Agung Inspirasi

Visi-Visi Pencerahan

Masakan Favorit Thailand December 29, 2007

Filed under: Selingan — ainspirasi @ 1:47 am

Ini merupakan masakan yang pernah saya pesan di kantin :

  • Khao phad kung–nasi goreng campur udang
  • Khao phad plameg–nasi goreng campur cumi-cumi
  • Khao phad khai tiao–nasi goreng dengan telur dadar
  • Khao phad khai–nasi goreng campur daging ayam
  • Mama phad–bakmi goreng
  • Pi keng plameg–nasi putih dengan cumi-cumi bumbu rendang
  • Khao phad pi keng plameg–nasi goreng dengan cumi-cumi bumbu rendang
  • Pong karee plameg/kung–nasi putih dengan cumi/udang, sayuran, yang dibuat kari
  • Ki mau plameg/kung–nasi putih dengan cumi/udang, sayuran yang ditumis
  • Makaroni–makroni yang digoreng
  • Suki–sayuran ijo yang ditumis kuah
  • Kappao–nasi putih dengan daging, sayuran ditumis
  • Tom yam plameg–tom yam cumi
  • Tom yam mama–tom yam campur mi
  • Pak thai–bakmi besar yang dioseng-oseng dengan toge dan telur (pesan di kampung muslim)
 

Nasihat Ibnu Abbas December 17, 2007

Filed under: Visi — ainspirasi @ 11:06 pm

Rifqi Fauzi

Salah satu sahabat kesayangan Nabi SAW adalah Ibnu Abbas. Sejak kecil dia sudah sangat dekat dengan Nabi SAW, sehingga Nabi SAW sangat mencintai dia dan mendoakannya untuk menjadi seorang yang faqih dalam masalah agama. Hasil dari doa tersebut, dia menjadi seorang sahabat yang ahli dalam ilmu tafsir, fikih, dan tercatat sebagai sahabat kelima yang paling banyak meriwayatkan hadits setelah Abu Hurairah, Ibnu Umar, Anas bin Malik, dan Aisyah.

Dari sekian banyak nasihat yang beliau tuangkan dalam beberapa atsar-nya, ada empat nasihat sekaligus amalan yang paling dicintai oleh beliau, sebagaimana yang dikutip oleh Dr Umar Abdul Al-Kafi dalam bukunya Afaatu al-Lisaan. Di antara nasihat-nasihat itu adalah, pertama, supaya umat Islam senantiasa berkata dalam hal yang bermanfaat, sehingga dengan keterjagaan lisannya, setiap ucapan yang keluar dari mulut mengandung hikmah dan ilmu yang bermanfaat.

Kedua, selain berkata dalam hal-hal yang bermanfaat, dia juga menekankan untuk bertutur kata yang baik dan sopan dan melarang untuk berbantah-bantahan dengan cara dan bahasa yang kasar. Hal ini sejalan dengan syarat berdakwah yang baik, sebagaimana firman Allah SWT, ”Serulah (manusia) kepada jalan Tuhan-mu dengan hikmah dan pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang baik. Sesungguhnya Tuhanmu Dialah yang lebih mengetahui tentang siapa yang tersesat dari jalan-Nya dan Dialah yang lebih mengetahui orang-orang yang mendapat petunjuk.” (QS Annahl [16]:125)

Ketiga, meminta kepada keluarga atau teman terdekat untuk selalu mengingatkan kita jika terdapat kesalahan dan kelakuan yang tidak mereka sukai. Begitupun dia menasihatkan untuk selalu gampang memaafkan kesalahan seseorang. Dengan saling mengoreksi dan gampang memaafkan, kita akan senantiasa sukses menjalin kekerabatan dengan siapapun.

Keempat, hendaklah bergaul dengan sesama dengan kelakuan yang baik dan yang mereka sukai, sebagaimana diri kita sendiri ingin digauli oleh orang lain dengan kelakuan yang baik dan yang kita sukai. Saling menghormati, mencintai, kelembutan, dan kesopanan merupakan fitrah yang paling dicintai oleh semua manusia.

