka boleh jadi metode ta’lif al-qulub-lah yang berguna.[17]

2. Sikap terhadap politik (parlemen dan pemilu).

Hal lain yang menjadi ide utama gerakan ini adalah bahwa gerakan Salafi bukanlah gerakan politik dalam arti yang bersifat praktis. Bahkan mereka memandang keterlibatan dalam semua proses politik praktis seperti pemilihan umum sebagai sebuah bid’ah dan penyimpangan. Ide ini terutama dipegangi dan disebarkan dengan gencar oleh pendukung Salafi Yamani. Muhammad As-Sewed mislanya –yang saat itu masih menjabat sebagai ketua FKAWJ mengulas kerusakan-kerusakan pemilu sebagai berikut:

a. Pemilu adalah sebuah upaya menyekutukan Allah (syirik) karena menetapkan aturan
berdasarkan suara terbanyak (rakyat), padahal yang berhak untuk itu hanya Allah.

b. Apa yang disepakati suara terbanyak itulah yang dianggap sah, meskipun
bertentangan dengan agama atau aturan Allah dan Rasul-Nya.

c. Pemilu adalah tuduhan tidak langsung kepada islam bahwa ia tidak mampu
menciptakan masyarakat yang adil sehingga membutuhkan sistem lain.

d. Partai-partai Islam tidak punya pilihan selain mengikuti aturan yang ada, meskipun
aturan itu bertentangan dengan Islam.

e. Dalam pemilu terdapat prinsip jahannamiyah, yaitu menghalalkan segala cara demi
tercapainya tujuan-tujuan politis, dan sangat sedikit yang selamat dari itu.

f. Pemilu berpotensi besar menanamkan fanatisme jahiliah terhadap partai-partai yang
ada.[18]

Berbeda dengan Salafi Haraki yang cenderung menganggap masalah ini sebagai persoalan ijtihadiyah belaka. Dalam sebuah tulisan bertajuk al-Musyarakah fi al- Intikhabat al-Barlamaniyah yang dimuat oleh situs islamtoday.com (salah satu situs yang dianggap sering menjadi rujukan mereka dikelola oleh DR. Salman ibn Fahd al-‘Audah) misalnya, dipaparkan bahwa sistem peralihan dan penyematan kekuasaan dalam Islam tidak memiliki sistem yang baku. Karena itu, tidak menutup mungkin untuk mengadopsi sistem pemilu yang ada di Barat setelah “memodifikasi” nya agar sesuai dengan prinsip-prinsip politik Islam. Alasan utamanya adalah karena hal itu tidak lebih dari sebuah bagian adminstratif belaka yang memungkinkan kita untuk mengadopsinya dari manapun selama mendatangkan mashlahat.[19] Maka tidak mengherankan jika
salah satu ormas yang dianggap sebagai salah satu representasi faksi ini, Wahdah Islamiyah, mengeluarkan keputusan yang menginstruksikan anggotanya untuk ikut serta dalam menggunakan hak pilihnya dalam pemilu-pemilu yang lalu.[20]

3. Sikap terhadap gerakan Islam yang lain.

Pandangan pendukung gerakan Salafi modern di Indonesia terhadap berbagai gerakan lain yang ada sepenuhnya merupakan imbas aksiomatis dari penerapan prinsip hajr al- mubtadi’ yang telah dijelaskan terdahulu. Baik Salafi Yamani maupun Haraki, sika keduanya terhadap gerakan Islam lain sangat dipengaruhi oleh pandangan mereka dalam penerapan hajr al-mubtadi’. Sehingga tidak mengherankan dalam poin inipun
mereka berbeda pandangan.

Jika Salafi Haraki cenderung “moderat” dalam menyikapi gerakan lain, maka Salafi Yamani dikenal sangat ekstrim bahkan seringkali tanpa kompromi sama sekali. Fenomena sikap keras Salafi Yamani terhadap gerakan Islam lainnya dapat dilihat dalam beberapa contoh berikut:

a. Sikap terhadap Ikhwanul Muslimin

Barangkali tidak berlebihan jika dikatakan Ikhwanul Muslimin nampaknya menjadi musuh utama di kalangan Salafi Yamani. Mereka bahkan seringkali memelesetkannya menjadi “Ikhwanul Muflisin”.[21] Tokoh-tokoh utama gerakan ini tidak pelak lagi menjadi sasaran utama kritik tajam yang bertubi-tubi dari kelompok ini. Di Saudi sendiri –yang menjadi asal gerakan ini-, fenomena ‘kebencian’ pada Ikhwanul Muslimin dapat
dikatakan mencuat seiring bermulanya kisah Perang Teluk bagian pertama. Adalah DR. Rabi’ ibn Hadi al-Madkhali yang pertama kali menyusun berbagai buku yang secara spesifik menyerang Sayyid Quthb dan karya-karyanya. Salah satunya dalam buku yang diberi judul “Matha’in Sayyid Quthb fi Ashab al-Rasul” (Tikaman-tikaman Sayyid Quthub terhadap Para Sahabat Rasul).[22]

Sepengetahuan penulis, fenomena ini bisa dibilang baru mengingat pada masa-masa sebelumnya beberapa tokoh Ikhwan seperti Syekh Muhammad al-Ghazali dan DR. Yusuf al-Qaradhawi pernah menjadi anggota dewan pendiri Islamic University di Madinah, dan banyak tokoh Ikhwan lainnya yang diangkat menjadi dosen di berbagai universitas Saudi Arabia. Dalam berbagai penulisan ilmiah –termasuk itu tesis dan disertasi- pun
karya-karya tokoh Ikhwan –termasuk Fi Zhilal al-Qur’an yang dikritik habis oleh DR. Rabi al-Madkhali- sering dijadikan rujukan. Bahkan Syekh Bin Baz –Mufti Saudi waktu itu- pernah mengirimkan surat kepada Presiden Mesir, Gamal Abdul Naser untuk mencabut keputusan hukuman mati terhadap Sayyid Quthb.[23]

Terkait dengan ini misalnya, Ja’far Umar Thalib misalnya menulis:

Di tempat Syekh Muqbil pula saya mendengar berita-berita penyimpangan tokoh-tokoh
yang selama ini saya kenal sebagai da’i dan penulis yang menganu pemahaman salafus
shalih. Tokoh-tokoh yang telah menyimpang itu ialah Muhammad Surur bin Zainal
Abidin, Salman Al-Audah, Safar Al-Hawali, A’idl Al-Qarni, Nasir Al-Umar, Abdurrahman
Abdul Khaliq. Penyimpangan mereka terletak pada semangat mereka untuk mengelu-
elukan tokoh-tokoh yang telah mewariskan berbagai pemahaman sesat di kalangan
ummat Islam, seperti Sayyid Qutub, Hasan Al-Banna, Muhammad Abduh, Jamaluddin
Al-Afghani, Muhammad Rasyid Ridha dan lain-lainnya. [24]

Dan jauh sebelum itu, Ja’far Umar Thalib juga melontarkan celaan yang sangat keras terhadap DR. Yusuf al-Qaradhawy –salah seorang tokoh penting Ikhwanul Muslimin masa kini- dengan menyebutnya sebagai ‘aduwullah (musuh Allah) dan Yusuf al- Qurazhi (penisbatan kepada salah satu kabilah Yahudi di Madinah, Bani Quraizhah). Meskipun kemudian ia dikritik oleh gurunya sendiri, Syekh Muqbil di Yaman, yang
kemudian mengganti celaan itu dengan mengatakan: Yusuf al-Qaradha (Yusuf Sang penggunting syariat Islam).[25] Di Indonesia sendiri, sikap ini berimbas kepada Partai Keadilan Sejahtera (PKS) yang dianggap sebagai representasi Ikhwanul Muslimin di Indonesia.

Secara umum, ada beberapa hal yang dianggap sebagai penyimpangan oleh kalangan Salafi Yamani dalam tubuh Ikhwanul Muslimin, diantaranya:

– Bai’at yang dianggap seperti bai’at sufiyah dan kemiliteran.[26]

– Adanya marhalah (fase-fase) dalam dakwah yang menyerupai prinsip aliran
Bathiniyah.[27]

– Organisasi kepartaian (tanzhim hizb).[28]

Berbeda dengan yang disebut Salafi Haraki, mereka cenderung kooperatif dalam melihat gerakan-gerakan Islam yang ada dalam bingkai “nata’awan fima ittafaqna ‘alaih, wa natanashahu fima ikhtalafna fihi.”[29] Karena itu, faksi ini cenderung lebih mudah memahami bahkan berinteraksi dengan kelompok lain, termasuk misalnya
Ikhwanul Muslimin. Meskipun untuk itu kelompok inipun harus rela diberi cap “Sururi” oleh kelompok Salafi Yamani. Yayasan Al-Sofwa, misalnya, masih mengakomodir kaset- kaset ceramah beberapa tokoh PKS seperti DR.Ahzami Sami’un Jazuli.[30]

b. Sikap terhadap Sururiyah

Secara umum, Sururi atau Sururiyah adalah label yang disematkan kalangan Salafi Yamani terhadap Salafi Haraki yang dianggap ‘mencampur-adukkan’ berbagai manhaj gerakan Islam dengan manhaj salaf. Kata Sururiyah sendiri adalah penisbatan kepada Muhammad Surur bin Zainal Abidin. Tokoh ini dianggap sebagai pelopor paham yang mengadopsi dan menggabungkan ajaran Salafi dengan Ikhwanul Muslimin. Disamping
Muhammad Surur, nama-nama lain yang sering dimasukkan dalam kelompok ini adalah DR. Safar ibn ‘Abdirrahman al-Hawali, DR. Salman ibn Fahd Al-‘Audah –keduanya di Saudi- dan Abdurrahman Abdul Khaliq dari Jam’iyyah Ihya’ al-Turats di Kuwait.

Dalam sebuah tulisan berjudul Membongkar Pikiran Hasan Al-Banna-Sururiyah (III)
diuraikan secara rinci pengertian Sururiyah itu:[31]

“Ada sekelompok orang yang mengikuti kaidah salaf dalam perkara Asma dan Sifat Allah, iman dan taqdir. Tapi, ada salah satu prinsip mereka yang sangat fatal yaitu mengkafirkan kaum muslimin. Mereka terpengaruh oleh prinsip Ikhwanul Muslimin. Pelopor aliran ini bernama Muhammad bin Surur.

Muhammad bin Surur yang lahir di Suriah dahulunya adalah Ikhwanul Muslimin. Kemudian ia menyempal dari jamaah sesat ini dan membangun gerakannya sendiri berdasarkan pemikiran-pemikiran Sayyid Quthub (misalnya masalah demonstrasi, kudeta dan yang sejenisnya)…”[32]

Tulisan yang sama juga menyimpulkan beberapa sisi persamaan antara Sururiyah dengan Ikhwanul Muslimin, yaitu:

– Keduanya sama-sama mengkafirkan golongan lain dan pemerintah muslim.

– Keduanya satu ide dalam masalah demonstrasi, mobilisasi dan selebaran-selebaran.

– Keduanya sama dalam masalah pembinaan revolusi dalam rangka kudeta.

– Keduanya sama dalam hal tanzhim dan sistem kepemimpinan yang mengerucut
(piramida).

– Keduanya sama-sama tenggelam dalam politik.[33]

Hanya saja banyak ‘tuduhan’ sebenarnya terlalu tergesa-gesa untuk tidak mengatakan membabi buta. Ada yang tidak mempunyai bukti akurat, atau termasuk persoalan yang sebenarnya termasuk kategori ijtihad dan tidak bisa disebut sebagai kesesatan (baca: bid’ah).

4. Sikap terhadap pemerintah

Secara umum, sebagaimana pemerintah yang umum diyakini Ahl al-Sunnah –yaitu ketidakbolehan khuruj atau melakukan gerakan separatisme dalam sebuah pemerintahan Islam yang sah-, Gerakan Salafi juga meyakini hal ini. Itulah sebabnya, setiap tindakan atau upaya yang dianggap ingin menggoyang pemerintahan yang sah dengan mudah diberi cap Khawarij, bughat atau yang semacamnya.[34]

Dalam tulisannya yang bertajuk “Membongkar Pemikiran Sang Begawan Teroris (I),
Abu Hamzah Yusuf misalnya menulis:

“Tokoh-tokoh yang disebutkan Imam Samudra di atas (maksudnya: Salman al-Audah,
Safar al-Hawali dan lain-lain –pen) tidaklah berjalan di atas manhaj Salaf. Bahkan
perjalanan hidup mereka dipenuhi catatan hitam yang menunjukkan mereka jauh dari
manhaj Salaf…

Tak ada hubungan antara tokoh-tokoh itu dengan para ulama Ahlus Sunnah. Bahkan
semua orang tahu bahwa antara mereka berbeda dalam hal manhaj (metodologi).
Tokoh-tokoh itu berideologikan Quthbiyyah, Sururiyah, dan Kharijiyah…”[35]

Dalam “Mereka Adalah Teroris” juga misalnya disebutkan:

“…Kemudian dilanjutkan tongkat estafet ini oleh para ruwaibidhah (sebutan lain untuk
Khawarij -pen) masa kini semacam Dr. Safar Al-Hawali, Salman Al-Audah dan sang
jagoan konyol Usamah bin Laden. Sementara Imam Samudra hanyalah salah satu
bagian kecil saja dari sindikat terorisme yang ada di Indonesia. Kami katakan ini karena
di atas Imam Samudra masih ada tokoh-tokoh khawarij Indonesia yang lebih senior
seperti: Abdullah Sungkar alias Ustadz Abdul Halim, Abu Bakar Ba’asyir alias Ustadz
Abdush Shamad.”[36]

Pernyataan ini disebabkan karena tokoh-tokoh yang dimaksud dikenal sebagai orang-
orang yang gigih melontarkan kritik ‘pedas’ terhadap pemerintah Kerajaan Saudi Arabia
terutama dalam kasus penempatan pangkalan militer AS di sana. Sementara dua nama
terakhir dikenal sebagai orang-orang yang gigih memformalisasikan syariat Islam di
Indonesia.

Sebagai konsekwensi dari prinsip ini, maka muncul kesan bahwa kaum Salafi cenderung
‘enggan’ melontarkan kritik terhadap pemerintah. Meskipun sesungguhnya manhaj al-
Salaf sendiri memberikan peluang untuk itu meskipun dibatasi secara “empat mata”
dengan sang penguasa.

Namun pada prakteknya kemudian, ternyata prinsip inipun sedikit banyak telah
dilanggar oleh mereka sendiri. Abu ‘Abdirrahman al-Thalibi misalnya –yang menulis
kritik tajam terhadap gerakan ini- menyebutkan salah satu penyimpangan Salafi
Yamani: “Sikap Melawan Pemerintah”. Ia menulis:

“Dalam beberapa kasus, jelas-jelas Salafy Yamani telah melawan pemerintah yang
diakui secara konsensus oleh Ummat Islam Indonesia, khususnya melalui tindakan-
tindakan Laskar Jihad di masa pemerintahan Abdurrahman Wahid.

Tanggal 6 April 2000, mereka mengadakan tabligh akbar di Senayan, tak lama
kemudian mereka berdemo di sekitar Istana Negara dimana Abdurrahman Wahid
sedang berada di dalamnya. Kenyataan yang sangat mengherankan, mereka bergerak
secara massal dengan membawa senjata-senjata tajam. Belum pernah Istana Negara
RI didemo oleh orang-orang bersenjata, kecuali dalam peristiwa di atas. Masih bisa
dimaklumi, meskipun melanggar hukum, jika yang melakukannya adalah anggota partai
komunis yang dikenal menghalalkan kekerasan, tetapi perbuatan itu justru dilakukan
oleh para pemuda yang mewarisi manhaj Salafus Shalih. Masya Allah, Salafus Shalih
mana yang mereka maksudkan?”[37]

Hal lain lagi adalah bahwa hingga kini mereka masih saja melancarkan kritik yang
pedas terhadap Partai Keadilan Sejahtera –yang dianggap sebagai bagian dari Ikhwanul
Muslimin di Indonesia-. Namun kenyataannya sekarang bahwa Partai ini telah menjadi
bagian dari pemerintahan Indonesia yang sah. Beberapa anggota mereka duduk
sebagai anggota parlemen, ada yang menjadi menteri dalam kabinet, bahkan mantan
ketuanya, Hidayat Nur Wahid saat ini menjabat sebagai Ketua MPR-RI. Bukankah
berdasarkan kaidah yang selama ini mereka gunakan, kritik pedas mereka terhadap
PKS dapat dikategorikan sebagai tindakan khuruj atas pemerintah?

“Ja’far Umar Thalib Telah Meninggalkan Kita…”

Kalimat mungkin dapat dijadikan sebagai
bukti fase baru perkembangan gerakan
Salafi di Indonesia. Setelah sebelumnya
dijelaskan bahwa dalam perjalanannya
gerakan ini terbagi menjadi setidaknya 2
faksi: Yamani dan haraki, maka setidaknya
sejak dewan eksekutif FKAWJ
membubarkan FKAWJ dan Laskar Jihad
pada pertengahan Oktober 2002, ada
hembusan angin perubahan yang sangat
signifikan di tubuh gerakan ini. Salafi
Yamani ternyata kemudian berpecah
menjadi 2 kelompok: yang pro Ja’far dan
yang kontra terhadapnya.

Ja’far Umar Thalib sejak saat itu dapat
dikatakan menjadi ‘bulan-bulanan’
kelompok eks Laskar Jihad yang kontra
dengannya. Apalagi setelah DR.Rabi’ al-
Madkhali –ulama yang dulu sering ia
jadikan rujukan fatwa- justru
mengeluarkan tahdzir terhadapnya.
Pesantrennya di Yogyakarta pun mulai
ditinggalkan oleh mereka yang dulu
menjadi murid-muridnya.
Ja’far Umar Thalib: Panglima Lasykar
Jihad

Uniknya, kelompok yang kontra terhadapnya justru ‘dipimpin’ oleh Muhammad Umar
As-Sewed, orang yang dulu menjadi tangan kanannya (wakil panglima) saat menjadi
panglima Laskar Jihad. Ja’far Thalib-pun mulai dekat dengan orang-orang yang dulu
dianggap tidak mungkin bersamanya. Arifin Ilham ‘Majlis Az-Zikra’ dan Hamzah Haz,
contohnya.

Karena itu, Qomar ZA –redaktur majalah Asy-Syariah yang dulu adalah murid Ja’far
Umar Thalib- menulis artikel pendek berjudul “Ja’far Umar Thalib Telah Meninggalkan
Kita…”.[38] Di sana antara lain ia menulis:

“Adapun sekarang betapa jauh keadaannya dari yang dulu (Ja’far Umar Thalib, red).
Jangankan majlis yang engkau tidak mau menghadirinya saat itu, bahkan sekarang
majlis dzikirnya Arifin Ilham kamu hadiri, mejlis Refleksi Satu Hati dengan para pendeta
dan biksu kamu hadiri (di UGM, red), majlis dalam peresmian pesantren Tawwabin yang
diprakarsai oleh Habib Riziq Syihab, Abu Bakar Baa’syir Majelis Mujahidin Indonesia dan
lain-lain. Kamu hadiri juga peringatan Isra’ Mi’raj sebagaimana dinukil dalam majalah
Sabili dan banyak lagi…

Apakah gurumu yang sampai saat ini kamu suka menebeng di belakangnya yaitu Syekh
Muqbil, semoga Allah merahmatinya, akan tetap memujimu dengan keadaanmu yang
semacam ini??…

Asy-Syaikh Rabi’ berkata: “…Dan saya katakan: Dialah yang meninggalkan kalian dan
meninggalkan manhaj ini (manhaj Ahlus Sunnah)…”

Ja’far sendiri belakangan nampak menyadari sikap kerasnya yang berlebihan di masa
awal dakwahnya. Dan nampaknya, apa yang ia lakukan belakangan ini –meski
menyebabkannya menjadi sasaran kritik bekas pendukungnya- adalah sebuah
upayanya untuk memperbaiki kesalahan tersebut. Dalam artikelnya, “Saya Merindukan
Ukhuwwah Imaniyah Islamiyah” , ia menulis pengakuan itu dengan mengatakan:

“…Saya lupa dengan keadaan yang sesungguhnya mayoritas ummat di Indonesia yang
tingkat pemahamannya amat rendah tentang Islam. Saya saat itu menganggap tingkat
pemahaman ummatku sama dengan tingkat pemahaman murid-muridku. Akibatnya
ketika saya menyikapi penyelewengan ummat dari As-Sunnah, saya anggap sama
dengan penyelewengan orang-orang yang ada di sekitarku yang selalu saya ajari ilmu.
Tentu anggapan ini adalah anggapan yang dhalim. Dengan anggapan inilah saya
akhirnya saya ajarkan sikap keras dan tegas terhadap ummat yang menyimpang dari
As-Sunnah walaupun mereka belum mendapat penyampaian ilmu Sunnah. Sayapun
sempat menganggap bahwa mayoritas kaum muslimin adalah Ahlul Bid’ah dan harus
disikapi sebagai Ahlul Bid’ah. Maka tampaklah Dakwah Salafiyyah yang saya
perjuangkan menjadi terkucil, kaku dan keras. Saya telah salah paham dengan apa
yang saya pelajari dari kitab-kitab para Ulama’ tersebut di atas tentang sikap Ahlul
Bid’ah. Saya sangka Ahlul Bid’ah itu ialah semua orang yang menjalankan bid’ah secara
mutlak.”[39]

Penutup

Demikianlah paparan singkat tentang gerakan Salafi modern di Indonesia. Sudah tentu
masih banyak sisi gerakan ini yang belum tertuang dalam tulisan ini. Dan di bagian
akhir tulisan ini, ada beberapa catatan kritis yang perlu penulis kemukakan atas
gerakan ini:

1. Diperlukan kajian yang komperhensif tentang sejarah masa lalu ummat Islam, dan
termasuk didalamnya sejarah generasi As-Salaf Ash-Shalih yang menjadi panutan
semua gerakan Islam –tentu saja dengan kadar yang berbeda-beda antara satu dengan
yang lain-. Dan khusus untuk pendukung gerakan Salafi ini, ada banyak sisi kehidupan
As-Salaf yang mungkin terlupakan; seperti: kesantunan dan kearifan dalam menyikapi
perbedaan yang masih mungkin untuk ditolerir, serta bersikap proporsional dan adil
dalam menyikapi kesalahan atau kekeliruan pihak lain.

2. Salah satu kesalahan utama pendukung gerakan ini –khususnya Salafi Yamani-
adalah ketidaktepatan dalam menyimpulkan apakah sesuatu itu dapat dikategorikan
sebagai manhaj baku kalangan As-Salaf atau bukan. Dalam kasus di lapangan,
seringkali karakter pribadi seorang ulama dianggap sebagai bagian dari manhaj Salafi.
Padahal kita semua memahami bahwa setiap orang memiliki tabiat dasar yang nyaris
berbeda. Jika Abu Bakr dikenal dengan kelembutannya, maka Umar dikenal dengan
ketegasannya. Berbeda lagi dengan Abu Dzar yang keteguhan prinsipnya membuat dia
lebih cocok hidup sendiri daripada terlalu banyak melakukan interaksi sosial.

Dalam kasus Salafi misalnya, sebagian pendukungnya banyak mengadopsi karakter
Syekh Rabi atau Syekh Muqbil misalnya, yang memang dikenal dengan karakter pribadi
yang keras. Padahal masih banyak ulama rujukan mereka yang cenderung lebih toleran
dan elegan.

Akhirnya, memang tidak ada gading yang tak retak. Setiap anak Adam itu berpotensi
melakukan kesalahan, namun sebaik-baik orang yang selalu terjatuh dalam kesalahan
adalah yang selalu bertaubat dan menyadari kesalahannya, kata Nabi saw. Setiap
gerakan sudah tentu memiliki sisi positif dan negatif. Yang terbaik pada akhirnya adalah
yang mampu meminimalisir sisi negatifnya dan semakin hari memiliki perubahan yang
dapat dipertanggungjawabkan.

Wallahul muwaqqiq!

Cipinang Muara, pertengahan Mei 2006

DAFTAR PUSTAKA

1. Beberapa Kerusakan Pemilu. Muhammad Umar As-Sewed. Majalah SALAFY. Edisi
XXX. Tahun 1999H.

2. Daftar Ustadz yang Terpercaya. http://www.freelists.org/archives/Salafi/12-
2003/msg00017.html

3. Dakwah Salafiyah Dakwah Bijak, Meluruskan Sikap Keras Dai Salafi. Abu
Abdirrahman Al-Thalibi. Hujjah Press. Jakarta. Cetakan kedua. Maret 2006.

4. Gerakan Salafi Radikal di Indonesia. Penyunting: Jamhari dan Jajang Jahroni. PT.
RajaGrafindo Persada. Jakarta. Cetakan pertama. 2004.

5. Hajr al-Mubtadi’. Bakr ibn ‘Abdillah Abu Zaid. Dar Ibn al-Jauzi. Dammam. Cetakan
kedua. 1417H.

6. Indonesia Bacgrounder: Why Salafism and Terrorism Mostly Don’t Mix. International
Crisis Group. Asia Report no.83.13 September 2004.

7. Ja’far Umar Thalib: Sang Ustadz yang Penuh Warna. http://www.tempointeraktive.com.

8. Ja’far Umar Thalib Telah Meninggalkan Kita. Qomar ZA. Lc.
http://www.salafy.or.id/print.php?id_artikel=664.

9. Al-Khithab al-Dzahaby. Bakr ibn ‘Abdillah Abu Zaid. Maktabah al-Sunnah. Kairo.
Cetakan pertama. 1418H.

10. Lisan al-‘Arab. Abu al-Fadhl Muhammad ibn Manzhur. Dar Shadir. Beirut. Cetakan
pertama. 1410H.

11. Madarik al-Nazhar fi al-Siyasah baina al-Tathbiqat al-Syar’iyyah wa al-Infi’alat al-
Hamasiyah. ‘Abd al-Malik ibn Ahmad Ramadhany al-Jaza’iry. Dar Sabil al-Mu’minin.
Dammam. Cetakan kedua. 1418H.

12. Membongkar Pikiran Hasan al-Banna-Ikhwanul Muslimin (II).
http://www.salafy.or.id/print.php?id_artikel=336.

13. Membongkar Pikiran Hasan al-Banna-Sururiyah (III).
http://www.salafy.or.id/print.php?id_artikel=338.

14. Mereka Adalah Teroris. Luqman bin Muhammad Ba’abduh.

15. Al-Musyarakah fi al-Intikhabat al-Barlamaniyah. DR. ‘Abdullah ibn Ibrahim al-
Thuraiqy. http://www.islamtoday.net/print.cfm?artid=2869 dan
http://www.islamtoday.net/print.cfm?artid=2896.

16. Pasang Surut Menegakkan Syariah Islamiyah. Ja’far Umar Thalib. Majalah SALAFY.
Edisi 40. Tahun 1422/2001.

17. Penjelasan Dewan Syari’ah Wahdah Islamiyah tentang Pemilihan Umum.
http://www.wahdah.or.id.

18. Persaksian Tentang Yayasan Al-Sofwa. Muhammad Umar As-Sewed.
http://www.salafy.or.id/print.php?id_artikel=557.

19. Saya Merindukan Ukhuwah Imaniyah Islamiyah. Ja’far Umar Thalib. Majalah
SALAFY. Edisi 5. Tahun 1426/2005.

NOTA KAKI
[1] Lih. Majalah SALAFY, edisi 5 Tahun 2005, hal. 13.

[2] Lih. Lisan al-Arab, entri Sa-La-Fa.

[3] Lih. Madarik al-Nazhar, hal. 30, Dakwah Salafiyah Dakwah Bijak, hal. 8

[4] Ibid.

[5] Dari kata ini kita kemudian sering mendengarkan kata bentukan lainnya seperti
Salafiyah (yang berarti ajaran atau paham kesalafan) atau Salafiyun/Salafiyin yang
merupakan bentuk plural dari Salafi.

[6] Lih. Dakwah Salafiyah, hal. 10 dan hal.30-31.

[7] Pasang Surut Menegakkan Syari’ah Islamiyah, majalah SALAFY, hal. 2-12, edisi 40
tahun 1422/2001. Seputar masalah ini juga dapat dilihat dalam Laporan International
Crisis Group bertajuk “Indonesia Backgrounder: Why Salafism and Terrorism Mostly
Don’t Mix”, Asia Report no.83, 13 September 2004, hal. 5-6.

[8] Majalah SALAFY, hal. 3 (Edisi 5, Tahun 2005).

[9] Lih. Ja’far Umar Thalib: Sang Ustadz yang Penuh Warna,
http://www.tempointeraktive.com

[10] Lih. Dakwah Salafiyah Dakwah Bijak, hal.13

[11] Yang pro dalam hal ini misalnya adalah Hai’ah Kibar al-‘Ulama (Dewan Ulama
Besar) di sana yang saat itu diketuai oleh Syekh Abd al-Aziz ibn Baz.

[12] Yang kontra dalam hal ini misalnya adalah Syekh Hamud al-‘Uqla (seorang ulama
senior yang selevel dengan ‘Abd al-Aziz ibn Baz), Safar ibn ‘Abd al-Rahman al-Hawali,
Salman ibn Fahd al-‘Audah, dan ‘Aidh ibn ‘Abdillah al-Qarni. Tiga nama terakhir
kemudian sempat di penjara, namun setelah lepasnya dari penjara ketiganya kemudian
menjadi tokoh yang sering dijadikan rujukan pendapat oleh Pemerintah Saudi terutama
dalam upaya meredam radikalisme alumni jihad Afghan.

[13] Informasi ini penulis dengarkan dari beberapa dosen Islamic University of Madinah,
seperti DR. Shalih al-Fa’iz dan DR. Rusyud al-Rusyud.

[14] Lih. Dakwah Salafiyah, hal. 20

[15] Lih. Pembahasan lengkap tentang masalah ini dalam Hajr al-Mubtadi’, karya DR.
Bakr ibn Abdillah Abu Zaid.

[16] Lih. Daftar Ustadz yang Terpercaya.

[17] Lih. Hajr al-Mubtadi’, hal.19.

[18] Lih. Beberapa Kerusakan Pemilu,Muhammad Umar As-Sewed, Majalah SALAFY,
edisi XXX, hal. 8-15. Lihat juga wawancara dengan Eko Rahardjo, ketua divisi
penerangan FKAWJ tanggal 10 Agustus 2004 dalam Gerakan Salafi Radikal di
Indonesia, hal. 121.

[19] Lih. Al-Musyarakah fi al-Intikhabat al-Barlamaniyah, DR. ‘Abdullah ibn Ibrahim al-
Thuraiqy, http://www.islamtoday.net/print.cfm?artid=2869 dan
http://www.islamtoday.net/print.cfm?artid=2896 . Dalam tulisan yang sama, ia menawarkan
sebuah sistem pemilu Islam yang mengadopsi konsep Ahl al-Hill wa-‘Aqd yang hanya
melibatkan ‘orang-orang pilihan’ dan bukan seluruh rakyat di sebuah tempat.

[20] Lih. Penjelasan Dewan Syariah Wahdah Islamiyah tentang Pemilihan Umum,
http://www.wahdah.or.id.

[21] Lih. Kesaksian Tentang Yayasan Al-Sofwa, hal.2,
http://www.salafy.or.id/print.php?id_artikel=557.

[22] Buku ini diterbitkan oleh Maktabah al-Ghuraba’ di Madinah.

[23] Lih. Al-Khithab al-Dzahaby, karya DR.Bakr ibn Abdillah Abu Zaid. Buku kecil ini
pada mulanya adalah surat balasan Syekh Bakr untuk DR.Rabi’ yang memintanya
memberi pengantar atas bukunya yang mengkritik Sayyid Quthb secara tidak
proporsional. Permintaan itu justru ditolak dan dijawab dengan surat ini. DR.Bakr Abu
Zaid adalah anggota Dewan Ulama Besar Saudi yang saat ini menjabat sebagai Ketua
Konfrensi Fikih Internasional Rabithah Alam Islami di Mekkah.

[24] Saya Merindukan Ukhuwwah Imaniyah Islamiyah, majalah SALAFY hal.6, edisi 5
tahun ke 5.

[25] Lih. Majalah SALAFY edisi 3 tahun 1416, juga Dakwah Salafiyah Dakwah Bijak hal.
34.

[26] Lih. Membongkar Pikiran Hasan al-Banna-Ikhwanul Muslimin (II), hal.3

[27] Ibid., hal.6

[28] Ibid., hal.8

[29] Uniknya prinsip ini justru diucapkan oleh Syekh Nashiruddin al-Albani dengan
mengadopsi dan melakukan sedikit koreksi redaksional atas prinsip Ikhwanul Muslimin:
“Nata’wanu fima ittafaqna alaih wa na’dzuru ba’dhuna ba’dhan fima ikhtalafna fihi.”

[30] Lih. Persaksian tentang Yayasan Al Sofwa,
http://www.salafy.or.id/print.php?id_artikel=557.

[31] Lih. http://www.freelists.or/archives/salafy/11-2003/msg00034.html.

[32] http://www.salafy.or.id/print.php?id_artikel=338 .

[33] Ibid., hal. 2

[34] Lih. Mereka Adalah Teroris, hal.664-702. Buku setebal 720 halaman ini ditulis oleh
Luqman Ba’abduh –salah seorang murid Syekh Muqbil ibn Hadi al-Wadi’i di Indonesia-
untuk membantah buku yang ditulis Imam Samudra, Aku Melawan Teroris.

[35] Membongkar Pemikiran Sang Begawan Teroris (I),
http://www.salafy.or.id/print.php?id_artikel=878.

[36] Mereka Adalah Teroris, hal.59

[37] Dakwah Salafiyah Dakwah Bijak, hal.69

[38] Lih. http://www.salafy.or.id/print.php?id_artikel=664.

[39] Majalah SALAFY, edisi 5 tahun ke 5, hal. 9-10

Sumber: http://abulmiqdad.multiply.com/journal/item/12
Disusun oleh: ariff.arifin untuk al-ahkam.net

Click to access GERAKAN_SALAFI_MODERN_DI_INDONESIA.pdf

 

North London Central Mosque, Masjid Terbaik di Eropa

Filed under: Wawasan — ainspirasi @ 2:28 am
Tags: ,

Hidayatullah.com—Hasill kompetisi bebrtajuk IslamOnline.net’s audience’s award menjadikan Masjid North London Centre sebagai pusat kegiatan Islam terbaik di Eropa.

“Sungguh baik saat mendengar kami telah mencapai prestasi, semua berkat Allah,” ujar Ahmed Saad, imam masjid North London Central Mosque.

Pada 15 September lalu, European Muslims Page dari IOL meminta para audiensi untuk mencalonkan pusat Islam favorit mereka untuk merebut penghargaan sebagai Pusat Islam Terbaik di Eropa.

Kriteria untuk nominasi termasuk layanan masyarakat, program pendidikan dan kebudayaan, proyek amal dan fasilitasnya, khususnya untuk wanita dan kaum muda. Selama 45 hari berikutnya, pihak panitia menerima komentar dan surat elektronik.

Hasilnya adalah North London Central Mosque sebagai pilihan utama dan meraih Best European Islamic Center Certificate. Posisi kedua dan ketiga ditempati London Central Mosque dan East London Mosque.

Tiga pemenang ini akan dimasukkan ke dalam IOL’s European Muslims sebagai model masjid.

Menurut Saad, kemenangan itu bisa memberi contoh tentang layanan berbasis masyarakat.

“Kami melayani setiap orang, wanita, anak muda dan orangtua. Orang-orang umumnya menyukai aktivitas sederhana dan murni dan kami sedang mencoba melakukannya,” ujar imam kelahiran Mesir.

Prioritas utama masjid North London Central Mosque adalah kaum muda karena masjid ini dilengkapi dengan sebuah pusat senam dan klub kaum muda.

“Kaum muda muslim menyelenggarakan berbagai program yang bisa memikat anak muda untuk datang ke masjid,” tambahnya.

Masjid ini dulunya dikenal sebagai masjid Finsbury Park Mosque. Pusat Islam ini juga menawarkan berbagai program pendidikan dan kebudayaan yang melayani berbagai lapisan masyarakat.

“Kami mencoba melayani lapisan masyarakat yang selama ini tidak dipedulikan dan membat masjid ini menjadi tempat menarik untuk mereka. Saat ini, kami menggelar aktivitas di masjid dimana bahasa Arab, Inggris, Somalia, Kurdi, Albania, Urdu dan Bengali sering dipakai,” ujarnya.

Selain itu masjid ini juga menggelar kursus, keterampian untuk proram kehidupan, pertemuan keluarga, perkumpulan dan kelas pendidikan, sekolah Al-Quran untuk pria, wanita dan anak-anak. Semuanya terjadi dalam berbagai bahasa. Imam muda ini masih memiliki rencana ke depan. Yaitu melibatkan anak-anak muda untuk berpatisipasi aktif di masyarakat. [iol/www.hidayatullah.com]

 

Perkiraan Tanggal Kegiatan Islam 2009 November 18, 2008

Filed under: Wawasan — ainspirasi @ 12:20 pm
Tags:


  • 1 Hijrah (Tahun Baru Islam) 29 Desember 2008
  • Israa’ Mi’raj  19 July 2009
  • 1 Ramadan  22 August 2009
  • Lailatul-Qadar 16 September 2009
  • Idul Fitri 20 September 2009
  • Idul Adha 27 November 200

http://www.holidays.net/ramadan/dates.htm

 

Mengapa Mereka Membenci PKS November 17, 2008

Filed under: Opini — ainspirasi @ 5:26 am
Tags: , ,

Kalau dilihat dari sejarahnya tidak dapat di sangkal metoda pembinaan PKS menyerupai gerakan Ikhwanul Muslimin (IM) yang ada di Mesir. Konon kabarnya almarhum  Syaikh Tarbiyah (RA), Rahmat Abdullah, pernah bersentuhan secara langsung dengan IM. Ini pulalah memunculkan ungkapan bahwa PKS adalah produk Timur Tengah.

Terlepas dari keterlibatan RA dengan IM, faktanya pendiri IM dan seorang tokoh perintis IM yang merupakan ruh IM syahid di tangan penguasa Muslim. Adalah imam Syahid Hasan Albanna, begitulah sering disebut para pengikutnya, syahid akibat diberondong peluru oleh para agen Mesir.  Demikian juga dengan DR. Sayid Quthb, pengarang Tafsir FI Zilalil Quran syahid di tiang gantung atas tuduhan-tuduhan palsu penguasa.

Lalu mengapa mereka tega-teganya menghukum para pemimpin IM dengan cara demikian? Untuk menjawab pertanyaan ini haruslah dilihat dari prinsip-prinsip gerakan IM. Kita tidak bisa akan menemukan jawabannya tanpa melihat lebih dalam prinsip-prinsip gerakan Ikhwan. Secara umum yang menjadikan dasar pergerakan IM adalah Quran dan Hadist, sama seperti pergerakan Islam lainnya, contoh di Indonesia adalah NU dan Muhammadiyah. Hanya saja metoda IM adalah lebih jauh dari apa yang dilakukan oleh Muhammadiyah dan NU. IM menekankan para anggotanya memiliki berbagai kecakapan termasuk politik di samping tugas mereka menjadi penyampai risalah Dakwah.  Itu artinya mereka dituntut memiliki penguasaan kaidah-kaidah ke-Islaman yang baik. Kurikulum ikwan mengharuskan para anggotanya selalu membaca Quran, sebagaimana yang dilakukan Rasulullah dan para sahabatnya. Para anggota ikhwan diharuskan juga memiliki pemahaman yang benar terhadap berbagai hal terutama Quran, hadist, dan sirah nabawiah. Mereka dianjurkan untuk menghindari perpecahan sebagaimana yang disepakati para ulama. Sehingga tidak heran kita menyaksikan ustadz PKS juga biasa menghadiri kegiatan dzikir berjamaah ustadz Arifin Ilham meskipun sebenarnya para kader PKS menganggapnya tidak diajarkan oleh Nabi SAW.

Fakta lainnya adalah para ikhwan memiliki mental atau nuansa Islam yang lebih jelas dan mantap dibanding gerakan lainnya. Mungkin dalam hal ini kegiatan ikhwan bisa dianalogikan dengan apa yang dilakukan para anggota PKS. Perhatikanlah para anggota PKS. Mereka begitu militan dalam bergerak. Seakan tidak ada yang ditakutinya selain Allah. Di saat sebagaian anggota DPR terkena kasus korupsi anggota dari PKS justru absen. Tidak ada anggota DPR PKS yang terkena masalah korupsi kecuali 1 atau 2 kasus yang setelah di selidiki tidak terbukti. Adik saya yang pengacara, bukan anggota PKS,  menyatakan semua anggota DPRD yogya sebelum periode ini tersangkut maslah korupsi hanya satu yang tidak yaitu dari PKS, dialah Wajdi Rahman yang beberapa kali saya ke rumahnya.

Meskipun telah menunjukan fakta-fakta yang mengagumkan toh PKS masih juga tidak disukai oleh sebagian masyarakat Islam sendiri. Bahkan oleh ormas-ormas Islam, kita bisa lihat berita-berita sebelumnya.Bukan saja ormas tetapi juga aliran-aliran pemikiran dalam Islam.

Mengapa ini bisa terjadi tidak lain karena mereka merasa kehadiran PKS mengurangi atau bahkan menghilangkan keuntungan selama ini yang dinikmatinya.  Mereka mengatakan para kader PKS merebut masjidnya, merebut amal usahanya.  Mereka mengatakan PKS bermuka dua alias tidak jelas.

Pangkal persoalan ini sebenarnya berawal dari ketidakmampuan mereka menata para anggotanya. Apa yang dilakukan PKS tidak ada yang aneh. Dasarnya sama saja Quran dan Hadist. Tidak ada perintah petinggi PKS untuk merebut masjid, amal usaha orang lain. Yang ada adalah para kadernya diminta untuk membangun ekonomi sendiri, memanfaatkan fungsi masjid untuk membina umat. Dari pada masjid kosong lebih baik digunakan untuk kegiatan bermanfaat. Tidak dapat dipungkiri bahwa sebagian materi pembinaan adalah menyangkut politik. Ini pun tidak salah karena PKS menyatakan dirinya adalah Partai Dakwah. Artinya mereka berdakwah menggunakan alat atau tunggangan partai. Ini sangat jelas. Sehingga tidaklah salah apa yang dilakukan PKS karena memang itulah platformnya. Sebaliknya sungguh heran apabila ada ormas yang menyatakan dirinya hanya bergerak di bidang sosial tapi kenyataannya mendompleng parpol. Mereka menyatakan tidak memihak salah satu parpol tapi kenyataannya mereka menetapkan anggota ormasnya menjadi anggota parpol tertentu. Siapakah yang benar?

Benar IM dari timur Tengah, bukankan Islam juga dari Timur Tengah? Lalu mengapa mereka membenci IM dibanding yang lain? Karena IM ingin menegakkan apa-apa yang telah dituntunkan oleh Rasulullah. Sebagian kaum Muslim dan ormas Muslim saat ini merasa nyaman dengan posisinya meskipun terjadi berbagai ketimpangan. Mereka seakan diam saja tidak ada tindakan apa-apa. Akan tetapi bagi ikhwan keadaan ini harus diubah. Tentu saja pengubahan keadaan yang menurut sebagaian mapan, akan mendapat berbagai resistensi dari pihak-pihak berkepentingan. Itulah mengapa mereka mebenci PKS.

 

Bersama Dr. Adhyaksa di Klaten November 6, 2008

Filed under: Wawasan — ainspirasi @ 8:57 am
Tags: , , ,
Dr. Adhyaksa di GOR Gelarsena Klaten

Dr. Adhyaksa di GOR Gelarsena Klaten

PK-Sejahtera Online: Dewan Pengurus Daerah Partai Keadilan Sejahtera (DPD PKS) Klaten selenggarakan HALAL BI HALAL dan SILATURAHIM bersama Dr. ADHYAKSA DAULT, MSi dengan Kader, Simpatisan, Konstituen, dan Tokoh Masyarakat se Kabupaten Klaten.

Perhelatan tersebut di gelar Ahad 26 Oktober 2008 di GOR Gelarsena Klaten mulai jam 08.00 s/d 11.30 (InsyaAllah). HALAL BI HALAL yang mengambil tema “Kokohkan Kebersamaan, Raih Kemenangan” ini bertepatan dengan momentum delapan puluh (80) tahun Sumpah Pemuda, dengan semangat Sumpah Pemuda ini pula kini saatnya kemenangan bagi Pemimpin muda sebagaimana yang di usung PKS selama ini.

Dr. Adhyaksa Dault, MSi sebagai salah satu kader terbaik PKS yang diamanhi sebagia Menpora hadir menyampaikan tausiyah/ ceramah Halal bi Halal dan Silaturahim dalam acara tersebut. Selain itu, lelaki kelahiran Donggala, ini menyematkan tanda secara simbolis kepada 2500 Saksi- saksi PKS Klaten dalam menyukseskan pemilu 2009 kelak, serta membubuhkan tanda tangan pada bola Fans Adhyaksa, yang terdiri dari 3 kelommpok pemuda ngawen yang juga menyatakan dukungan penuhnya pada pemenangan PKS pada 2009. Bersama anggota bela diri Tifan PKS Adhyaksa menampilkan kemampuan bela dirinya.

Sementara Ikrar Halal bi Halal di sampaikan calon anggota DPD RI H.M Anik Syahuri, LC. Dalam acara tersebut akan di laounchingkan Gema Keadilan, wadah kepemudaan PKS. Akan di bacakan pula teks Sumpah Pemuda oleh tim kepanduan dan di meriahkan oleh Parade Nasyid dan penampilan Free Stile Ball.(pks jateng)

 

Pemuda-Pemudi Penyukses Obama

Filed under: Wawasan — ainspirasi @ 8:21 am
Tags: , ,

JAKARTA — Pemuda berusia 26 tahun yang menjadi penulis utama naskah pidato kampanye presiden terpilih Barack Obama, baik ketika melawan sesama Partai Demokrat maupun saat menghadapi kandidat Republik Senator John McCain, kemungkinan masuk dalam kabinet pemerintahan Obama.

Jon Favreau, nama si pemuda itu, diproyeksikan akan ikut menemani Barack Obama di Gedung Putih untuk menjadi salah seorang anggota kabinet presiden kulit hitam pertama AS itu.

Sebelum bergabung menjadi penulis pidato Barack Obama pada 2007, Jon sempat mengabdi untuk profesi serupa pada Pemilu 2004 di sisi Senator John Kerry, hanya setahun setelah dia menamatkan kuliahnya tahun 2003.

Jon yang mulai aktif di gelanggang politik nasional pada usia 22 tahun adalah lulusan College of the Holly Cross, salah satu akademi tertua di Amerika Serikat dan perguruan katolik tertua di New England.

The Politico menyebut pemuda kelahiran akhir tahun 1981 ini akan menjadi salah seorang yang menempati posisi staf senior pada kabinet Obama.

Pemuda ini pernah mengeluhkan kesibukannya sebagai anggota tim sukses Barack Obama telah membuat dirinya tidak bisa membina hubungan serius dengan seorang gadis sehingga sampai kini pun ia tidak memiliki pacar.

Selain menyebut Jon Favreau, Politico juga menyebut sejumlah nama yang sudah populer di AS, diantaranya tiga wanita yang sangat berperan dalam kemenangan Obama melawan McCain. – ant/ah

Ketiga perempuan itu adalah Samantha Power, Caroline Kennedy, dan Susan Elizabeth Rice.

Samantha pernah bekerja untuk tim sukses Hillary Clinton namun kemudian keluar karena kecewa dengan strategi kampanye Hillary. Ia lalu bergabung secara sukarela tanpa bayaran dengan tim sukses Barack Obama.

Jurnalis lulusan Universitas Harvard kelahiran tahun 1970 ini disebut-sebut bakal duduk menjadi salah satu anggota Penasehat Keamanan Presiden, khusus urusan Afrika.

Perempuan kedua yang bakal masuk kabinet adalah putri mendiang Presiden John Fitzgerald Kennedy yang saat ini dikenal sebagai salah seorang pengacara terkemuka di AS, Caroline Kennedy.

Salah seorang yang menyarankan Obama untuk memilih Joe Biden ketimbang Hillary Clinton sebagai wakil presiden ini, dikabarkan akan menempati pos Duta Besar AS di PBB atau menjadi salah seorang pejabat senior pada Departemen Luar Negeri.

Perempuan terakhir yang disebut-sebut hampir pasti dibawa Obama ke Gedung Putih adalah penasehat senior bidang kebijakan luar negerinya, Susan Rice. “Tak ada satu pun keraguan bahwa Rice akan memainkan peran penting dalam kabinet baru ini,” demikian Times mengutip Politico.

Mantan anggota Dewan Keamanan Nasional (NSC) semasa Bill Clinton ini disebut-sebut akan menempati posisi yang dulu pernah ditempati Menteri Luar Negeri Condoleezza Rice, yaitu Penasehat Keamanan Nasional. Susan Rice digambarkan memiliki pribadi mirip dengan Condoleezaa Rice, cerdas, tangkas berbicara dan keras kepala. – ant/ah. Republika

 

IKLAN: Belum Punya Pilihan PEMILU 2009 Pertimbangkanlah PKS November 5, 2008

Filed under: Wawasan — ainspirasi @ 7:19 am
Tags: , ,

Partai ini memiliki anggota hanya sekitar 1,5 juta orang. Namun alhamdulillah di PEMILU yang lalu, PKS mampu mendulang suara yang cukup mengejutkan banyak pihak. Tidak ada yang menyangka ternyata suara PKS lebih tinggi dari PAN yang katanya berbasis masa Muhammadiyah dengan jumlah anggota sekitar 30 juta. Ini menjadi tanda PKS berpotensi meraih suara lebih banyak lagi. Segeralah bergabung bersama PKS siapa tahu Anda kebagian rejeki dari partai ini.  Percayalah orang-orang PKS masih lebih punya integritas dibanding parpol lain.  Kalau Anda butuh info lebih jauh silakan baca informasi dari dokumen aslinya.

Visi dan Misi

VISI

Visi Umum:

  • “SEBAGAI PARTAI DA’WAH PENEGAK KEADILAN DAN KESEJAHTERAAN DALAM BINGKAI PERSATUAN UMMAT DAN BANGSA.”

Visi Khusus:

  • PARTAI BERPENGARUH BAIK SECARA KEKUATAN POLITIK, PARTISIPASI, MAUPUN OPINI DALAM MEWUJUDKAN MASYARAKAT INDONESIA YANG MADANI.

Visi ini akan mengarahkan Partai Keadilan Sejahtera sebagai :

  1. Partai da’wah yang memperjuangkan Islam sebagai solusi dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.
  2. Kekuatan transformatif dari nilai dan ajaran Islam di dalam proses pembangunan kembali umat dan bangsa di berbagai bidang.
  3. Kekuatan yang mempelopori dan menggalang kerjasama dengan berbagai kekuatan yang secita-cita dalam menegakkan nilai dan sistem Islam yang rahmatan lil �alamin.
  4. Akselerator bagi perwujudan masyarakat madani di Indonesia.

MISI

  1. Menyebarluaskan da’wah Islam dan mencetak kader-kadernya sebagai anashir taghyir.
  2. Mengembangkan institusi-institusi kemasyarakatan yang Islami di berbagai bidang sebagai markaz taghyir dan pusat solusi.
  3. Membangun opini umum yang Islami dan iklim yang mendukung bagi penerapan ajaran Islam yang solutif dan membawa rahmat.
  4. Membangun kesadaran politik masyarakat, melakukan pembelaan, pelayanan dan pemberdayaan hak-hak kewarganegaraannya.
  5. Menegakkan amar ma’ruf nahi munkar terhadap kekuasaan secara konsisten dan kontinyu dalam bingkai hukum dan etika Islam.
  6. Secara aktif melakukan komunikasi, silaturahim, kerjasama dan ishlah dengan berbagai unsur atau kalangan umat Islam untuk terwujudnya ukhuwah Islamiyah dan wihdatul-ummah, dan dengan berbagai komponen bangsa lainnya untuk memperkokoh kebersamaan dalam merealisir agenda reformasi.
  7. Ikut memberikan kontribusi positif dalam menegakkan keadilan dan menolak kedhaliman khususnya terhadap negeri-negeri muslim yang tertindas.

AD/ART http://www.pk-sejahtera.org/v2/download/pdf/ad.art.pks.pdf

Faslsafa Partai: http://www.pk-sejahtera.org/v2/download/pdf/falsafah.dasar.pks.pdf

 

Fatwa Muhammadiyah Tentang PKS November 4, 2008

Filed under: Wawasan — ainspirasi @ 4:15 am
Tags: ,

Surat Keputusan Pimpinan Pusat Muhammadiyah Nomor: 149/Kep/I.0/B/2006

Selasa, 1 Mei 2007

Tentang Kebijakan Pimpinan Pusat Muhammadiyah Mengenai Konsolidasi Organisasi Dan Amal Usaha Muhammadiyah

MENIMBANG :

  1. Bahwa Muhammadiyah sebagai gerakan Islam sejak kelahirannya hingga saat ini tetap istiqamah dan terus bergerak tidak mengenal lelah dalam melaksanakan dakwah dan tajdid melalui berbagai usaha (amal usaha, program, dan kegiatan) yang dilakukannya dengan maksud dan tujuan menjunjung tinggi Agama Islam sehingga terwujud masyarakat Islam yang sebenar-benarnya;
  2. Bahwa Muhammadiyah merupakan organisasi (persyarikatan) Islam yang memiliki prinsip-prinsip, sistem, dan kedaulatan yang mengikat bagi segenap anggotanya dan harus dihormati siapapun sebagaimana hak-hak organisasi yang bersifat independen dan memiliki hak hidup di negeri ini;
  3. Bahwa Muhammadiyah sebagai organisasi dalam menjalankan misi dan usahanya harus bergerak dalam satu barisan yang kokoh sebagaimana perintah Allah dalam Al-Qur‘an surat Ash-Shaff (61) ayat 4, yang artinya: “Sesungguhnya Allah menyukai orang yang berperang di jalan-Nya dalam barisan yang teratur seakan-akan mereka seperti suatu bangunan yang tersusun kokoh”;
  4. Bahwa Muhammadiyah sebagai gerakan Islam yang cukup tua dan besar, Muhammadiyah sangat menghargai ukhuwah, kerjasama, toleransi, dan sikap saling menghormati dengan seluruh kekuatan/kelompok lain dalam masyarakat, lebih-lebih dengan sesama komponen umat Islam. Karena itu Muhammadiyah pun berhak untuk dihormati oleh siapapun serta memiliki hak serta keabsahan untuk bebas dari segala campur-tangan, pengaruh, dan kepentingan pihak manapun yang dapat mengganggu keutuhan serta kelangsungan gerakannya.

MENGINGAT :

  1. Al-Qur‘an dan As-Sunnah sebagai sumber ajaran Islam;
  2. AD/ART Muhammadiyah serta aturan-aturan lainnya yang berlaku dalam Persyarikatan sebagai landasan konstitusional;
  3. Keputusan Tarjih, Muqaddimah AD Muhammadiyah, Kepribadian Muhammadiyah, Matan Keyakinan dan Cita-cita Hidup Muhammadiyah, Khittah Muhammadiyah, Pedoman Hidup Islami Warga Muhammadiyah, dan prinsip-prinsip ideal lainnya dalam Muhammadiyah;
  4. Keputusan Muktamar Muhammadiyah ke-45 tahun 2005;

MEMPERHATIKAN:

Keputusan Rapat Pleno Pimpinan Pusat Muhammadiyah yang dilaksanakan pada hari Senin tanggal 22 Syawal 1427 H / 13 November 2006 M.

MEMUTUSKAN:
MENETAPKAN:

KEPUTUSAN PIMPINAN PUSAT MUHAMMADIYAH TENTANG KEBIJAKAN PIMPINAN PUSAT MUHAMMADIYAH MENGENAI KONSOLIDASI ORGANISASI DAN AMAL USAHA MUHAMMADIYAH sebagai berikut:

  1. Muhammadiyah dengan seluruh anggota, pimpinan, amal usaha, organisasi otonom, majelis dan lembaga, sekretariat/kantor, dan berbagai lini/struktur organisasi serta segala usaha yang berada di dalamnya harus bebas dari berbagai paham, misi, dan kepentingan pihak lain yang secara langsung maupun tidak langsung, terbuka maupun terselubung, dapat merugikan dan merusak Persyarikatan Muhammadiyah.
  2. Secara khusus seluruh anggota dan lini organisasi Persyarikatan termasuk di lingkungan amal usaha Muhammadiyah harus bebas dari pengaruh, misi, infiltrasi, dan kepentingan partai politik yang selama ini mengusung misi dakwah atau partai politik bersayap dakwah, di samping bebas dari misi/kepentingan partai politik dan organisasi lainnya sebagaimana kebijakan khittah Muhammadiyah. Hal tersebut karena selain telah menjadikan kegiatan dakwah dengan institusi/pranata umat Islam seperti masjid dan lain-lain sebagai alat/sarana politik, juga secara nyata-nyata telah menimbulkan sikap mendua di sebagian kalangan Muhammadiyah, termasuk dalam melaksanakan Hari Raya Idul Fitri/Idul Adha, serta menjadikan Muhammadiyah sebagai sarana politik partai yang bersangkutan dan lebih jauh lagi dapat menimbulkan pengeroposan dan mengganggu keutuhan organisasi.
  3. Segenap anggota Muhammadiyah perlu menyadari, memahami, dan bersikap kritis bahwa seluruh partai politik di negeri ini, termasuk partai politik yang mengklaim diri atau mengembangkan sayap/kegiatan dakwah seperti Partai Keadilan Sejahtera (PKS) adalah benar-benar partai politik. Setiap partai politik berorientasi meraih kekuasaan politik. Karena itu, dalam menghadapi partai politik manapun kita harus tetap berpijak pada Khittah Muhammadiyah dan harus membebaskan diri dari, serta tidak menghimpitkan diri dengan misi, kepentingan, kegiatan, dan tujuan partai politik tersebut.
  4. Seluruh anggota Muhammadiyah di seluruh lini Persyarikatan, termasuk yang berada di amal usaha, dituntut komitmen, integritas, loyalitas, pengkhidmatan, dan kiprah yang penuh dan optimal dalam menjalankan usaha-usaha, menjaga dan berpedoman pada prinsip-prinsip, membela kepentingan, serta memajukan dan memperjuangkan Muhammadiyah menuju pada pencapaian tujuannya. Jika memiliki kelebihan materi/harta, pikiran, tenaga, relasi/hubungan, jaringan, dan rizki Allah lainnya maka kerahkan/jariyahkan secara maksimal untuk membesarkan, mengembangkan, dan menyempurnakan gerakan Muhammadiyah serta seluruh amal usaha, program, dan kegiatannya sehingga mendekati pencapaian tujuan Muhammadiyah.
  5. Seluruh institusi dalam Muhammadiyah termasuk amal usaha, masjid/mushalla, fasilitas milik Persyarikatan, dan kegiatan-kegiatan yang berada di dalamnya tidak boleh digunakan untuk kegiatan-kegiatan partai politik manapun. Larangan tersebut berlaku untuk kegiatan-kegiatan yang diindikasikan dan memiliki kaitan dengan kegiatan/kepentingan partai politik, termasuk kegiatan-kegiatan yang mengatasnamakan atau memakai simbol-simbol keagamaan/dakwah seperti pengajian dan pembinaan keumatan, yang terkait dan memiliki hubungan dengan partai politik manapun. Maksimalkan/optimalkan seluruh institusi milik Muhammadiyah tersebut untuk sebesar-besarnya dan sebenar-benarnya bagi kepentingan Muhammadiyah.
  6. Seluruh anggota Muhammadiyah diminta untuk menghormati dan menaati Keputusan Muktamar ke-45 tahun 2005 di Malang, yang menyatakan “Menolak upaya-upaya untuk mendirikan parpol yang memakai atau menggunakan nama atau simbol-simbol Persyarikatan Muhammadiyah.” (Tanfidz Keputusan Muktamar Muhammadiyah ke 45 di Malang: Keputusan Muktamar ke-45 tentang Laporan Pimpinan Pusat Muhammadiyah Periode 2000-2005, VI. Bidang Politik poin 1).
  7. Seluruh media massa yang berada di lingkungan Persyarikatan diminta untuk benar-benar menyuarakan paham, misi, dan kepentingan Muhammadiyah serta menjadi wahana untuk sosialisasi paham, pandangan, keputusan, kebijakan, kegiatan, dan syiar Muhammadiyah serta menjauhkan diri dari paham, misi, dan kepentingan organisasi/gerakan lain.
  8. Sebagai langkah konsolidasi sekaligus pencegahan dan penguatan gerakan, seluruh jajaran Pimpinan Persyarikatan, Majelis/Lembaga, Organisasi Otonom, dan Amal Usaha diinstruksikan untuk melaksanakan berbagai kegiatan pembinaan keagamaan, kemuhammadiyahan, dan hal-hal yang menyangkut organisasi secara luas. Kegiatan-kegiatan tersebut antara lain sosialisasi putusan-putusan Tarjih, Darul Arqam, Baitul Arqam, Gerakan Jamaah dan Dakwah Jamaah, Up-Grading, Refreshing, pengajian-pengajian umum dan khusus, pembinaan jamaah, pengelolaan kegiatan-kegiatan masjid dan mushalla, sosialisasi dan pengamalan Pedoman Hidup Islami Warga Muhammadiyah, peningkatan silaturrahim, dan kegiatan-kegiatan pembinaan lainnya yang dilakukan secara sistematik, intensif, berkesinambungan, dan terorganisasi dengan sebaik-baiknya. Secara khusus ditugaskan kepada Majelis Tarjih dan Tajdid, Majelis Tabligh dan Dakwah Khusus, dan Majelis Pendidikan Kader dengan melibatkan Majelis/Lembaga, Organisasi Otonom, dan Amal Usaha terkait untuk melaksanakan kegiatan-kegiatan tersebut secara terpadu di bawah koordinasi Pimpinan Persyarikatan di masing-masing tingkatan.
  9. Segenap Pimpinan Persyarikatan, Majelis dan Lembaga, Organisasi Otonom, dan Amal Usaha Muhammadiyah diinstruksikan untuk menegakkan disiplin organisasi, merapatkan barisan/langkah, dan mengokohkan ideologi serta misi Muhammadiyah sebagaimana diatur dalam AD/ART dan peraturan-peraturan organisasi serta telah menjadi prinsip-prinsip Muhammadiyah seperti keputusan Tarjih, Muqaddimah Anggaran Dasar, Kepribadian, Matan Keyakinan dan Cita-cita Hidup, Khittah Perjuangan, dan Pedoman Hidup Islami Warga Muhammadiyah serta keputusan-keputusan Muktamar Muhammadiyah.
  10. Pimpinan Persyarikatan, Majelis dan Lembaga, Organisasi Otonom, dan Amal Usaha Muhammadiyah diinstruksikan untuk mengambil kebijakan dan tindakan-tindakan yang tegas dalam menegakkan misi, aturan, dan prinsip-prinsip Muhammadiyah serta dalam mencegah dan menyelamatkan Muhammadiyah dari berbagai tindakan yang merugikan Persyarikatan sebagaimana disebutkan di atas.

Yogyakarta, 10 Dzulqa’idah 1427 H
1 Desember 2006 M.

Pimpinan Pusat Muhammadiyah,

Prof. Dr. H. M. Din Syamsuddin, MA.(Ketua Umum)

Drs. H. A. Rosyad Sholeh (Sekretaris Umum)

http://hafez.wordpress.com/2007/06/03/pks-didzalimi-nu-dan-muhammadiyah/


 

Boleh Berjilbab di Kamboja September 18, 2008

Filed under: Wawasan — ainspirasi @ 9:13 am

Pejalar Muslim di Kamboja diizinkan untuk memakai pakaian Muslim, termasuk jilbab, pada tahun ajaran baru yang dimulai Oktober nanti

Hidayatullah.com–“Sekalipun para siswa diminta memakai atasan putih dan celana panjang biru saat pergi ke sekolah, para siswa Muslim di Kamboja juga boleh memakai seragam tradisional ke sekolah karena kami terbuka bagi siswa yang meyakini agama yang berbeda,” ujar Wakil Menteri Pendidikan, Pemuda dan Olahraga, Chey Chap.

Dua bulan lalu, PM Hun Sen berjanji akan mengizinkan siswa Muslim untuk memakai pakaian bernuansa Islam ke sekolah. Keputusan ini berlaku efektif pada tahun ajaran baru sekolah yang dimulai Oktober nanti.

Sebelumnya, para siswa Muslim, baik laki-laki maupun perempuan, harus memakai seragam sekolah standar yang ditetapkan sekolah, biasanya terdiri atas kemeja dan sepasang celana panjang. Kebijakan ini memaksa banyak siswa Muslim, terutama anak perempuan, tidak mengikuti sekolah. Namun ada pula beberapa sekolah yang membolehkan para siswi Muslim berjilbab.

“Pada saat ini, para siswa Muslim Khmer tidak memakai pakaian tradisional di sekolah, tapi mereka masih memakai kerudung yang dipakai menutupi rambut,” ujar Dy Tep Kosal, direktur SMP Chea Sim Cham Reun Roth, dimana siswa Muslim mencapai hampir 40 persen. Jilbab adalah kewajiban bagi wanita Muslim.

Keputusan pemerintah ini disambut gembira masyarakat Muslim Kamboja. “Ini menunjukkan bahwa pemerintah tidak ingin mendiskriminasi siswa Muslim dan ingin menunjukkan kepada masyarakat bahwa ada banyak murid Muslim Khmer di dalam sistem pendidikan,” kata Zakaryya Adam, sekretaris negara di Kementerian Kebudayaan dan Agama.

Abdulhalim Kasim, seorang mahasiswa Muslim di Norton University, menilai keputusan itu keluar pada waktu yang tepat untuk para siswi Muslim. [iol/htb/www.hidayatullah.com]

 

Kelompok Pendukung Koruptor September 12, 2008

Filed under: Wawasan — ainspirasi @ 4:23 am

Entah berapa cek yang berseliweran tiap hari di gedung DPR. Tapi, yang jelas, pada kasus terpilihnya Miranda Goeltom sebagai deputi senior gubernur Bank Indonesia (BI), ada 400 cek masing-masing senilai Rp 50 juta beredar dan terdistribusi.

Adalah Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK) yang membeberkan data bahwa cek perjalanan telah terbagi ke puluhan anggota DPR. Sebagian besar sudah dicairkan. Jumlah minimal yang diterima anggota DPR tersebut Rp 500 juta rupiah, tergantung dari posisi struktural penerima tersebut.

Dalam pemilihan deputi senior gubernur BI pada 2004 silam, Miranda berhasil mengalahkan Budi Rochadi dan Hartadi Sarwono dalam voting di Komisi IX DPR RI. Miranda yang didukung oleh dua fraksi besar, yakni Golkar dan PDIP, memperoleh 41 suara dari 54 yang diperebutkan.

Sulit untuk disangkal bahwa anggota DPR menerima imbalan untuk suara yang mereka berikan kepada Miranda. Apalagi, salah satu dari penerima itu, yakni Agus Condro, jauh-jauh hari sudah mengaku bahwa dirinya menerima 10 lembar cek masing-masing Rp 50 juta. Jumlah yang juga sama persis dengan temuan PPATK.

Anggota-anggota DPR yang pernah disebut Agus Condro sebagai penerima cek tersebut akan mati kutu. Karena, sebelumnya, mereka membantah telah menerima cek sebagaimana Agus. Bahkan, mereka membalikkan fakta bahwa Agus-lah yang menuduh sembarangan sampai akhirnya sang peniup peluit itu dipecat oleh PDIP.

Memang, mereka mengaku tidak menerima langsung dari Miranda. Tapi, apa bedanya jika mereka menerima dari orang lain atau sponsornya. Karena, dalam pemilihan ini, beberapa bank berkepentingan terhadap sosok deputi senior yang bisa membawa aspirasi mereka dan sekaligus melindungi.

Kita sangat prihatin dengan kondisi ini. Para anggota DPR itu dipilih rakyat dengan kesungguhan agar negara ini segera keluar dari krisis, justru memperparah krisis ini dengan perilaku korupsi. Mereka dipilih lewat pemilu yang memakan dana puluhan triliun rupiah, tetapi tak mampu mengemban amanah.

Begitu banyak drama yang dimainkan oleh wakil rakyat. Tetapi, drama-drama tersebut adalah drama yang menyakitkan hati rakyat. Rakyat sudah mewakilkan suara, tetapi mereka hanya mewakili diri sendiri dan kelompoknya, partainya. Tidak peduli lagi mereka dengan konstituen. Rakyat hanya dibutuhkan saat pencoblosan.

Data penerima cek dan pencairan sudah diberikan ke Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK). Jadi, bola kini sudah di tangan lembaga baru ini. Tak ada alasan lagi, KPK harus segera menuntaskan masalah ini. Buktikan bahwa keraguan masyarakat bahwa KPK tidak berani menindak kasus yang melibatkan begitu banyak anggota DPR ini tidak betul.

Kita tidak membutuhkan anggota DPR yang mengkhianati rakyat. Jadi, meski harus mengorbankan ratusan anggota DPR, tidak masalah. Ganti saja para wakil rakyat yang korup. Negeri ini masih banyak memiliki orang-orang yang bersih, cerdas, dan memiliki komitmen membangun negara untuk kesejahteraan rakyatnya. Sumber Republika 120908

 

PKK Sejahtera August 14, 2008

Filed under: Selingan — ainspirasi @ 7:38 am

Ibu-ibu PKK, Darmawanita, calon ibu, ibu direktur, ibu TPA, sedang unjuk bendera. Sejuta Merah Putih untuk Indonesiaku, Merdeka….

Ibu-ibu PKK sedang ngobrol di studio membahas poligami. Setuju.. tidak..setuju..tidak..setuju..tidak…dst

Ibu-ibu PKK sedang sambangi mbah-mbah mensejahterakan kehidupan penuh derita…


aagm ninih rini

Ibu-ibu eh.. sori bapak dan ibu sedang tatap-tapan. Siapa yah.. yang ditatap sang bapak?

Ibu-ibu PKK sedang sinau work sop agar sopnya uenakk… tenan…

 

Jangan Banyak Tingkah, Sejahterakan Indonesia…

Filed under: Wawasan — ainspirasi @ 12:29 am

Bebaskan Indonesia PKS” kata Cak Nun dengan suara lantang yang di sambut oleh pekikan takbir hadirin yang hadir.

Sederet tokoh nasional hadir di Makassar sebagai pembicara dalam acara bedah Platform PKS yang di laksanakan oleh Partai Keadilan Sejahtera, di Morante Ballroom Hotel Singgasana, (19/7).
Anis Matta, Sekjen PKS, dalam orasinya sebagai Key Note Speaker mengungkapkan tujuan dari di susunnya buku ini. Menurutnya, PKS memiliki visi baru dimana PKS ingin mengokohkan diri sebagai partai pemimpin dengan kekuatan timnya yang berfikir secara kolektif untuk merumuskan ide-ide besar. “Fungsi dari PKS bahwa partai politik harus menjadi sumber kepemimpinan nasional dan sumber ide-ide besar yang membimbing menjadi besar” ujar Anis Matta dalam orasinya. “Ciri zaman adalah ide-ide besar harus ada narasi besarnya agar terus eksis, dan PKS sekarang punya narasi besar yang dituliskan di buku Platform” lanjut Anis Matta lebih lanjut. “dan buku platform ini adalah daftar mimpi dari PKS yang caranya akan dijelaskan bila PKS berkuasa” lanjut Anis Matta yang di sambut tawa riuh dari sekitar lima ratus hadirin.

Dalam sesi ekonomi, Andi Rahmat mengungkapkan bahwa kira-kira konsep ekonomi dari PKS adalah dalam hal pemilihan lahan, energy, infra struktur, pangan dan ekspor. “ Hal ini sangat berpengaruh dalam peningkatan kualitas ekonomi suatu bangsa” ujar Andi Rahmat. Sedangkan menurut Fadhil Hasan, apa yang tawarkan PKS bukanlah hal yang baru, “namun tidak ada partai yang mempunyai buku platform setebal dan sekomprehensif yang dimiliki oleh Partai Keadilan Sejahtera” imbuhnya. Fadhil menyarankan tiga hal, yakni pertama, PKS hendaknya merumuskan pendefinisian ketata negaraan. Kedua, merumuskan pioritas agenda ekonomi yang ingin dijalankan baik dalam sektor Kemiskinan, pengangguran dan sektora lainnya harus dibenahi. Ketiga, reformasi agraria.

Dalam sesi Politik, Eep Syaifullah Fatah, memberi gambaran mengenai politik marketing, dan posisi PKS dalam pertarungan pemilu yang lalu maupun prediksi perolehan suara ke depan dari partai-partai yang ada. Eep memberikan uraian mengenai strategi politik marketing yang mesti memaksimalkan tiga hal, yakni menjual secara langsung, menjual melalui media dan menjual melalui tokoh-tokoh berpengaruh.

Eep mengunkapkan bahwa platform PKS bisa menjelaskan peran yang ingin dimainkan oleh PKS kepada negara. Namun Platform PKS belum cukup terdiferensiasi dalam menjelaskan kebijakan pengeloaan pemerintahan. ”olehnya PKS ke depan harus memperkuat karakter organiknya, meraih pemilih dan mendidik mereka” kata Eep.

Budayawan nasional, Emha Ainun Najib, menjadi pembicara pada sesi sosial budaya pada platform PKS ini. Cak Nun, demikian beliau akrab di sapa, berhasil memukau peserta bedah platform dengan konsep tentang materi dan ruhiyah. ”partai adalah materi, Materi tanpa rohani hanya akan menjadi kekuasaan, bahkan otoriterisme hingga opurtunisme” urainya.

Menurut Cak Nun, Ruhani hadir untuk bisa memahamkan bagaimana cara menggunakan materi secara benar, agar manfaatnya dapat dirasakan jauh sampai akhirat. “syariat Islam merupakan ekspresi material, mesti dipahami secara ruhaniyah, makanya PKS harus sudah menentukan pointer-pointer materi yang mana yang harus dilaksanakan dan prosentasinya harus jelas” jelasnya Cak Nun lebih lanjut.

Sebagai penutup, Cak Nun menceritakan kisah Bilal seorang pangeran dari Ethopia yang rela melakukan perjalanan jauh meninggalkan kampong halamannya demi keinginan bertemu dengan manusia “aneh” yang tak laian adalah Rasulullah di tanah Arab. Bekal perjalan yang semakin menipis hingga habis membuat Bilal mesti menjual kemerdekaannya dan menjadi budak. Kemudian datanglah Abu Bakar menebus Bilal dan menjadikannya sebagai manusia merdeka, akhirnya Bilal bias bertemu dengan Rasulullah, manusia yang senantiasa di rindukannya. “Olehnya PKS mesti membebaskan Indonesia, bebaskan Indonesia PKS” kata Cak Nun dengan suara lantang yang di sambut oleh pekikan takbir hadirin yang hadir. (Red, Iim,Aw)

 

Obama Lebih “Berbahaya” dari McCain August 13, 2008

Filed under: Wawasan — ainspirasi @ 6:24 am

Masalah perekonomian dan dunia Islam menjadi prioritas warga Muslim AS dalam menentukan pilihan siapa kandidat presiden yang akan mereka pilih dalam pemilu presiden AS yang akan digelar sebentar lagi. Dalam masalah dunia Islam, warga Muslim AS nampaknya tidak punya pilihan lain, karena kedua kandidat-Barack Obama dan John McCain-tidak meniupkan angin perubahan terhadap kebijakan AS dalam masalah dunia Islam.

Di AS terdapat sekitar enam sampai tujuh juta warga Muslim atau kurang dari tiga persen dari 300 juta total penduduk AS. Dari jumlah itu, dua juta Muslim tercatat memiliki hak pilih dalam pemilu presiden. Survei yang dilakukan Pew Forum tentang Agama dan Politik menunjukkan bahwa 63 persen Muslim Amerika adalah pendukung Partai Demokrat atau cenderung memberikan dukungannya pada Partai Demokrat dan hanya 11 persen yang berpihak pada Partai Republik.

Dipekirakan sebagai warga Muslim yang sudah berhak menggunakan hak pilihnya, akan memberikan suaranya pada Barack Obama. Barbar Khan, seorang Muslim yang bekerja sebagai sopir taksi di Miami dan sudah 25 tahun tinggal di AS merasa yakin sebagian besar warga Muslim akan memilih Obama, seperti dirinya.

“John Mc Cain akan menjadi pilihan buruk bagi Muslim Amerika. Karena ia pasti akan menerapkan kebijakan yang sama dengan Bush, ” kata Khan.

Khatib seorang aktivis Muslim dari Minnesota nampaknya juga akan memilih Obama. Ia yakin latar belakang Obama membuatnya lebih memahami isu-isu umat Islam dan kemungkinan bisa menciptakan atmosfir yang lebih baik dalam hubungan antara beragam etnis, ras dan penganut agama yang berbeda-beda di AS.

“Tingkat pengabaian dan sikap permusuhan terhadap Islam masih tinggi di negeri ini, dan ini juga menghinggapi sebagian besar kandidat anggota senat dan kandidat presiden. Mereka mengklaim akan membedakan antara Muslim ekstrim dan Muslim moderat, kenyataannya Islam tetap menjadi sasaran serangan para politisi dan media yang berada di bawah kontrol kelompok neo-konservatif dan kelompok lobi Israel, ” papar Khatib.

Saroya, yang aktif dalam kegiatan pendampingan para korban kejahatan berpendapat, Obama lebih bersahabat dengan Muslim. “Sebagai seorang senator, ia mempekerjakan staff Muslim dan berkunjung ke masjid, ” kata Saroya.

Saroya mungkin tidak tahu, bahwa baru-baru ini seorang penasehat kampanye Obama, seorang Muslim bernama Mazen Asbahi, mengundurkan diri. Pengunduran diri itu menimbulkan tanda tanya, apakah Asbahi memang mengundurkan diri atau disuruh mundur, karena sebelumnya beredar laporan-laporan bahwa Asbahi pernah bekerja sama dengan seorang imam yang mendukung perjuangan Ikhawanul Muslimin di Mesir.

Selama kampanyenya, Obama juga selalu menghindari pertemuan dengan para imam Muslim di depan publik. Ia juga tidak berdialog dengan warga Muslim, apalagi berkunjung ke masjid. Obama lebih sering berkunjung ke sinagog atau gereja. Obama juga menolak undangan dari organisasi-organisasi Muslim dan Arab Amerika.

Sikap kritis ditunjukkan oleh Abia Ali, seorang Muslimah AS yang bekerja di sektor keuangan AS. Ia mengatakan tidak akan ikut pemilu presiden AS bulan November mendatang, bukan semata-mata ia belum resmi sebagai warga negara AS.

“Obama lebih buruk dari McCain. McCain, setidaknya bicara terus terang tentang ketidaksenangannya terhadap Islam dan Muslim. Tapi Obama, untuk memuaskan mayoritas rakyat Amerika, saya khawatir ia akan lebih berbahaya bagi umat Islam dan negara-negara Muslim, ” ujar Abia.

“Yang ada dalam pikiran Obama, selama ia bisa memuaskan kehendak warga mayoritas, dia tidak perlu mempedulikan warga Muslim baik yang ada di Amerika maupun yang ada di seluruh dunia, ” sambung Abia sinis. (ln/iol)

http://www.eramuslim.com/berita/

 

Betul Khan..Dia Bohong Lagi.. August 6, 2008

Filed under: Wawasan — ainspirasi @ 9:36 am

Ron Suskind, seorang wartawan AS pemenang hadiah Pulitzer mengungkap satu lagi kebohongan pemerintahan George W. Bush terkait Irak dan serangan 11 September 2001 di AS dalam buku terbarunya berjudul “The Way of the World” yang terbit pada Selasa (5/8).

Dalam bukunya Suskind menulis, Gedung Putih telah memerintahkan CIA untuk membuat surat palsu yang seolah-olah dikirim oleh Habbush (Kepala Badan Intelejen Irak Tahir Jalil). Surat bertanggal 1 Juli 2001 itu ditujukan pada pimpinan negara Irak Saddam Hussein.

“Surat itu menyebutkan bahwa dalang serangan 11 September Muhammad Atta sudah dilatih di Irak untuk melakukan misinya, ini untuk menunjukkan bahwa adalah operasi yang saling terkait antara Saddam dan Al-Qaidah. Hal inilah yang oleh kantor wakil presiden AS digunakan untuk menekan CIA agar membuktikan adanya hubungan al-Qaidah dengan Saddam, dan kemudian menjadi pembenaran invasi AS ke Irak. Padahal kenyataannya tidak hubungan antara keduanya, ” papar Suskind.

Saat diwawancari oleh National Public Radio, Suskind mengatakan bahwa ia mendapatkan informasi itu dari mantan kepala Divisi Timur Dekat Rob Richard dan sumber-sumber lainnya yang menurutnya tahu konspirasi ini.

Suskind mengungkapkan, Gedung Putih memberikan surat palsu itu ke Habbush, yang dipaksa untuk menyalinnya dengan tulisan tangannya. pada Kepala CIA saat itu, George Tenet. Habbush sendiri mendapat perlindungan dari CIA setelah invasi AS ke Irak tahun 2003. “Idenya adalah, surat itu dibawa ke Habbush dan Habbus dipaksa untuk menyalin surat tersebut dengan tulisan tangannya dengan menggunakan perlengakapan tulis menulis milik pemerintahan Irak sehingga terlihat seperti surat resmi pemerintahan Irak, ” jelas Suskind.

“Lalu CIA membawa surat itu ke Baghdad dan menyuruh seseorang untuk membocorkannya pada media massa, ” sambung Suskind.

Dan sebagai imbalannya, pemerintah AS diam-diam memberikan perlindungan pada Habbus dengan memindahkannya ke Baghdad beserta imbalan uang sebesar lima juta dollar. AS kemudian memanfaatkan status tawanan Habbush untuk menipu dunia tentang invasi AS ke Irak. Seperti yang selalu dikatakan para pejabat AS sebelum dan sesudah invasike Irak, bahwa ada hubungan antara Irak dan al-Qaidah dan alasan ini dijadikan pembenaran bagi invasi AS ke Negeri 1001 Malam itu. Baru pada tahun 2006, Komite Intelejen Senat AS menyimpulkan bahwa Saddam Hussein tidak ada kaitannya dengan al-Qaidah.