Keempat amalan di atas merupakan kunci sukses Ibnu Abbas menjadi ulama yang sangat berpengaruh baik di kalangan sahabat ataupun bagi umat Islam pada umumnya. Selain itu dia juga mejadi seorang yang dicintai banyak orang.

http://www.republika.co.id/koran_detail.asp?id=317284&kat_id=14

 

Kitab Buddha, Tri Pitaka (Tipitaka)

Filed under: Wawasan — ainspirasi @ 3:51 pm

Tri Pitaka artinya tiga keranjang karena ajaran-ajaran Buddha mulanya ditulis pada kulit-kulit palm dan diletakkan dalam tiga keranjang. Masing-masing keranjang berisi ajaran-ajaran yang berbeda. Ketiga ajaran itu adalah:

Suta Pitaka

Vinaya Pitaka

Abhidhamma Pitaka

Suta Pitaka berisi

1. Digha Nikaya (ada 34 suta dikelompokkan dalam 3 vagga 1. Silakkhandha-vagga, 2. Maha-vagga, 3. Patika-vagga)

Silakkhandha Vagga

01. Brahmajala Sutta:

02. Samaññaphala Sutta:

03. Ambattha Sutta:

04. Sonadanda Sutta

05. Kutadanta Sutta

06. Mahali Sutta

07. Jaliya Sutta

08. Kassapa Sihanada Sutta

09. Potthapada Sutta

10. Subha Sutta

11. Kevatta (Kevaddha) Sutta

12. Lohicca Sutta

13. Tevijja Sutta

Maha Vagga

14. Mahapadana Sutta
15. Mahanidana Sutta:

16. Maha Parinibbana Sutta:

17. Maha Sudassana Sutta
18. Jana Vasabha Sutta
19. Maha Govinda Sutta
20. Maha Samaya Sutta:

21. Sakka Pañha Sutta:

22. Maha Satipatthana Sutta:

23. Payasi Sutta

Pathika Vagga

24. Patika Sutta
25. Udumbarika Sihanada Sutta
26. Cakkavatti Sihanada Sutta:

27. Aganna Sutta
28. Sampasadaniya Sutta
29. Pasadika Sutta
30. Lakkana Sutta
31. Sigalovada Sutta:

32. Atanatiya Sutta:

33. Sangiti Sutta
34. Dasuttara Sutta

 

2. Majjhima Nikaya

3. Samyutta Nikaya

4. Anguttara Nikaya

5. Khuddaka Nikaya (ada 15 bagian, Khuddaka Patha, Dhammapada, Udana, Iti Vuttaka, Sutta Nipata ,Vimana Vatthu, Peta Vatthu, Theragatha, Therigatha, Jataka, Niddesa, Patisambhida, Apadana, Buddhavamsa, Cariya Pitaka )

 

Vinaya Pitaka berisi

1. Parajika Pali

2. Pacittiya Pali

3. Mahavagga Pali

4. Cullavagga Pali

5. Parivara Pali

Abhidhamma Pitaka berisi

1. Dhamma-Sangani

2. Vibhanga

3. Katha Vatthu

4. Puggala Pannatti

5. Dhatu Katha

6. Yamaka

7. Patthana


 

Fatwa Hari Raya Idul Adha December 16, 2007

Filed under: Fatwa — ainspirasi @ 4:03 am

oleh ISNA (Ormas Islam Amerika)

Umat Muslim Amerika seperti juga umat lain di dunia berbeda pandangan tentang Idul Adha. Sebagian berpendapat bahwa tanggal 10 Zulhijah harus didasarkan pada tanggalan masing-masing Negara dan sebagian lagi mengikuti Mekah dalam merayakan hari Arafah. Setelah mengkaji dan mempertimbangkan berbagai hal, Consil mengambil kesimpulan bahwa Idul Adha harus mengikuti ketentuan Hari Haji di Mekah. Kesimpulan ini sama dengan kesimpulan Fatwa Dewan Eropa (EFCR). Berikut ini adalah penjelasan singkat dari keseluruhan pembahasan masalah ini. Bagi yang ingin lebih detail silakan lihat di website EFCR.

Urusan Haji sudah sangat tua yaitu sejak nabi Ibrahim AS. Ibadah Haji sangat terkenal di dunia Arab jauh sebelum Nabi Muhammad SAW lahir. Nabi sendiri pun melaksanakan ibadah Haji sebelum menerima Nubuwah kenabian. Nabi SAW juga bahkan melaksanakan puasa Ramadhan sebelum menerima wahyu Quran. Di bulan Ramadhan beliau menerima wahyu Quran pertama di Gua Hira. Beliau memulai melaksanakan dua Hari Raya Id setelah hijrah ke Madinah sebagai lambang permulaaan dan berakhirnya musim Haji.