Gedung Putih, CIA dan mantan Ketua CIA George Tenet, bereaksi keras atas buku Suskind. Mereka membantah semua yang ditulis Suskind tentang surat palsu Gedung Putih untuk menghancurkan pemerintahan Saddam Hussein.

“Tidak ada perintah semacam itu dari Gedung Putih pada saya, atau… setahu saya tidak ada seorang pun anggota CIA yang terlibat dalam hal semacam itu, ” kata Tenet dalam pernyataannya. Juru Bicara CIA, Mark Mansfield bahkan menyebut buku Suskind sebagai “cerita fiksi” semata.

Suskind adalah seorang wartawan berpengalaman yang telah menerbitkan buku “The Price of Loyalty” (2004) dan “The One Percent Doctrine” (2006) yang berisi artikel-artikelnya di New York Times, yang sebagian besar mengkritik pemerintahan Bush. Tahun 1993-2000 Suskind bekerja sebagai wartawan senior di desk nasional Wall Street Journal dan memenangkan hadiah bergengsi Pulitzer untuk penulisan feature pada tahun 1995. (ln/iol)

http://www.eramuslim.com/berita/int/8806141039-pemenang-pulitzer-bongkar-konspirasi-pemerintahan-bush-terkait-invasi-ke-irak.htm

 

CIA/MOSSAD Dalangi Bom Bali July 10, 2008

Filed under: Wawasan — ainspirasi @ 2:44 am

Berdasarkan laporan-laporan yang diterbitkan di Taiwan, kita bisa pastikan bahwa pemerintah usa telah mengetahui bahwa Bali akan dibom. Mereka memberitahukan informasi itu ke pemerintah Taiwan dan menyatakannya sebagai berita sangat rahasia.

Beberapa jam sebelum ledakan terjadi, amerika telah menarik semua staf dan diplomatnya dari Indonesia dengan alasan keamanan. Demkian juga dengan pemerintah Inggris telah mendapat informasi yang sama tapi tidak memberitahukan kepada siapa pun hingga ratusan mayat bergelimpangan darah. Memang demikianlah amerika dan inggris spesialis  mengobok-obok negara lain.

http://noworldsystem.com/2008/03/09/bali-bomber-claims-ciamossad-involvement/

 

Polisi Indonesia diperbudak Amerika

Filed under: Opini,Wawasan — ainspirasi @ 2:23 am

Berikut ini beberapa berita terkait dengan cara-cara amerika mengendalikan kemauannya lewat sejumlah aparat Indonesia. Ternyata pada jaman Presiden Sukarno sebagian aparat kepolisian Indonesia telah tidur dengan perempuan kulit putih sewaktu mereka ke sana. Perbuatan para polisi ini, sudah direncanakan oleh CIA, menjadi alat pemerasan. Tidak heran akhirnya banyak kejadian-kejadian yang merongrong wilayah kesatuan NKRI. Ini semua adalah rekayasa CIA lewat para aparat tadi. Yah..begitulah kerjaan empire of terrorist. Maka berhati-hatilah bangsaku..

http://www.thirdworldtraveler.com/Blum/Indonesia57_uned_WBlum.html

 

CIRI UMAT ISLAM July 9, 2008

Filed under: Khutbah,Opini — ainspirasi @ 7:38 am
Tags: , ,

Sebagai umat terbaik, umat Islam memiliki beberapa ciri yang membedakannya dengan umat-umat lain. Ciri-ciri itu adalah

 

1. Bersih akidahnya

 

Umat Islam diperintahkan untuk meyakini bahwa hanya ada satu Tuhan. Tuhan tidak memiliki wakil, tidak beristri, tidak beranak.

 

Katakanlah “Sesungguhnya Aku Hanya diperintah untuk menyembah Allah dan tidak mempersekutukan sesuatupun dengan Dia. Hanya kepada-Nya Aku seru (manusia) dan Hanya kepada-Nya Aku kembali”. Ar Raad, 13: 36

 

 

2. Komprehensif

 

Sebagai Din yang berasal dari Allah, ajaran Islam berada di semua sendi-sendi kehidupan. Umat Islam  tidak hanya sibuk dengan amal akhirat tapi juga amal duniawi.

 

Katakanlah: Sesungguhnya sholatku, ibadatku, hidupku dan matiku hanyalah untuk Allah, Tuhan semesta alam. Al Anam, 6: 162

 

 

3. Manhaj yang orisinil

 

Pedoman umat Islam yang tertinggi adalah Quran. Kitab suci ini sampai sekarang tetap terjaga kemurniannya, tidak seperti kitab-kitab lain yang telah banyak dimanipulasi oleh tangan-tangan jahil.

 

Sesungguhnya Kami-lah yang menurunkan Al Quran, dan Sesungguhnya kami benar-benar memeliharanya [793]. Al-Hijr: 9

 

 

4. Kesempurnaan manhaj

 

Semua ajaran Islam bukanlah mengada-ada atau berasal dari hawa nafsu Rasulullah Muhammad SAW melainkan benar-benar berasal dari perintah Allah

 

Dan tiadalah yang diucapkannya itu (Al-Quran) menurut kemauan hawa nafsunya. Ucapannya itu tiada lain hanyalah wahyu yang diwahyukan (kepadanya). An Najm, 53:3-4

 

5. Pertengahan dan keadilan

 

Ajaran-ajaran Islam berada di tengah-tengah antara dua titik ekstrim. Satu titik ekstrim yaitu umat yang mengurangi ajaran-ajaran Allah sedang titik lainnya umat yang menambah-nambah ajaran yang bukan berasal dari Allah. Umat Islam berada di antar dua titik itu yaitu tidak mengurangi dan tidak menambah ajaran yang dituntunkan Allah. Inilah yang disebut dengan umat pertengahan.  

 

Dan demikian (pula) kami Telah menjadikan kamu (umat Islam), umat yang adil dan pilihan agar kamu menjadi saksi atas (perbuatan) manusia dan agar Rasul (Muhammad) menjadi saksi atas (perbuatan) kamu. Al-Baqarah, 2: 143

 

 

 

Kesimpulan Ngawur Lembaga Dunia tentang MUI

Filed under: Opini,Wawasan — ainspirasi @ 7:29 am

Hidayatullah.com–Dalam laporan terbaru International Crisis Group (ICG) yang baru saja diluncurkan mengatakan amat berbahaya keberadaan Majelis Ulama Indonesia (MUI). Lembaga yang berkantor di Brussel ini “menuduh“ MUI disalahgunakan kelompok garis keras. ICG juga setengah memprovokasi mengadu antara Presiden SBY dengan MUI.

“Presiden Susilo Bambang Yudhoyono sejak tahun 2005 justru mengajak MUI untuk turut terlibat dalam pembuatan kebijakan-kebijakan pemerintahannya. Ini menjadi sangat berbahaya karena MUI dikuasai kalangan garis keras. Dan pemerintah, maaf, tidak cukup berani menghadapi mereka, dan tidak cukup berani untuk menegakkan nilai-nilai, demokrasi dan toleransi yang selama ini dianut bangsa Indonesia. Ini sangat mencemaskan masa depan Indonesia,” demikian ungkap John Virgoe, Direktur program ICG untuk urusan Asia Tenggara dalam laporan terbarunya.

Dalam laporan itu, ICG menganggapkeluarnya SKB Tiga Menteri tentang Ahmadiyah akan disalahgunakan kaum garis keras.

”Penanganan masalah Ahmadiyah menunjukan bahwa kaum garis keras Indonesia telah mencapai keberhasilan besar dalam melakukan lobi, menebarkan pengaruh besar dan lamgsung terhadap pembuatan kebijakan-kebijakan negara,” tulisnya dikutip Radio Jerman.

ICG mencemaskan, SKB itu disalahgunakan kaum garis keras sebagai dasar melakukan kekerasan terhadap Ahmadiyah. Meski sejak keluarnya SKB, sampai hari ini hanya beberapa kasus kecil saja skala kekerasan terjadi pada Ahmadiyah.

Yang agak menarik, ICG menuduh, di MUI dipenuhi kelompok kecil yang ia sebut sebagai radikal. Lebih keliru lagi ketika ia menyebut hanya sebagian kecil yang tidak menyetujui Ahmadiyah, dengan mengabaikan sikap berbagai ormas Islam termasuk Muhammadiyah dan NU soal Ahmadiyah.

”Yang lebih unik, menurut ICG, sebetulnya dukungan politik masyarakat terhadap kelompok-kelompok garis keras itu sebetulnya kecil. Yang membuat mereka tampak besar hanyalah karena bereka bersuara lantang. Masalahnya, keleluasaan yang mereka peroleh, dan akses lobi langsung terhadap pemerintah membuka jalan bagi mereka untuk meluaskan pengaruhnya di kalangan masyarakat luas.”

Belum lama ini, Kedubes Amerika ikut campur dalam insiden Monas. Pihak Kongres Indonesia menekan kasus pembunuhan aktivis HAM, Munir. Kini giliran ICG ikut mengurusi Ahmadiyah di Indonesia. [dwwd/cha/]

 

http://hidayatullah.com/index.php?option=com_content&task=view&id=7179&Itemid=1

 

Berita di atas menunjukan pihak asing merasa cemas dengan membaiknya kondisi Indonesia. Mereka bingung sampai-sampai analisis yang dihasilkan betul-betul ngawur. Misalnya dikatakan MUI didukung oleh segelintir atau kelompok kecil orang. Kenyataannya MUI terdiri dari setidaknya dua ormas Islam terbesar. Waspadalah dengan kegiatan ICG.

 

 

Dabbah Si Binatang Cerdas

Filed under: Opini,Wawasan — ainspirasi @ 1:55 am

Dalam Al-Quran Allah berfirman bahwa di akhir jaman akan ada binatang yang membawa pesan keimanan untuk terakhir kalinya. Tertera dalam surat An Naml ayat 82

Dan apabila perkataan telah jatuh atas mereka, Kami keluarkan sejenis binatang melata dari bumi yang akan mengatakan kepada mereka, bahwa sesungguhnya manusia dahulu tidak yakin kepada ayat-ayat Kami.
Bisa saja ayat ini ditafsirkan bahwa binatang yang dikenal sebagai Dabbah mampu berbicara dengan manusia sebagaimana Allah maha menciptakan segala sesuatu. Kalaupun binatang ini tidak berbicara mungkin dia membawa pesan-pesan ilahiah sehingga manusia menyimpulkan dari pesan-pesan yang dibawanya bahwa orang-orang jaman dulu atau sebelumnya tidak beriman kepada Allah sehingga mereka telah diazab.  Pesan-pesan itu bisa saja berupa gen-gen tubuhnya yang luar biasa  kompleks tapi mampu dibaca oleh  analisis-analisis modern.  Kalau kita pernah saksikan  ada  binatang atau fenomena  alam yang bertulis  lafaz Allah mungkin juga si Dabbah  menunjukan hal serupa.

Pertanyaanya apakah Dabbah itu akan muncul begitu saja? Dan di negara atau daerah manakah dia akan muncul? Apakah di hutan Amazon atau di Lost World Papua atau di Timur Tengah? Lalu bagaimana bentuknya? Ibnu Katsir tidak begitu mempercayai berbagai keterangan yang ada. Sebaliknya dia meminta kita umat Islam mempercayai apa adanya yang tertera di Quran.

Terlepas dari kemunculan Dabbah adalah salah satu tanda kiamat, sangat menarik bila kita kaitkan kemunculan Dabbah dengan pesatnya perkembangan iptek dewasa ini.  Diketahui bahwa bumi yang kita pijak ini adalah kulit terluar dari lapisan bumi. Bumi memiliki lapisan-lapisan yang makin ke dalam makin panas dan berbentuk cairan. Menurut para ahli di lapisan-lapisan bumi mungkin saja terdapat kehidupan bagi mahluk-mahluk tertentu. Jangan-jangan si Dabbah ini belum keluar lantaran dia masih terkurung oleh jaman dan kemajuan iptek. sehingga bukan mustahil begitu iptek berkembang sangat cepat maka dia akan keluar dari habitatnya. Tanda-tanda seperti ini bisa disaksikan di Jepang. Ternyata, katanya lho…,  di Jepang kehidupan lebih ramai di bawah tanah dibanding di permukannya. .maap bukan berarti orang Jepang Dabbah.

Biasanya Allah memberitahukan sebuah peristiwa tidak secara eksplisit. Allah selalu memberitakan tanda-tandanya sehingga  hanya orang-orang tertentu saja yang dapat memahaminya.  Dalam Quran seringkali Allah mengatakan hanya orang-orang pilihan yang mampu memahami ayat-ayatNya. Mungkin kalangan ilmuwan biology yang lebih dahulu tahu tentang  kemunculan si Dabbah ini.

 

Strategi Amerika-Inggris memecah Indonesia July 8, 2008

Filed under: Wawasan — ainspirasi @ 12:03 pm

Kesimpulan dari artikel berikut adalah:

John F Kenedy dibunuh oleh agen Inggris, paragraf (8).

Amerika-Inggris mendukung kelompok pemberontak, paragraf (16)

Sampai sekarang pun kaki tangan amerika-inggris masih berkeliaran di Indonesia untuk pada satu saat mengobok-obok Indonesia. Mereka akan manfaatkan para pengangguran dan gelandangan Indonesia untuk mewujudkan ketidak-stabilan Indonesia. Oleh karena itu waspadalah bangsaku.  

 

Attempt To Break Up Indonesia:
British Policy of 40 Years

by Michael O. Billington

This article, essential to understanding the causes of the ongoing potential breakup of the Indonesian nation—an outcome which would have wide-reaching evil consequences for Asia if not prevented—is excerpted from a forthcoming report by the author, “The British Takeover of American Foreign Policy After JFK: Asia, 1963-65.”

(1) In an earlier report, I demonstrated the importance of Indonesia, Vietnam, and China in the mid-1950s effort to circumvent London’s Cold War division of the world into warring blocs.[1] In particular, I showed how Indonesia’s Sukarno and China’s Zhou Enlai, at the 1955 Asia-Africa Conference in Bandung, Indonesia, set in motion the “Spirit of Bandung,” an alliance of Third World nations committed to bringing together East and West, North and South, toward the development of the formerly colonialized nations.

(2) Three tragic and world-shaping developments which struck Asia in 1965-66—the plunge of the United States into full-scale war in Vietnam, the coup and subsequent mass slaughter in Indonesia, and China’s “Cultural Revolution”—were all part of a brutal British assault on this “Spirit of Bandung,” and on what remained of Franklin Delano Roosevelt’s anti-colonial legacy in U.S. policy toward Asia.

(3) The attempt by John F. Kennedy during his brief Presidency, to revive Roosevelt’s anti-colonial policy, was the immediate target of the British deployments of 1965-66 and their terrible outcome. These developments were part of a downward, global “cultural paradigm shift,” following the assassination of JFK and the successful cover-up of that assassination.

(4) In the Spring of 1965, the United States began ten years of neo-colonial warfare against Vietnam, including the introduction of ground troops, and the most extensive aerial bombardment in world history to that point, over both North and South Vietnam, and soon spreading to Laos and Cambodia.

(5) A few months later, in Indonesia, following the still-obscure kidnapping and murder of six leading generals by a rebel group of senior Army officers, gangs of Indonesian youth, armed by the military, joined the Army in slaughtering several hundred thousand supporters of Indonesia’s founding father, President Sukarno, targetting especially those who were also aligned with one or the other of the numerous popular organizations that had been set up by the Indonesian Communist Party (PKI).

(6) The third tragic development began in the Spring of 1966, when the youth of China were mobilized into Red Guard units to attack every vestige of authority in the social structure of the country, including the leadership of the Communist Party (CCP) itself, thus launching the ten-year bloody nightmare known as the Great Proletarian Cultural Revolution.

(7) These disasters were entirely avoidable, but they were the intended result of British geopolitical policy, aimed at ending once and for all the impact of the anti-colonial, American System policies which had been promoted by Franklin D. Roosevelt in the United States and around the world. President Kennedy, for his part, during his brief tenure in the White House, had increasingly come to terms in his own mind with the dangerous, and evil, Cold War mentality promoted by the British and by much of the American establishment—including most of his own advisers.

(8) The assassination of Kennedy at the hands of British intelligence[2] must be seen in this context, and in conjunction with the simultaneous efforts to assassinate French President Charles de Gaulle (by the same British intelligence networks that killed Kennedy), and political operations to remove Kennedy’s other collaborators in Europe: German Chancellor Konrad Adenauer and British Prime Minister Harold Macmillan. Macmillan, undermined by the Profumo scandal, made way for the man preferred by the City of London, Harold Wilson, who prided himself as an “East of the Suez” man, dedicated to maintaining Britain’s imperial role in Asia and Africa. The ongoing and unavoidable de-colonization process, initiated by Macmillan’s “Winds of Change” policy, was to be “the pursuit of Empire by other, informal means,” as reported even by London’s official historians.[3] Crucial to this process was London’s taming of the American giant, the subversion of America’s optimism and commitment to the idea of progress, and the use of America’s economic and military strength to enforce British geopolitical, neo-colonial strategic interests around the world.

(9) The destruction of this historical American impulse required the elimination not only of the leaders of the Bandung Conference, but also of President Kennedy and his European allies, as well as several other American statesmen, now long-forgotten or slandered in the history books written almost universally by their enemies. These American patriots, such as Ambassador to Indonesia Howard Jones, despite their shortcomings, had committed themselves to FDR’s ideal of ending European colonialism and developing the Third World with American System methods.

(10) The resulting Asian disasters of the 1960s were totally unnecessary. Likewise, the disasters unfolding today in Asia and elsewhere—in particular, the destabilization and threatened economic and political disintegration of Indonesia—can be reversed. But this requires that the citizens of the Western nations act decisively to replace the International Monetary Fund’s (IMF) bankrupt financial institutions and the financial oligarchy governing American and British Commonwealth affairs.

(11) The same foreign and domestic interests responsible for the holocaust in 1965-66 are again mobilized to destabilize the emerging political unity of ASEAN-Plus-3 (the alliance of the ten members of the Association of Southeast Asian Nations with China, Japan, and South Korea) against the speculation and looting passed off as “globalization.” This Asian-wide defense of national sovereignty and development, against the onslaught of neo-colonial financial controls and destabilization, is more than “local” self-defense, but, as Lyndon LaRouche has insisted,[4] it could, in league with Russia, India, and other Eurasian nations, serve as a seed-crystal for the required formation of a new world economic order, based on the original intent of the Roosevelt-inspired Bretton Woods system. This defines the urgency of this historical report.

Indonesia’s 1965 Holocaust

(12) Howard Palfrey Jones, U.S. Ambassabor to Indonesia from 1958 to 1965, was a man shaped by the Cold War strategic environment in which he was employed, but who retained a belief in and dedication to Franklin Roosevelt’s idea of global peace and development, through the application of America’s scientific and industrial capacity to the development of the former European colonies in the Third World.

(13) Jones was, like then-U.S. Ambassador to Vietnam Frederick Nolting, forced out by Averell Harriman and Henry Cabot Lodge, to facilitate launching the U.S. war in Vietnam. While the failure of the cause of men like Jones and Nolting can be traced in part to their inability or unwillingness to recognize that the British-created Cold War was inimical to the fundamental interests of the United States, it is most important for our purposes here to demonstrate that such moral individuals posed a mortal threat to the Anglo-American oligarchy, and had to be removed along with President Kennedy.

(14) As we shall see, one of Jones’s most praiseworthy qualities, all too rare in recent American statesmen, was his willingness to publicly identify the destructive, duplicitous, and anti-American policies of the British in Indonesia, as carried out both directly, and indirectly through influence upon U.S. policy.

(15) In his memoirs, Indonesia, The Possible Dream, Ambassador Jones reflects the influence of the ideas of Abraham Lincoln, Franklin Roosevelt, and John Kennedy: “The world cannot exist half-poor and half-rich. Yet the gap between the developed and the less-developed nations is year by year becoming greater rather than less. There is an alternative to accepting today’s world conflicts merely on a political level: to explore and to understand the social and economic pressures that are the source of the conflicts and have their roots in a contrasting culture.”[5]

(16) Jones was appointed by President Dwight Eisenhower as Ambassador to Indonesia in February 1958, just at the peak of the covert British and American sponsorship of a subversive movement within Indonesia, aimed at splitting the country and bringing down Sukarno. Secretary of State John Foster Dulles, like the British, had made clear his “sympathy” for the rebel forces, but instructed Jones to inform Sukarno that the United States had no involvement. In fact, as Jones wrote later, with reference to a CIA role in the rebellion, “numerous published accounts lend credence to that assumption. In May 1958, however, neither the fact nor the extent of such support was known to us in the Embassy.” Jones’s own view, after careful analysis of the situation within Indonesia, was that, if the United States engaged in supporting the separatist movement, “U.S. pretensions to non-interference in internal affairs of Asian nations would have been completely discredited, and the moral quality of our leadership, so recently established in Asia by our voluntary act in granting independence to the Philippines, would have been lost.”[6] Jones believed that both John Foster Dulles at State and Allen Dulles at the CIA, and others in Washington, were acting in Indonesia in a manner contrary to the needs of the country, and contrary to U.S. interests as well. He described the subversion as “another case of predelictions blinding us to facts, of prejudices blocking judgment, of the wish being father to the thought … , and unmovable objects, preconceptions in the minds of the readers [of my reports to Washington].”

(17) Jones was worried about the growing strength of the Indonesian Communist Party (PKI), but recognized that London’s and Washington’s identification of a nationalist like Sukarno as a “communist” was ludicrous. Sukarno once asked Jones why the United States was so concerned with the large PKI vote in Indonesian elections. “You aren’t worried about France and Italy’s communist votes, yet theirs is higher,” said Sukarno. Jones responded: “We were worried about Communism in these countries. That is what the Marshall Plan was all about.” He pointed out that the Communist votes in Europe were decreasing as a result of economic development. Like Kennedy, he belittled the posture of “fighting Communism,” if there were no true effort to foster economic development.

(18) Jones studied Indonesia’s history and culture, and confessed a deep love for the country. His admiration for President Sukarno grew from his appreciation for the richness of Indonesia’s past, and the perfidy of colonialism which Sukarno had battled to overcome. He also agreed with Kennedy that Sukarno deserved the title of “the George Washington of Indonesia.” Although appointed by a Republican administration, Jones showed his admiration for Kennedy during the 1960 electoral campaign by presenting Sukarno with a copy of Kennedy’s book, Strategy of Peace, a collection of his Senate speeches. Sukarno later told Jones, “If President Kennedy means what he says in these speeches, than I agree with him completely.”

(19) Jones’s anti-communism was constrained by his appreciation for the legitimate national aspirations of the former colonial peoples. He took Sukarno seriously when the President told him that PKI leader D.N. Aidit was an “Indonesian communist” rather than simply a communist, and that he was “Indonesian first, a communist second”—just as Ho Chi Minh had described himself as a “nationalist first, a communist second.” Jones believed that “Aidit and his associates were confident of riding the democratic road to power.” While he considered it a legitimate U.S. policy to oppose that rise to power, he thought that such an effort must be accomplished by proving the superiority of republican methods of economic and social development. Jones highlighted a quote from a Sukarno speech in 1958: “Indonesia’s democracy is not liberal democracy. Indonesian democracy is not the democracy of the world of Montaigne or Voltaire. Indonesian democracy is not à la America, Indonesia’s democracy is not the Soviet—No! Indonesia’s democracy is the democracy which is implanted in the breasts of the Indonesian peoples…. Democracy is only a means. It is not an end. The end is a just and prosperous society.”

(20) Sukarno pursued what he called “Guided Democracy,” whereby the political parties continued to function in the society, but the cabinet was composed of all the major parties (including the communist PKI), while a National Council, under Sukarno’s leadership, included both party representatives and others from the “functional groups” in society (labor, peasantry, military, religious, business, etc.).

(21) John Foster Dulles found Guided Democracy to be adequate evidence to prove that Sukarno was taking Indonesia down the road to communism.

(22) Following the failure of the Anglo-American separatist subversion in 1957-58, Dulles and his British allies tried to instigate another military coup against Sukarno in 1960. The plot collapsed when the Dutch (with backing from London and Washington) insulted Indonesian nationalism, by reinforcing their military position in Irian Jaya, the western half of the island of New Guinea, which the Dutch had refused to liberate from colonial control at the time of Indonesian independence. The Indonesian military rallied behind Sukarno’s uncompromising demand that the Dutch relinquish colonial control over Irian Jaya. The Army would not turn on Sukarno while that nationalist battle for liberation from colonialism remained incomplete, and the coup plot evaporated.

(23) With Kennedy’s inauguration in 1961, U.S. relations with Indonesia improved radically. Sukarno was warmly received on a visit to the White House and the Congress, and Kennedy delegated his brother, Attorney General Robert Kennedy, to convince (or coerce) the Dutch to give up Irian Jaya, which he accomplished in short order. At the same time, the last holdouts of the 1957-58 rebellion in Sumatra and Sulawesi were finally subdued, and the Darul Islam, a movement dedicated to making Indonesia an Islamic state, put up their arms—all due in great part to the publicly acknowledged termination of all U.S. backing for subversion. In 1962, for the first time since 1945, there was peace throughout Indonesia.

(24) Sukarno also initiated a process aimed at the integration of the three nations composed primarily of the Malay people—Malaysia, the Philippines, and Indonesia—to be called Maphilindo. Potentially included in the union were the three British colonies of northern Borneo: Sabah, Brunei, and Sarawak (the larger, southern portion of the island of Borneo is part of Indonesia). President Kennedy supported Sukarno’s Maphilindo project, much to the consternation of the British.

British Sabotage

(25) Although the British had granted independence to Malaya in 1957, it retained colonial control over Singapore (run by London’s leading comprador in Asia, Lee Kuan Yew) and the three North Borneo states. The British had not completely broken from their Nineteenth-Century methods of assigning colonial power to a “private” firm under Crown control, such as the British East India Company. Sabah had been run by the British North Borneo Chartered Company until the Japanese occupation, while British adventurer James Brooke, who was accorded the title of Raja of Sarawak in 1841, founded a dynasty of “White Rajas” that ruled the colony until World War II. Both Sabah and Sarawak became “traditional” British Crown Colonies, controlled by London, after the war. Brunei, the oil-rich mini-state, was separated off and run indirectly by British Malayan Petroleum (later Brunei Shell) through the resident Sultan. In 1950, when the Sultan threatened to break from British control (with some help from the United States), he conveniently died in Singapore while en route to London, and his written instructions to his subordinates, including his choice for his successor, were ripped up by the British Resident of Brunei, who handed titular leadership to a more pliant brother of the Sultan.

(26) It was in Brunei, the most tightly controlled British enclave, that a Malay-nationalist revolt in December 1962 was turned to London’s advantage in its drive to sabotage Maphilindo and eliminate Sukarno. The British wanted to include the North Borneo colonies in a proposed merger between the colonial city-state of Singapore and Malaya, forming a new state to be called Malaysia. Although Indonesia was not totally opposed to the creation of Malaysia, the Sukarno government insisted that the people of the North Borneo states be allowed to determine whether or not they wished to join the union.

(27) The leader of the Brunei revolt, Sheikh Ahmad Mahmud Azahari, was not some loose cannon, but the head of the dominant political party in Brunei, with good relations with the Sultan. He had a long history of ties to Indonesia, where he had lived after World War II, fighting alongside the Indonesian nationalists against the Dutch, and serving in local government until 1951, when he returned to Brunei and established a political movement. His movement, and the December 1962 revolt, were not against the Sultan (whom they expected would support it), but against the British, against absorption into Malaysia, and for a unification of the North Borneo States. Asahari also had close ties to government leaders in the Philippines, and supported Sukarno’s Maphilindo concept of close ties between and among all the Malay states.

(28) The Sultan, however, did not back the revolt as expected, and the British Army moved in, crushing the revolt, and blaming it on Sukarno. In January 1963, with British troops heavily deployed along the Indonesian border to suppress the broad-based popular revolt, Sukarno announced a campaign to confront the British over the forced inclusion of the North Borneo States into the new union of Malaysia, calling the campaign by the Dutch term “Konfrontasi” (confrontation).

(29) The Konfrontasi was to last, with ebbs and flows, for the next three years, leading eventually to the aborted coup of Sept. 30-Oct. 1, 1965, and the slaughter that followed. Throughout the Konfrontasi, Sukarno tried to sustain the Maphilindo initiative, posing this as the proper framework for solving the conflict over Malaysia. Several conferences were held between Sukarno, Malaya’s leader Tunku Abdul Rahman, and Philippines President Diosdado Macapagal, or their representatives, eventually reaching an agreement on Maphilindo, and arranging a UN-controlled appraisal of the views of the North Borneo populations regarding the Malaysia merger. All three leaders agreed to abide by the results of the UN survey.

(30) In his memoirs, U.S. Ambassador Jones reviews the various theories proposed by Western sources as to Sukarno’s “real” reason for launching the Konfrontasi: that Sukarno and Zhou Enlai had agreed at Bandung to “split up” Asia between them, with Sukarno getting the islands; or that Sukarno was only trying to divert attention from his domestic economic problems by creating a foreign diversion. Jones dismisses these theories as “wholly inapplicable.” Sukarno, he writes, was sincerely and legitimately concerned about British colonialism: “He was ready to fight for people’s freedom anywhere, at any time; he was highly suspicious of British motivation.”

(31) Jones also reported on a most revealing discussion he held with the British Deputy High Commissioner in Singapore in June 1963. The commissioner, after adding his voice to those who criticized Jones for being “soft” on Sukarno, lied that the British had no plans to topple Sukarno, but nonetheless “wanted to know whether there was a possibility of a breakup of Indonesia owing to the antagonism between Sumatra and Java.”

(32) In other words, the British were still trying to reactivate their 1957-58 subversion, by turning the outer islands against the center, and angling for a re-run of U.S. support for their dirty work. When Jones told him that such plans were unrealistic, the commissioner went to the next level: “What, in your opinion, would happen if Sukarno were no longer on-stage?” Coming just a few months before the assassinations of President Kennedy and President Ngo Dinh Diem in Vietnam, such a question was not idle speculation.

(33) Jones travelled to Manila to be “in the wings” at the crucial heads-of-state Maphilindo conference at the end of July 1963, and helped shape a deal which brought in UN Secretary General U Thant to conduct the survey in the North Borneo states. The British tried by various means to sabotage the process (Commonwealth Relations Secretary Duncan Sandys, said Jones, “had determined to make it as difficult as possible”), and then, just days before the survey was complete, the British brought the Malayan leader, the Tunku, to London, where they declared that Malaysia would be formed regardless of the results of U Thant’s survey! Since it was generally acknowledged, even by Sukarno, that the survey would turn out in favor of Malaysia, the announcement had no purpose other than to insult Indonesia and the Philippines (which concurred with Indonesia in regard to the Malaysia question), making it impossible for Sukarno to concede with dignity to the results of U Thant’s survey. Ambassador Jones wrote that the Indonesian leader “was quite aware, as I was, that the British were a key factor in determining the Tunku’s position.”

(34) The situation exploded precisely as the British had desired. With the Manila agreement in shambles, the Konfrontasi continued, and Indonesia refused to accept the declaration creating Malaysia in September. Jones returned to Washington for consultations, meeting with President Kennedy at some length on Nov. 19, 1963—just three weeks after President Diem’s assassination. He briefed the President on the British duplicity, urging “empathy” for Indonesia, despite Sukarno’s intransigence and the mounting anti-Anglo-American sentiment within Indonesia. President Kennedy concurred, and agreed to schedule a trip to Indonesia in early 1964, pending only a peaceful settlement to the Konfrontasi, while also agreeing to ship emergency rice to Jakarta, to resuscitate a stalled aid program, and to help in setting up another Maphilindo meeting. Three days later, President Kennedy was killed.

The Disaster Plays Itself Out

(35) Jones met with the new American President, Lyndon Johnson, a few days later. Indonesia was not foremost on the President’s mind, and nothing was concluded. Almost immediately, however, Johnson submitted to the British approach, supported by the advisers left over from the Kennedy Administration, as well as most of Johnson’s friends among the Southern Democrats, to punish Indonesia for allowing the existence of a strong Communist Party, and for its resistance to England and Malaysia. Johnson refused to sign a required assessment that aid to Indonesia was in the national interest, thus sabotaging the promised U.S. aid, a “major setback in our efforts to build a good-will bridge,” according to Jones. Defense Secretary Robert McNamara, who was concurrently planning “progressive escalation” of the war in Vietnam, proposed “progressive curtailment” of aid to Indonesia, supposedly to force the U.S. will upon Sukarno.

(36) Johnson did agree to send Robert Kennedy back to Indonesia, to try to settle the Konfrontasi. Drawing on the continuing goodwill from his role in settling the Irian Jaya issue, Kennedy succeeded in setting up a new Maphilindo meeting, including Malaysian Prime Minister Tunku Abdul Rahman. But Kennedy’s report back to Washington fell on deaf ears, and lack of U.S. support contributed to the failure of the new initiative.

(37) Jones continued to work with Sukarno toward solving the Konfrontasi and arranging economic aid. One of the biggest problems he faced came from the fact that the Economic Declaration worked out between Indonesia’s financial leaders and the United States in March 1963, was essentially an IMF prescription for cuts and austerity. One of the earliest “IMF assistance” programs, it was just as disastrous as the IMF looting 35 years later, which brought down the Suharto regime and threw Indonesia into chaos. The March 1963 program provided an IMF loan, but the conditions included 400-600% increases in the prices for transportation, postal, electric, and other utilities, along with devaluation of the currency, the rupiah, and imposition of overall austerity. Food prices doubled in 1963. The result was almost universal rage, not only from the PKI base, but from the business sector and the military as well. Easily foreseeable anti-Chinese riots broke out, as responsibility for the price hikes was falsely blamed on the Chinese, who dominated the business and retail sectors. And, of course, anti-U.S. sentiment skyrocketted, feeding the PKI’s identification of the United States as the most dangerous imperialist power.

(38) The outbreak of the Konfrontasi in the Fall ended the Economic Declaration, and the IMF program, but Jones (who does not appear to have acknowledged the destructiveness of the IMF conditions) had to face mounting anti-U.S. antagonism, in trying to rebuild relations.

(39) The related problem Jones faced, was overt subversion by the British. Jones was convinced that Sukarno was prepared to call off the Konfrontasi if the British would stop intentionally humiliating his country, and allow the development of relations within the Maphilindo framework. However, wrote Jones, “Part of the trouble was that the British and Malaysia had no intention of supplying Sukarno with an easy solution. They felt they had this troublemaking Asian leader on the run.”

(40) This is also the view of one of Indonesia’s most prominent citizens, the author Pramoedya Ananta Toer, who spent 14 years in prison (without any charges ever being brought against him) under General Suharto’s New Order, after 1965. In his introduction to a recent book by Australian Greg Poulgrain on the Konfrontasi,[7] Pramoedya writes: “G30S [the abbreviation for the Sept. 30, 1965 coup attempt which sparked the bloody reaction] is nothing but the metamorphosis of protracted British opposition to Sukarno’s confrontation policy…. Until now, generally the suspicion is rather one-sided towards the Americans, the CIA, while, in fact, British intelligence played a substantial role in the G30S conspiracy,” beginning with the multiple military and political provocations during the Konfrontasi.

(41) The British, in fact, welcomed the Konfrontasi as the opportunity to destroy Indonesian nationalism once and for all. The British Chief of Staff had already prepared a staff report, at the time of the September 1963 provocation which led to the Konfrontasi, which proposed covert operations to achieve their goal. Lord Louis Mountbatten, who had led London’s effort during and after World War II to recolonize Asia, was now Chief of the British Defence Staff, in charge of operations. The British had lost patience with President Kennedy, who had refused British demands to cut off all aid, to undermine Sukarno. Once Kennedy was removed by an assassin’s bullet, the British rushed into action. At Kennedy’s funeral, the new British Prime Minister, Sir Alec Douglas-Hume, met with U.S. Secretary of State Dean Rusk, who agreed to take punitive action in Indonesia. In December, Commonwealth Relations Secretary Duncan Sandys met with Rusk to go over the details.[8] McNamara, preoccupied with preparing a war in Vietnam, was delighted to have the British take the lead in covert operations against Sukarno.

(42) During 1963 and 1964, London reactivated the separatist movements it had sponsored in 1957-58. The most successful British front was in the Celebes, but they also supplied weapons and support to rebels in Kalimantan, Sumatra, and elsewhere. However, toward the end of 1964, and especially after the Harold Wilson government came in, in October, the British made a shift in tactics, reflecting the lesson of their failure in 1957-58. The operative British policy document of January 1965 noted that, “in the long term, effective support for dissident movements in Indonesia may be counteproductive in that it might impair the capacity of the Army to resist the PKI.” Britain should, therefore, “make it clear to the Indonesian Army that any support for dissidents is no more than a tactical response to ‘confrontation.’ “[9]

(43) Beginning in August 1964, the British established secret contacts with the man in charge of the military side of Indonesia’s Konfrontasi, General Suharto, who deployed his intelligence chief, Col. Ali Murtopo, to meet with British and Malaysian leaders in Malaysia.[10] The details of those contacts have never been revealed. Any competent analysis of the 1965-66 mass slaughter must examine the timing and content of those meetings in relation to the simultaneous British determination to cultivate Indonesian military opposition to Sukarno and the PKI.

(44) A few words about the Army leadership and the PKI are necessary. Sukarno used the acronym NASAKOM to describe his approach to nationalist cooperation in governing Indonesia—nationalism (NAS), religion or agama (A), and communism (KOM). Sukarno had always tried to balance the three primary social forces in Indonesia: the revolutionary Army; the popular, mass-based Islamic organizations; and the PKI. When the 1957-58 subversion threatened to dismember the nation, Sukarno declared martial law and strengthened his Guided Democracy, bringing the PKI into his coalition government. Following the successful battle over Irian Jaya, in 1962, Sukarno ended martial law, over the opposition of the military, and shifted the Army leadership. Long-standing Army chief Nasution, who had served the nation admirably while also occasionally clashing with Sukarno, was “kicked upstairs” to Chief of Staff of the Armed Forces, and Gen. Ahmad Yani took over the Army. Nearly all the military leaders were anti-communist to some extent, in the sense that they wanted to at least prevent a PKI rise to power. But Yani and his circle were essentially loyal to Sukarno himself, and were more willing to tolerate the strength of the PKI, as long as the government remained within Sukarno’s general control. There was not a clear, factional breakdown between Yani and Nasution, and many of Nasution’s closest allies retained their positions when Yani took command, but Yani replaced several regional commanders with people in his own circle, who were also strong supporters of Sukarno.

(45) Tensions within the military increased during 1964. At the same time, the PKI was strengthened, due both to its leading role in supporting Sukarno’s Konfrontasi, and because of a militant PKI organizing campaign in the countryside, based on the enforcement of Sukarno’s land reform policies. As a result, in December 1964, both Yani and his critics agreed that a direct meeting of the emerging military factions was necessary to prevent a breakdown in the high command. A secret meeting was held on Jan. 13, 1965, between six members of Yani’s group from Army headquarters, and five generals, including General Suharto, who held grievances against Yani in regard to the role of Sukarno and the PKI. The problems were not resolved.[11] It is most pertinent to note that four of the six generals representing Yani at this meeting were killed, along with Yani himself, in the Sept. 30, 1965 aborted military coup, while three of the five critics of Yani and Sukarno became leaders in Suharto’s deployment to “crush the coup.”[12] These facts, and many others, dramatically challenge the credibility of the “official” analysis of the aborted coup of Sept. 30, 1965 as a PKI-led operation.

(46) Since the generals targetted for kidnapping and assassination were all part of the Yani group (with the exception of Nasution), and were among the strongest supporters of President Sukarno and the President’s policy of accommodating the PKI, it is beyond credibility that the military coup attempt was masterminded by the PKI, although PKI leader Aidit had clearly had some association with the coup group. As the writer Pramoedya said: “That the G30S kidnapped generals who were faithful to Sukarno indicates that the wishes of Sir Andrew Gilchrist (then British Ambassador to Indonesia) were carried out.”[13] Pramoedya quotes a telegram which Gilchrist sent to London in 1965, which said: “I have never concealed from you my belief that a little shooting in Indonesia would be an essential preliminary to effective change.”

(47) The claim that the kidnapping and brutal murder of the six generals was an attempted “PKI coup,” later became the justification for the slaughter of hundreds of thousands of supposed communists. Therefore, the question must be asked, how was this patently false and simplistic claim “sold” as legitimate? As in all such strategic matters in a time of great global crisis, the answer cannot be found within Indonesia alone, but in the policies emanating from the centers of power internationally. As is easily demonstrated, the “PKI coup” story was ready-made in London and Washington, and filled the London-controlled world press almost before the event took place!

(48) Most of the accounts of the 1965-66 aborted coup and subsequent slaughter which have at least challenged the official line, have painted the United States as the controlling hand behind the Suharto-led forces who crushed the coup and ran the operation to wipe out the PKI and Sukarno’s base of support. Some, such as Peter Dale Scott, have argued that the Army faction that carried out the Sept. 30 coup attempt were actually “set up” by the United States and its assets within Indonesia, in order to wipe out the Yani faction, so that the more virulent anti-communists, centered around General Suharto, could take over, blaming the coup on the PKI, and even on Sukarno himself. Not only do these accounts leave out the crucial British role in these events, but they ignore the most important strategic evidence: that the governing policy faction in the United States, which opposed British colonial policy in the area—namely, President Kennedy and Ambassador Jones—had to be eliminated in order to drag the United States into submission to British policy.

(49) To follow this trail, we must examine the process whereby Howard Jones was replaced as Ambassador by Marshall Green, who arrived in Indonesia in July 1965, a few months before the Sept. 30 coup attempt. In his memoirs, Green paints himself as the exact opposite of Jones in regard to statecraft, and, perhaps unintentionally, also exposes his virtually satanic world view. While Jones immersed himself in Indonesian history and culture, seeking what was best in that culture as a basis for collaboration, Green took no interest in the nation or its culture, concerned only with imposing what we now know as the “Kissingerian” view of America’s supposed narrow self-interest—a euphemism for U.S. support for British geopolitical interests. One example: Jones, after careful study, and hours of intensive conversation with Sukarno and other Indonesians, noted: “The Indonesian believes deeply in God. His occult trappings are carried along with him as baggage, which he thinks helps him communicate with the Infinite.”

(50) Green, while making no attempt to understand Indonesia’s religious beliefs, embraced the occult “baggage”! Green reports: “My experiences in Indonesia left me somewhat shaken in my disbelief in the occult.” He describes how the new U.S. Embassy in Jakarta had been haunted by certain ghosts, until a “Javanese exorcism ritual, that involved several of us on the Embassy staff, preceded by chanting officiants carrying incense sticks, parading through the new building.” He claims the exorcism worked (although Green, clearly a ghoul, continued haunting the place for years to come).[14]

(51) Politically, Green’s role in sabotaging President Kennedy’s policy in Indonesia began long before his appointment as Ambassador in May 1965. He had worked closely with John Foster Dulles on East Asia policy since the 1950s, playing a hand in a coup in South Korea, and in America’s belligerent China policy. Immediately after Kennedy’s assassination, Green was brought into LBJ’s State Department as Deputy Assistant Secretary for the Far East, working closely with Cold Warriors Dean Rusk and the Bundy brothers, William and McGeorge. He soon took a leading role in opposing Ambassador Jones directly on Indonesia policy. Green writes that he and Jones were of different “schools,” where Jones wanted to improve relations with Sukarno, and Green wanted to get rid of him.

(52) Jones identifies the turning point as July 1964, when, “just as the improving internal situation (in Indonesia) seemed to justify undramatic albeit hopeful expectations that U.S.-Indonesian tensions would be eased, the boom was lowered.” Robert Kennedy’s trip had brought about new hope for a peaceful end to the Konfrontasi, and Jones had strongly appealed to President Johnson to remain neutral in regard to Malaysia. Then, in July 1964, without any pre-consultation with Ambassador Jones, President Johnson went over to the British side, signing a joint communiqué with the Malaysian Tunku, pledging U.S. military aid to Malaysia to fight Indonesia. In the Tunku’s press conference in Washington, Sukarno was compared to Hitler, and Indonesia described as a greater threat to Malaysia than colonialism.

(53) A few weeks later, in his annual Aug. 17 Independence Day speech, President Sukarno announced the “vivere pericoloso,” the “Year of Living Dangerously,” declaring Indonesia to be dedicated to the cause of revolutionary resistance to colonialism. He defined an axis of anti-imperialist nationalist defense, passing through Beijing, Panmunjong, Hanoi, Phnom Penh, and Jakarta. “I have to address a few words to the government of the United States,” he said. “… On the part of Indonesia, the desire to be friends with the U.S. is already very clear.” He explained that he had forgiven the subversion of 1957-58, the insults and efforts to impose conditions contrary to Indonesian sovereignty, but, “with a heavy heart, I have to state that the Johnson-Tunku Joint Statement is really too much. It really exceeds all bounds.”

(54) Sukarno strengthened relations with China. A plan to create an armed militia within Indonesia, a “fifth force,” was put forward by Sukarno for discussion, provoking strong reactions in the military. Rumors that China was already shipping small arms to the country to equip the fifth force, and especially the PKI cadre, although they were subsequently proven to be false, further aggravated the situation.

(55) Jones continued his efforts to settle the Konfrontasi, but got no response from the British. In January 1965, he asked President Johnson to meet with Sukarno, a proposal which soon-to-be Ambassador Green proudly admitted to have sabotaged. Johnson did send Ellsworth Bunker to Indonesia in April 1965—a month after the war was launched in Vietnam—and Bunker, after extensive meetings with the Indonesian leadership, including President Sukarno, totally backed Ambassador Jones’s policy to continue working with Sukarno. However, the combination of the “Rolling Thunder” bombing campaign in Vietnam, and the U.S. invasion of the Dominican Republic in April 1965, “sent tidal waves that rocked the Indonesian boat,” as Jones put it.

(56) In July, Green arrived in Jakarta to replace Jones as Ambassador. Like Ambassador Henry Cabot Lodge in Vietnam, who considered his mission to be the overthrow of President Diem and the implementation of a military dictatorship under U.S. control, Green’s explicit intention was the elimination of the host nation’s President, by whatever means necessary. “To leave without having a real showdown with Sukarno,” wrote Green, “would, in my opinion, be a mistake.” A British pro-consul couldn’t have said it more clearly. In fact, Green gushed with pride in his memoirs: “My closest colleague was the British Ambassador, Sir Andrew Gilchrist (and later, his successor Horace Phillip), who lived across the street from our residence.”

(57) Jones, after years of intimate collaboration (and conflict) with President Sukarno, described him as “a human being of great warmth and magnetism, a leader of vision who … stuck by his precepts of unity in which he had always believed, even though this meant pulling the pillars of his temple down upon his head.” Jones believed Sukarno had a tragic flaw, that he “lost himself in self-glorification, forgetting that the truly great are humble, and in so doing, betrayed his people.”

(58) Whatever the truth of this judgment, compare it to that of Green, who knew nothing of importance regarding either Indonesia or Sukarno, but proclaimed Sukarno to be “a vainglorious man—a dangerous man, to be sure, but not a very serious man,” who merely wanted to “get into the world spotlight,” and who had “a striking resemblance to Mussolini.” Here we see clearly the degeneration in American statecraft in 1964-65.

(59) Green asserted that three of the four branches of the Indonesian Armed Forces were “penetrated” by the communists. “The Army,” he wrote, “was the only remaining effective counterforce against communism; however, the Army was loyal to the President” (emphasis added). Reversing this, to his mind, was the neo-colonial task he was required to carry out, in league with the British, who were already on the job.

The PKI and the Slaughter

(60) Without trying to analyze the PKI, a few points are necessary to understand the enormity of the subsequent mass slaughter. The PKI was taken over in 1951 by four young men, headed by D.N. Aidit, who remained together as the collective leadership throughout the next 14 years of the PKI’s existence. All four had been part of the nationalist youth movement during the 1945-49 independence war with the British and Dutch, joining the Communist Party in the process. From the beginning of their period of leadership, the four never deviated from a policy of achieving political power through peaceful means. Their dedication to Sukarno grew stronger over the 1950s, as the President demonstrated that he valued the revolutionary zeal of the communist organizers, while he was always cautious to keep this zeal bounded by the requirements of the general welfare of the population.

(61) The PKI developed into the largest Communist Party outside of China and the Soviet Union. Aidit remained neutral in the Sino-Soviet split until late 1963, and, rather than adopting a “line” from either Moscow or Beijing, developed his own view of the social forces active within Indonesia. Unlike the theories advocating either “armed struggle” (associated with Beijing) or the doctrinaire “popular front” (from Moscow), Aidit rejected class distinctions altogether, to pose a division of society between those who are “pro-people” and those who are “anti-people.” While focussed on organizing workers and peasants into mass organizations, his general policy was to work with all those who were “fighting for the establishment of a national and democratic economy.” The “pro-people aspect,” said Aidit, “is embodied in the progressive attitude and policy of President Sukarno.”[15] The PKI provided much of the organizational muscle for Sukarno’s campaigns against the Dutch over Irian Jaya, against the Anglo-American-backed rebellions of 1957-58, for land reform across the country, and in the Konfrontasi with the British. The PKI won 16% of the vote in 1956, and was expected to have done even better, had there been subsequent elections. The PKI-initiated labor unions, peasant organizations, women’s organizations, and youth groups, all had several million active members.

(62) There had always been antagonism between the military, the Islamic organizations, and the PKI, and Sukarno carefully balanced their influence. The PKI relations with the Muslims became more acrimonious in 1964, when the PKI expanded their campaign to implement the official land reform policies of the Sukarno government. Faced with stalling and diversion from landlords, often directly or indirectly tied to the Islamic institutions in the countryside, the PKI launched “unilateral actions” to seize the lands designated to be distributed to landless peasants. Sukarno backed this, saying, “I am impatient. I can no longer wait. Perhaps the farmers will also box the ears of those officials who are moving too slowly.”[16] However, too many ears were getting boxed on both sides, and the campaign was scaled back in 1965, leaving behind extreme hostility against the PKI among certain Islamic layers, hostility which would be tapped by the Army under Suharto to facilitate the slaughter.

(63) As reported above, the Army officers who conducted the kidnapping and murder of General Yani and his allies in the Army leadership all came from Army units associated with General Suharto, and several were very close to him personally. Suharto, although second in command to Yani, was inexplicably not included on the list for kidnapping, and the rebel forces who occupied the central square in Jakarta did not block the side facing the Special Forces offices under Suharto’s command. Suharto moved quickly and easily to crush the coup. Chief of Staff General Nasution, although not a member of the Yani group, was targetted for kidnapping by the coup plotters, but managed to escape. However, Suharto, upon seizing control of the Army during the coup attempt, never relinquished power to his superior, Nasution.

(64) The actual role of the PKI in the coup is still not entirely clear. Aidit had had some contact with the conspirators, and was at the coup headquarters, an Air Force base, on the day following the kidnappings, as was President Sukarno, while the outcome of the coup was still uncertain. Both Aidit and Sukarno left (separately) before the air base was taken over by General Suharto’s forces. The PKI membership base was never mobilized or activated to support the coup in any way, and, except for a few localized pockets of resistance, was never even mobilized to defend itself against the slaughter that followed.

(65) What is clear, however, is that the British, the Australians, and the U.S. Embassy under Ambassador Green, immediately declared the attempted military coup to be a communist plot, and promoted the massacre. Green wired Washington on Oct. 5: “Muslim groups and others except communists and their stooges are lined up behind army…. Army now has opportunity to move against PKI if it acts quickly…. In short, it’s now or never. Much remains in doubt, but it seems almost certain that agony of ridding Indonesia of effects of Sukarno … has begun…. Spread the story of PKI’s guilt, treachery and brutality—This priority effort is perhaps most needed[17] (emphasis added).

(67) Australian Ambassador Shann echoed this sentiment: “Now or never… ; if Sukarno and his greasy civilian cohorts get back into the saddle it will be a change for the worse…. We are dealing with such an odd, devious, contradictory mess like the Indonesian mind.”

(68) The British-American-Commonwealth leadership knew of the killing from the beginning. Under the direction of the military, much of the slaughter was carried out by enraged Muslim youth, armed and turned loose against any and all supporters of the Sukarno/PKI programs.

(69) Ambassador Green’s cables as early as Oct. 20 referred to hundreds of summary executions, but warned that the PKI was “capable of recovering quickly if … Army attacks were stopped.” He praised the Army for “working hard at destroying PKI and I, for one, have increasing respect for its determination and organization in carrying out this crucial assignment.” A cable from the American consul in Medan, in Northeast Sumatra, is most revealing: “Two officers of Pemuda Pantjasila [a Muslim youth group] told consulate officers that their organization intends to kill every PKI member they can catch … , much indiscriminate killing is taking place…. Attitude Pemuda Pantjasila leaders can only be described as bloodthirsty…. Something like a real reign of terror against PKI is taking place. The terror is not (repeat) not discriminating very carefully between PKI leaders and ordinary PKI members with no ideological bond to the party.” He added that there was “no meaningful resistance.”

(70) Approximately one-half million Indonesians were murdered in cold blood over the next several months.

(71) Green concluded in his memoirs that “the bloodbath … can be attributed to the fact that communism, with its atheism and talk of class warfare, was abhorrent to the way of life of rural Indonesians, especially in Java and Bali.” Ambassador Jones concluded otherwise: “I have witnessed what occurs when reason is replaced by fear and suspicion, when decisions are based on prejudice, rumor and propaganda.”[18]

(72) It is coherent with Green’s fond embrace of the genocidal “solution” to the problem (as he perceived it), that he went on to become one of the world’s leading promoters of population control, setting up population control units in the State Department and the National Security Council, and heading the U.S. delegation to the UN Population Commission.

(73) One final comparison of Jones and Green situates the analysis in the broader context of America’s failure in the post-World War II era. Jones concludes his memoirs with a quote from Franklin Roosevelt, written on April 11, 1945, intended for the fireside chat which was cancelled due to FDR’s untimely death the following day: “Today we are faced with the pre-eminent fact that, if civilization is to survive, we must cultivate the science of human relationships—the ability of all people, of all lands, to live together and work together in the same world, at peace.”

(74) Green, on the other hand, after helping to drive the United States into a neo-colonial “Thirty Years’ War” in Asia, invited Anglophile geopolitician William Bundy to write the foreword to his memoirs, in which Bundy’s praise of Green included the following incredible statement: “History is likely to regard the period from 1946 to about 1970 as the golden age of the American Foreign Service.”

(75) Only one person of stature in American politics questioned U.S. support for the mass killing in Indonesia. Robert Kennedy, in 1966, said: “We have spoken out against inhuman slaughter perpetrated by the Nazis and the Communists. But will we speak out also against the inhuman slaughter in Indonesia, where over 100,000 alleged Communists have not been perpetrators, but victims?”[19]

[1] “Britain’s Cold War Against FDR’s Grand Design: The East Asian Theater, 1943-63,” EIR, Oct. 15, 1999.

[2] “Why the British Kill American Presidents,” New Federalist pamphlet, December 1994.

[3] John Darwin, Britain and Decolonization: The Retreat from Empire in the Postwar World (London: 1988).

[4] Lyndon H. LaRouche, Jr., “An Asian Monetary Fund,” EIR, May 26, 2000.

[5] Howard Palfrey Jones, Indonesia: The Possible Dream (New York: Harcourt Brace Jovanovich, 1971).

[6] Ibid.

[7] Greg Poulgrain, The Genesis of Konfrontasi: Malaya, Brunei, Indonesia, 1945-1965 (Bathurst, U.K.: Crawford House, 1998), Foreword by Pramoedya Anata Toer.

[8] David Easter, “British and Malaysia Covert Support for Rebel Movements in Indonesia during the Confrontation, 1963-66,” in Ed Richard and J. Aldrich, The Clandestine Cold War in Asia, 1945-65, Western Intelligence Propaganda and Special Operations (London: Frank Cass Publishers, 2000).

[9] Ibid.

[10] Ulf Sundhausen, The Road to Power: Indonesian Military Politics, 1945-67 (Kuala Lumpur: Oxford University Press, 1982).

[11] Harold A. Crouch, The Army and Politics in Indonesia (Ithaca, N.Y.: Cornell University Press, 1988).

[12] Peter Dale Scott, “The U.S. and the Overthrow of Sukarno, 1965-1967,” Public Affairs, 58, Summer 1985.

[13] Poulgrain, op. cit.

[14] Marshall Green, Indonesia: Crisis and Transformation, 1965-1968 (Washington, D.C.: Compass Press, 1990).

[15] Rex Mortimer, Indonesian Communism Under Sukarno: Ideology and Politics, 1959-1965 (Ithaca, N.Y.: Cornell University Press, 1974).

[16] J.D. Legge, Sukarno: A Political Biography (New York: Praeger, 1972).

[17] This and the following quotes are all from David Jenkins, the Sydney Morning Herald, July 12, 1999.

[18] Jones, op. cit.

[19] Arthur M. Schlesinger, Robert Kennedy and His Times (Boston: Houghton Mifflin Company, 1978).

http://www.larouchepub.com/other/2001/2822_indonesia_history.html

 

 

Klarifikasi Presiden PKS

Filed under: Wawasan — ainspirasi @ 8:56 am
Tags: , ,

Belum berakhirnya Pilkada yang digelar di beberapa daerah dan memasuki arena Pemilu 2009, PKS kembali dihantam gelombang fitnah. Berikut Kami tampilkan kembali sebuah Risalah Partai Keadilan Sejahtera yang membantah semua tudingan terhadap partai ini. Risalah ini sudah diterbitkan di sebuah media massa Ibukota.

Assalamua’laikum wa rahmatullahi wabarakatuh

DPP PKS bersyukur kepada Allah SWT dan menyampaikan penghargaan yang tulus kepada pimpinan PB NU dan PP Muhammadiyah, yang telah bersepakat untuk menghadirkan kondisi yang kondusif bagi ummat baik dengan digelarnya sepak bola ukhuwah antara NU dan Muhammadiyah, maupun dengan disepakatinya agar perbedaan keduanya dalam penentuan 1 Syawal 1428 H/ hari raya Iedul Fitri tidak disikapi dengan cara yang bisa menimbulkan perpecahan di kalangan ummat, tetapi disikapi dengan semangat saling menghormati agar ukhuwah Islamiyah tetap terjaga.

Di tengah menguatnya semangat berukhuwah dan bertoleransi terhadap perbedaan furuiyah, DPP PKS prihatin dengan masih terus disebarkannya beragam informasi yang tidak bertanggung jawab seperti pengedaran selebaran / foto kopian yang mengatas namakan DPD / DPP PKS, juga melalui ceramah / pengajian yang bisa menjadi fitnah terhadap PKS, dan dapat mengganggu iklim ukhuwah yang sedang dijalin serta dikhawatirkan dapat mengurangi kekhusuan beribadah puasa. Untuk itulah PKS perlu menyampaikan klarifikasi dan keterangan sebagai berikut :

1. Tidak seperti kelompok yang disebut sebagai Wahabi, PKS adalah Partai politik yang beraktifitas di NKRI, yang menjadikan partai sebagai sarana/wasilah untuk berdakwah dan menyebarkan yang ma’ruf dengan tetap menghormati perbedaan furuiyah, mengedepankan ukhuwwah dan memahami bahwa ikhtilaf ijtihad bisa menjadi rahmat. Karenanya melakukan tabdi’ dan takfir (mengkafirkan) para ulama apalagi para Wali songo yang sangat berjasa itu bukanlah manhaj PKS. Karenanya PKS tidak pernah mengeluarkan surat edaran yang berisi hujatan maupun pengharaman terhadap peringatan Maulid, Tahlilan, Barzanji yang dilakukan oleh ummat Islam di Indonesia penganut Ahlul Sunnah Wal Jamaah. Jadi foto kopi surat edaran yang mengatas namakan DPP tanpa ada yang menanda tanganinya itu adalah palsu karena PKS memang tidak pernah mengeluarkan edaran seperti itu. Maka tidak aneh bila kader PKS seperti DR Nur Mahmudi Ismail yang juga adalah Walikota Depok, menyelenggarakan peringatan Maulid dengan penceramah K.H Zainuddin MZ dan Habieb Rizieq Shihab.

2. PKS dalam melakukan aktivitasnya selalu mementingkan pengamalan prinsip tasamuh dan ta’awun dan beroreintasi kepada khidmatul ummah dengan tetap menghormati kekhasan dari masing-masing organisasi maupun pilihan hasil ijtihadnya, selama ia memang mempunyai rujukan di dalam Al-Quran, Assunnah, maupun mazhab ahli sunnah wal jamaah, apalagi banyak kader dan simpatisan PKS berasal dari berbagai macam latar belakang ormas keagamaan, seperti dari NU, Muhammadiyah, DDII, Persis, PUI, Hidayatullah, dan lain-lain. Karenanya PKS tidak pernah mengeluarkan doktrin untuk mengambil alih apalagi menguasai Masjid, Jadwal Khotib, Rumah Sakit, Sekolah atau amal usaha milik organisasi lain. PKS bahkan menginstruksikan kepada seluruh kadernya untuk membantu ummat yang menjadi korban gempa di Yogyakarta dan lain-lain dengan berkomunikasi dengan para donatur untuk membangunkan/membangun kembali Masjid-masjid yang diwakafkan misalnya kepada Muhammadiyah di Prambanan.

3. PKS sebagai organisasi politik tidak memiliki sekolah maupun Radio partai, memang kader-kader PKS banyak yang bergerak dalam bidang pendidikan maupun media, tetapi tidaklah seluruh sekolah yang berlabel ISLAM TERPADU dikelola oleh kader PKS, tetapi kalau ada Radio yang selalu menyiarkan ajaran tentang pengkafiran/pembid’ahan Wali songo apalagi Syeikh Abdul Qodir Al-Jailani, sebagai mana isu yang beredar, pasti bukan dari kader/simpatisan PKS.

4. PKS menyadari sepenuhnya bahwa dirinya, seperti juga organisasi yang lain, bukanlah kelompok yang ma’shum (terhindar dari kesalahan), ia hanyalah sekumpulan manusia yang bisa melakukan kesalahan, maka untuk hal-hal yang tidak menjadi kebijakan partai tetapi di lapangan dinilai telah menimbulkan masalah di tengah sebagian ummat, kami mohon maaf lahir dan bathin. Dan kalau terbukti bahwa perilaku itu dilakukan oleh kader PKS tentu kami akan melakukan penegakan disiplin organisasi dan perbaikan ke dalam. PKS tetap berkomitmen untuk mendengar nasihat, agar terjadi ishlah, agar ukhuwwah Islamiyah dapat terjaga untuk menguatkan ukhuwwah wathoniyah dan ukhuwwah basyariyah. PKS menyadari bahwa ada pihak-pihak tertentu yang suka mengadu domba di antar ummat, yang tidak senang bila ummat Islam berukhuwwah, sehingga dapat berperan lebih produktif untuk menwujudkan NKRI yang berdaulat jaya dan raya di tengah persaingan global itulah NKRI yang baldatun thoyyibatun warobbun ghafur. Untuk itu PKS, juga berharap pihak lain, selalu siap untuk berta’awun, saling tabayyun, mengokohkan silaturahim, untuk menghentikan penyebaran fitnah dan menggantinya dengan ukhuwwah, untuk menghentikan pecah belah di antara ummat agar berbagai komponen ummat lebih dapat berta’awun untuk merealisasikan kemaslahatan yang lebih besar bagi ummat di Negara tercinta Republik Indonesia. Dan ini semuanya juga dalam rangka mengamalkan ayat Al-Quran yang sangat populer di kalangan Muhammadiyah yaitu Ayat fastabiqul khoirot, juga mengamalkan ayat Al-Quran yang sangat populer di kalangan NU yaitu wa’tasimu bi hablillahi jamian wala tafa rroqu.

Demikianlah klarifikasi ini disampaikan, in uridu illa al ishlahi ma ishtatho’tu wa ma taufiqi illa billah alaihi tawakkaltu wa ilaihi unibu.

Ir. H. Tifatul SembiringPresiden PKS
 

Sontoloyo Membangun Istana Pasir July 2, 2008

Filed under: Wawasan — ainspirasi @ 2:11 am
Tags:

Bung Karno tergolong suka menggunakan ungkapan sarkastik. Satu di antaranya adalah ungkapan Islam Sontoloyo. Dalam tulisannya di majalah Panji Islam terbitan Medan, 1940, Bung Karno menggolongkan kalangan Islam yang jumud (beku) dan tidak rasional, sebagai Islam Sontoloyo.

Dr Clenik, pojok sentilan Harian Merdeka milik BM Diah, sering pula menggunakan ungkapan tersebut ketika mengkritik kebijakan pemerintah. Pada 90-an awal, sebagai wakil pemimpin redaksi saya meneruskan tradisi Dr Clenik itu: Sontoloyo!

Kini sontoloyo –yang antara lain berarti konyol– populer kembali melalui Kepala Badan Intelijen Nasional (BIN), Syamsir Siregar. Kepada pers, Kamis (26/6), Syamsir menyebut menteri-menteri asal parpol yang partainya menyetujui hak angket, sebagai menteri sontoloyo. “Di kabinet mereka setuju BBM naik, di luar ngomong-nya lain. Sontoloyo.”

Syamsir tampaknya kecewa atas perilaku sejumlah partai yang setuju hak angket. Kecuali Partai Demokrat dan Partai Golkar yang konsisten, partai-partai lain dalam pemerintahan yang semula menolak hak angket, justru berbalik mendukung hak angket. Partai-partai tersebut menyetujui hak angket dengan alasan untuk memperbaiki kebijakan energi pada masa mendatang, bukan untuk pemakzulan. Penegasan partai-partai tersebut penting untuk tetap dipegang.

Rakyat lelah menyaksikan drama reformasi. Dalam tempo sepuluh tahun, sudah empat kali pergantian presiden dalam dua kali pemilihan umum. Pak Habibie yang cukup berhasil menahan negara ini tidak ambruk, jabatannya berakhir ketika partai-partai mementingkan syahwat politiknya daripada perbaikan ekonomi. Penggantinya, Gus Dur, jatuh sebelum jabatan berakhir. Pemerintahan berikutnya dipimpin Megawati.

Dalam pemilihan langsung, Susilo Bambang Yudhoyono dan Jusuf Kalla, terpilih sebagai presiden dan wapres. Berbagai upaya telah dilakukan untuk memperbaiki kondisi negara ini. Konflik puluhan tahun di Aceh, konflik Poso, dan Maluku, dapat diselesaikan. Pertumbuhan ekonomi terus membaik dari sebelumnya. Posisi Indonesia di fora internasional pun semakin kuat.

Setahun menjelang akhir jabatan, SBY-JK mengambil risiko untuk tidak populer dengan mengurangi subsidi BBM. Ini bukan untuk diri dan kekuasaan mereka, melainkan menyelamatkan bangsa ini dari keterpurukan akibat melonjaknya harga minyak dunia. Siapa pun presiden –dalam situasi harga minyak yang tak terkendali– akan mengambil keputusan tidak populer itu, kecuali pemimpin yang hanya memikirkan kepentingan kekuasaannya.

Setahun lagi masa jabatan presiden dan wapres. Biarlah rakyat yang menentukan nasib presiden dan wapres pada pemilu mendatang. Dalam transisi demokrasi sekarang ini, menjatuhkan presiden sebelum akhir jabatannya dapat berakibat fatal dan frustrasi berkepenjangan terhadap demokrasi. Ini seperti membangun istana pasir, mudah sekali runtuh.

Dibangun, runtuh lagi. Dibangun lagi, runtuh lagi. Jika demikian, maka malang sekali nasib bangsa dan negara ini dalam permainan para politisi. Republika, 2 Juli 2008

(Asro Kamal Rokan )

 

Pro Kebebasan Tidak Konsisten June 23, 2008

Filed under: Opini,Wawasan — ainspirasi @ 9:12 am

Antara pluralisme dan kebebasan bagai dua sisi mata uang. Bila ingin disebut pluralis maka seseorang harus membuka pintu kebebasan. Allah sendiri memberi kebebasan manusia untuk memilih menjadi kafir atau Mu’min (QS 64:2).

Dilihat dari segi bahasa tidak ada yang salah dengan pluralisme dan kebebasan. Kita lahir ke dunia ini dalam keadaan plural dan setiap manusia adalah mahluq yang unique. Manusia yang lahir dari satu rahim pun tidak ada yang sama. Sehingga tidak ada masalah dengan pluralisme. Saya suka masakan padang dan orang lain suka gudeg sah-sah saja. Kalau terjadi pemaksaan semua orang harus makan gudeg itulah melanggar kebebasan.

Cuma tampaknya banyak orang kebingungan dengan pluralisme. Dikiranya dengan kaidah pluralisme orang boleh melakukan apa saja. Batas-batas antara sistem yang satu dengan sistem lainnya tidak dihiraukan dengan alasan kebebasan. Kasihan sekali mereka ini. Orang-orang seperti itu seakan menjadi pahlawan kebebasan. Yang dibelanya adalah k e b e b a s a n. Sampai-sampai mereka menggugat tuhan lantaran menurut mereka tuhan tidak sempurna. Mereka berkata, misalnya, tuhan tidak melarang homeseksual atau lesbian.

Para penganut kebebasan dan pluralisme terbukti sangat tidak konsisten dengan keyakinannya. Salah satu buktinya di Prancis, negara bebas, untuk masuk “perguruan tinggi” kaum Muslimah tidak boleh memakai jilbab, inikah kebebasan itu? Lihatlah Adnan Buyung yang mengaku penganut paham kebebasan dia berkata “bubarkan MUI”. Kalau Ahamadiyah dibelanya mati-matian untuk tidak dibubarkan lalu mengapa MUI diminta bubar? Otaknya ke mana? Bukannya dia sendiri yang dibubarkan karena tampak tak waras?

Atau ultimatum bush: “pilih bersama kami atau kami kelar karpet bom”, inikah kebebasan?

Seseorang yang hanya berpijak pada paham pluralisme dan kebebasan akan terombang ambing dalam kehidupan ini. Dia sulit membedakan mana yang boleh dan mana yang tidak. Lebih parah amal perbuatannya bisa-bisa tidak berharga di mata Allah. Kalau orang beramal hanya berdasarkan niat kebebasan dan pluralisme dikuatirkan dia akan membiarkan maksiat dan “kejahatan” berkembang biak.

Saya lebih suka mengatakan jadilah kita pembela kebenaran dan hendaklah kita selalu bersama orang-orang yang benar. Allah tidak menyuruh kita menjadi pembela kebebasan karena memang Allah sudah menentukan mana yang boleh dan mana yang tidak.

 

Untuk yang bertanya Tips Malam Pertama

Filed under: Selingan,Wawasan — ainspirasi @ 8:05 am

Berikut ini sedikit informasi untuk Mbak…yang sebentar lagi akan mantenan.

Mbak mungkin sudah pernah baca atau mendengar. Tapi tak apa yah.. saya ulangi lagi.

Ritual malam pengantin adalah rangkaian acara dari pagi hingga malam sejak ijab-qabul dilaksanakan. Acara ini sangat melelahkan bagi kedua pengantin. Karena lelah seharian maka mungkin pada malamnya tidak akan maksimal melaksankan aktivitas pengantin baru.

Satahu saya setelah ijab-qabul atau ketika suami istri telah halal berduaan maka ketika pertama kalai masuk kamar, mungkin siang hari, maka katakan pada suami untuk memegang kepala Mbak sambil berdoa agar diberi keberkahan selama berumah tangga (doanya dalam bahasa Indonesia juga boleh).

Saya kira pada siang hari masih rame, masih banyak tamu undangan, keluarga dsb. Jadi sebaiknya tidur pertama dengan suami dilakukan pada malam hari. Ketika malam hari mau tidur dengan suami sebaiknya dalam keadaan wangi. Bersihkan bulu ketiak dan kemaluan karena akan menambah kenyamanan ketika tidur bersama.

Ketika tiba saatnya kalian bersama dalam satu kamar pada malam hari maka mungkin pengantin baru tidak dapat menahan diri sehingga pingin cepat-cepat melakukannya. Mungkin bagusnya mandi dulu, lalu pakai wangi-wangian. Setelah itu sholat dua rakat dipimpin suami. Berikutnya terserah kalian, mau lakukan apa saja tidak ada aturannya. Saya tidak menemukan suatu ketentuan dari nabi apa yang dilakukan nabi pada saat tidur bersama istri-istrinya.

Pokoknya bebas…merdeka. Mau bersama suami sambil duduk, tidur, berdiri, jongkok, atas bawah, bawah atas, menyamping atau berlari-lari.. silakan saja. Mau posisi apa saja tak ada aturannya, sa-karepe asal sasarannya yang depan bukan yang belakang.

Biasanya sebelum ronde utama ada permainan pendahuluan. Bahasa kerennya foreplay. Biasanya yah.. hanya sekedar pemanasan saling membangkitkan gairah. Foreplay misalkan saling meraba di bagian-bagian tubuh yang sensitif atau bisa juga saling mencopot pakaian, mungkin sangat menyenangkan. Atau kalau suami Mbak masih tampak dingin-dingin saja cobalah berpenampilan seksi untuk menggodanya siapa tahu dia akan bernafsu bangat..

Tapi sebelum bersetubuh pakailah alas di “bagian bawah ..” agar kalau berdarah tidak mengotori seprei. Perhatikan waktu kalian siap melakukan persebadanan suami istri hendaknya baca doa berikut:

Allahuma janibna wa janibi syaithona ma rojaqtana. (aku berlidung dari syaitan laki-lakai dan syaitan perempuan dari apa yang engkau karuniakan )

Memang semua pakaian harus dilepas alias telanjang ketika bersetubuh, tapi tutuplah badan kalian dengan selimut atau sesuatu ketika persetubuhan atau bergumul. Tahu ya.. maksudnya.

Berikutnya ketika sudah selesai dan ingin melakukan ronde ke-2 sebaiknya wudhu dulu dan membersihkan kemalauan. Maksudnya agar tenaga bisa pulih kembali, kalau tak bisa wudhu langsung ronde ke-2 boleh saja, dan membaca doa seperti doa di atas.

Siap-siap Mbak mungkin suami akan minta dilayani 3x sehari atau bahkan 5x sehari, asal kuat mandi besar. Maaf mungkin terlalu fulgar, tapi saya tak punya bahasa yang lain Mbak.

 

Islam di Amerika Sebelum Columbus June 17, 2008

Filed under: Wawasan — ainspirasi @ 3:44 am

Republika 16 Juni 2008

Christopher Columbus menyebut Amerika sebagai ‘The New World’ ketika pertama kali menginjakkan kakinya di benua itu pada 21 Oktober 1492. Namun, bagi umat Islam di era keemasan, Amerika bukanlah sebuah ‘Dunia Baru’. Sebab, 603 tahun sebelum penjelajah Spanyol itu menemukan benua itu, para penjelajah Muslim dari Afrika Barat telah membangun peradaban di Amerika.

Klaim sejarah Barat yang menyatakan Columbus sebagai penemu benua Amerika akhirnya terpatahkan. Sederet sejarawan menemukan fakta bahwa para penjelajah Muslim telah menginjakkan kaki dan menyebarkan Islam di benua itu lebih dari setengah milenium sebelum Columbus. Secara historis umat Islam telah memberi kontribusi dalam ilmu pengetahuan, seni, serta kemanusiaan di benua Amerika.

”Tak perlu diragukan lagi, secara historis kaum Muslimin telah memberi pengaruh dalam evolusi masyarakat Amerika beberapa abad sebelum Christopher Columbus menemukannya,” tutur Fareed H Numan dalam American Muslim History A Chronological Observation. Sejarah mencatat Muslim dari Afrika telah menjalin hubungan dengan penduduk asli benua Amerika, jauh sebelum Columbus tiba.

Sejarawan Ivan Van Sertima dalam karyanya They Came Before Columbus membuktikan adanya kontak antara Muslim Afrika dengan orang Amerika asli. Dalam karyanya yang lain, African Presence in Early America, Van Sertima, menemukan fakta bahwa para pedagang Muslim dari Arab juga sangat aktif berniaga dengan masyarakat yang tinggal di Amerika.

Van Sertima juga menuturkan, saat menginjakkan kaki di benua Amerika, Columbus pun mengungkapkan kekagumannya kepada orang Karibian yang sudah beragama Islam. “Columbus juga tahun bahwa Muslim dari pantai Barat Afrika telah tinggal lebih dulu di Karibia, Amerika Tengah, Selatan, dan Utara,” papar Van Sertima. Umat Islam yang awalnya berdagang telah membangun komunitas di wilayah itu dengan menikahi penduduk asli.

Menurut Van Sertima, Columbus pun mengaku melihat sebuah masjid saat berlayar melalui Gibara di Pantai Kuba. Selain itu, penjelajah berkebangsaan Spanyol itu juga telah menyaksikan bangunan masjid berdiri megah di Kuba, Meksiko, Texas, serta Nevada. Itulah bukti nyata bahwa Islam telah menyemai peradabannya di benua Amerika jauh sebelum Barat tiba.

Fakta lainnya tentang kehadiran Islam di Amerika jauh sebelum Columbus datang juga diungkapkan Dr Barry Fell, seorang arkeolog dan ahli bahasa dari Universitas Harvard. Dalam karyanya berjudul Saga America, Fell menyebutkan bahwa umat Islam tak hanya tiba sebelum Columbus di Amerika. Namun, umat Islam juga telah membangun sebuah peradaban di benua itu.

Fell juga menemukan fakta yang sangat mengejutkan. Menurut dia, bahasa yang digunakan orang Pima di Barat Daya dan bahasa Algonquina, perbendaharaan katanya banyak yang berasal dari bahasa Arab. Arkeolog itu juga menemukan tulisan tua Islami di beberapa tempat seperti di California.

Di Kabupaten Inyo, negara bagian California, Fell juga menemukan tulisan tua lainnya yang berbunyi ‘Yasus bin Maria’ yang dalam bahasa Arab berarti “Yesus, anak Maria”. “Ini bukan frase Kristen,” cetus Fell. Faktanya, menurut dia, frase itu ditemukan dalam kitab suci Alquran. Tulisan tua itu, papar dia, usianya lebih tua beberapa abad dari Amerika Serikat.

Arkeolog dan ahli bahasa itu juga menemukan teks, diagram, serta peta yang dipahat di batu yang digunakan untuk kepentingan sekolah. Temuan itu bertarikh antara tahun 700 hingga 800 M. Teks serta diagram itu berisi mata pelajaran matematika, sejarah, geografi, astronomi, dan navigasi laut. Bahasa pengajaran yang ditemukan itu menggunakan tulisan Arab Kufi dari Afrika Utara.

Sejarawan seni berkebangsaan Jerman, Alexander Von Wuthenau, juga menemukan bukti dan fakta keberadaan Islam di Amerika pada tahun 800 M hingga 900 M. Wuthenau menemukan ukiran kepala yang menggambarkan seperti bangsa Moor. Itu berarti, Islam telah bersemi di Amerika sekitar separuh milenium sebelum Columbus lahir.

Dia juga menemukan ukiran serupa bertarik 900 M hingga 1500 M. Artifak yang ditemukan itu mirip foto orang tua yang biasa ditemui di Mesir. Youssef Mroueh dalam tulisannya Muslim in The Americas Before Columbus memaparkan penuturan Mahir Abdal-Razzaaq El, orang Amerika asli yang menganut agama Islam. Mahir berasal dari suku Cherokee yang dikenal sebagai Eagle Sun Walker.

Mahir memaparkan, para penjelajah Muslim telah datang ke tahan kelahiran suku Cherokee hampir lebih dari 1.000 tahun lalu. Yang lebih penting lagi dari sekedar pengakuan itu, kehadiran Islam di Amerika, khususnya pada suku Cherokee adalah dengan ditemukannya perundang-undangan, risalah dan resolusi yang menunjukkan fakta bahwa umat Islam di benua itu begitu aktif.

Salah satu fakta yang membuktikan bahwa suku asli Amerika menganut Islam dapat dilacak di Arsip Nasional atu Perpustakaan Kongres. Kesepakatan 1987 atau Treat of 1987 mencantumkan bahwa orang Amerika asli menganut sistem Islam dalam bidang perdagangan, kelautan, dan pemerintahan. Arsip negara bagian Carolina menerapkan perundang-undangan seperti yang diterapkan bangsa Moor.

Menurut Youssef, pemimpin suku Cherokee pata tahun 1866 M adalah seorang pria bernama Ramadhan Bin Wati. Pakaian yang biasa dikenakan suku itu hingga tahun 1832 M adalah busana Muslim. ”Di Amerika Utara sekurangnya terdapat 565 nama suku, perkampungan, kota, dan pegunungan yang akar katanya berasal dari bahasa Arab,” papar Youssef.

Fakta-fakta itu membuktikan bahwa Islam telah hadir di tanah Amerika, ketika kekhalifahan Islam menggenggam kejayaannya. Hingga kini, agama Islam kian berkembang pesat di Amerika – apalagi setelah peristiwa 11 September. Masyarakat Amerika kini semakin tertarik dan meyakini bahwa Islam adalah agama yang paling benar. heri ruslan.

 

Keluarkan Adnan Buyung dari WATIMPRES June 3, 2008

Filed under: Opini,Wawasan — ainspirasi @ 4:05 am

Kalau Adnan Buyung Nasution boleh mengusulkan MUI bubar mengapa kita tidak boleh mengusulkan agar dia dikeluarkan dari tim penasihat presiden. Tidak ada hak bagi satu orang itu untuk megusulkan MUI bubar, kecuali umat Islam sendiri. Masih banyak yang pakar hukum selain ABN. Tidak ada yang rugi kalau ABN diganti. Kalau MUI bubar Indonesia bakal dapat masalah karena MUI sudah mewakili berbagai golongan dan turut meredam gejolak yang ada di tengah masyarakat. MUI adalah representasi umat Islam dari berbagai organisasi.  Mereka melarang Ahmadiyah dibubarkan lalu mengapa mereka mengusulkan MUI dibubarkan? Otaknya pindah kemana?

Terjadi kekerasan antar kelompok kemarin memang akibat presiden terlalu lamban kayak keong. Presiden SBY menggemaskan. Sudah ditipu oleh blue energy, membiarkan masyarakat baku hantam sendiri. Memang orang harus berhati-hati tapi jangan kelamaan. Apakah nunggu rumah terbakar baru mengambil keputusan?

Bapak presiden yang kami cintai, Anda orang cerdas tapi negara kadang tidak perlu orang yang cerdas tapi lamban bertindak. Bertindaklah secepat mungkin dengan koridor hukum yang ada, jangan engkau membiarkan kami menumpahkan darah sesama anak bangsa. Kami menginginkan  Anda segera melerai pertikaian ini apapun caranya dengan cara yang arif. Itu tidak berarti FPI atau semacamnya dijebloskan ke penjara. Kalau memang takut membubarkan Ahmadiyah kenapa tidak memaksa Ahmadiyah menggunakan nama lain agar tidak bersinggungan dengan umat Islam, seperti pendapat para pakar?

Ahmadiyah adalah soal keyakinan. Seperti yang diakui Indonesia menghormati semua agama. Kalau Ahmadiyah bukan urusan negara lalu mengapa urusan Ahmadiyah diputuskan oleh negara bukan antar umat Islam sendiri? Ahmadiyah diberi saja pilihan mau dibubarkan atau mengganti nama agar jelas dan tidak membingungkan masyarakat.  

http://hidayatullah.com/index.php?option=com_content&task=view&id=6952&Itemid=1

 

 

 

Awas… Penipuan, Kasihan Bangsaku May 29, 2008

Filed under: Opini — ainspirasi @ 1:18 pm

Membaca detik.com akhir-akhir ini muncul lagi sebuah fenomena lama yang dulu-dulu pernah ada. Dulu ada yang mengaku-ngaku punya harta peninggalan mendiang presiden Soekarno di luar negeri, ternyata bohong. Kalau dulu cerita dari mulut ke mulut. Sekarang malah keberadaan harta yang demikian banyak itu disebarkan lewat internet.

Belum lagi kita habis dihebohkan dengan peristiwa penemuan blue energy yang sangat fantastis, kini berita heboh datang lagi menyangkut kekayaan seseorang yang konon melebehi APBN RI. Dialah Achmad Zaini (AZ) yang diberitakan memiliki kekayaan 20 kali APBN Indonesia. Tentu saja kalau benar dia luar biasa kaya. Kabarnya beliau layaknya selebritis disambut antusias oleh berbagai pengusaha.

Cuma saya perhatikan ada yang mulai tidak beres dengan AZ ini. Pertama dia menyebarkan informasi lewat internet yang seoalah-olah mengesankan dia orang kaya raya yang siap meminjamkan modal dengan berbagai kemudahan. Ini agak janggal karena tidak biasanya orang kaya raya mengumumkan hartanya secara terbuka ke media massa. Kedua dia dikelilingi oleh, katanya, 99 ahli spritual. Ini makin bertambah aneh. Kenapa tidak sewa bodyguard saja? Ketiga ngapain dia tinggal di Indonesia tidak di luar negeri? Ini tandanya dia tidak punya duit. Keempat dia mengaku dia adalah keturunan Prabu Siliwangi. Apa hubungannya dengan kekayaannya. Ini seakan mengesankan bahwa dia adalah orang berdarah biru yang pantas memiliki harta yang banyak. Kelima kalau dia betul tulus kenapa tidak langsung saja bangun gitu, koq pakai rencana-rencana akan menyumbang. Sangat meragukan dia punya duit melebihi APBN RI. Keenam dia tidak bisa menjelaskan dari mana harta peninggalan ortunya itu, menurut berita dia enggan menjelaskannya, misterius. Mulai kelihatan, tampaknya, dia bohong. Ketujuh mengapa baru sekarang diumumkan. Mengapa masyarakat sebelumnya tidak mengenal atau tidak tahu-menahu kondisi ortunya semasa hidup? Kalau ortunya punya harta di luar negeri mestinya masyarakat sudah mengenal semua keluarganya.

Kita harus menunggu pernyataan dari AZ selanjutnya. Sampai saat ini dia belum mengeluarkan sebuah statement bagaimana cara peminjamannya? Statemen pertamanya terbukti tidak benar. Dia bilang telah berkoordinasi dengan BI tapi pejabat BI mengatakan tidak tahu menahu.

Kalau melihat keberadaannya di Indonesia, 99% saya menduga dia membual alias bohong. Kita tunggu saja pernyataan berikutnya.

Kasihan bangsaku yang gampang sekali terperdaya dengan iming-iming dapat duit mudah. Kalau mau kaya bekerjalah dengan keras dan banyak beramal serta bertakwalah kepada Allah.

 

Masih Terpuruk Setelah 100 tahun May 28, 2008

Filed under: Opini — ainspirasi @ 8:09 am

Tiga hari yang lalu kita bangsa Indonesia telah memperingati hari Kebangkitan Nasional yang menandai 100 tahun kebangkitan nasional. Pada peringatan 100 tahun HARKITNAS tahun ini disambut dengan kondisi bangsa yang sangat kurang menguntungkan. Pemerintah Indonesia dihadapkan pada pilihan sulit dengan kondisi harga minyak dunia. Harga minyak dunia naik mencapai 123 USD per barel yang mengakibatkan beban keuangan pemerintah menjadi bertambah sehingga pemerintah merencanakan menaikkan harga minyak. Tentu saja kenaikan ini sangat berat bagi kebanyakan masyarakat Indonesia. Inilah problem dilematis bagi pemerintah. Harga minyak dinaikan menjadi beban bagi masyarakat, harga dibiarkan tetap, katanya, menjadi beban bagi pemerintah.

Masalah bahan bakar minyak adalah satu dari sekian banyak masalah yang dihadapi oleh bangsa Indonesia. Akan tetapi masalah harga bahan baker ini layaknya tuas yang dapat mendongkrak semua harga kebutuhan pokok masyarakat. Tidak mengherankan apabila masyarakat langsung menjerit bila mendengar pemerintah menaikan harga bahan bakar. Oleh karena itu sudah menjadi tugas kita semua untuk saling bahu membahu menghadapi masalah-masalah seperti ini.

Jamaah rahima kumullah,

Memanfaatkan kekayaan alam yang dikaruniakan oleh Allah kepada Negara kita merupakan tugas kita bersama. Mestinya kekayaan alam Indonesia itu tidak hanya dinikmati oleh sebagian kecil orang tetapi dinikmati oleh semua orang yang ada di dalamnya. Kenyataannya jarang sekali diantara kita yang bias menggunakannya kekayaan alam Indonesia dengan optimal. Kita punya laut, tapi banyak hasil laut yang dicuri orang. Kita punya banyak hasil tambang tapi hasil tambang itu lebih banyak dinikmati oleh orang luar. Demikian juga dengan hasil hutan.

Oleh karena itu menjadi kewajiban kita sebagai umat Islam Indonesia untuk turut memelihara dan memanfaatkan kekayaan alam yang ada. Merumuskan berbagai cara menggunakan sumber daya alam ini mungkin inilah termasuk dalam pengertian yang terkandung dalam ayat yang berbunyi:

Dan orang-orang yang berjihad untuk (mencari keridhaan) kami, benar- benar akan kami tunjukkan kepada mereka jalan-jalan kami. dan Sesungguhnya Allah benar-benar beserta orang-orang yang berbuat baik. 29: 69

Dengan ayat ini Allah menyatakan hanya mereka yang bekerja keras yang akan diberi petunjuk. Bekerja keras termasuk amal shaleh bila dilakukan oleh orang-orang beriman. Ketika kita berusaha dengan sekuat tenaga memikirkan cara-cara memanfaatkan kekayaan alam ini maka pada saat itu Allah menegaskan Dia akan memberi petunjuknya. Ini bukan hal mudah. Pasti banyak kesulitan yang akan kita hadapi. Akan tetapi kita tidak perlu kuatir dengan kesulitan-kesulitan itu karena Allah berfirman

Karena Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan, Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan. 94:5-6.

Agar terlaksana dengan baik diperlukan usaha-usaha cerdas dari pemerintah dan masyarakat.

Dan Allah Telah berjanji kepada orang-orang yang beriman di antara kamu dan mengerjakan amal-amal yang saleh bahwa dia sungguh-sungguh akan menjadikan mereka berkuasa dimuka bumi, sebagaimana dia Telah menjadikan orang-orang sebelum mereka berkuasa, dan sungguh dia akan meneguhkan bagi mereka agama yang Telah diridhai-Nya untuk mereka, dan dia benar-benar akan menukar (keadaan) mereka, sesudah mereka dalam ketakutan menjadi aman sentausa. mereka tetap menyembahku-Ku dengan tiada mempersekutukan sesuatu apapun dengan Aku. dan barangsiapa yang (tetap) kafir sesudah (janji) itu, Maka mereka Itulah orang-orang yang fasik. 24:55

 

Hukum Pakaian dari Kulit Binatang

Filed under: Fatwa,Wawasan — ainspirasi @ 8:01 am

Pertanyaan: Saya memiliki jaket dan dompet terbuat dari kulit. Keduanya berasal dari kulit sapi yang mungkin saja tidak disembelih sesuai syariat. Apakah sholat saya syah ketika membawa keduanya?

Jawaban: Pada prinsipnya kulit binatang, selain babi, yang disamak suci. Dibolehkan membawa jaket dan dompet kulit ketika sholat.

http://www.imamusa.org/fatwa/fatwa.php?askid=d9ee4885dc7513be9ee2e1593fd3fcac

Pertanyaan: saya bekerja di perusahaan kulit dan beberapa hari lalu saya mendapat hadiah jaket kulit. Ternyata jaket itu terbuat dari kulit babi. Apakah kita dibolehkan untuk mengenakannya? Seseorang berkata kita hanya dilarang memakannya tapi boleh memakainya. Bila kulit babi dilarang mengenakannya bagaimana dengan bola sepak yang terbuat dari kulit babi?

Jawaban: Kulit binatang menjadi halal ketika disembelih sesuai syariah seperti kulit unta, sapi, rusa dan sebagainya, apakah kulit itu disamak atau tidak. Untuk kulit binatang yang diharamkan memakannya seperti anjing, srigala, singa, babi, diharamkan mengenaka kulitnya meskipun disembelih susuai syariat atau mati atau dibunuh, mereka tidak menjadi halal lantaran disembelih sesuai yariat, mereka najis. Ini merupakan pendapat yang paling benar, dengan pertimbangan kulit dari binatang yang diharamkan memakannya tidak bisa menjadi halal dengan proses penyamakan.

Untuk bola sepak, tentu kita tidak mengenakannya, tapi menendangnya.

http://www.askriad.com/Q&A/fiqh.htm#

Untuk kulit binatang yang mati sebelum disembelih sesuai syariah, bila disamak maka menjadi halal, sebelum disamak tetap najis. Kulit binatang dapat dibagi menjadi tiga:

Pertama: kulit yang suci ketika disamak atau tidak disamak, yaitu kulit binatang yang halal dimakan kalau disembelih sesuai syariat

Kedua: kulit yang tidak bisa menjadi suci sebelum atau setelah disamak, karena binatangnya memang najis. Ini merupakan kulit binatang yang haram dimakan seperti babi.

Ketiga: Kulit yang menjadi suci setelah disamak, sebelum disamak sifatnya najis. Ini merupakan kulit binatang-binatang yang dagingnya boleh dimakan bila disembelih sesuai syariat dan haram kalau binatang itu mati dengan cara lain.

http://www.islamqa.com/en/ref/1695

Para imam berbeda dalam memandang sholat mengenakan kulit ( meskipun telah disamak) berasal dari binatang yang dilarang memakannya, termasuk di dalamnya keberadaan rambut atau bulu. Hal yang sama berlaku juga untuk pakaian yang terkena bagian-bagian binatang seperti air liur dan keringat. Jadi kalau ada satu helai saja bulu binatang kucing atau lainnya menempel di pakaian maka sholatnya tidak syah. Lain halnya dengan lilin, madu, darah kutu, atau insekta yang tidak memiliki air liur atau bulu.

 
 

http://www.al-islam.org/encyclopedia/chapter7/6.html

 

Memasang Gorden Bergambar Binatang May 15, 2008

Filed under: Hadist,Wawasan — ainspirasi @ 7:48 am

Dari Ibnu Umar r.a. Nabi bersabda barang siapa yang membuat gambar (suwar) akan dihukum di hari kiamat dan kepada mereka akan dikatakan hidupkanlah apa yang telah engkau gambar. (Bukhari 7/541, no.835, Muslim, 3/160, no 5268)

Aisyah r.a. berkata ketika Nabi datang dari sebuah perjalanan aku menutup pintu dengan gorden yang ada gambar kuda. Beliau memerintahku untuk menurunkannya dan akupun melakukannya. (Muslim, 3/1158, no5256)

Riwayat lain: Aisyah r.a. berkata ketika Nabi datang dari sebuah perjalanan aku menutup pintu kamarku dengan gorden yang ada gambar (tamaathil). Ketika beliau melihatnya beliau merobeknya dan bersabda “ orang yang paling besar hukumannya di hari kiamat adalah orang yang mencoba membuat sesuatu seperti ciptaan Allah” kemudian dari gorden itu kami membuat untuk satu atau dua bantal. (al-Bukhari, 7/542, no.838)

Al Hafiz Ibnu Hahajar berpendapat, “Kata tammathil merupakan bentuk plural dari kata timthal dan merujuk pada sesuatu yang memiliki gambar; dan kata itu artinya lebih umum dibanding shaakin (sesuatu yang memiliki badan seperti patung) atau naqsh (lukisan timbul), dahn (mengecat, melukis), atau nasaj (renda) di pakaian. Dari penuturan Bukair ibnu al-ashajj dari Abdurrahman ibnu al-Qaasim (Muslim, 3/1159, no 5256), ada kata-kata “..Dia (Aisyah) memasang gorden yang ada tasaawir (gambar).” (Fatul Baari, 10/401, no 59555)

Abdul Hamid Siddiqui yang menerjemahkan Sahih Muslim dalam Bahasa Inggris mengatakan: “ Orang mungkin bertanya kalau kain bergambar dilarang untuk gorden lalau mengapa tidak dilarang untuk bantal duduk? Jawabannya adalah kalau kain ada gambar maka kain digunting menjadi beberapa bagian dan dijahit lagi sehingga gambar tadi tidak memiliki bentuk. Selain itu gambar di gorden sangatlah jelas dibanding di bantal.

http://europenews.dk/en/node/8536

 

Salah Paham Polygami May 7, 2008

Filed under: Opini — ainspirasi @ 7:21 am

Polygami bukan merupakan sebuah aib. Para pelakunya tidak melakukan sebuah kesalahan ketika mereka menikah lagi berpolygami. Bahkan mereka ini, para suami, merupakan orang-orang hebat karena bersedia membagi perhatian kepada lebih dari seorang istri dengan adil. Sehingga tidak selayaknya polygami seseorang menjadi penyebab rusaknya reputasi yang bersangkutan. Masyarakatpun tak boleh marah bila seseorang berpolygami apalagi menggunjingnya.

Kenyataannya masyarakat punya penilaian sendiri. Masyarakat tidak bisa disalahkan kalau memandang sebelah mata pada mereka yang berpolygami. Masyarakat marah, itulah masyarakat yang ada di tengah kita. Masyarakat beralasan kalau memang mau mengikuti nabi kenapa tidak mencari saja janda-janda yang punya banyak anak agar turut mengatasi problem sosial. Mengapa harus mencari yang perawan dan cantik? Seharusnya inilah pertanyaan yang harus dijawab oleh seseorang ketika memikirkan untuk berpolygami. Janganlah hanya beralasan mengikuti nabi tapi tidak memperhatikan aspek sosialnya. Jujurlah pada Allah..

 

Mishary Rashid Al Afasy Reciter Terbaik

Filed under: Wawasan — ainspirasi @ 2:09 am

Saya telah memeriksa dua ratusan reciter Quran yang ada di

http://www.aswatalislam.net/CategorySelectionMadeP.aspx?CatID=1001

Dari semua reciter itu saya memilih reciter Mishary Rashid Al-Afasy sebagai yang terbaik yang enak didengar. Suranya begitu khas sehingga mendengar sebagian ayat-ayat yang dibacanya akan menitikkan air mata. Dengarlah bagaimana beliau memabaca surat An-Naba (78) atau surat Qof (50) sungguh membawa kita semakin dekat dengan Allah. Ada yang menempatkannya pada urutan ke-2 setelah Saad Ghamdi tetapi bagi saya gaya Mishary lebih tepat berada di urutan pertama. Hebatnya juga beliau ini piawai melantunkan bait-bait nasyid seperti dalam ana-al-abdu.

Mishary adalah orang Kuwait yang menamatkan pelajaran dalam studi tentang Quran. Syaikh Mishary sangat paham berbagai jenis bacaan Quran. Skripsinya membicarakan bacaan-bacaan Quraan. Kapan Syaikh…. datang ke Indonesia?

 

Alhamdulillah Aku Tidak Diterima May 3, 2008

Filed under: Uncategorized — ainspirasi @ 5:38 am

Sebenarnya ketika melamar beasiswa DIKTI kemarin aku hanya mengetes keberuntungan. Dilihat hitung-hitungan matematis aku memang sangat perlu uang untuk mengatasi masalah keuanganku. Apalagi sekarang kurs rupiah makin rendah dibanding baht. Oleh karena itu melamar beasiswa dan semua persyaratan aku sertakan. Keterangan universitas, biaya dan keterangan-keterangan lainnya aku lampirkan.

Ternyata aku tidak diterima. Mungkin Allah berpendapat aku tidak serius sehingga aku tidak lolos seleksi administratif. Kalau alasannya ini aku kira tidak mungkin karena aku telah memenuhi semua persyaratan. Kalau alasannya kurang berdoa juga mustahil karena aku selalu berdoa siang malam. Aku menduga alasannya yang paling tepat adalah Allah menyayangiku. Begitu kasih sayangnya Allah padaku dibiarkan-Nya aku berusaha mengatasi kekurangan-kekurangan yang ada. Allah seakan yakin dengan kemampuanku mengatasi masalah keuangan. Atau juga Allah senang melihat aku bekerja keras berjuang mati-matian. Allah senang aku beramal di tengah-tengah masalah keuangan yang melilitku. Mungkin juga Allah mau mengatakan masalah keuangan adalah soal kecil, Allah Maha Kaya dan Allah sudah menyiapkan di lain kesempatan.

Aku harus akui dengan masalah yang menerpaku membuatku kreatif, lebih banyak beramal sholeh, dan tentu saja selalu mengingat-Nya. Kalau saja aku mendapatkan beasiswa itu barangkali aku menjadi takabur, astagfirullah. Saat ini yang aku rasakan adalah kenikmatan luar biasa besar yang diberikan-Nya. Ditakdirkan-Nya aku melakukan banyak amal jariyah yang tidak ternilai harganya. Diberikan-Nya aku memiliki kekuatan iman, kekutan pikiran, kesehatan pribadi dan keluarga, dan banyak kenikmatan lainnya. Aku bisa berkenalan dengan banyak kalangan mulai dari anak-anak sampai orang-orang sepuh. Mulai dari pekerja biasa sampai pejabat. Ya Allah.. Engkau benar bahwa yang aku dapatkan selama ini melebihi nilai beasiswa DIKTI itu. Ya .. Allah ampunilah aku atas segala kesalahanku. Ya Allah..aku hampir lupa kalau aku pernah menyatakan bahwa Engkaulah hartaku. Aku hampir lupa kalau aku pernah mengatakan bahwa Quranlah yang aku tuju. Ya Allah ampunilah kelancanganku..

 

Etika Membawa Anak-anak ke Masjid May 2, 2008

Filed under: Fatwa,Hadist,Wawasan — ainspirasi @ 9:58 am

1. Masjid adalah tempat beribadah. Segala aktivitas dalam masjid harus dijaga agar orang yang beribadah di dalamnya merasa tenang, nyaman, sejuk dan sebagainya.

2. Sangat penting memperhatikan anak-anak agar mencintai agamanya, komunitasnya, dan penting juga agar anak-anak terbiasa dengan masjid sejak dini terutama di lingkungan non-Muslim.

3. Akan tetapi ada hal-hal yang harus diperhatikan agar tidak menimbulkan keresahan dalam masjid. Sangat tidak dianjurkan membawa anak-anak ke masjid bila anak-anak dapat menimbulkan kegaduhan. Bahkan haram membawa anak-anak bila di sekitar masjid tidak terdapat toilet atau ruang untuk membersihkan kotoran.

4. Sebaiknya anak-anak (balita) sholat dekat orang tuangnya.

5. Bila banyak anak-anak maka sebaiknya anak-anak berdiri di antara orang dewasa (tidak membuat shaf sendiri).

Ada hadis shahih yang menjelaskan bahwa Nabi SAW biasa sholat sambil menggendong anak-anak, seperti menggendong Umama saudaranya Zainab [Bukhari and Muslim], Hasan and Hussain, dan lain-lainnya.

Ada juga hadis: Jauhkan anak-anak dari masjid [Ibnu Majah]. Ini kalau anak-anak dapat mengotori masjid.

http://qa.sunnipath.com/issue_view.asp?HD=1&ID=2143&CATE=30

 

Hukum Membuat Gambar

Filed under: Fatwa — ainspirasi @ 9:24 am

Membuat gambar-gambar yang memilki jiwa ada dua jenis:

Pertama

Gambar yang lengkap atau gambar tanpa anggota badan yang dengannya manusia atau hewan masih bisa hidup seperti tangan atau kaki, mayoritas ulama berpendapat terlarang dibuat. (Artinya dilarang membuat gambar manusia atau hewan yang tidak memiliki kaki atau tangan, manusia tanpa tangan atau kaki masih bisa hidup.)

Kedua

Bila gambar tidak memiliki anggota badan yang tanpa-nya manusia atau hewan tidak dapat hidup seperti kepala, maka tidak apa-apa untuk dibuat. Artinya boleh membuat gambar manusia atau hewan asal gambar itu tidak punya kepala.

http://www.islamweb.net/ver2/Fatwa/ShowFatwa.php?lang=e&Id=89104&Option=FatwaId

 

Pemilu 5 April 2009 April 28, 2008

Filed under: Wawasan — ainspirasi @ 2:02 pm

Republika, 7 April 2008

Penduduk potensial pemilih 154.741.787 jiwa

JAKARTA-Komisi Pemilihan Umum (KPU) menetapkan tahapan dan jadwal Pemilu 2009. Pemungutan suara untuk memilih anggota DPD, DPR, dan DPRD akan berlangsung pada 5 April 2009.

Hari ini, KPU mengumumkan secara resmi dimulainya tahapan, program, dan jadwal Pemilu 2009,” kata Ketua KPU, Abdul Hafi Anshary, Sabtu (5/4). Ada sepuluh tahapan yang ia umumkan.

Tahapan pertama pemilu berjalan dengan diterimanya data kependudukan dari Departemen Dalam Negeri (Depdagri) dan Departemen Luar Negeri (Deplu) kemarin. Dengan data tersebut, mulai hari ini hingga 6 Juli 2008, KPU akan melakukan pemutakhiran data pemilih dan penyusunan daftar pemilih.

Mulai besok (7/4), KPU juga membuka pendaftaran partai politik calon peserta pemilu. Pendaftaran dibuka hingga 12 Mei 2008. Anggota KPU, Andi Nurpati Baharuddin, mengatakan proses pendaftaran, penelitian, hingga verifikasi faktual berlangsung secara simultan.

Targetnya, pada 3 Juli 2008 sudah dapat ditetapkan parpol peserta pemilu. Setelah pengundian nomor urut pada 4 Juli 2008 parpol peserta pemilu akan diumumkan pada 5 Juli 2008.

Meski tahapan pemilu sudah dimulai, hingga kemarin Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) belum dilantik. Pelantikan terkendala Mahkamah Agung (MA). Akibatnya, penyerahan data kependudukan kemarin tanpa pengawasan.

Sebelumnya, Hafiz mengatakan pelantikan Bawaslu belum dilakukan karena pejabat MA yang berwenang melantik sedang di luar kota. KPU sudah meminta MA mengirimkan satu hakim agung untuk pelantikan.

Data kependudukan

Depdagri kemarin menyerahkan Data Agregat Kependudukan per Kecamatan (DAK2) dan Daftar Penduduk Potensial Pemilih Pemilu (DP4). Menurut Mendagri, Mardiyanto, DAK2 merupakan dasar bagi penyusunan dan penetapan daerah pemilihan (dapil). Sedangkan, DP4 merupakam dasar untuk menyusun Daftar Pemilih Sementara (DPS) yang akan diproses menjadi Daftar Pemilih Tetap (DPT).

Jumlah penduduk Indonesia, menurut Depdagri, saat ini 224.118.268 orang. Dirjen Adminduk Depdagri, A. Rasyid Saleh, mengungkapkan jumlah calon pemilih dalam Daftar Penduduk Potensial Pemilih Pemilu (DP4) adalah 154.741.787 jiwa. Angka tersebut terdiri atas 78.082.462 laki-laki dan 76.659.325 perempuan.

Data itu masih mungkin berubah. Ada kematian, migrasi, juga pemilih pemula yang pada 5 April 2009 mencapai usia minimal 17 tahun atau telah menikah.

Sementara itu, Menlu Hasan Wirajuda mengatakan, dari 119 perwakilan RI di luar negeri dan konsulat dagang di Taipei, terkumpul data 1.609.137 WNI potensial pemilih di luar negeri. ”Data ini sementara.” katanya. Dalam pengumpulan data, Deplu terkendala tingginya mobilitas para WNI di luar negeri. ann

TAHAPAN PEMILU 2009

I. Pemutakhiran data pemilih dan penyusunan daftar pemilih.

5 April 2008, Penyerahan DP4 dari pemerintah ke KPU.

6 April-6 Juli 2008, pemutakhiran data.

7 Juli-7 Agustus 2008, penyusunan dan pengesahan DPS.

11-30September 2008, penyusunan danpenetapan DPT.

7-20 Oktober 2008, rakapitulasijumlah pemilih secara nasional.

II. Pendaftaran, penelitian, dan penetapan peserta pemilu.

· Parpol

7 April-12 Mei 2008, pendaftaran parpol.

3 Juli 2008, penetapan parpol peserta pemilu.

4 Juli 2008, penetapan nomor urut.

5 Juli 2008, pengumuman parpol dan nomor urut peserta pemilu.

· DPD

2-15 Juni 2008, pendaftaran calon.

14-20 September 2008, penyusunan dan penetapan daftar calon tetap.

III. Penetapan jumlah kursi dan daerah pemilihan.

14 Mei-5 Juni 2008, penyusunan dan penetapan alokasi kursi.

6-12 Juni 2008, penetapan jumlah kursi dan daerah pemilihan.

IV. Pencalonan anggota DPR dan DPRD.

5 Agustus-3 Oktober 2008, pencalonan.

9-26 Oktober 2008, penyusunan dan penetapan DCT

27 Oktober 2008, pengumuman DCT

V. Kampanye.

2 Januari-28 Februari 2009, persiapan kampanye.

11 Maret-1 April 2009, kampanye.

2 April-4 April 2009, masa tenang.

VI. Pemungutan suara pada 5 April 2009 dan penghitungan suara yang diakhiri penerimaan rekapitulasi jumlah suara pemilu di KPU pada 15-20 April 2009.

VII. Penetapan hasil pemilu 21-30 April 2009.

VIII. Perselisihan hasil pemilu, peserta pemilu dapat mengajukan gugatan ke MK pada 8-10 Mei 2009.

IX. Penetapan dan pengumuman calon terpilih.

13-14 Mei 2009, anggota DPRD kabupaten/kota.

15-16 Mei 2009, anggota DPRD provinsi.

17-20 Mei 2009, anggota DPR dan DPD.

X. Pengucapan sumpah/janji anggota DPRD kabupaten/kota pada Juli 2009, DPRD provinsi pada Agustus 2009, serta DPR dan DPD pada 1 Oktober 2009.

http://www.adminduk.depdagri.go.id/artikel.php?action=detail&tipe=kliping&id=200804081329175

 

Pidato Presiden PKS Tifatul Sembiring April 24, 2008

Filed under: Visi,Wawasan — ainspirasi @ 7:58 am

Assalamu’alaikum warahmatullaahi wabarakaatuh,

Saya sering mendapat pertanyaan, kalau PKS berkuasa bagaimana sikap kita terhadap konstitusi negara, bagaimana sikap kita terhadap pemeluk agama lain, terhadap kalangan minoritas atau masyarakat keturunan. Bagaimana sikap PKS terhadap iklim usaha, apakah PKS ini merupakan suatu partai yang business friendly.

Bagaimana attitude PKS terhadap banyak hal ditunggu. Sikap kita terhadap banyak hal terutama masalah-masalah mendasar tentang negara ini banyak ditunggu, terutama sejak PKS menang di pilgub Jawa Barat dan Sumatera Utara. Saya tidak melihat pertanyaan-pertanyaan ini ditujukan pada partai-partai lain.

Buku ini berisi Platform Kebijakan Pembangunan PKS, Falsafah Dasar Perjuangan dan Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga. Ini baru garis besar. Kalaupun banyak bertanya mengapa ini tidak detil, justru di birokrasi dan pemerintahan perlu difikirkan, bila Allah SWT mentakdirkan PKS berkuasa di negeri ini.

Jadi dari sejak awalnya yaitu Partai Keadilan, dari segi namanya itu berasal dariayat dalam Al-Qur’an, yaitu berlaku adillah, karena adil itu lebih dekat dengan taqwa. Keadilan itu erat kaitannya dengan Habluminallah(hubungan manusia dengan Allah). Sedangkan sejahtera merupakan tujuan dari seluruh manusia yaitu untuk mencapai hidup yang sejahterah-Hablumminannas(hubungan manusia dengan manusia).

Jadi keadilan sejahtera adalah gabungan Habluminallah dan Hablumminannas. Allah juga berfirman “Mereka akan ditimpakan kehinaan dimana saja mereka berada, kecuali yang Hablumminallah dan Hablumminannas.

Nilai-nilai idiologi keadilan tersebut, kemudian kami upayakan mempelajari, mendalami dan menginternalisasikannya. Bagaimana kita melakukan idiologisasi terhadap idiologi keadilan itu, sehingga dia bisa dijadikan sebagai objektifikasi supaya implementatif nanti. Jangan sampai nilai keadilan itu hanya dalam tataran filosofi saja, tapi tataran implementatifnya seperti apa. Oleh karena itulah dibuat buku ini.

Jadi tidak ada hidden agenda di dalam PKS. Kalau ada yang bertanya “Pak Tifatul apakah PKS punya hidden agenda?” jawabnya “Hidden agendanya sudah dimunculkan di dalam buku itu”.

Inilah latar belakang sejarah berdirinya PKS yang dulu bernama Partai Keadilan, dan latar belakang pandangan-pandangan PKS terhadap berbagai hal terkait dengan penyelenggaraan negara.

Jadi, intinya sekali lagi adalah bahwa PKS sebagai partai dakwah ingin melakukan suatu Islah di negeri ini. Islah maknanya adalah reformasi. Hari ini harus lebih baik dari hari kemarin, dan hari esok harus lebih baik dari hari ini. Sebab Allah SWT berfirman, “Sesungguhnya Allah tidak akan merubah nasib suatu kaum sebelum kaum itu merubah nasib diri mereka sendiri.

Dalam diskusi nanti akan dibahas visi PKS, yang kita rumuskan dalam bentuk cita-cita PKS, yaitu terciptanya masyarakat Indonesia yang madani, berperadaban, manusia yang adil, sejahtera dan bermartabat. Untuk mewujudkan cita-cita itu, PKS mempersiapkan SDM dan mencari SDM yang bersifat bersih, peduli dan profesional. Bersih berarti kesolehan secara pribadi, peduli bermakna kesolehan secara sosial dan Profesional berarti memiliki kompetensi.

Dalam falsafah perjuangan PKS tentang politik, adalah berjuang melalui ranah demokrasi. Tentu juga banyak pertanyaan orang, bagaimana warna demokrasi PKS. Saya katakan, ya, kita diwarnai oleh Islam, sebagaimana demokrasi di negara-negara lain, baik itu di Amerika atau di Jerman.

Di Amerika memang demokrasi liberal, tapi demokrasi di Amerika diwarnai oleh Judio Christian. Demokrasi di Jerman di warnai dengan sosialis, mereka menamakan diri demokrasi atau pasar sosialis. Dan biasa, demokrasi di suatu negara atau daerah diwarnai oleh budaya atau idiologi daerah setempat. Dan di Indonesia ini, karena hampir seluruh penduduknya adalah Islam, bisa saja demokrasi itu diwarnai oleh Islam.

Oleh karena itu, PKS benar bermoral Islam, namun kita tetap diwarnai oleh nilai-nilai Islam yang universal, yaitu moralitas, pluralitas, kebinekaan, taat beragama dan kita menginginkan pemeluk agama lain juga taat beragama. Karena kalau seseorang taat beragama, tentu akan ada kontrol moral dalam dirinya.

Wassalamu’alaikum warahmatullaahi wabarakaatuh.

Disampaikan dalam diskusi Platform PKS di Hotel Bidakarsa Jakarta Selatan, Ahad 20 April 2008.

Komentar

Semoga bisa dilaksanakan.

 

Gus Dur Akan Hadiri Ultah Pencuri, Perampok, Pembunuh

Filed under: Opini — ainspirasi @ 5:06 am

Kabarnya Gus Dur akan ke Israel. Sekali lagi ini merupakan tamparan sangat menyakitkan bagi saudara-saudra kita yang tengah berjuang menghadapi keganasan tentara zionis. Sangat disayangkan tindakan kunjungan ke Israel ini datang dari orang yang dikatakan memperjuangkan Islam. Menarik untuk diperhatikan sebenarnya seperti apa pemahaman dan pengamalan nilai-nilai Islam yang ada pada diri mantan presiden kita ini.

Berikut ini adalah beberapa catatan yang saya dengar dari beberapa teman tentang perilaku Gus Dur. Menurut pengikutnya kerohanian Gus Dur adalah setingkat wali. Bahkan mereka mengatakannya dalam diri Gus Dur ada puluhan malaikat. Mungkin ini pulalah yang yang menyebabkan Gus Dur jarang sekali tampak melakukan ibadah sholat. Padahal ibadah paling utama adalah sholat. Bagaimana mungkin seorang wali yang tidak lebih tinggi dari para sahabat Nabi SAW tidak perlu melakukan sholat. Dalam kaidah fikih pun tidak ada alasan untuk tidak melakukan sholat.

Sebuah kecelakaan yang mungkin sangat disesalkan, kalau boleh dikatakan demikian, oleh Amin Rais ketika menolak pencalonan dirinya sebagai presiden. Saat itu Amin Rais sangat berpeluang menjadi Presiden RI menggantikan Habibi. Amin Rais berujar biarlah Gus Dur yang menjadi presdien, yang pada akhirnya berhenti di tengah jalan. Konon kabarnya saat pencalonan capres, Amin Rais sendiri tidak mengenal dengan baik siapa Gus Dur sebenarnya. Tampaknya dari berita-berita media massa kedua tokoh itu saling mengenal tapi kenyataannya tidak demikian. Ini menunjukan kita semua salah menilai Gus Dur.

Setelah Rasulullah sudah tidak ada yang maksum. Setiap orang berpotensi melakukan kesalahan. Gus Dur pun punya potensi kesalahan dalam melakukan aktivitas kehidupan. Apa yang dilakukan Gus Dur kadang cendrung berlawanan dengan arus utama pemikiran Islam. Ingatlah ketika Gus Dur mengatakan kitab Quran dikatakannya “kitab porno”. Dulu juga ketika peristiwa maluku dia bilang umat Muslim yang salah. Aneh bukan? Lalu mengapa orang begitu mengagumi seorang Gus Dur dan sampai membelanya mai-matian? Quranlah acuan utama dalam bertindak bukan Gus Dur.

http://hidayatullah.com/index.php?option=com_content&task=view&id=6738&Itemid=1

 

Jajak Pendapat Dai Muda Terpopuler : Dakwah, Popularitas dan Televisi April 23, 2008

Filed under: Wawasan — ainspirasi @ 3:00 am
KOLOM: Nasional EDISI : 26

Di layar kaca mereka berjaya. Sesukses itukah mereka di panggung kehidupan? Kecenderungan yang muncul beberapa tahun belakangan menunjukkan para pendakwah muda makin disukai publik. Kerap kepopuleran ini bukan disebabkan oleh kadar keilmuan para ustad baru itu. Faktor yang lebih dominan bagi mereka ternyata justru penampilan atau gaya pengemasan materi. Popularitas mereka dibentuk oleh penampilan ketimbang pengetahuan. Dan media sebagai wahana berfokuskan tampilan, tak pelak memanfaatkan kesempatan dari para ustad ini sebagai sarana pemasaran.
Lihat saja misalnya Jeffry Al Buchori, Ary Ginandjar, Aa Gym, Yusuf Mansyur, Arifin Ilham dan sederetan anak-anak muda lainnya yang secara tiba-tiba menjadi ustad. Ciri khas mereka adalah lebih teduh dalam berkata-kata, dan juga terampil menggunakan media modern, seperti televisi, radio, dan media cetak sebagai sarana dakwah.
Dalam berdakwah, dai-dai muda tersebut menggunakan bahasa yang sama: tidak hitam-putih mengajak orang pada jalan Allah Swt, tidak mengguna-kan bahasa ancaman, menakuti-nakuti, suara yang dikeras-keraskan, dan hujatan terhadap orang lain yang tak sejalan. Mereka bicara dengan hati, mengaduk-aduknya, mengajak pada kebaikan dan menyebarkan Islam sebagai suatu agama rahmatan lil-alamiin.
Mungkin karena itu pula dakwah mereka dapat diterima semua gologan, tanpa sekat aliran, bahkan juga disukai kalangan non-Muslim. Setelah era Zainuddin MZ, pola dakwah memang berubah menyusul lahirnya ustad-ustad muda itu. Mereka berasal dari berbagai disiplin ilmu. Aa Gym, misalnya, tampil dengan manajemen qolbu. Begitu pula Arifin Ilham, yang membawa majelis dzikir; dan Yusuf Mansyur melalui wisata hati, yang salah satu unggulannya adalah sinetron Maha Kasih; atau Jeffry Al Buchori (Uje) yang lebih akrab dengan anak-anak muda gaul masa kini.
Sepintas, Aa Gym dan Ustad Arifin lebih senior ketimbang Uje. Mereka punya lembaga yang dijadikan bengkel akhlak. Aa Gym dengan Pesantren Daarut Tauhiid dan Ustad Arifin dengan majelis zikirnya. Sedangkan Uje baru merintis Majelis Mim, yang dikenal dengan pengajian “I like Monday”. Dalam berceramah, mereka punya gaya berbeda dengan Uje. Kalem, nada bicara datar, tapi sesekali juga bisa mengeluar-kan guyonan. Pengetahuan agamanya luas. Berbagai pertanyaan dari pemirsa pun dijawabnya dengan rujukan dalil-dalil. Yang pasti pula, mereka masih muda, dilihat dari penampilannya.
Uniknya, selain terampil menyampai-kan pesan dakwah dan keindahan Islam melalui media massa, tokoh-tokoh muda itu juga berhasil menggeluti dunia bisnis. Tak sedikit pundi-pundi emas yang bisa mereka raih dari jasa-jasanya memberi-kan pencerahan bagi orang lain. Tentu, ini tak lepas dari persoalan pencitraan.

Pencitraan Dai-Dai Muda
Masih ingat dengan kasus poligami Aa Gym? Kehebohannya bahkan sampai mengundang reaksi keras dari kepala negara dan jajaran pemerintahan. Aa Gym memang bukan orang pertama yang terungkap berpoligami. Sebelum dia, banyak tokoh terkenal yang diketahui melakukan poligami, dan masyarakat “tenang-tenang” saja. Reaksi terbesar paling banter berupa gosip dan rumor di belakang panggung.
Ini tentunya tidak bisa dilepaskan dari strategi pencitraan atau branding, dan persepsi publik terhadap Aa Gym. Kepopuleran awal Aa Gym adalah akibat dari pencitraan yang ia bangun selama ini (baik secara sadar maupun tidak) sebagai sesosok pemuka agama yang berbeda dengan ulama lainnya. Ketika para ulama “konvensional” berdakwah tentang keutamaan salat, puasa, dan kemegahan surga, Aa Gym memilih untuk bercerita tentang pentingnya hati yang tulus, keluarga yang sakinah, dan masyarakat yang guyub dan saling membantu.
Bahasa yang digunakan pun bukan bahasa penuh ayat kitab suci, tapi bahasa sehari-hari yang ringan dan menyenang-kan. Dengan gaya begini, Aa Gym cepat sekali memikat hati orang-orang Indonesia kebanyakan, khususnya ibu-ibu rumah tangga yang umumnya agak kurang menyukai bahasa-bahasa berat. Dalam teori pemasaran, puncak keberhasilan pencitraan adalah bila sudah mendapatkan kata “asosiasi”. Hal ini berlaku juga di ‘pasar ustad’.
Kita lihat saja, misalnya, Uje yang mendapatkan asosiasi “ustad gaul” karena gaya bicaranya yang asik dan pas buat anak muda; Arifin Ilham dikenal sebagai “ustad nge-pop” karena sering berdakwah bersama grup band populer; dan tentu saja Aa Gym, karena topik bahasannya seputar keluarga dan audiensnya terkonsentrasi pada ibu-ibu rumah tangga, didapuk sebagai “ustad keluarga”, atau lebih spesifik lagi, “ustad keluarga bahagia.” Begitulah kira-kira pencitraan yang terjadi.
Ketika media mengumumkan bahwa Aa Gym telah melakukan poligami dan menikah lagi, bubarlah sudah predikat “ustad keluarga bahagia” itu. Pasalnya, poligami dalam persepsi kebanyakan masyarakat Indonesia diasosiasikan sebagai antonim dari “keluarga bahagia,” karena poligami dianggap sebagai simbol keretakan rumah tangga dan kegagalan interaksi suami-istri.
Oleh karena itu, para pemberi asosiasi alias para konsumen dakwah Aa Gym, yaitu ibu-ibu rumah tangga tadi, sambil nangis-nangis kecewa berusaha mencabut asosiasi ini dari Aa Gym dengan berbagai cara: dari mengirim SMS berantai, menulis di blog dan Surat Pembaca, menelepon ke stasiun TV, memboikot kunjungan ke Daarut Tauhid, sampai ikut turun jalan dan berdemo menentang poligami.

Pengaruh Media Televisi
Abdul Munir Mulkan melihat acara dakwah di televisi sudah menurun kualitasnya. “Yang penting sekarang bisa menghibur. Nasihat agama jadi sisipan saja,” kata guru besar Fakultas Tarbiyah Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga, Yogyakarta itu. Beberapa pakar Islam, seperti Azyumardi Azra dan Komaruddin Hidayat, memang tak lagi tampil di layar kaca. Terkecuali ahli tafsir Quraish Shihab, yang masih mengasuh pengajian tafsir di Metro TV.
Kehadiran pendakwah sekaligus penghibur itu, menurut Munir, menjadi kritik bagi ulama dan organisasi keagamaan yang sudah mapan, seperti Nahdlatul Ulama dan Muhammadiyah. “Sebagai bukti mereka gagal berkomunikasi dengan umatnya,” kata penulis buku Syekh Siti Jenar itu. Sekaligus pelajaran bagaimana dakwah sukses disampaikan secara populer.
Namun, jika dakwah terlalu banyak menghibur, kata Munir, nilai edukatifnya bisa pudar. “Mestinya mereka menolong umat untuk kreatif menyelesaikan berbagai persoalan hidup,” ujarnya. Bukan hanya menghibur masyarakat yang tengah dilanda kesusahan. Tak salah orang tertawa kemudian terhibur.
Tapi harus dipikirkan bagaimana cara menggerakkan masyarakat agar bisa mengatasi masalah, misalnya soal kemiskinan. “Rakyat harus diingatkan bahwa kemiskinan produk dari kemalasan,” tutur Munir. Kemudian disajikan contoh-contoh sukses sehingga memberi inspirasi.
Ceramah agama di televisi yang memancing gelak tawa atau kesedihan memang merupakan bagian dari hiburan. Tentu bernilai komersial karena disukai pemirsa, juga pasti menangguk iklan banyak. Namun, patut dicatat bahwa acara sedemikian tidak sinkron antara metode dan tujuan dakwah. Tujuan dakwah adalah memahamkan Islam.
Masalahnya, ketika dakwah disampaikan lewat cara banyolan, audiens lebih menangkap banyolannya ketimbang substansi.
Kuncinya, harus dibangun kesadaran rasionalitas yang didukung keyakinan. Itulah yang disebut akidah. Dalam beragama, tak cukup menggunakan emosionalitas karena tak akan terbangun sistem berpikir yang baik. Berzikir pun hanya menjadi pelepasan emosi dan ketenangan pribadi. Padahal, agenda pengembangan umat jauh lebih penting untuk terus ditumbuhkan, demi membangun peradaban bangsa dan negara ini ke depan.

Siapa Dai yang Terpopuler?
Berbagai latar belakang tersebut mendorong tim litbang ADIL untuk melakukan jajak pendapat dari masyarakat di DKI Jakarta, untuk mengetahui siapa saja dai-dai yang masih populer, dan apa saja yang membuat mereka disukai khalayak ramai. Oleh karena itu, dijaringlah 250 orang responden yang tersebar dari seluruh wilayah DKI Jakarta. Dari data-data yang terkumpul secara sederhana itu lalu ditentukanlah siapa dai-dai muda yang “masih bergigi” hingga saat ini. Dan berikut adalah urutannya:

Jeffry Al Buchori
Ustad Jeffry Al-Buchori, atau yang akrab disapa Uje, terkenal dengan gaya gaul ala anak muda yang khas. Selain fasih melantunkan ayat-ayat al-Quran, ia juga pandai membuat contoh kisah yang dialami kaum muda. Materi dakwahnya selalu menghibur. Bahkan ia mempunyai jargon tersendiri, yaitu: “bercanda dalam hikmah.”
Terlahir di Jakarta pada 12 April 1973, Uje tumbuh di tengah keluarga religius. Ayahnya yang asli Ambon, H. Ismail Modal, terkenal keras mendidik kelima anaknya dalam soal agama. Sementara ibunya yang berdarah Banten, Tatu Mulyana, mengajarinya kasih sayang. Sejak kecil, Uje sudah menyukai ilmu agama dan kesenian.
Lewat media bernama televisi, nama Uje kian melambung. Terbukti, dari jajak pendapat, terlihat persentase masyarakat paling sering mengenalinya melalui televisi (sebanyak 95 persen). Uje disukai banyak orang karena isi ceramahnya tidak monoton, diselingi dialog-dialog ringan.
Bagi ayah dua anak ini, menggandeng media elektronik bukanlah untuk kepentingan pribadi, tetapi untuk kemaslahatan umat. “Itu pentingnya memanfaatkan sesuatu,” ujarnya.
Tapi yang paling membuat masyarakat terpikat adalah bagaimana Uje mengemas materi ceramahnya sedemikian rupa (terbukti dari jawaban 64 persen responden). Tak heran jika seorang jamaahnya, sebut saja Erna (21), mengaku tertarik dengan ceramah Uje karena lucu, pintar nyanyi dan ganteng. Cara penyampaiannya mudah sekali dipahami, dengan gaya bicara yang populer dan tak mengesankan diri sebagai orang yang sangat alim. Memang, ceramah Uje lebih cocok untuk anak-anak muda.
Meski penyampaiannya tegas, Uje “haram” mengucapkan sindiran pedas, apalagi menyentuh soal politik. Adapun untuk urusan materi dakwah, ia mengaku tak punya staf khusus. Karena, menurutnya, harus dibentuk dulu perusahaan seperti yang dimiliki oleh Aa Gym. “Mereka (para staf itu) kan mesti digaji,” katanya.

Arifin Ilham
Ustad M Arifin Ilham dilahirkan di Banjarmasin, 8 Juni 1969. Ia adalah anak kedua dari lima bersaudara yang semuanya perempuan. Ayahnya, H. Ilham Marzuki, masih merupakan keturunan dari Syeh Al-Banjar, ulama besar di Kalimantan. Sementara ibunya, Hj. Nurhayati, wanita asli Haruyan, Kabupaten Barabay.
Selain sebagai aktivis dakwah, Arifin pernah menjadi dosen di Universitas Borobudur. Sasaran dakwahnya terutama adalah kawula muda. Tak heran, jika sebagian besar acaranya dikemas dengan menggabungkan ceramah dan musik. Selain berceramah, Arifin juga sering memimpin zikir berjamaah di Masjid Al-Amru Bit-Taqwa, yang dia dirikan bersama para tetangganya di Perumahan Mampang Indah II, Depok.
Saat ia mengenalkan zikir berjamaah itu sekitar tahun 1997, jumlah jamaahnya hanya dua-tiga orang saja. Tapi ia terus berusaha meyakinkan orang-orang bahwa zikir berjamaah itu amat besar faedahnya. Setelah bertahun-tahun, aktivitas zikir di masjid itu mulai bertambah menjadi satu saf (sebaris salat, sekitar 15 orang), dua saf, dan akhirnya masjid pun dipenuhi jamaah zikir.
Televisi makin terbukti sebagai pesawat ajaib, terbukti sebanyak 91 persen responden mengaku mengenal Arifin melalui acara zikir di televisi. Arifin memahami benar keajaiban itu dan meraih limpahan berkah darinya. Belum dua tahun berselang ketika dia kali pertama tampil di layar televisi memulai “Indonesia Berzikir”, jamaah yang datang pun tak tertampung lagi di masjidnya. Majelis zikir yang diselenggarakan setiap awal bulan itu didatangi puluhan ribu jamaah.
Seorang jamaah bernama Syaefullah mengaku, zikir yang dibawakan Ustad Arifin sangat sederhana dan mudah dipahami semua orang. “Zikir beliau ini tidak terikat dengan pakem dan tarekat tertentu, hingga setiap orang bisa mengikuti. Cara berzikirnya juga mudah diikuti oleh orang awam sekalipun, karena setiap kali selalu diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia. Zikirnya pun bukan sekadar zikir, tapi ada muhasabahnya, yaitu usaha mengoreksi diri sendiri, hingga kita bisa langsung tersentuh.” Inilah mengapa sebanyak 25 persen responden menyukai Arifin karena keteladanannya. ¡

Yusuf Mansyur
Saat bulan Ramadhan lalu, aktivitas pimpinan Pondok Pesantren Daarul Quran Bulak Santri, Cipondoh, Tangerang ini semakin padat. Konon, dalam sehari Ustad Yusuf Mansyur paling tidak memberi tausiah di dua tempat yang berbeda. Bahkan pernah dalam sehari ia harus memberi ceramah di lima tempat sekaligus. Itulah mengapa sebanyak 89 persen responden sangat akrab dengan ustad berperawakan mungil ini.
Sosok muda ini memang sudah lama naik daun sebagai trainer dan motivator di dunia manajemen pengembangan diri dan pencerahan spiritual. Ceramahnya diminati oleh banyak pendengarnya dan telah memiliki jamaah setia di sekitar 11 provinsi. Ia juga pernah menjadi ‘Duta Dompet Dhuafa’ sebagai ustad muda penganjur sedekah. Ustad kelahiran 19 Desember 1976 ini memang selalu mengedepankan materi sedekah di setiap tausiahnya dalam program-program Wisata Hati Corporation.
Yusuf lahir dari keluarga Betawi terpandang. Perjalanan waktu membawanya berkesempatan menulis buku tentang wisata hati, ‘Mencari Tuhan yang Hilang’. Buku itu terinspirasi oleh pengalamannya di penjara saat rindu dengan orangtuanya, Abdurrahman Mimbar dan Humrif’ah. Tak ia bayangkan sebelumnya, buku itu mendapat sambutan yang luar biasa. Ia kerap diundang untuk acara bedah buku tersebut.
Dari sini, undangan berceramah mulai menghampirinya. Di banyak ceramahnya, ia selalu menekankan makna di balik sedekah dengan memberi contoh-contoh kisah dalam kehidupan nyata. Konsep sedekah pula yang membawanya masuk dunia sinema elektronik (sinetron). Melalui acara ‘Maha Kasih’ yang digarap Wisata Hati bersama SinemArt, ia menyerukan keutamaan sedekah melalui kisah nyata.
Melalui Wisata Hati, ia menyediakan layanan SMS Kun Fayakuun untuk menemukan jawaban atas permasalahan yang ada. Ia juga menggagas Program Pembibitan Penghapal al-Qur’an (PPPA), sebuah program unggulan dan menjadi laboratorium sedekah bagi seluruh keluarga besar Wisata Hati. Donasi dari PPPA digunakan untuk mencetak penghapal al-Qur’an melalui pendidikan gratis bagi dhuafa Pondok Pesantren Daarul Qur’an Wisata Hati. ¡

Abdullah Gymnastiar
Pria kelahiran 29 Januari 1962 ini lebih enak dipanggil Aa (kakak), daripada sebutan Kyai. “Saya ingin akrab dengan semua lapisan masyarakat, kalau dipanggil Kyai sepertinya ada jarak,” ujar anak yang besar di lingkungan tentara dan pernah memimpin Resimen Mahasiswa di Universitas Ahmad Yani (Unjani) Cimahi ini.
Aa Gym dikenal terkenal dengan pembawaannya yang lucu dalam bercera-mah. Ia selalu menekankan sikap lemah lembut dan berpikir positif. Karirnya menanjak setelah berceramah di Masjid Istiqlal, Jakarta. Tema yang selalu diusung adalah pentingnya keluarga dan anjuran agar suami menghargai istrinya dan tidak berpoligami. Itulah sebabnya mengapa banyak orang mengidolakan Aa Gym karena keteladanan yang dipraktikkan dalam keseharian hidupnya (menurut 30 persen responden).
Karena tema yang dibawakan oleh Aa Gym bersifat umum dan ringan, maka ceramahnya didengarkan tidak saja oleh umat Islam, tetapi juga umat yang beragama lain karena sifatnya yang menghibur. Popularitas Aa Gym meningkat saat penampilannya mulai didukung oleh media, terutama televisi. Paling tidak, hal itu diakui oleh 87 persen responden yang sering mengikuti ceramahnya dari layar kaca.
Sebagai pengusaha, Aa Gym memanfaatkan kesempatan ini dengan baik, dengan mengomersilkan sumber daya yang dimilikinya, yaitu Pondok Pesantren Daarut Tauhid. Banyak rombongan dari dalam dan luar kota Bandung datang menggunakan bis, saat di sana diselenggarakan kegiatan-kegiatan keagamaan.
Karena menjadi panutan masyarakat, Aa Gym menjadi “subyek iklan” yang baik. Ia pernah mendapat protes keras dari para penggemarnya saat ia tampil pada iklan layanan masyarakat tentang informasi kenaikan BBM. Namun, pada puncak kepopulerannya, ia mengumumkan pernikahannya yang kedua melalui konferensi pers.
Lantaran hal ini sangat bertentangan dengan hal-hal yang selalu ia anjurkan saat berceramah, maka masyarakat pun kehilangan kepercayaan pada dirinya. Daarut Tauhid berangsur-angsur secara drastis menjadi sepi pengunjung, dan penampilannya di layar kaca pun makin surut dan perlahan menghilang. Namun enam bulan setelah peristiwa itu, Daarut Tauhiid kembali ramai, walaupun Aa Gym tak lagi muncul di televisi.
Ia kini lebih fokus kepada perbaikan diri. Keberadaannya di Bandung pun sangat jarang, karena hampir tiap bulan mengantar Jamaah Manajemen Qalbu untuk umrah ke tanah suci. Bahkan pada bulan Ramadhan hampir dipastikan Aa Gym akan lebih lama di Mekkah. Tenyata, tidak semua jamaahnya membenci poligami. Bahkan, mereka yang rindu akan ceramahnya semakin hari semakin sering datang ke Daarut Tauhid. ¡

Othman Omar Shihab
Tak banyak yang bisa dikomentari dari dai satu ini. Yang jelas, sebagian besar responden (82 persen) cukup mengenalnya melalui media televisi. Sisanya yang mengaku kenal lewat radio, surat kabar, maupun pengajian, masing-masing hanya 6 persen. Hal menarik yang patut dicatat, ternyata selain isi ceramahnya berbobot (57 persen), dai ini mendapat sorotan karena keteladanannya yang tak diragukan (31 persen).
Bahkan keteladanannya itu mengungguli Aa Gym. Tak mengherankan kalau artis Ratih Sang pernah mengatakan bahwa keputusannya mengenakan jilbab salah satunya terdorong oleh nasihat Ustad Othman untuk membahagiakan kedua orangtua dengan menjadi anak yang saleh. “Doa anak yang saleh akan langsung diterima oleh Allah. Kalau ingin doa saya untuk bapak diterima, maka harus menjadi anak yang saleh,” ujar Ratih mengutip isi pengajian yang disampaikan Ustad Othman.
Bisa jadi, predikat “ustad keluarga bahagia” berpindah dari tangan Aa Gym ke dirinya. Karena selain selalu menasihati tentang pentingnya kerukunan keluarga, Ustad Othman selalu menekankan agar para orangtua bisa menjadi teladan bagi anak-anaknya dengan membentuk keluarga yang sakinah. Dalam ceramahnya, ia selalu menganjurkan perlunya menanamkan nilai-nilai keislaman sedini mungkin, sehingga dalam keseharian anak-anak bisa berpedoman kepada nilai-nilai agama tersebut
“Memang orangtua sudah memiliki konsep sendiri tentang mendidik anaknya, Namun, orangtua harus membuka wawasannya terhadap perkembangan-perkembangan kelakuan si anak yang mestinya bisa dipahami orangtua. Artinya, dalam mendidik anak harus ada sinkronisasi antara sekolah dan orang tua di rumah,” ujarnya.
http://www.adilnews.com/?q=en/jajak-pendapat-dai-muda-terpopuler-dakwah-popularitas-dan-televisi

 

Hidup Bertetangga April 22, 2008

Filed under: Khutbah,Wawasan — ainspirasi @ 11:03 am

Hidup Bertetangga


Oleh Syaikh Abdullah bin Abdul Aziz bin Baz
Senin, 19 Juni 2007 – 14:24:52

1. Menghormati tetangga dan berprilaku baik terhadap mereka. Rasulullah Shallallaahu alaihi wa Sallam bersabda, sebagaimana di dalam hadits Abu Hurairah Radhiallaahu anhu, “….Barangsiapa yang beriman kepada Allah dan hari Akhir, maka hendaklah ia memuliakan tetangganya”. Dan di dalam riwayat lain disebutkan, “Hendaklah ia berprilaku baik terhadap tetangganya”. (Muttafaq’alaih).


2. Bangunan yang kita bangun jangan mengganggu tetangga kita, tidak membuat mereka tertutup dari sinar matahari atau udara, dan kita tidak boleh melampaui batasnya, apakah merusak atau mengubah miliknya, karena hal tersebut menyakiti perasaannya.

3. Hendaknya Kita memelihara hak-haknya di saat mereka tidak di rumah. Kita jaga harta dan kehormatan mereka dari tangan-tangan orang jahil, dan hendaknya kita ulurkan tangan bantuan dan pertolongan kepada mereka yang membutuhkan, serta memalingkan mata kita dari wanita mereka dan merahasiakan aib mereka.

4. Tidak melakukan suatu kegaduhan yang mengganggu mereka, atau mengganggu mereka dengan melempari halaman mereka dengan kotoran, atau menutup jalan bagi mereka. Rasulullah Shallallaahu alaihi wa Sallam telah bersabda, “Demi Allah, tidak beriman; demi Allah, tidak beriman; demi Allah, tidak beriman! Nabi ditanya: Siapa, wahai Rasulullah? Nabi menjawab: “Adalah orang yang tetangganya tidak merasa tentram karena perbuatannya”. (Muttafaq’alaih).

5. Jangan kikir untuk memberikan nasihat dan saran kepada mereka, dan seharusnya kita ajak mereka berbuat yang ma`ruf dan mencegah yang munkar dengan bijaksana (hikmah) dan nasihat baik tanpa maksud menjatuhkan atau menjelek-jelekkan mereka.

6. Hendaknya kita selalu memberikan makanan kepada tetangga kita. Rasulullah Shallallaahu alaihi wa Sallam bersabda kepada Abu Dzarr, “Wahai Abu Dzarr, apabila kamu memasak sayur (daging kuah), maka perbanyaklah airnya dan berilah tetanggamu”. (HR. Muslim).

7. Hendaknya kita turut bersuka cita di dalam kebahagiaan mereka dan berduka cita di dalam duka mereka; kita jenguk bila ia sakit, kita tanyakan apabila ia tidak ada, bersikap baik bila menjumpainya; dan hendaknya kita undang untuk datang ke rumah. Hal-hal seperti itu mudah membuat hati mereka jinak dan sayang kepada kita.

8. Hendaknya kita tidak mencari-cari kesalahan/kekeliruan mereka dan jangan pula bahagia bila mereka keliru, bahkan seharusnya kita tidak memandang kekeliruan dan kealpaan mereka.

9. Hendaknya kita sabar atas prilaku kurang baik mereka terhadap kita. Rasulullah Shallallaahu alaihi wa Sallam bersabda, “Ada tiga kelompok manusia yang dicintai Allah…. –Disebutkan di antaranya- :Seseorang yang mempunyai tetangga, ia selalu disakiti (diganggu) oleh tetangganya, namun ia sabar atas gangguannya itu hingga keduanya dipisah oleh kematian atau keberangkatannya”. (HR. Ahmad)

Tetangga Non Muslim

Tetanggamu adalah orang yang paling dekat dengan rumahmu. Hak-hak tetangga dapat diklasifikasikan menjadi tiga katagori: Bila tetanggamu Muslim dan memiliki hubungan kekeluargaan, maka dia punya tiga hak: hak bertetangga, hak kekeluargaan, dan hak sesama penganut agama yang sama yaitu Islam; bila dia tetangga non Muslim dan memiliki hubungan keluarga, maka dia punya dua hak: hak bertetangga dan kekeluargaan; bila dia non-Muslim dan tak memiliki hubungan keluarga maka haknya hanya menjadi tentangga.

Dalam hal ini Allah berfirman:

36.  Sembahlah Allah dan janganlah kamu mempersekutukan-Nya dengan sesuatupun. dan berbuat baiklah kepada dua orang ibu-bapa, karib-kerabat, anak-anak yatim, orang-orang miskin, tetangga yang dekat dan tetangga yang jauh[294], dan teman sejawat, ibnu sabil[295] dan hamba sahayamu. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang sombong dan membangga-banggakan diri, (4:36)
 

Rasulullah berkata: Malaikat jibril selalu menyuruhku selalu mendekati tetangga sehingga aku mengira yang dimaksudnya semua tetangga.

Tetangga harus melakukan hal terbaik kepada tetangganya dan menjaga hartanya, hak-haknya, sesuai dengan sabda nabi:

Tetangga yang baik adalah yang berguna bagi tetangganya. (HRTirmidzi)

Juga sabdanya “Siapapun yang percaya pada Allah dan hari akhir harus memperlakukan tetangganya dengan baik.” (Muslim)

Kepada abu dzar Rasulullah berpesan “Hai abu Zaar kalau Anda memasak sop perbanyaklah kuahnya agar dapat dibagikan degan tetanggamu.”

Tukar menukar hadiah merupakan sangat baik dilakukan untuk mengakrabkan pergaulan dan mengikis kebencian.

Rasulullah bersabda:

Demi Allah tidak sempurna imannya; demi Allah tidak sempurna Islamnya; demi Allah dia tidak beriman. Kemudian ada yang Tanya siapakah yang Anda maksud?” beliau berkata yaitu orang yang tetangganya merasa tidak aman dari perbuatannya. (Bukhari)

Ulama fiqih mengatakan tetangga yang baik itu tandanya ada empat:

  • Membantunya bila diperlukan
  • Tidak iri dengan yang dimiliki tetangga
  • Tidak menyakitinya
  • Bersabar terahdap perbuatannya

Seorang laki-laki dating kepada nabi sambil mengeluhkan tetangganya. Nabi menjawabnya “pulanglah dan sabarlah”. Orang itupun pergi dan datang lagi sampai tiga kali dengan mendapat jawaban yang sama. Selanjutnya nabi berkata letakkan saja barang-barangmu di jalan. Maka mulailah orang-orang bertanya ada apakah gerangan. Dia menjawab penyebabnya adalah tetangganya, lalu mereka bekata semoga Allah bertindak terhadap tetangganya itu. Selanjutnya tetanganya keluar dan berkata kembalilah ke rumahmu, engkau tidak akan menjumpai lagi perbuatan yang tidak menyenagkan dariku.

Dikisahkan abu hanifah memiliki seorang tetangga yang memiliki kebiasaan minum minuman keras. Pada malam harinya tetangganya itu mulai bernyanyi-nyanyi dengan suara keras dan berteriak. Abu hanifah diam saja dan tidak mengeluh karenanya. Suatu malam Abu Hanifah tidak mendengar tetangganya itu bernyanyi-nyanyi. Abu Hanifah heran kemudian menyelidikinya, ternyata tetangganya telah berada di penjara. Selanjutnya Abu Hanifah membebaskannya. Akhirnya tetangganya itu menghentikan kebiasaan minumnya dan mulai beribadah kepada Allah.

Dari berbagai sumber

 

Kacamata Kuda Masyarakat Amerika

Filed under: Wawasan — ainspirasi @ 10:08 am

Ini cerita dari beberapa teman tentang bagaimana rakyat Amerika memandang negaranya. Seorang amerika yang tumbuh dan besar di amerika suatu ketika mengunjungi Bangkok. Dia heran ternyata apa yang dia dengar di negaranya selama ini melalaui media masa yang ada di negaranya sangat berbeda dengan fakta sesungguhnya. Dia terheran-heran menjumpai ada banyak kejadian penting yang berlangsung di berbagai belahan dunia. Selama ini dia menganggap amerikalah satu-satunya negara yang sangat maju dan menjadi pusat dunia dan tidak ada negara lain. Ketika di amerika dia sangat jarang mendengar pemberitaan negara lain. Yang tertanam di benak orang amerika menurut dia adalah amerika merupakan negara hero. Sehingga selain orang amerika mereka semua rendah tidak beradab. Mungkin ini tampak bagaimana kesukaan rakyat di negeri itu menonton film-film fantasi seperti batman, spiderman, rambo. Mereka semua menjadi pemimpi.

Di paman sam media sangat memainkan peran penting dalam memebentuk opini. Sumber utama beritanya adalah CNN. Katanya untuk berita-berita yang mendukung kebijakan pemerintah akan diekspos habis-habisan. Sebaliknya berita-berita yang merugikan akan disensor. Sangat jarang diberitakan bahkan hampir tidak ada berita tentang kelakuan negara itu terhadap negara lain. Apalagi tentang tindakan para tentarnya yang menembak rakyat sipil di daerah konflkik tidak akan diberitakan. Msyarakat disugihi berita-berita yang seraba menyenangkan, padahal sebentar lagi ambruk. Akhirnya orang amerika itu bilang dia tidak mau pulang ke negaranya, sengsara.

 

Mungkinkah Obama Menang April 18, 2008

Filed under: Opini — ainspirasi @ 10:37 am

Saya tertarik dengn pertanyaan ini karena tampaknya Obama sudah mulai kehilangan sifat intelektualnya. Dari berita terakhir dia bilang HAMAS adalah teroris. Dia juga menampik pengembalian kota Yerusalem kepada rakyat Palestina. Mungkin ini disebabkan dia berharap mendapat dukungan dari kalangan Yahudi yang menguasai sebagian besar lobi-lobi tingkat tinggi negara paman sam.

Terlepas dari kecamannya kepada pemerintahan Palestina, menurut saya sepertinya Obama memang tidak akan menang. Kalau membaca dari sebagian ulasan kondisi amerika yang ada di bagian lain blog ini, menurut sejarah seharusnya Obama tidak menang. Obama terlalu bagus untuk memimpin amerika. Kalau Obama menang maka amerika akan bangkit lagi dari keterpurukannya. Tentu saja ini tidak akan sesuai ramalan bahwa amerika akan jatuh. Sedangkan kalau Hilari menang atau McCain yang menang maka sangat mungkin ramalan kejatuhan amerika semakin nyata. Salah satu dari kedua orang itu, melihat dari visi-visinya selama kampanye, akan menjadikan beban ekonomi amerika bertambah berat.  Singkatnya amerika akan cepat jatuh lebih cepat dari yang diperkirakan.

Di sebuah kampenya, Obama telah berani mengeluarkan kata-kata yang tidak pantas bagi saudara-saudara Muslim di Palestina. Itu artinya dia seakan menantang Allah. Dia membenarkan sikap si perampok besar israel yang mengambil, merampok hak-hak bangsa Palestina. Melihat kenyataan ini secara transeden seharusnya Obama tidak jadi presiden sehingga amerika akan segera ambruk. Hanya Allah yang Maha Tahu.  

http://hidayatullah.com/index.php?option=com_content&task=view&id=6711&Itemid=1

 

 

Fatwa Aneh Qardawi: Boleh Minum Alkohol April 11, 2008

Filed under: Opini,Wawasan — ainspirasi @ 2:05 am

Ini merupakan fatwa terbaru yang perlu dicermati dengan hati-hati. Tentang keharaman minum alkohol sudah tidak perlu diperdebatkan lagi keharamannya. Minum banyak tau sedikit tetap haram, demikian juga korupsi banyak atau sedikit tetap haram. Seingat saya Rasulullah bersabda “Siapa yang meminum alkohol yang diperas adalah haram, bekerja, menjual, membantu semuanya sama keharamannya.” Perhatikan kata-kata nabi itu. Yang haram adalah yang diperas. Mengambil cairan secara langsung dari buah-buahan adalah pemerasan, dimana cairan bahan, mungkin alkohol,  dipaksa keluar pada kondisi tertentu. Alkohol ini kemudian disaring dan dipekatkan lagi.  Ini menjadi bukti bahwa meminum atau memakan bahan berakohol yang diperoleh secara langsung dari pemerasan adalah haram.

Kasusnya berbeda bila bahan yang dimakan langsung berasal dari proses alami, fermentasi. Seperti kita makan buah anggur atau tape. Tidak ada yang mengatakan ketika kita makan tape kita sedang minum alkohol karena sebenarnya kita sedang makan singkong. Mungkin  masalahnya adalah bagaimna kalau meminum cairan yang diperoleh dari proses fermentasi tadi, maksudnya cairan dari tape? Selama tidak diproses lebih lanjut masih dibolehkan. Tetapi kalau sudah dipekatkan sehingga menjadi alkohol murni maka minumnya adalah haram. Tape yang telah difermentasi ibarat buah anggur yang siap dikelurakan alkoholnya. Meminum cairan yang diproses lebih lanjut dari hasil fermentsi tape jelas haram. Sekali lagi haram. Sekali lagi haram titik. Jadi kalau minuman berenergi ingin halal harus memasukan tape, nggak.. cuma bercanda. Janganlah engkau menghalalkan apa-apa yang telah diharamkan Nabimu.

Adapun kebiasan masyarakat di sebuah kawasan yang biasa meminum minuman yang diproses dari cairan pohon tertentu sehingga memabukkan saya kira termasuk haram karena minuman telah diproses. Meminumnya berarti meminum alkohol. Kecuali memang asalnya sudah berakohol, manis dan tidak ada proses pemekatan, boleh meminumnya. Wallahu a’alam.    

http://www.detiknews.com/indexfr.php?url=http://www.detiknews.com/index.php/detik.read/tahun/2008/bulan/04/tgl/11/time/070011/idnews/921731/idkanal/10

 

 

Kesesatan Pemikiran Prof. Siti Musdah Mulia April 4, 2008

Filed under: Opini,Wawasan — ainspirasi @ 9:39 am

Dia merupakan wanita cerdas tamatan Amerika. Pikiran-pikiran sesatnya yang membolehkan nikah sesama lawan jenis merupakan pelecehan ajaran Islam. Dia bahkan menyalahkan ulama-ulama terdahulu dengan mengatakan ulama dulu sebagai picik, berpikiran sempit. Bukan itu saja, bahkan dia menafsirkan sendiri perkataan Quran seenak otaknya.

Orang-orang semacam Musdah adalah orang yang perlu dikasihani karena mereka kehilangan gagasan dalam menuangkan pikirannya. Urusan yang berkaitan dengan tingkah laku manusia baik untuk dirinya sendiri dan terhadap orang lain sudah dangat gamblang diatur oleh Islam. Quran pun sudah sempurna menyebut aturan-aturan yang boleh dan atau tidak boleh dilakukan manusia dengan turunnya ayat terakhir Quran. Rasulullah juga sudah memberikan bimbingannya bagaimana seharusnya manusia bertingkah laku. Jadi sepanjang urusan terkait dengan sikap manusia sudah ada aturannya sejak jaman kenabian. Aneh sekali kalau Musdah mengatakan bahwa Quran tidak menyebut pelarangan homoseksual. Itu artinya dia secara implisit mau mengatakan Quran tidak lengkap, atau Allah lupa menurunkan ayat homoseksual, atau nabi salah paham terhadap ayat-ayat pelarangan homoseksual, atau dia mau mengatakan para ulama dulu itu bodoh. Masya Allah, itu pantasnya tidak keluar dari pikiran orang yang mengaku dirinya berilmu.

Mengotak-atik sesuatu yang telah jelas diajarkan dalam Islam dan telah disepakati oleh ulama kesahihannya adalah orang yang menjual ayat dengan harga sedikit. Mereka mencari popularitas dengan berusaha membuat sensasi murahan. Padahal masih banyak ayat Allah yang perlu dicari pemahamannya untuk dimanfaatkan mengharmoniskan kehidupan manusia. Gagasan Quran tidak akan pernah habis. Allah menciptakan alam ini sangat luas. Ayat-ayat Quran tentang alam belum lengkap dibahas oleh ulama-ulama terdahulu sehingga masih dapat didiskusikan atau dibuat penjelasan untuk memahaminya.

Kalau mereka berpendapat homoseksual atau lesbian itu dibolehkan mengapa Musdah tidak mau ber-lesbian biar cocok antara ucapan dan perbuatannya. Maukah Musdah menyuruh putra putrinya atau keluarganya atau tetanggnya ber-homoseksual? Kalau Musdah mau berarti dia sesat dari ajaran Islam dan sedang menanti adzab Allah. Kalau dia tidak mau berarti dia itu omong besar, bahasa Jawanya jarkoni bahasa agamanya “munapek“.

Baca

http://hidayatullah.com/index.php?option=com_content&task=view&id=6605&Itemid=1

http://hidayatullah.com/index.php?option=com_content&task=view&id=6616&Itemid=1

 

 

Tokoh Muda Terpopuler March 19, 2008

Filed under: Wawasan — ainspirasi @ 2:53 am

www. republika.co.id/

Nama Adhyaksa Dault di kalangan pemuda semakin populer. Dalam sebuah jajak pendapat tentang Tokoh Pemuda Paling Populer yang dilakukan Lembaga Penelitian Reform Institute, menteri Pemuda dan Olagraga itu mendapat pilihan tertinggi, yakni sebesar 7,4 persen.

Survei yang melibatkan sebanyak 2.473 responden dari seluruh Indonesia itu menanyakan ‘Siapakah Tokoh Muda yang Anda Kenal?’ Hasilnya, 7,4 persen responden memilih Adhyaksa Dault. Dalam jajak pendapat itu, menteri ini mengalahkan tokoh-tokoh muda nasional lainnya, seperti Ketua Umum PKB, Muhaimin Iskandar (4,9 persen), Sekjen PDIP, Pramono Anung (3,7 persen), Sekjen PKB, Yeni Wahid (3,6 pesen), Anas Urbaningrum (2,3 persen), serta Presiden PKS, Tifatul Sembiring (1,1 persen).

Survei itu digelar menurut Direktur Eksekutif Reform Institute, Dr Yudi Latif, merujuk pada keinginan sebagian besar masyarakat agar tokoh muda tampil dalam Pemilih Presiden tahun depan. ”Jika para tokoh muda tidak tampil bangsa Indonesia dikhawatirkan tidak akan pernah memiliki rasa percaya diri dalam melakukan regenerasi,” ujar Yudi, Selasa (18/3). Ia mengakui bahwa semua tokoh pilihan responden itu memiliki kelebihan masing-masing yang patut diperhitungkan.

Dalam surei itu, kata Yudi, juga ditanyakan alasan mengapa mereka memilih seseorang. Umumnya pilihan responden berdasarkan program, azas, dan ideologi. Lantas apa tanggapan Adhyaksa Dault atas hasil jajak pendapat tersebut? ”Alhamdulillah. Terima kasih atas kepercayaan masyarakat kepada saya,” kata Menpora ini. ”Tugas yang saya emban, saya jalankan dengan iklas.”

Adhyaksa mengakui lahirnya gerakan reformasi telah menumbuhkan tokoh-tokoh muda calon pemimpin bangsa masa depan. Pemerintah dan masyarakat, kata dia, harus segera berkomitmen untuk mengembangkan gerakan pemuda ke arah yang lebih baik. ”Oleh karena itu pemuda harus siap baik dari segi ilmu pengetahuan maupun mental untuk memimpin bangsa ini,” ujar mantan ketua umum KNPI ini. ruz

 

Dunia dibohong Lagi oleh Kerajaan Teroris March 14, 2008

Filed under: Wawasan — ainspirasi @ 11:52 am

Dikutip dari: http://www.eramuslim.com

Pemerintahan George W. Bush berusaha menutup-tutupi hasil studi Pentagon yang membuktikan kebohongan Bush atas perang di Irak. Hasil studi yang dilakukan Pentagon itu menyatakan bahwa mantan penguasa Irak Saddam Hussein tidak punya kaitan dengan jaringan al-Qaidah, yang selama ini dijadikan salah satu alasan pemerintah AS melakukan agresi militer ke Negeri 1001 Malam itu.

Pemerintah AS tidak ingin hasil studi Pentagon itu tersebar luas dan sengaja membatasi distribusi hasil studi itu dengan membagikannya hanya pada orang-orang tertentu lewat pos, dan tidak memuatnya di situs resmi pemerintah atau membagikan hasil studi itu pada para wartawan.

Setelah lima tahun invasi AS ke Irak, Pentagon mempelajari sekitar 600.000 dokumen terkait masalah Irak dan ribuan jam hasil interogasi orang-orang terdekat Saddam Hussein. Hasilnya, Pentagon “tidak menemukan hubungan langsung antara Saddam dengan jaringan al-Qaidah” seperti dilansir salah satu media AS.

Hasil studi ini sama dengan hasil studi Komisi 11 September yang menyelidiki peristiwa serangan 11 September 2001 di AS dan hasil studi inspektur jenderal Pentagon pada tahun 2007, meski akses informasi hasil studi tersebut sangat sulit didapat.

Dari rangkuman hasil studi Pentagon yang dimuat linknya oleh ABC News hanya disebutkan bahwa “Kajian Iraqi Perspective Project terhadap dokumen-dokumen tentang Irak menemukan bukti kuat yang mengaitkan Saddam Hussein dengan terorisme regional dan global” dan “terorisme negara menjadi alat yang rutin digunakan oleh kekuatan negara” tapi “target dari operasi teror yang dilakukan oleh negara, targetnya kebanyakan adalah warga negara Irak.”

Tidak ditegaskan dalam laporan itu, keterkaitan langsung antara Saddam Hussein dengan jaringan al-Qaidah dalam melakukan operasinya. Selama ini, Presiden Bush dan wakilnya Dick Cheney serta sejumlah pejabat pemerintahan AS bersikeras bahwa Saddam Hussein menjalin hubungan dengan jaringan al-Qaidah yang oleh AS dianggap sebagai jaringan teroris, atas keyakinan itu para pejabat pemerintahan AS menilai bahwa perang ke Irak merupakan langkah yang rasional.

Menurut ABC, hasil studi itu awalnya akan diposting di situs resmi militer AS bersama dengan penjelasan dari para penulis hasil studi tersebut. Namun Pentagon menentang rencana itu dan lebih memilih menawarkan hasil studi itu bagi mereka yang memang memintanya, dan akan dikirimkan lewat pos. (ln/al-arby)

Comment

Memang tukang bohong. Sudah menghacur leburkan negara lain berbohong lagi. Dasar watak iblis..

 

Hidayat Nur Wahid Tokoh Indonesia Terbaik March 4, 2008

Filed under: Wawasan — ainspirasi @ 8:36 am

Hasil Sementara Poling Tokoh Indonesia

Hasil sementara Poling Tokoh Indonesia 2003 menempatkan Ketua Umum Partai Keadilan Sejahtera Hidayat Nur Wahid pada posisi Tokoh Indonesia Terbaik dengan meraih nilai akumulatif tertinggi dari enam kategori polling ini. Ia menempati posisi teratas dalam tiga kategori sebagai Tokoh Negarawan, Tokoh Bersih KKN dan Tokoh Idola.

Bahkan uztad ini juga menempati posisi kedua setelah Amien Rais untuk kategori Calon Presiden, peringkat ketiga setelah Amien Rais dan AA Gym untuk kategori Tokoh Terpopuler dan peringkat kelima setelah Susilo Bambang Yudhoyono, Jusuf Kalla, Nurcholish Majid dan Amien Rais untuk kategori Calon Wakil Presiden.

Poling Tokoh Indonesia 2003 ini mengajukan enam kategori pertanyaan terbuka yakni siapa calon presiden, calon wapres, tokoh negarawan, tokoh terpopuler, tokoh bersih KKN dan tokoh idola dan dilengkapi provinsi asal responden (netters). Pertanyaan terbuka sengaja diajukan agar responden dapat menjawab sesuai dengan aspirasinya dan tidak merasa dibatasi oleh pilihan-pilihan yang sering kali belum tentu merupakan pilihan responden.

Polling yang digelar dan dicatat sejak 8 Oktober 2002 hingga 31 Agustus 2003 ini diikuti (diisi secara online) 5.882 responden (netters) dari berbagai provinsi dan luar negeri. Polling ini masih terus dilanjutkan dengan sistem dan kategori yang sama sampai Desember 2003. Kemudian hasil polling tahun ini akan diumumkan pada Januari 2004.

Selanjutnya pada Polling Tokoh Indonesia 2004, kategori Calon Presiden dan Calon Wakil Presiden akan dipisahkan tersendiri dari kategori polling ini dengan memunculkan 10 peringkat tertinggi sebagai pilihan polling berikutnya. Sementara polling kategori Tokoh Negarawan, Tokoh Bersih KKN, Tokoh Terpopuler dan Tokoh Idola akan dilanjutkan sepanjang tahun 2004 dan seterusnya.

Berikut rincian hasil sementara Polling Tokoh Indonesia 2003 untuk setiap kategori (Calon Presiden, Calon Wakil Presiden, Tokoh Negarawan, Tokoh Bersih KKN, Tokoh Terpopuler dan Tokoh Idola).

Calon Presiden
Hasil sementara dari 51 nama yang disebutkan responden paling layak jadi calon presiden, posisi teratas diraih oleh Amien Rais (27,8%), disusul Hidayat Nur Wahid (23,6%), Nurcholish Majid (10,1%), Susilo Bambang Yudhoyono (9,8%), Sri Sultan Hamengkubuwono X (4,1%), Gus Dur (3,9%) dan Megawati Sukarnoputri (3,1%).
Selebihnya, 17.6% pengunjung (responden) menyebut nama-nama tokoh lainnya seperti Yusril Ihza Mahendra (1,27%), Surya Paloh (0,7%), Jusuf Kalla (0,54%), Akbar Tanjung (0,54%), Wiranto (0,36%), Siswono Yudohusodo (0,18%) dan sisanya menyebut nama-nama lain seperti Kwik Kian Gie, Alwi Shihab, Tri Sutrisno dan sebagainya.

Calon Wapres
Dari 83 nama yang disebutkan paling layak jadi calon wakil presiden, nama Susilo Bambang Yudhoyono berada pada peringkat teratas 15,6%, diikuti oleh Jusuf Kalla (8,3%), Nurcholish Majid (7,7%), Amien Rais (7,2%), Hidayat Nur Wahid (6,2%), Sri Sultan Hamengkubuwono X (5,7%), Yusril Ihza Mahendra (5%), Wiranto (1,7%), Megawati (1,5%). Sedangkan tokoh lainnya seperti Akbar Tanjung, Gus Dur, Matori Abdul Djalil, Siswono Yudohusodo, dan Surya Paloh memperoleh suara di bawah 1 % termasuk nama-nama lain yang terlalu panjang bila disebutkan.

Tokoh Negarawan
Untuk kategori Tokoh Negarawan, dari 54 nama yang disebutkan, posisi teratas diambil oleh Ketua Umum Partai Keadilan Sejahtera, Hidayat Nur Wahid (19,5%), diikuti Amien Rais (18,4%), Nurcholish Majid (15,6%), Gus Dur (9,4%), Susilo Bambang Yudhoyono (8,4%), AA Gym (4,7%), Sri Sultan Hamengkubuwono X (2,6%), Megawati SoekarnoPutri (2,2%), Yuzril Ihza Mahendra (1,6%), Jusuf Kalla (1,4%), Akbar Tanjung (1,2%), Kwik Kian Gie (1,2%). Selain itu disebutkan juga nama Ali Alatas, Marwah Daud Ibrahim, Wiranto, Matori Abdul Djalil, Syahrir, dan sebagainya.

Tokoh bersih KKN
Kategori Tokoh bersih KKN, dari 57 nama yang disebutkan, posisi teratas tempati Hidayat Nur Wahid (26,78%), diikuti Amien Rais (22,65%), Nurcholish Majid (7,8%), Susilo Bambang Yudhoyono (5,4%), AA Gym (5%), Kwik Kian Gie (4,5%), Gus Dur (4,3%), Ma’rie Muhammad (3%), Sri Sultan Hamengkubuwono X (2,3%), Jusuf Kalla (1,7%), Yuzril Ihza Mahendra (1,5%), dan Megawati SoekarnoPutri (1,3%).

Tokoh Terpopuler
Untuk kategori Tokoh Terpopuler, dari 59 nama yang disebutkan, untuk sementara posisi teratas diraih Amien Rais (19,1%), diikuti AA Gym (15,4%), Hidayat Nur Wahid (13,9%), Inul Daratista (7,6%), Nurcholish Majid (7,4%), Gus Dur (6%), Megawati Soekarnoputri (5,2%), Susilo Bambang Yudhoyono (4,8%), Akbar Tanjung (4,6%). Nama-nama lain yang disebutkan di antaranya adalah Kwik Kian Gie, Zainuddin MZ, Jusuf Kalla, Hasyim Muzadi, BJ Habibie dan Matori Abdul Djalil

Tokoh Idola
Kategori Tokoh Idola, dari 76 nama yang disebutkan, sementara posisi teratas diraih oleh Hidayat Nur Wahid (19,87%), disusul Amien Rais (15,39%), Gus Dur (7,6%), AA Gym (6,6%), Susilo Bambang Yudhoyono (6,6%), Nurcholish Majid (5,9%), Yuzril Ihza Mahendra (3,6%), BJ Habibie (2,9%), Bung Hatta (2,3%), Bung Karno (2,3%), Kwik Kian Gie (1,27%, Megawati SoekarnoPutri (1,27%) dan Soeharto (1,27%). Selebihnya disebutkan nama Buya Hamka, Zainuddin MZ, Sri Sultan Hamengkubuwono X, Ryamizard Ryacudu, Jusuf Kalla, Marwah Daud dan sebagainya.

Asal Responden
Responden berasal dari 28 provinsi dan luar negeri. Mayoritas responden berasal dari propinsi DKI Jakarta (43,2%), diikuti Jawa Barat (12,4%), Luar Negeri (7,48%), Jawa Timur (7,48%), Jawa Tengah (6,1%), Sulawesi Selatan (3,4%), Yogyakarta (3,2%), Sumatera Utara (2,3%), Banten (2,3%), Riau (2,2%) dan Kalimantan Timur (2%). Disusul Sumatera Barat dan provinsi lainnya di bawah 2%.

http://hnw.or.id/main.php?op=isi&id=248

 

Hati-Hati NII KW-9 dan Ma’had Al-Zaytun February 27, 2008

Filed under: Fatwa,Wawasan — ainspirasi @ 4:09 am

Mengenai Ma’had Az Zaytun dalam kaitannya dengan NII KW-9, sudah banyak ditulis di internet. Silakan lacak informasi yang lebih luas. Adapun yang menjadi pertanyaan Mas Majo, dalam kaitan ini MUI sudah melakukan penelitian mendalam. Akan tetapi, tujuan penelitian itu baru pada tahap “bahan pertimbangan” untuk kajian lebih lanjut apabila mau dibikin fatwanya. Jadi, belum merupakan fatwa !!

Meski begitu, melihat dari nama2 ulama dan tokoh yang menelitinya, sangatlah layak untuk kita jadikan pedoman atau rujukan bersikap.

Monggo disimak beberapa nukilan berikut :

++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++

KESIMPULAN DAN REKOMENDASI
TEAM PENELITI MUI TENTANG MA’HAD AL-ZAYTUN

Bismillahirrahmanirrahim.
Dengan senantiasa memohon petunjuk dan pertolongan Allah SWT, Team Peneliti Majelis Ulama Indonesia tentang Ma’had Al-Zaytun, setelah:

1. Mendengar kesaksian dan menelusuri informasi dari para mantan anggota dan aparat/petinggi NII KW IX, orang tua/wali/keluarga korban NII KW IX dan mantan mudarris (guru) Ma’had Al-Zaytun.
2. Mendengar dan mengkaji informasi dari santri, mudarris (guru) dan muwazzof (pegawai), orang tua/wali santri, mahasiswa dan dosen Program Pelatihan Pertanian Terpadu (P3T), dosen kulliyah al-lughah Ma’had Al Zaytun dan sejumlah tokoh agama dan masyarakat yang memiliki informasi yang dapat dipertanggungjawabkan.
3. Menelusuri dan mempelajari berbagai dokumentasi dan informasi yang berkaitan dengan objek permasalahan yang berasal dari berbagai sumber pustaka dan media seperti buku-buku, kitab-kitab teks, surat kabar, majalah, hasil-hasil penelitian, televisi, radio dan VCD.
4. Mendengar, mengkaji dan mempelajari Hasil Lengkap Penelitian Team Peneliti Litbang Departemen Agama RI.
5. Mendengar, mengkaji dan mempelajari informasi dari Forum Ulama Umat Indonesia (FUUI) dan Team Investigasi Aliran Sesat (TAIS), Forum Masyarakat Korban NII KW IX (FKM NII KW IX) dan Solidaritas Umat Islam untuk Korban NII Al Zaytun Abu Toto (SIKAT).
6. Mendengar dan mengkaji informasi dari Mantan Kepala BAKIN: Bapak Z.A. Maulani dan Badan Intelegen Keamanan Mabes POLRI.
7. Mendengar keterangan/informasi dari Menteri di Jabatan Perdana Menteri, Datuk Abdul Hamid Zaenal Abidin.
8. Melakukan penelitian lapangan, observasi, pengamatan terlibat dan wawancara mendalam (indepth interviewing) dengan berbagai sumber yang dapat dipertanggungjawabkan.
9. Menghimpun, melakukan kroscek informasi, memverifikasi data dan informasi serta menganalisa dan mendiskusikan secara mendalam.

Team Peneliti MUI menyimpulkan hasil penelitian mengenai Ma’had Al-Zaytun sebagai berikut:

1. Ditemukan indikasi kuat adanya hubungan (relasi) antara Ma’had Al Zaytun dengan organisasi NII KW IX. Hubungan tersebut bersifat histories, financial dan kepemimpinan
a. Hubungan Histories: Bahwa kelahiran Ma’had Al Zaytun memiliki hubungan histories dengan organisasi NII KW IX.
b. Hubungan Financial: Bahwa ada ubungan financial dalam arti adanya aliran dana dari anggota dan aparat territorial NII KW IX yang menjadi sumber dana yang signifikan bagi kelahiran dan perkembangan Ma’had Al Zaytun.
c. Hubungan Kepemimpinan: Bahwa kepemimpinan di lembaga pendidikan Al Zaytun terkait dengan kepemimpinan di organisasi NII KW IX, terutama pada figure AS Panji Gumilang dan sebagian eksponen (pengurus yayasan).

2. Terdapat Penyimpangan faham dan ajaran Islam yang dipraktekkan organisasi NII KW IX. Penyimpangan-penyimpangan yang terjadi antara lain dalam hal mobilisasi dana yang mengatas-namakan ajaran Islam yang diselewengkan, Penafsiran ayat-ayat al-Qur’an yang menyimpang dan mengkafirkan kelompok di luar organisasi mereka.

3. Ditemukan adanya indikasi penyimpangan faham keagamaan dalam masalah zakat fitrah dan qurban yang diterapkan oleh pimpinan Ma’had Al-Zaytun, sebagaimana dimuat dalam Majalah Al-Zaytun.

4. Persoalan Al-Zaytun terletak pada aspek kepemimpinan yang kontroversial (AS Panji Gumilang dan sejumlah eksponen/pengurus yayasan) yang terkait dengan organisasi NII KW IX.

5. Adanya indikasi keterkaitan dengan koordinator-koordinator wilayah yang bertugas sebagai tempat rekrutmen santri Ma’had Al-Zaytun dengan organisasi NII KW IX.

Dan berdasarkan kesimpulan-kesimpulan tersebut Team MUI merekomendasikan beberapa hal berikut kepada Pimpinan Harian Majelis Ulama Indonesia (MUI):

1. Memanggil Pimpinan Pesantren Al-Zaytun untuk dimintai klarifikasi atas temuan-temuan yang didapat dari investigasi Team Peneliti Ma’had Az-Zaytun MUI.
2. Dikarenakan persoalan mendasar Ma’had Al Zayun terletak pada kepemimpinannya, diharapkan Pimpinan Harian MUI dapat mengambil inisiatif dan langkah-langkah konkrit untuk membenahi kepemimpinan di Ma’had Al-Zaytun.
3. Pimpinan Harian MUI agar mengambil keputusan yang sangat bijak dan arif menyelamatkan lembaga Al-Zaytun dengan berdasarkan pada prinsip kemashlahatan umat.

Demikianlah kesimpulan dan rekomendasi ini dibuat untuk dapat ditindaklanjuti dengan sebaik-baiknya. Semoga Allah SWT. Senantiasa menganugrahkan hidayah dan inayah-Nya kepada kita semua. Amiin.

Jakarta, 28 Rajab 1423 H.
5 Oktober 2002 M.

Ketua : K H Ma’ruf Amin
Sekretaris : Drs. Aminudin Yakub, MA
Wakil Sekretaris : Drs. H Ahmad Baidun, M.Si
Anggota :
01. K H Irfan Zidni, MA
02. Prof. K H Ali Mustofa YA’qub, MA
03. Drs. A. Fattah Wibisono, MA
04. Drs. H Hasanuddin, M.Ag
05. DR H A Mubarok, MA
06. Drs. Amirsyah Tambunan, M.Ag
07. DR Utang Ranuwijaya, MA
08. Ir M Zein Nasution
09. Drs. H Anwar Abbas
10. H. Zafrullah, SH

http://hidayatullah.com/index.php?option=com_joomlaboard&func=view&id=45658&catid=19#45658

 

Diplomasi Dunia dan Kondisi Dalam Negeri

Filed under: Wawasan — ainspirasi @ 3:52 am

Ini merupakan sedikit hal tentang kondisi Indonesia yang diungkapkan oleh Dubes untuk Kerajaan Thailand, Bp. Ibrahim Yusuf, ketika menyambut hari Kunjungan Wisata 2008 yang lalu. Dubes mengundang semua mahasiswa untuk mendengar seputar hal-hal terkini berkaitan dengan negeri tercinta. Beliau menceritakan sedikit bagaimana sulitnya malakukan diplomasi internasional. Misalnya saja bagaimana sulitnya memenangkan perkara kepulauan Sipadan dengan Malaysia. Sebenarnya saat itu kita sudah bisa menang hanya saja tindakan pemerintah tidak agresif. Indonesia sepakat bahwa masalah itu tidak akan dibawa ke Mahkamah Internasional. Yang terjadi berikutnya adalah Malaysia giat membangun kepulauan itu dan akhirnya setelah dipersoalkan lagi merekalah yang menang. Ironisnya katanya, armada RI di laut sangat payah. Kebanyakan kapal RI layak jalan tapi tidak layak tembak. Sehingga ketika berhadapan dengan armada Malaysia diam saja.

Hal lain adalah bagaimana menumbuhkan ekonomi di Indonesia. Dubes juga dipanggil untuk mengusulkan kebijakan-kebijakan ekonomi yang akan diterapkan pemerintah. Beliau kemudian mengusulkan bagaimana agar di setiap wilayah dibuat kebijakan sehingga menumbuhkan ekonomi di tempat itu. Tapi sampai sekarang itu tidak pernah dilaksanakan.

Hal lain adalah bagaimana Dubes menjadi pembicara utama di dalam pertemuan Rektor RI-Thailand. Beliau bilang para Rektor PT Indonesia tak ada yang bicara. Mereka diam saja, padahal mereka kebanyakan tamatan luar negeri.

Intinya keberhasilan diplomasi dengan negara lain tergantung baik-buruknya kondisi dalam negeri. Makin baik kondisinya makin baik diplomasinya.

 

Ngaji Khun February 22, 2008

Filed under: Visi — ainspirasi @ 8:45 am

Alhamdulillah pengajian kemarin sangat mengesankan. Inilah pengajian pertama kami setelah mati suri beberapa bulan.

Mahasiswa Muslim Indonesia di Bangkok

 

Lagi-Lagi Bohong, Mereka tak pernah Mendarat di Bulan February 18, 2008

Filed under: Wawasan — ainspirasi @ 8:55 am

Rupanya dalam catatan sejarah paman sam telah membohongi semua orang. Dia bilang warga negaranya telah berhasil mendarat di bulan, ternyata itu hanya nol besar. Berita-berita itu hanya isapan jempol yang ditambah dengan foto-foto palsu dari sebuah studio. Buktinya bendera amerika berkibar di bulan, padahal di bulan tidak ada udara? Ahli-ahli foto berkomentar sangatlah sulit menangkap objek dengan terang di luar angkasa. Lalu bagaimana itu bisa terjadi? Bacalah di http://www.ufos-aliens.co.uk/cosmicapollo.html

http://unmuseum.mus.pa.us/moonhoax.htm

http://science.nasa.gov/headlines/y2001/ast23feb_2.htm

Jadi selama kita semua ditipunya, dasar jagoan tipu menipu. Katanya bendera usa berkibar di bulan namun sebenarnya itulah bendera kebohongan. Makanya jangan sampai dia memperdayai kita lagi.

Yang menarik adalah berarti teknologi luar angkasa Rusia lebih unggul dibanding usa. Pakar-pakar Rusia beserta teknologinya tidak banyak yang tahu tapi teknologinya diakui.

 

 

 

Laut Mati dan Kebenaran Ramalan Quran January 22, 2008

Filed under: Wawasan — ainspirasi @ 9:29 am

Kebenaran prediksi Quran pada surat Ar-Rum menjadi kenyataan, ketika kerajaan Byzantium Roma Timur setelah kalah akan menang kembali.

Alif Laam Miim. Telah dikalahkan bangsa Rumawi. di negeri yang terdekat dan mereka sesudah dikalahkan itu akan menang. dalam beberapa tahun lagi. Bagi Allah-lah urusan sebelum dan sesudah (mereka menang).

Ayat ini turun sekitar tahun 620 M, hampir 7 tahun setelah Kerajaan Persia mengalahkan Byzantium tahun 613-614. Kekalahan ini mengakibatkan Byzantium mengalami kerugian yang sangat besar sehingga saat itu tampaknya tidak mungkin akan bangkit. Dengan kekalahannya di Antioch tahun 613, Persia mengambil alih kekuasan di Damaskus, Sisilia, Tarsus, Armenia, dan Jerusalem. Kehilangan Jerusalem tahun 614 sangat berbekas bagi rakyat Byzantium karena tempat sucinya dikuasai oleh Persia. Selain itu bangsa Avars, slav, dan Lombards menjadi ancaman bagi kerajaan Byzantium. Bangsa Avar telah mencapai dinding Contantinopel. Melihat hal itu, Raja Heraclius memerintahkan emas dan perak dikumpulkan dalam gereja dan dilebur menjadi uang untuk membiayai perang. Ini saja belum cukup lalu mereka menggunakan perunggu untuk membuat uang. Banyak gubernur membakang terhadap perintah Heraclius, sehingga saat itu Byzantium di ujung tanduk kehancuran. Mesopatamia, Cicilia, Syria, Palestina, mesir, dan Armenia, yang sebelumnya dikuasai oleh Byzantium, telah jatuh ke Persia.

Singkat cerita, semua orang meramalkan bahwa Byzantium pasti akan hancur. Akan tetapi ayat Quran yang turun kemudian meramalkan bahwa Byzantium akan kembali menang/berjaya dalam kurun 3 sampai 9 tahun. Menurut orang Arab jahiliyah saat itu, prediksi itu sangat mustahil.

Seperti prediksi-prediksi Quran lainnya, kemenangan Byzantium menjadi kenyataan . Dalam tahun 622 M, Heraclius mendapat sejumlah kemenangan dan menguasai Armenia. Pada bulan Desember 627 M, kedua pasukan bertempur di dekat Nineveh, sekitar 50 km sebelah timur sungai Tigris, di Bagdad. Pertempuran ini lagi-lagi dimenangkan oleh pasukan Byzantium. Beberapa bulan kemudian Persia terpaksa menandatangani kesepakatan dengan Byzantium untuk mengembalikan daerah-daerah yang diambilnya.

Suatu informasi yang terungkap dengan turunnya surat ar-Rum itu adalah soal daerah yang saat itu tidak diketahui oleh seorang manusia pun: mereka akan dikalahkan di daerah terendah di muka bumi. Bahasa Arabnya adalah adna al-ard, banyak yang menterjemahkan sebagai daerah terdekat. Ini bukanlah makna tulisan, melainkan sebuah tafsiran. Kata adna diturunkan dari kata dani (rendah) , yang artinya daerah rendah. Sehingga adna al-ard berarti tempat terendah di muka bumi, yaitu di daerah Laut Mati. Maha Suci Allah.. daerah terendah itu baru diketahui setelah ditemukannya alat-alat pengukur di jaman modern ini.

http://www.bnvillage.co.uk/spirituality-religion-village/72244-predictions-quran.html

Tiga negara yang membatasi daerah laut Mati adalah Jordania, Palestina, dan Syiria. Kedalaman daerah di sekitar laut mati adalah 394.6 m (1269 ft) di bawah permukaan laut. Di kedalaman 40 m kadar garam Laut Mati mencapai 300 gram garam/kilogram air laut. Orang bisa membaca sambil tiduran di air laut karena berat jenis Laut Mati lebih besar dibanding BJ manusia.

http://www.extremescience.com/DeadSea.htm

 

Apakah Islam Ajaran Terakhir Tuhan untuk Manusia January 14, 2008

Filed under: Opini,Wawasan — ainspirasi @ 9:36 am

Tulisan ini dimaksudkan sebagai sedikit diskusi untuk memenuhi bagian ilmiah dari sifat kemanusianku. Ini hanya merupakan “semata-mata ide” bukan keyakinan agar makin membuka wawasan.

Banyak agama dan ajaran di muka bumi mengaku-ngaku sebagai ajaran yang benar. Pertanyaannya kalau semua agama ini benar lalu kenapa ajaran- ajaran itu tampak saling bertentangan. Atau paling tidak mengapa tampaknya satu ajaran lebih menguntungkan dibanding ajaran lainnya. Satu ajaran membolehkan kawin cerai sedang ajaran lain melarang cerai dan harus sehidup semati. Ada Ajaran membolehkan nikah ada yang pantang nikah. Pertanyaan berikutnya bagimanakah ajaran-ajaran itu muncul. Siapakah yang menciptakan ajaran-ajaran itu? Sebenarnya apakah inti ajaran-ajaran yang ada?

Untuk menjawab berbagai pertanyaan itu menggunakan kitab suci tampaknya jawaban itu sulit diterima secara umum. Karena bagi yang tidak percaya dengan kitab suci tentu tidak akan mengakui informasi yang berasal dari sana. Namun demikian informasi dari kitab suci dapat dijadikan sebagai tambahan informasi mengkaji kebenaran yang diperoleh manusia. Oleh karena itu satu-satunya informasi yang harus dijadikan acuan adalah fakta-fakta ilmiah yang ditemukan oleh manusia sampai saat ini.

Fakta pertama yang harus diakui berdasarkan temuan manusia adalah manusia pertama diyakini berasal dari Afrika sekitar 165.000 tahun yang lalu (http://www.bradshawfoundation.com/journey/) atau lebih dari itu
http://www.livescience.com/history/ap_050822_old_skull.html. Anggaplah informasi ini benar adanya terlepas dari siapa dia manusia pertama. Anggaplah juga memang Tuhan telah mengirimkan dua manusia ke muka bumi laki-laki dan perempuan, mungkin Adam dan Hawa. Hal ini perlu disampaikan karena sampai sekarang “masih ada” perdebatan apakah manusia pertama memang Adam dan Hawa. Jadi anggaplah benar ada manusia pertama di muka bumi ini kalau tidak akan menyulitkan penjelasan dan bertentangan dengan fakta-fakta yang didapat manusia.

Babak berikutnya manusia bertambah banyak. Dari dua orang manusia itu lahirlah anak-anak keturunannya. Makin lama anak pinak ini makin banyak dan akhirnya membentuk suku-suku. Menurut catatan sejarah manusia jaman dulu tidak hidup menetap dan selalu berpindah-pindah mencari tempat yang lebih baik. Mungkin saja ada yang tetap tinggal tapi cuma bergeser beberapa kilometer dari tempat aslinya dan mungkin juga ada beberapa yang pergi jauh dan tidak kembali lagi. Demikianlah seterusnya. Kalau dihitung manusia telah berpindah-pindah selama puluhan ribu tahun sebelum jaman pencairan es.

Fakta menunjukan bahwa jaman pencairan es berlangsung sekitar 60.000-an tahun yang lalu. Ini berarti manusia telah mulai berpindah-pindah tempat jauh sebelumnya terjadi kenaikan permukaan lautan. Mungkin saja ketika manusia telah tersebar di berbagai belahan bumi, lautan akhirnya betul-betul memisahkan mereka. Diperkirakan manusia berpindah mulai dari Afrika lewat jalur selatan Australia bergerak ke Utara menuju Eropa dan Asia Tenagh. Sehingga bisa dipahami mengapa waran kulit orang Afrika, Aborigin dan orang Papua sama. Demikian juga dengan postur tubuhnya. Tidak berubahnya warna kulit mungkin disebabkan jalur selatan lebih panas dibanding bagian utara sehingga mereka yang mengikuti jalur utara yang lebih dingin warna kulitnya lebih putih. Mengenai kebenaran ini tentulah dengan mudah dibuktikan dengan catatan-catatan ilmiah yang ada.

Menurut agama manusia pertama sudah mengenal Tuhan. Bagaimana mengenalnya padahal manusia jaman dulu tidak bisa baca, otaknya belum berkembang? Mungkin saja tuhan telah memberitahukannya, entah bagaimana caranya. Anggaplah Tuhan pun telah memberitahukan manusia tentang keberadaan-Nya. Kalau hal ini benar berarti semua anak-anak manusia pertama pasti telah mengetahuinya ajaran tentang Tuhan karena telah diinformasikan oleh orang tuanya. Makin lama ajaran tentang tuhan makin dilupakan seiring bertambahnya umur manusia dan makin jauhnya mereka dari suku aslinya. Akibatnya generasi yang berikutnya dan berikutnya.. sudah tidak tahu lagi ajaran sesungguhnya.

Agama mengatakan bahwa untuk mengingatkan manusia tentang ajaran-ajaran tuhan maka kepada suku-suku yang telah terpisah-pisah tadi Tuhan telah mengirimkan para pemberi peringatan yang kita kenal dengan Nabi. Demikianlah setiap generasi telah juga diutus para pemberi peringatan. Karena otak manusia belum berkembang maka ajaran-ajaran itu hanya diingat dari cerita mulut ke mulut. Tidak semua manusia memiliki ingatan yang kuat sehingga ada saja ajaran-ajaran itu yang menyimpang karena lupa dan lupa..Fakta yang ditemukan meunjukan bahwa manusia telah merekam bentuk-bentuk pemujaan kepada apa yang mereka sebut sebagai Tuhan. Di berbagai penjuru dunia telah ditemukan fakta ini. Di Inggris misalnya terdapat Stone Henge (http://www.destination360.com/europe/uk/stone-henge.php) yang sangat terkenal. Di Meksiko ada suku Maya. Di Amerika ada suku Indian. Di Arab ada peninggalan lembah Petra (

http://images.google.com/imgres?imgurl=http://www.cuso4.org/photos/20040313-me/20040313-me-jo-petra37m.jpg&imgrefurl=http://www.cuso4.org/photos/20040313-me/20040313-me-jo-petra.htm&h=533&w=800&sz=415&hl=en&start=27&um=1&tbnid=dpm8YmeWpgUKaM:&tbnh=95&tbnw=143&prev=/images%3Fq%3Dpetra%2Bhill%26start%3D18%26ndsp%3D18%26svnum%3D10%26um%3D1%26hl%3Den%26client%3Dfirefox-a%26channel%3Ds%26rls%3Dorg.mozilla:en-GB:official%26sa%3DN
) dsb. Mereka semua memiliki bentuk pemujaan sendiri-sendiri. Bila ditarik ke belakang mungkin saja mereka ini adalah suku-suku yang merupakan kelanjutan dari nenek moyang mereka yang tersebar dari Afrika. Mungkin juga mereka memiliki ajaran-ajaran yang menjelaskan peribadahan mereka. Penting di sini untuk menemukan atau menginteprestasikan simbol-simbol yang ditinggalkannya. Sampai sekarang catatan tentang peribadahan yang paling tua adalah ditemukannya kitab suku Ebla. Kitab ini katanya berumur lebih tua dari jaman Nabi Musa, diduga dibuat pada masa nabi Ibrahim AS. (http://api.fmanager.net/api_v1/productDetail.php?dev-t=EDCRFV&objectId=3442 )
Bila logika-logika di atas diakui berarti sudah pasti Tuhan menurunkan seorang pemberi peringatan untuk mengingatkan semua manusia, siapapun dia untuk kembali kepada ajaran-ajaran Tuhan yang benar, yang telah dilupakan oleh para nenek-moyang mereka. Pemberi peringatan tidaklah turun dari langit begitu saja melainkan dibangkitkan dari kaum atau suku itu sendiri. Masalahnya adalah siapakah yang diturunkan itu? Kalau dulu membuktikan jawaban ini sangat sulit karena terbatasnya transportasi, media, dsb. Tapi sekarang dunia maki kecil. Orang bilang matinya seekor semut di ujung dunia bisa segera diketahui. Pencarian jawaban nabi terakhir atau ajaran terakhir Tuhan tidak bisa tidak harus mengikuti apa yang dikenal manusia sebagai keterangan ilmiah. Keterangan yang tidak ilmiah tidak akan memberi jawaban yang benar. Selamat membuktikan…

 

Sifat-Sifat Nabi Muhammad SAW January 10, 2008

Filed under: Wawasan — ainspirasi @ 7:31 pm
  1. Beliau biasanya memaafkan musuh dan para sahabat-sahabatnya yang menyakitinya. Di perang Uhud beliau berdoa untuk kaum kafir yang menyebabkan mulutnya berdarah “Ya Allah maafkan mereka yang tidak tahu”
  2. Beliau sangat penyantun. Beliau biasa memberi minum hewan piaraanya dengan ember dan menunggunya hingga selesai. Beliau membersihkan wajah dan mata kuda tungganganya.
  3. K etika dipanggil, beliau menjawab dengan berkata “labaik” (ya!) Beliau tidak pernah melangkahi orang lain. Beliau biasa duduk di kedua kakinya. Ketika menunggang hewan dan melihat ada orang yang berjalan, beliau mengajak orang itu menumpang di hewan tunggangannya.
  4. Beliau tidak memandang dirinya memiliki kelebihan dibanding lainnya. Ketika sedang berada dalam sebuah perjalanan bersama sahabat-sahabatnya mereka bermaksud memasak seekor kambing. Salah seorang di antara mereka memberikan kambingnya. Ada yang menawarkan diri mengulitinya. Ada yang menawarkan sebagai juru masak. Rasulullah SAW kemudian menawarkan dirinya mencari kayu bakar. Para sahabat berkata “Ya Rasulullah Anda duduk sajalah. Kami yang akan mencari kayunya.” Beliau menjawab “ya! saya tahu Anda semua siap melakukannya. Tetapi saya tidak ingin duduk-duduk saja sementara yang lain bekerja. Allah tidak suka kalau ada yang duduk-duduk saja sedang yang lain bekerja. ” Beliau lalu berdiri dan pergi mencari kayu bakar.
  5. Ketika beliau mengunjungi sahabat-sahabatnya beliau tidak selalu duduk di bagian depan. Beliau mencari tempat yang kosong. Ketika beliau datang, sahabat-sahabatnya cepat-cepat berdiri. Beliau berujar “janganlah kalian berdiri untuk menghormatiku bersikaplah biasa seperti ketika kalian kedatangan orang lain. Saya seperti orang lain. Saya makan seperti yang lainnya. Sayapun duduk kalau lelah.”
  6. Seringkali nabi duduk di kedua lututnya. Beliau juga pernah berdiri menggunakan lututnya ketika memeluk menyambut sahabat-sahabatnya. Beliau tidak pernah membedakan makanan untuknya dan para pembantunya, demikian juga dalam hal berpakaian. Beliau sering membantu pelayannya menyelesaikan pekerjaan. Beliau tidak pernah menyumpahi atau menyakiti orang lain. Anas bin Malik, yang setia melayaninya berkata, “aku menjadi pelayan Rasulullah selama 10 tahun. Beliau membantuku lebih sering dibanding aku membantunya. Beliau tidak pernah memarahiku. Beliau tidak pernah berkata kasar kepadaku.”
  7. Beliau suka menambal sendiri pakaiannya yang sobek, memerah susu kambingnya, dan memberi minum hewan piaraannya. Beliau sering membawa barang-barang belanjaan sendiri ke rumahnya. Dalam perjalanan, beliau sering memberi makan hewan tunggangannya. Kadang-kadang beliau melakukannya sendiri dan kadang-kadang dilakukan oleh pelayannya.
  8. Ketika beliau dipanggil dengan sebutan pelayan oleh seorang pelayan, sebuah kebiasaan di Madinah, beliau lalu berjalan dengan pelayan itu beriringan.
  9. Beliau sering mengunjungi orang yang sakit dan menghadiri pemakamannya. Untuk menggembirakan hati si sakit, beliau mengunjunginya meskipun si sakit kafir atau munafik.
  10. Setelah beliau melaksanakan sholat subuh di Masjid, beliau menghampiri para sahabatnya sambil berkata: “Adakah yang sakit? Bila ada mari kita mengunjunginya.” Kemudian beliau juga berkata:”adakah yang meninggal?Bila ada mari kita membantunya.”Kemudian beliau sering juga berkata:”adakah di antara kalian yang bermimpi sesuatu? Bila ada mari kita tafsirkan mimpinya.” Bila ada yang meninggal beliau membantu menyiapkan pemakamnnya dan menyolatkannya serta menghadiri pemakamannya.
  11. Ketika beliau tidak melihat sahabat-sahabatnya selama tiga hari beliau akan menanyaknnya. Bila sahabatnya itu sedang bepergian beliau mendoakannya, atau bila sahabatnya ada di kotanya beliau akan mengunjunginya.
  12. Beliau selalu mendahului menyambut orang lain yang dijumpainya.
  13. Beliau suka mengendarai unta, keledai, dan kadang-kadang mengajak orang lain menunggang bersamanya.
  14. Beliau suka melayani tamunya dan para sahabatnya dan beliau menyatakan: “orang yang paling dekat dengan masyaraktnya adalah orang yang selalu melayani orang lain.”
  15. Tidak seorang pun pernah menyaksikan beliau tertawa terbahak-bahak. Beliau suka tersenyum kecil. Kadang-kadang gigi depannya tampak ketika beliau tertawa.
  16. Beliau selalu tampak hati-hati dan cermat. Beliau suka berbicara pelan-pelan. Beliau biasa memulai pembicaraan dengan senyum.
  17. Beliau tidak pernah berbicara yang mubazir atau tanpa keperluan. Bila beliau memerlukan sesuatu beliau akan berbicara dengan singkat dan jelas. Terkadang beliau mengulangi pembicaraan sampai tiga kali agar bias dipahami.
  18. Beliau biasa bercanda dengan orang-orang asing, orang yang pernah dikenalnya, anak-anak, wanita tua, dan wanita yang menjadi mahramnya (yang tidak boleh dinikahi). Namun demikian, hal itu tidak membuatnya lupa kepada Allah.
  19. Tak seorang pun sanggup melihatnya berlama-lama karena kemulyaannya. Bila seseorang melihatnya, ia pasti mulai berkeringat. Beliau sering berkata janganlah engkau ..dirimu! saya bukanlah raja. Saya bukanlah penjahat. Saya adalah anak dari seorang wanita dan saya juga makan daging kering.” Sehingga orang lain hilang kekuatirannya dan menjelaskan masalah yang dihadapinya.
  20. Beliau tidak memiliki pengawal atau penjaga. Setiap orang dapat menemuinya dan mengutarakan masalahnya.
  21. Beliau sangat pemalu. Beliau biasa memperhatikan wajah orang yang mengajaknya berbicara.
  22. Beliau tidak pernah mempermalukan orang akibat kesalahannya. Beliau tidak pernah mengeluhkan orang lain. Kalau beliau tidak senang dengan kata-kata atau perbuatan orang lain maka beliau berkata: “heran koq ada orang yang kelakuannya seperti itu.”
  23. Meskipun beliau orang yang memiliki keutamaan, beliau berkata: “Di antara kalian akulah orang yang paling paham tentang Allah dan paling takut kepada-Nya. Bila kalian tahu apa yang aku ketahui maka kalian akan sedikit tertawa dan banyak menangis.”
  24. Hatinya sangat mulya dan memiliki keberanian. Di perang Hunain, banyak tentara Muslim lari mengumpulkan harta rampasan perang. Akibatnya di sekitar beliau hanya tinggal beberapa orang saja. Selanjutnya pasukan musuh menyerang secara tiba-tiba dan mereka mengelilingi Rasulullah. Namun Rasululllah tidak bias ditaklukan.
  25. Ada seorang pegulat namanya Rugane. Dia tak terkalahkan. Suatu ketika Rasulullah bertanya padanya “Hei Rugane mengapa kamu tidak mau beriman?” Rugane meminta nabi menunjukan bukti bahwa beliau memang sorang Nabi. Nabi menjawab “baik kita akan bergulat”. “Maukah engkau beriman bila engkau kalah?” Lau Rugane mengiyakan “Ya saya akan beriman.” Pada ronde pertama Rugane kalah dan membuatnya heran. “Mari kita coba sekali lagi.” Tiga kali berturut-turut nabi bias mengalahkan Rugane. Namun demikian Rugane tetap tidak beriman “tidak, akau tidak mau beriman.” Katanya “akut tidak berniat beriman, tadinya aku piker aku akan menang.” Lalu sebagai gantinya Rugane memberikan sebagian hewan ternaknya kepada Rasulullah. Ketika rasulullah sudah berjalan menuju mekah Rugane menyusulnya dan berkata

-“Hei Muhammad bila orang-orang bertanya kepadamu dari mana engkau memperoleh binatang-binatang ini, apa yang engkau katakan? Aku akan katakan bahwa Rugane memberikannya padaku sebagai hadiah.

-Bila orang-orang bertanya mengapa dia berikan kepadamu, apa yang akan engkau katakan? Saya akan katakan “saya bergulat dengannya dan mengalahkannya. Kemudian dia memberiku hadiah sebagai pengakuannya.”

-Tolong jangan katakan itu karena wibawa dan kehormatanku akan jatuh. Katakan saja “kata-kataku telah mempengaruhiny sehingga dia memberikan hadiah padaku.”

-Aku berjanji demi Tuhanku tidak akan berkata bohong.

     

    Kebohongan Terbesar Amerika, Kerajaan Teroris January 5, 2008

    Filed under: Wawasan — ainspirasi @ 6:36 pm

    Malam ini habis ngaji saya membaca berita di Aljazeera tentang keraguan atau kebohongan amerika tentang peristiwa 9/11. Sebenarnya pingin tidur tapi kayaknya ini menarik untuk ditulis ulang.

    Oleh Dr. Paul Craig Roberts

    Tahun ini berbeda. Semua orang Amerika kini dipenjara dalam sebuah kebohongan dan kepalsuan yang diciptakan oleh regim Bush dan dua partai di kongres, dengan hakim federal yang sangat tidak peduli pada pelanggaran konstitusi, dengan membawa dan membayar media sebagai propaganda bagi rejim kriminal perang, disertai masyarakat yang tidak memperhatikan Founding Fathernya.

    Orang Amerika juga telah dipenjara oleh ketakutan, ketakutan palsu yang diciptakan oleh kebohongan terorisme. Telah diketahui bahwa peristiwa 9/11 didalangi oleh pemerintah US. Mislanya, tuduhan teroris akan meledakan Sear Tower Chichago sebenarnya didalangi oleh seorang agen FBI yang kemudian mencari orang-orang miskin untuk memberikan kesaksian sesuai permintaan agen itu.

    Banyak orang Eropa memandang peristiwa 9/11 sebagai sebuah rekayasa. Mantan anggota kabinet Inggris, Kanada, dan Jerman serta kepala staf Angkatan Bersenjata Rusia telah menyatakan keraguan mereka tentang cerita 9/11. Baru-baru ini mantan perdana Menteri Italia, Francesco Cossiga, mengatakan dalam wawancara dengan sebuah koran, Correra della Sera (30 Nov 2007) bahwa unsur demokrat di Amerika dan Eropa, dan sebuah lembaga Italia, mengetahui bahwa peristiwa 9/11 telah direncanakan oleh CIA dan Mossad untuk menyerang negara-negara Arab, dan membujuk negara-negara barat untuk melakukan serangan militer ke Iraq dan Afganistan.

    T idak jelas apakah Cossiga bernada mengejek atau semata-mata mengungkapkan apa yang menjadi keyakinan masyarakat. Saya telah meminta klarifikasi dan akan menginformasikannya bila saya telah mendapat jawabannya. Tampaknya media Italia tidak melakukan klarifikasi.

    Pernyataan Cossiga yang tidak hanya dipublikasikan oleh sebuah koran Amerika atau saluran TV, telah memicu keraguan masyarakat Amerika bahwa pemerintah tidak memiliki itikat baik pada media. Masyarakat Amerika hidup dalam propaganda yang dirancang untuk mengamankan tindakan mereka terhadap kejahatan perang, menyiksa, menindak, melakukan agresi militer, hegemoni, dan tekanan, sambil mengesankan masyarakat Amerika (dan Israel) sebagai sebuah garam bumi yang sedang terancam oleh kaum Muslim yang tidak menyukai “kebebasan dan Demikrasi.”

    Masyarakat Amerika tahu tentang hal ini sementara regim Bush dan sebagai anggota kongres merusak undang-undang HAM dan merekayasa pemilu.

    Kebebesan dan demokrasi di Amerika telah menjadi daftar pencekalan, bolehnya memata-matai, menahan tanpa penjelasan, penahanan tetap meskipun ada undang-undang yang mengaturnya, menyiksa meskipun ada larangan untuk menyiksa, dsb.

    Saat ini ketakutan masyarakat Amerika, tergambar bagaimana seorang senator yang saudranya meninggal dalam peperangan ternyata masuk dalam daftar cekal. Pejabat resmi pemerintah, yang sangat bersih dan terlindungi tidak boleh terbang hanya karena membawa pasta gigi atau sebotol air yang jelas-jelas tidak memiliki unsur yang berbahaya bagi penerbangan.

    Para kaum manula Amerika yang didertai anak dan cucunya dibuntuti oleh Homeland Security tidak bisa membedakan seorang waraga Amerika dengan teroris. dst.

    http://www.aljazeera.com/news/newsfull.php?newid=72331

     

     

    Paman Sam Sulit Dipercaya January 4, 2008

    Filed under: Wawasan — ainspirasi @ 7:49 am

    Ini judul berita di hidayatullah. com

    Jenderal AS Akui Tidak Ada Keterlibatan Iran di Irak

    “Pemulihan hubungan diplomatik dengan AS akan membahayakan Iran, dan kami tidak pernah berencana untuk melakukan pemulihan hubungan itu, ” kata Ayatullah Khamenei di hadapan massa yang berkumpul di kota Yazd, Iran Tengah, Kamis (3/1).

    Khamenei menegaskan, memulihkan hubungan diplomatik dengan AS, tidak akan mengurangi ancaman AS terhadap Iran. “AS mengobarkan perang terhadap rakyat Irak padahal Washington punya hubungan diplomatik dengan Baghdad. Jika Iran menjalin kembali hubungan diplomatik dengan AS, itu artinya membuka jalan bagi para agen mata-mata AS untuk menginfiltrasi Iran. Oleh sebab itu, hubungan diplomatik dengan AS tidak ada manfaatnya bagi bangsa Iran, ” papar Khamenei.

    Komentar :

    Jelas sudah politik paman sam sulit dipercaya. Dengan gaya politiknya dia berusaha merampok negara lain menjadikan negara bersangkutan membayar upeti demi perut kapitalisnya.

     

    Puasa untuk Wanita Hamil dan Menyusui

    Filed under: Fatwa,Wawasan — ainspirasi @ 12:59 am

    Pertanyaan:

    Assalaamu‘alaikum
    Saya ingin bertanya, dalam keadaan apakah seseorang tersebut boleh mengganti puasa dengan fidyah? Mohon tanggapan Ustadz, karena saya bingung antara Fidyah dan Qodo. Terima kasih atas jawabannya. Wassalam

    Jawaban:

    Fidyah adalah denda yang harus dibayarkan kepada orang faqir/miskin yang disebabkan meninggalkan puasa wajib bulan Ramadhan. Sedangkan yang menyebabkan seseorang harus membayar fidyah adalah karena beberapa hal, antara lain:

    1 Tidak mampu
    Orang yang kondisinya tidak mampu untuk berpuasa seperti orang yang sudah tua maka boleh meninggalkan kewajiban puasa Ramadhan. Dan sebagai gantinya, tidak perlu mengqadha‘/mengganti puasa di hari lain, tetapi dengan membayar 1 mud makanan kepada fakir miskin satu hari untuk satu orang.

    Alah berfirman:

    وعلى الذين يطيقونه فدية طعام مسكين.
    Dan wajib bagi orang-orang yang berat menjalankannya (jika mereka tidak berpuasa) membayar fidyah, (yaitu): memberi makan seorang miskin”. (QS. Al-Baqarah: 184).

    2 Sakit
    Sakit yang diperkirakan sulit untuk bisa disembuhkan lagi, sehingga tidak mungkin baginya untuk mengqadha‘ puasa di hari lain. Karena itu bagi mereka yang menderita sakit seperti ini, siahkan mengganti puasa dengan membayar fidyah.

    3 Hamil/Menyusui
    Wanita yang hamil atau menyusui bila boleh tidak berpuasa di bulan Ramadhan. Menurut sebagian ulama, untuk menggantinya adalah dengan mengqadha‘ dan juga membayar fidyah.

    Namun sebagian lain seperti Al-Hanafiyah mengatakan cukup mengqdha‘ saja tanpa membayar fidyah.

    Hadits Nabi SAW
    Dari Ibnu Abbas ra. Berkata, ?Keringanan buat laki dan wanita usia lanjut yang tidak mampu puasa adalah boleh berbuka dengan membayar (fidyah), memberi makan 1 orang miskin untuk sehari. Dan keringanan buat wanita hamil dan menyuusi bila mengkhawatirkan anak mereka adalah membayar fidyah.(HR Abu Daud)

    Sebab Perbedaan
    Para ulama memang berbeda pendapat dalam mengkategorikan wanita hamil dan menyusui, apakah digolongkan sebagai orang sakit atau sebagai orang yang lemah/tidak mampu berpuasa (seperti orangtua dan lain-lain).
    Yang mengkategorikan sebagai orang sakit, maka mewajibkan qadha‘/mengganti puasa, karena bagi orang sakit memang wajib qadha‘. Firman Allah:

    Maka barang siapa yang sakit atau dalam perjalanan (lalu dia berbuka), maka waib mengganti sebanyak hari yang dia tinggalkan itu pada hari-hari yang lain (QS Al-Baqarah: 184)

    Sedangkan yang mengkategorikan orang lemah/tidak mampu puasa, mewajibkan bayar fidyah tanpa qadha‘.

    Dalilnya adalah terusan ayat diatas yaitu:
    Dan bagi orang-orang yang berat menjalankannya (jika mereka tidak puasa) membayar fidyah)yaitu memberi makan seorang miskin (QS Al-Baqarah 184).

    Dan Imam syafi‘i mewajibkan keduanya yaitu bayar fidyah dan juga qadha karena beliau memasukkan orang hamil sebagai orang sakit sekaligus pula orang lemah.

    Wallahu a‘lam bis-shawab.

    http://www.syariahonline.com/new_index.php/id/15/cn/1007

    Pertanyaan

    Assalamu ‘alaikum. Wr. Wb

    Ustad yang dirahmati Allah. pertanyaan yang ingin saya sampaikan adalah mengenai puasa. Wanita hamil atau menyusui termasuk dalam salah satu golongan yang mendapat keringanan untuk tidak puasa ramadhan.

    Yang ingin saya tanyakan adalah mengenai penggantiannya apakah dengan puasa di hari lain, atau membayar fidyah atau bahkan dua-duanya (membayar puasa dan fidyah)?

    Jazakallah atas jawabannya.

    Wassalamu ‘alaikumWr. Wb

    Ahmed

    Jawaban

    Assalamu ‘alaikum warahmatullahi wabarakatuh,

    Masalah wanita yang sedang hamil atau menyusui memang tidak ada nash yang sharih untuk menetapkan bagaimana mereka harus mengganti puasa wajib. Yang ada nashnya dengan tegas adalah orang sakit, musafir dan orang tua renta yang tidak mampu lagi berpuasa.

    Orang sakit dan musafir dibolehkan untuk tidak puasa, lalu sebagai konsekuensinya harus mengganti (qadha’) dengan cara berpuasa juga, sebanyak hari yang ditinggalkannya.

    Sedangkan orang yang sudah sangat tua dan tidak mampu lagi untuk berpuasa, boleh tidak berpuasa namun tidak mungkin baginya untuk mengqadha (menganti) dengan puasa di hari lain. Maka Allah SWT menetapkan bagi mereka untuk membayar fidyah, yaitu memberi makanan kepada fakir miskin sebagai satu mud.

    Dalil atas kedua kasus di atas adalah firman Allah SWT:

    Maka barangsiapa di antara kamu ada yang sakit atau dalam perjalanan, maka (dibolehkan berbuka dengan mengganti puasa) sebanyak hari yang ditinggalkan itu pada hari-hari yang lain. Dan wajib bagi orang-orang yang berat menjalankannya membayar fidyah, (yaitu) memberi makan seorang miskin. (QS. Al-Baqarah: 184)

    Bagaimana dengan wanita hamil dan menyusui, apakah mereka mengganti dengan puasa atau dengan bayar fidyah? Atau malah kedua-duanya? Para ulama berbeda pendapat dalam hal ini.

    Jumhur Ulama

    Di dalam kitab Kifayatul Akhyar, disebutkan bahwa masalah wanita hamil dan menyusui dikembalikan kepada motivasi atau niatnya. Kalau tidak puasa karena mengkhawatirkan kesehatan dirinya, maka dianggap dirinya seperti orang sakit. Maka menggantinya dengan cara seperti mengganti orang sakit, yaitu dengan berpuasa di hari lain.

    Sebaliknya, kalau mengkhawatirkan bayinya, maka dianggap seperti orang tua yang tidak punya kemampuan, maka cara menggantinya selain dengan puasa, juga dengan cara seperti orang tua, yaitu dengan membayar fidyah. Sehingga membayarnya dua-duanya.

    Pendapat Ibnu Umar dan Ibnu Abbas

    Namun menurut Ibnu Umar dan Ibnu Abbas radhiyallahu ‘anhuma, wanita yang hamil atau menyusui cukup membayar fidyah saja tanpa harus berpuasa. Karena keduanya tidak berpuasa bukan karena sakit, melainkan karena keadaan yang membuatnya tidak mampu puasa. Kasusnya lebih dekat dengan orang tua yang tidak mampu puasa.

    Dan pendapat kedua shahabat ini mungkin tepat bila untuk menjawab kasus para ibu yang setiap tahun hamil atau menyusui, di mana mereka nyaris tidak bisa berpuasa selama beberapa kali ramadhan, lantaran kalau bukan sedang hamil, maka sedang menyusui.

    Wallahu a’lam bishshawab, wassalamu ‘alaikum warahmatullahi wabarakatuh,

    Ahmad Sarwat, Lc

    http://www.eramuslim.com/ustadz/shm/7828115313-wanita-hamil-dan-menyusui-membayar-puasa-atau-fidyah.htm

    Tambahan

    Ke empat imam menyatakan bahwa jika wanita hamil atau menyusui kuatir akan kesehatannya atau anaknya, puasanya syah meskipun dia boleh meneruskan puasanya.

    Bila dia memilih berbuka para imam berpendapat dia harus mengqoda(berpuasa di hari lain) puasanya. Para imam berbeda berpendapat tentang fidyah dan membayar denda.

    Imam Hanafi berpendapat: bukanlah hal yang wajib.

    Imam Malik berpendapat: wajib bagi yang menyusui tetapi tidak untuk yang hamil.

    Imam Hambali dan Syafeí berpendapat fidyah wajib bagi yang hamil dan wanita mrnyusui hanya jika mereka mengkuatirkan anaknya; tetapi bila dia kuatir akan kesehatannya dan kesehatan anaknya, maka dia wajib mengkoda puasanya tanpa harus membayar fidyah. Fidyah setiap hari satu mud, cukup untuk makan seorang miskin.

    Para imam menyatakan bila wanita hamil mendekati melahirkan atau anak yang sedang menyusui dapat mengganggu kesehatan ibu yang berpuasa, keduanya sebaiknya membatalkan puasanya dan tidak syah keduanya bila berpuasa. Mereka harus mengkoda puasanya dan juga membayar fidyah, satu mud, bila dikuatirkan kesehatan anaknya terganggu. Bila hanya dikuatirkan kesehatan si ibu, sebagian imam berpendapat si ibu harus mengqoda puasanya tetapi tidak perlu membayar fidyah, yang lain berpendapat dia harus mengkoda puasanya dan harus membayar fidyahnya.

    http://www.al-islam.org/ENCYCLOPEDIA/chapter7/3.html

     

    Menyikapi Perayaan Hari Besar Agama Lain January 3, 2008

    Filed under: Opini — ainspirasi @ 8:57 am

    Sebenarnya ini adalah posting dari salah seorang teman yang meramaikan milis kami. Selain itu saya tergerak memasukan tanggapan ini karena kemarin ternyata beberapa ulama dunia telah mengirimkan surat ucapan selamat merayakan hari perayaan 25 des kepada Paus. Begini beritanya:

    dul Adha di Gereja Algonz
    begitu judul webnya…… ……… …….

    Kamis, 20 Desember 2007, Gereja Aloysius Gonzaga
    lebih dikenal dengan Algonz] menggelar penyembelihan
    hewan kurban di halaman gereja.
    Tradisi ini dirintis oleh Romo Alexius Kurdo Irianto Pr
    sejak pengujung rezim Orde Baru dan dipertahankan sampai sekarang.

    Umat Katolik di Algonz juga kerap menggelar hajatan-hajatan lintas agama.
    Karena Idul Adha kali ini berdekatan dengan Natal,
    maka panitia Natal yang sibuk mengurus peringatan Idul Adha bersama umat muslim
    di kawasan paroki Algonz. Tahun 2007 ini mereka menyembelih dua sapi untuk
    dibagikan kepada 600 warga kurang mampu di sekitar gereja.
    Tahun lalu tiga sapi untuk 1.200 paket.

    “Agak krisis tahun ini,” kata Ketua Panitia Kurban Gereja Algonz Miskan,
    yang juga anggota Forum Komunikasi Masyarakat Pelangi (FKMP) dari unsur Islam.
    Sesuai namanya, pelangi, FKMP merupakan forum lintas agama yang dikembangkan di Paroki Algonz.

    Setiap paket berisi 0,75 kilogram daging sapi kemudian dibagi-bagikan kepada warga
    di Sukomanunggal, Tanjungsari, Donowati, dan Simo. Para tukang becak yang mangkal
    di sekitar gereja dan Rumah Sakit Mitra Keluarga pun mendapat jatah daging gratis.

    “Sejak dulu yang menyembelih dari unsur muslim agar tidak ada keraguan sedikit pun
    tentang kehalalan daging,” jelas Ketua Panitia Natal Gereja Algonz Willy.

    Adapun umat Katolik bertugas sebagai pengemas dan pembagi daging kurban.
    “Tuhan itu melihat hati kita. Tuhan itu tak melihat tampilan kita,
    apakah sungguh-sungguh atau pura-pura,” tegas Willy.

    Menurut Ketua FKMP Surabaya Hermawan Holey,
    kegiatan rutin sejak tahun tahun 2001 itu dimaksudkan untuk menciptakan
    kerukunan umat beragama melalui kegiatan bersama.
    “Kami sudah sering merayakan Idul Adha, Natal, puasa Ramadan, Paskah,
    dan tradisi keagamaan lainnya secara bersama-sama dengan pembagian sembako
    atau bingkisan buka bersama,” katanya.

    Bahkan, Gereja Algonz setiap tahun selalu digunakan sebagai pusat distribusi makanan
    untuk sahur keliling bersama isteri mantan Presiden KH Abdurrahman Wahid (Gus Dur),
    Hj Sinta Nuriyah Abdurrahman Wahid. Umat mengumpulkan makanan sahur,
    kemudian berkeliling ke sejumlah titik di Kota Surabaya untuk membagi-bagikan makanan tersebut.

    “Tujuan kami sederhana saja. Yakni, membangun persaudaraan sejati melalui kegiatan nyata,
    bukan sekadar teori,” ujar Hermawan yang berasal dari Maumere, Flores, itu.

    Menurut catatan saya, semarak kegiatan lintas agama di Paroki Algonz mulai dirintis
    oleh Romo Kurdo Irinto pada 1995/1996. Saat itu pastor yang juga aktivis kemanusiaan
    itu sering mengajak para aktivis muslim, protestan, hindu, dan buddha ke gereja untuk
    mendiskusikan berbagai persoalan nyata di masyarakat. “Kita ingin menciptakan saling
    pemahaman, kebersamaan,” katanya.

    Tak heran, pastoran Algonz pernah menjadi tempat mangkal sejumlah aktivis mahasiswa Islam,
    khususnya dari Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia atawa PMII. Romo Kurdo juga bikin gebrakan
    dengan mengundang KH Said Aqil Siradj, cendekiawan Nahdlatul Ulama (NU), untuk memberikan
    wejangan kepada umat Katolik di Gereja Algonz.

    Kegiatan ini sempat ‘geger’ karena seakan-akan KH Said Aqil berkhotbah di gereja.
    Padahal, sejatinya, KH Said Aqil memberikan ceramah kepada umat Katolik sebelum misa berlangsung.
    Tempatnya saja yang di dalam gereja. Apa pun kritik orang, yang jelas,
    terobosan Romo Kurdo ini kontan melahirkan sejumlah aktivis lintas agama di gereja tersebut.
    Salah satunya, Hermawan Holey.

    Romo Kurdo pindah ke paroki lain. Kemudian pastor berganti beberapa kali. Namun, puji Tuhan,
    kegiatan-kegiatan lintas agama masih dipelihara dengan baik di Gereja Algonz.

    berita selengkapnya kunjungi Blog Orang Kampung
    http://hurek. blogspot. com/2007/ 12/idul-adha- di-gereja- algonz.html

    dimana letak kebenaran dan kesalahan mengucapkan selamat natal ……..
    melaksanakan idul adha di gereja…… …
    ceramah di gereja…… …..
    atau apa saja…. apakah semuanya salah…. saya kurang paham….??? ????????? ?
    dan anehnya yang melakukan hal-hal seperti itu mereka yang mungkin dibilang paham
    tentang agama islam hukum halal haram dsb………

    Jawaban saya:

    Saya kira sudah jelas bagaimana kita harus bersikap dengan perayaan hari raya umat lain. Cukuplah bagi kita mengimani Quran dan mengkikuti Rasulullah SAW. Pernahkah Rasulullah mengucapkan ucapan selamat hari raya pada umat lain? Padahal jauh sebelum Rasulullah SAW lahir ajaran umat lain telah ada. Memang sih di tengah kemajemukan kadang kita perlu sedikit basa-basi apalagi ketika berhadapan dengan perayaan hari raya agama lain. Tapi saya kira kita mestinya tidak kehilangan kata-kata kalau hanya sekedar basa-basi. Mungkin kita bisa katakan “selamat”, sebagai ungkapan selamat atas kemanusiaan (lawan kata celaka). Apakah kalau kita tidak mengucapkan selamat merayakan pada mereka hubungan baik kita dengan umat lain menjadi terganggu. Tentu tidak. Masih banyak hal lain yang bisa dibangun untuk saling bekerja sama.

    Waspadailah penggunaan kata-kata kerukunan beragama. Membiarkan umat lain melakukan perayaan hari raya-nya adalah sikap yang sudah sangat bagus. Bukan suulzhon, watak asli umat lain tidak pernah rela dengan umat Islam. Mereka secara halus berusaha membelokkan paling tidak mengurangi kadar keimanan umat Muslim (QS 2:120; 3:100)

    Melaksanakan Idul Adha di gereja? Apakah nantinya tidak misa sekalian? Apakah tidak ada tempat lain? Bukankan bumi Allah sangat luas? Gereja sangat dimurkai Allah. Di tempat itu umat lain menyekutukan Allah. Pantaskah melaksanakan ibadah yang sangat mulia di tempat Allah disekutukan?

    Ceramah di gereja? Apa urgennya? Janganlah kita merasa besar seolah-olah kita bisa memberi hidayah kepada orang lain dengan melakukan hal-hal yang subhat. Lalu isi ceramahnya kira-kira apa? Apakah menyuruh mereka memeluk Islam sepertinya tidak. Padahal Quran mengatkan sebaik-baiknya ucapan itu adalah menyuruh orang bertaqwa. Mengajak orang lain untuk beriman kepada Allah. Mungkin saja tidak ada haramnya masuk ke gereja. Lalu apa perlunya?

    Apakah orang tidak bisa salah? Pasti semua orang memiliki kemungkinan salah. Jangankan kita, Rasulullah SAW saja bisa salah. Tentu saja kesalahan Rasulullah adalah dalam hal duniawi. Untuk urusan agama Rasulullah selalu benar. Sehingga para sahabat ketika mendengar sesuatu dari nabi tentang urusan duniawi kalau tidak sesuai dengan pendapat mereka, mereka akan bertanya terlebih dahulu apakah itu merupakan wahyu atau pendapat nabi sendiri. Kalau wahyu pasti para sahabat langsung taat. Saya mau katakan bahwa acuan kita bukanlah para profesor, kecuali sedang kerjakan thesis. Dalam hal agama kita harus tunduk pada Quran dan Sunah. Kalau masih belum paham lihatlah bagaimana sikap para sahabat. Kalau belum cukup lihatlah pendapat ulama-ulama terpercaya. Akan lebih baik bagi kita meninggalkan sesuatu yang kira-kira dapat menyebabkan terjatuh dalam subhat.

    Adalah kesalahan umat Islam sendiri bila ternyata umat lain justru menjadi panitia pembantu dalam menyelesaikan kegiatan ataupun permasalahan masyarakat Islam. Mestinya dalam hal peribadahan atau yang terkait dengan kegiatan keagamaan, masyarakat Muslim harus tegas menolak uluran tangan umat lain. Karena dikuatirkan akan menimbulkan perasaan ingin membalas kebaikan yang telah diterima.

    Wallau a’lam. ai

     

    Siapa yang Membunuh Benazir Bhutto January 2, 2008

    Filed under: Opini — ainspirasi @ 2:24 am

    Dari berbagai keterangan yang saya baca sangat mungkin pemerintah Pakistan berada di balik pembunuhan mantan PM Pakistan Benazir Bhutto (BB). Presiden Musharraf telah menolak permintaan BB untuk memperketat perlindungan dirinya setelah percobaan pembunuhan yang gagal bulan Oktober tahu lalu. Alsannya saya tidak tahu..

    Melihat rekaman video dan gambar yang berhasil diambil menjelang peristiwa itu tampaknya pembunhan telah direncanakan dengan matang. Tampak polisi tidak terlalu ketat menjaga kendaraan yang membawa BB. Setidaknya untuk meyakinkan pembunuhan berjalan lancar ada dua skenario melakukan eksekusi. Pertama ada orang yang naik dari belakang dan langsung menembak dari belakang BB. Sepertinya ini hanya mengacaukan perhatian saja. Kedua ada yang dari samping kiri yang dengan cepat menembak ke arah BB. Dari rekaman setelah ditembak dari kiri BB langsung tenggelam dalam mobil. Mungkin juga ada orang dari samping kanan yang turut menembak. Tidak ada keterangan di bagian leher mana yang tertembak. Dokter pun tidak melakukan otopsi atas permintaan suami BB.

    Keterangan yang berubah-ubah dari pemerintah seakan menambah dugaan bahwa memang presiden Musaraf berada di balik itu semua. Lucunya beberapa saat setelah terjadinya pembunuhan BB al-qaida langsung mengatakan bertanggung jawab atas pembunuhan BB dengan alasan BB pro US. Ini tidak masuk akal. Mengapa harus menambah musuh? (ingatlah al-qaeda ini bagian dari kerajaan teror US, mereka bekerja sama salaing menguntungkan. Lihat Kejatuhan Amerika). Pemerintah juga menuduh ada kemungkinan pihak lain. Padahal beberapa waktu kemudian pihak lain membantah tuduhan itu. Mungkin saja orang kuat di Pakistanlah yang mendalangi semuanya…..

    http://www.wnd.com/news/article.asp?ARTICLE_ID=59473

    http://www.reuters.com/article/wtMostRead/idUSISL33160320071230

     

    Masakan Favorit Thailand December 29, 2007

    Filed under: Selingan — ainspirasi @ 1:47 am

    Ini merupakan masakan yang pernah saya pesan di kantin :

    • Khao phad kung–nasi goreng campur udang
    • Khao phad plameg–nasi goreng campur cumi-cumi
    • Khao phad khai tiao–nasi goreng dengan telur dadar
    • Khao phad khai–nasi goreng campur daging ayam
    • Mama phad–bakmi goreng
    • Pi keng plameg–nasi putih dengan cumi-cumi bumbu rendang
    • Khao phad pi keng plameg–nasi goreng dengan cumi-cumi bumbu rendang
    • Pong karee plameg/kung–nasi putih dengan cumi/udang, sayuran, yang dibuat kari
    • Ki mau plameg/kung–nasi putih dengan cumi/udang, sayuran yang ditumis
    • Makaroni–makroni yang digoreng
    • Suki–sayuran ijo yang ditumis kuah
    • Kappao–nasi putih dengan daging, sayuran ditumis
    • Tom yam plameg–tom yam cumi
    • Tom yam mama–tom yam campur mi
    • Pak thai–bakmi besar yang dioseng-oseng dengan toge dan telur (pesan di kampung muslim)
     

    Nasihat Ibnu Abbas December 17, 2007

    Filed under: Visi — ainspirasi @ 11:06 pm

    Rifqi Fauzi

    Salah satu sahabat kesayangan Nabi SAW adalah Ibnu Abbas. Sejak kecil dia sudah sangat dekat dengan Nabi SAW, sehingga Nabi SAW sangat mencintai dia dan mendoakannya untuk menjadi seorang yang faqih dalam masalah agama. Hasil dari doa tersebut, dia menjadi seorang sahabat yang ahli dalam ilmu tafsir, fikih, dan tercatat sebagai sahabat kelima yang paling banyak meriwayatkan hadits setelah Abu Hurairah, Ibnu Umar, Anas bin Malik, dan Aisyah.

    Dari sekian banyak nasihat yang beliau tuangkan dalam beberapa atsar-nya, ada empat nasihat sekaligus amalan yang paling dicintai oleh beliau, sebagaimana yang dikutip oleh Dr Umar Abdul Al-Kafi dalam bukunya Afaatu al-Lisaan. Di antara nasihat-nasihat itu adalah, pertama, supaya umat Islam senantiasa berkata dalam hal yang bermanfaat, sehingga dengan keterjagaan lisannya, setiap ucapan yang keluar dari mulut mengandung hikmah dan ilmu yang bermanfaat.

    Kedua, selain berkata dalam hal-hal yang bermanfaat, dia juga menekankan untuk bertutur kata yang baik dan sopan dan melarang untuk berbantah-bantahan dengan cara dan bahasa yang kasar. Hal ini sejalan dengan syarat berdakwah yang baik, sebagaimana firman Allah SWT, ”Serulah (manusia) kepada jalan Tuhan-mu dengan hikmah dan pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang baik. Sesungguhnya Tuhanmu Dialah yang lebih mengetahui tentang siapa yang tersesat dari jalan-Nya dan Dialah yang lebih mengetahui orang-orang yang mendapat petunjuk.” (QS Annahl [16]:125)

    Ketiga, meminta kepada keluarga atau teman terdekat untuk selalu mengingatkan kita jika terdapat kesalahan dan kelakuan yang tidak mereka sukai. Begitupun dia menasihatkan untuk selalu gampang memaafkan kesalahan seseorang. Dengan saling mengoreksi dan gampang memaafkan, kita akan senantiasa sukses menjalin kekerabatan dengan siapapun.

    Keempat, hendaklah bergaul dengan sesama dengan kelakuan yang baik dan yang mereka sukai, sebagaimana diri kita sendiri ingin digauli oleh orang lain dengan kelakuan yang baik dan yang kita sukai. Saling menghormati, mencintai, kelembutan, dan kesopanan merupakan fitrah yang paling dicintai oleh semua manusia.

    Keempat amalan di atas merupakan kunci sukses Ibnu Abbas menjadi ulama yang sangat berpengaruh baik di kalangan sahabat ataupun bagi umat Islam pada umumnya. Selain itu dia juga mejadi seorang yang dicintai banyak orang.

    http://www.republika.co.id/koran_detail.asp?id=317284&kat_id=14

     

    Kitab Buddha, Tri Pitaka (Tipitaka)

    Filed under: Wawasan — ainspirasi @ 3:51 pm

    Tri Pitaka artinya tiga keranjang karena ajaran-ajaran Buddha mulanya ditulis pada kulit-kulit palm dan diletakkan dalam tiga keranjang. Masing-masing keranjang berisi ajaran-ajaran yang berbeda. Ketiga ajaran itu adalah:

    Suta Pitaka

    Vinaya Pitaka

    Abhidhamma Pitaka

    Suta Pitaka berisi

    1. Digha Nikaya (ada 34 suta dikelompokkan dalam 3 vagga 1. Silakkhandha-vagga, 2. Maha-vagga, 3. Patika-vagga)

    Silakkhandha Vagga

    01. Brahmajala Sutta:

    02. Samaññaphala Sutta:

    03. Ambattha Sutta:

    04. Sonadanda Sutta

    05. Kutadanta Sutta

    06. Mahali Sutta

    07. Jaliya Sutta

    08. Kassapa Sihanada Sutta

    09. Potthapada Sutta

    10. Subha Sutta

    11. Kevatta (Kevaddha) Sutta

    12. Lohicca Sutta

    13. Tevijja Sutta

    Maha Vagga

    14. Mahapadana Sutta
    15. Mahanidana Sutta:

    16. Maha Parinibbana Sutta:

    17. Maha Sudassana Sutta
    18. Jana Vasabha Sutta
    19. Maha Govinda Sutta
    20. Maha Samaya Sutta:

    21. Sakka Pañha Sutta:

    22. Maha Satipatthana Sutta:

    23. Payasi Sutta

    Pathika Vagga

    24. Patika Sutta
    25. Udumbarika Sihanada Sutta
    26. Cakkavatti Sihanada Sutta:

    27. Aganna Sutta
    28. Sampasadaniya Sutta
    29. Pasadika Sutta
    30. Lakkana Sutta
    31. Sigalovada Sutta:

    32. Atanatiya Sutta:

    33. Sangiti Sutta
    34. Dasuttara Sutta

     

    2. Majjhima Nikaya

    3. Samyutta Nikaya

    4. Anguttara Nikaya

    5. Khuddaka Nikaya (ada 15 bagian, Khuddaka Patha, Dhammapada, Udana, Iti Vuttaka, Sutta Nipata ,Vimana Vatthu, Peta Vatthu, Theragatha, Therigatha, Jataka, Niddesa, Patisambhida, Apadana, Buddhavamsa, Cariya Pitaka )

     

    Vinaya Pitaka berisi

    1. Parajika Pali

    2. Pacittiya Pali

    3. Mahavagga Pali

    4. Cullavagga Pali

    5. Parivara Pali

    Abhidhamma Pitaka berisi

    1. Dhamma-Sangani

    2. Vibhanga

    3. Katha Vatthu

    4. Puggala Pannatti

    5. Dhatu Katha

    6. Yamaka

    7. Patthana


     

    Fatwa Hari Raya Idul Adha December 16, 2007

    Filed under: Fatwa — ainspirasi @ 4:03 am

    oleh ISNA (Ormas Islam Amerika)

    Umat Muslim Amerika seperti juga umat lain di dunia berbeda pandangan tentang Idul Adha. Sebagian berpendapat bahwa tanggal 10 Zulhijah harus didasarkan pada tanggalan masing-masing Negara dan sebagian lagi mengikuti Mekah dalam merayakan hari Arafah. Setelah mengkaji dan mempertimbangkan berbagai hal, Consil mengambil kesimpulan bahwa Idul Adha harus mengikuti ketentuan Hari Haji di Mekah. Kesimpulan ini sama dengan kesimpulan Fatwa Dewan Eropa (EFCR). Berikut ini adalah penjelasan singkat dari keseluruhan pembahasan masalah ini. Bagi yang ingin lebih detail silakan lihat di website EFCR.

    Urusan Haji sudah sangat tua yaitu sejak nabi Ibrahim AS. Ibadah Haji sangat terkenal di dunia Arab jauh sebelum Nabi Muhammad SAW lahir. Nabi sendiri pun melaksanakan ibadah Haji sebelum menerima Nubuwah kenabian. Nabi SAW juga bahkan melaksanakan puasa Ramadhan sebelum menerima wahyu Quran. Di bulan Ramadhan beliau menerima wahyu Quran pertama di Gua Hira. Beliau memulai melaksanakan dua Hari Raya Id setelah hijrah ke Madinah sebagai lambang permulaaan dan berakhirnya musim Haji.

    Bulan Haji diawali pada hari pertama bulan Shawal dan berakhir dengan Wukuf di padang Arafah. Itulah mengapa Nabi SAW melakukan dua perayaan untuk memperingati awal dan akhir musim Haji, sebagaimana yang dijelaskan oleh imam Ibnu Taimiyah. Bahkan bulan Zulhijah dikenal dengan nama bulan Haji. Quran dan sunah sangat mengagungkan 10 hari pertama bulan Zulhijah. Sepuluh hari di awal bulan Zulhijah sangat mulia karena erat kaitannya dengan ibadah Haji. Oleh karena itu kedua Hari Id tidaklah berdiri sendiri, mereka memiliki kaitan dengan beberapa kewajiaban dalam Islam seperti puasa dan ibadah ke Mekah. Nabi SAW telah dibimbing oleh Allah untuk memilih dua hari raya ini sebagai hari Id dikarenakan ia memilki kaitan yang erat dengan peribadahan lainnya dalam Islam yaitu puasa dan Ibadah Haji.

    Ayat-ayat berutan dalam surat Al-Baqarah (2:183-203) dapat dianggap sebagai penjelasan dalam hal Ibadah Haji. Pertama, Quran menjelaskan kewajiban puasa kemudian menjelaskan tata caranya. Perintah berkurban pada intinya ditujukan untuk jamaan Haji dan umat Muslim keseluruhan. (Surat Haji 22:28,36) Bahkan Takbir di hari Tasrik pada awalnya ditujukan pada jamaah Haji. Umumnya umat Muslim mengikuti perintah ini. Banyak ulama-ulama jaman dulu mengkaitkan ritual Idul Adha dengan perayaan Haji. Ibnu Taimiyah misalnya memiliki pandangan tersendiri. Beliau mengatakan bahwa menyembelih binatang awalnya dilakukan di Mina dan semua tempat lainnya harus mengikuti Mekah. Itulah mengapa Idul Adha lebih mulia pada kedua hari Raya Id. Disebut hari Nahr dan Haji Akbar karena Hari Id terkait dengan waktu dan tempat berkurban. Ulama beraliran Hambali Hafiz Ibnu Rajab menerangkan bahwa sholat Idul Adha harus dilaksanakan dalam kaitannya dengan berpindahnya Jamah Haji dari Muzdalifah ke Mina. Imam Ahmad bin Hambal menganjurkan pelaksanaan sholat Idul adha disesuaikan dengan bergeraknya Jamaah Haji dari muzdalifah ke Mina dan melempar kerikil. Imam Ahmad dengan jelas menyatakan kaum Muslim umumnya harus mengikuti bergeraknya jamaah Haji.

    Imam al-Baghawi menyatakan bahwa Ibnu Abbas, Imam Malik, dan Imam Shafeí berpendapat umat Muslim di seluruh dunia sebaiknya mengikuti waktu Haji di mekah beserta Tasriknya. Imam al-Khazin memegang pendapat ini demikian juga dengan Ibnu Umar. Imam al-Zarkhazi meriwayatkan bahwa Imam Shafeí dan Abu Yusuf memiliki pandangan yang sama. Ini menunjukan ahli-ahli fiqih terkemuka sependapat agar umat Muslim di seluruh dunia harus mengikuti waktu jamaah Haji di Mekah beserta hari-hari Tasrikya.

    Meskipun ada pendapat lain tentang waktu yang tepat untuk Takbir pada hari Tasrik, sumber-sumber yang telah disebutkan di atas menjadi petunjuk bahwa banyak ulama mengaitkan sholat Id, Qurban, dan Takbir di hari Tasrik berada satu rangkaian dengan apa yang dilakukan oleh Jamaah Haji. Sehingga tidak ada alasan mengatakan Hari Raya Idul Adha berdiri sendiri, terlepas dari Ibadah Haji dan boleh ditetapkan secara lokal. Dari keterangan para ulama dan dari keterangan sejarah diketahui sebaliknya bahwa Idul Adha adalah merupakan satu rangkaian dengan Ibadah Haji. Idul adha sangat terkait dengan tempat dan waktu berqurban.

    Selama 10 hari bulan Zulhijah, pelakasanaan Ibadah Haji dan kegiatan jamaah Haji di sekitar Mekah menjadi puncak kegiatan umat Islam di seluruh dunia. Banyak ulama telah mengatakan Hari Arafah dan Hari Raya Idul Adha ditentukan oleh keberadaan Jamaah Haji di Arafah dan disembelihnya binatang Qurban. Beberapa ulama memandang ibadah Haji adalah sesuatu yang khusus; tetapi sebagian lagi berpendapat ketentuan ini berlaku umum untuk semua umat Muslim. Beberapa ulama bahkan berpendapat ketentuan ini tetap berlaku meskipun pada saat itu Jamaah Haji melakukan kesalahan yaitu berkumpul pada hari yang salah, misalnya telat sehari atau cepat sehari dari 9 Zulhijah yang sebenarnya. Ini merupakan pandangan mayoritas ulama. Imam Ibnu Taimiyah meriwayatkan tidak ada perbedaan pendapat di kalangan ulama tentang kesatuan Idul Adha. Tidak ada seorang ulamapun membolehkan seseoang yang melihat bulan boleh pergi wukuf ke Arafah atau menyembelih binatang qurban sendirian berdasarkan penglihatannya itu. Seseorang harus pergi bersama imam dan umat Muslim lainnya. Ibnu Rajab al-Hanbali bahkan lebih dari itu. Dia seperti juga yang lain, ulama Maliki dan Shafe’i menyimpulkan bahwa hari Arafah tidak mesti tepat 9 Zulhijah tetapi berdasarkan berkumpulnya kaum Muslim di Arafah. Seperti juga di Hari Raya Idul Adha tidak mesti tepat 10 Zulhijah tetapi boleh setelah itu bila ternyata harinya salah. Ini berdasarkan hadist Nabi SAW “Idul Fitri yaitu ketika kamu membatalkan puasa dan Idul Adha ketika kamu menyembelih binatang”

    Oleh karena itu Idul Adha bukannya tidak berhubungan dengan wukuf di Arafah dan Ibadah Haji seperti yang saat ini diyakini oleh para cendekiawan. Ibadah Haji dan Idul Adha sangat erat kaitannya. Kedua Hari Raya itu tidak dijelaskan oleh Rasulullah melainkan dijelaskan dengan konteksnya. Keduanya berhubungan yaitu mengakhiri Ramadahan dan mengakhiri Ibadah Haji. Nabi SAW memulai bulan baru dengan melihat bulan karena pada saat itu itulah cara yang tersedia sebagai alat konfirmasi. Selama delapan tahun pertama tahun Hijrah beliau tidak melaksanakannya berdasarkan pada hasil penglihatan bulan di Mekah yaitu ketika Ka’bah dikuasai oleh kaum musyrikin yang tidak peduli dengan Ibadah Haji. Pada saat itu syariah tidak meminta kaum Muslimin mengetahui dengan tepat tanggal ibadah Haji dan Arafah untuk menghindari ancaman pada Umat. Namun demikian jelaslah ketika umat Muslim mampu mengetahui dengan tepat hari Wukuf Arafah, mereka dianjurkan untuk berpuasa dan merayakan Hari Raya Id dan menyembelih binatang pada hari berikutnya. Alasannya adalah adanya pahala yang besar disebabkan pelaksanaannya dilakukan bersama dengan umat muslim yang sedang berkumpul dan melaksanakan Ibadah Haji melebihi pahala perayaan Id atau sholat Id itu sendiri.

    Perlu juga diketahui bahwa tidak ada teks-teks yang jelas menganjurkan semua kaum Muslimin merayakan Hari Raya Idul Adha setelah pelaksanaan Ibadah Haji. Banyak sekali sumber-sumber tak langsung dalam Quran dan Sunah yang mengaitkan perayaan Hari Raya dengan Ibadah Haji dan Wukuf. Lebih lanjut, tidak terdapat di Quran atau Sunah atau dalam kitab-kitab fiqih bahwa Nabi SAW dan para sahabat atau ulama telah melakukan hal yang bertentangan pengumuman Wukuf Arafah oleh pihak berwenang. Untuk diingat, Ibadah Haji adalah pernyataan kesatuan umat Islam. Ia memiliki sisi politis disamping sisi sosial. Aspek ini hanya dapat dipenuhi bila Umat Muslim dipersatukan dengan pandangan yang sama yaitu pemahaman tentang Ibadah Haji yang sedang dilakukan. Oleh karena itu, dalam penjelasan ini tidak dibenarkan, dengan pertimbangan fiqih, untuk melaksanakan yang berbeda dengan Hari Haji. Menjadi jelas bahwa merayakan hari Raya bersama dengan Hari Haji (di Mekah) lebih bermanfaat ketimbang merayakan Hari Raya Idul Adha yang berbeda dengannya.

    dikutip dari: http://www.isna.com/events/Special-Announcement/Fiqh-Council-of-North-America-Statement.aspx