Bulan Haji diawali pada hari pertama bulan Shawal dan berakhir dengan Wukuf di padang Arafah. Itulah mengapa Nabi SAW melakukan dua perayaan untuk memperingati awal dan akhir musim Haji, sebagaimana yang dijelaskan oleh imam Ibnu Taimiyah. Bahkan bulan Zulhijah dikenal dengan nama bulan Haji. Quran dan sunah sangat mengagungkan 10 hari pertama bulan Zulhijah. Sepuluh hari di awal bulan Zulhijah sangat mulia karena erat kaitannya dengan ibadah Haji. Oleh karena itu kedua Hari Id tidaklah berdiri sendiri, mereka memiliki kaitan dengan beberapa kewajiaban dalam Islam seperti puasa dan ibadah ke Mekah. Nabi SAW telah dibimbing oleh Allah untuk memilih dua hari raya ini sebagai hari Id dikarenakan ia memilki kaitan yang erat dengan peribadahan lainnya dalam Islam yaitu puasa dan Ibadah Haji.

Ayat-ayat berutan dalam surat Al-Baqarah (2:183-203) dapat dianggap sebagai penjelasan dalam hal Ibadah Haji. Pertama, Quran menjelaskan kewajiban puasa kemudian menjelaskan tata caranya. Perintah berkurban pada intinya ditujukan untuk jamaan Haji dan umat Muslim keseluruhan. (Surat Haji 22:28,36) Bahkan Takbir di hari Tasrik pada awalnya ditujukan pada jamaah Haji. Umumnya umat Muslim mengikuti perintah ini. Banyak ulama-ulama jaman dulu mengkaitkan ritual Idul Adha dengan perayaan Haji. Ibnu Taimiyah misalnya memiliki pandangan tersendiri. Beliau mengatakan bahwa menyembelih binatang awalnya dilakukan di Mina dan semua tempat lainnya harus mengikuti Mekah. Itulah mengapa Idul Adha lebih mulia pada kedua hari Raya Id. Disebut hari Nahr dan Haji Akbar karena Hari Id terkait dengan waktu dan tempat berkurban. Ulama beraliran Hambali Hafiz Ibnu Rajab menerangkan bahwa sholat Idul Adha harus dilaksanakan dalam kaitannya dengan berpindahnya Jamah Haji dari Muzdalifah ke Mina. Imam Ahmad bin Hambal menganjurkan pelaksanaan sholat Idul adha disesuaikan dengan bergeraknya Jamaah Haji dari muzdalifah ke Mina dan melempar kerikil. Imam Ahmad dengan jelas menyatakan kaum Muslim umumnya harus mengikuti bergeraknya jamaah Haji.

Imam al-Baghawi menyatakan bahwa Ibnu Abbas, Imam Malik, dan Imam Shafeí berpendapat umat Muslim di seluruh dunia sebaiknya mengikuti waktu Haji di mekah beserta Tasriknya. Imam al-Khazin memegang pendapat ini demikian juga dengan Ibnu Umar. Imam al-Zarkhazi meriwayatkan bahwa Imam Shafeí dan Abu Yusuf memiliki pandangan yang sama. Ini menunjukan ahli-ahli fiqih terkemuka sependapat agar umat Muslim di seluruh dunia harus mengikuti waktu jamaah Haji di Mekah beserta hari-hari Tasrikya.

Meskipun ada pendapat lain tentang waktu yang tepat untuk Takbir pada hari Tasrik, sumber-sumber yang telah disebutkan di atas menjadi petunjuk bahwa banyak ulama mengaitkan sholat Id, Qurban, dan Takbir di hari Tasrik berada satu rangkaian dengan apa yang dilakukan oleh Jamaah Haji. Sehingga tidak ada alasan mengatakan Hari Raya Idul Adha berdiri sendiri, terlepas dari Ibadah Haji dan boleh ditetapkan secara lokal. Dari keterangan para ulama dan dari keterangan sejarah diketahui sebaliknya bahwa Idul Adha adalah merupakan satu rangkaian dengan Ibadah Haji. Idul adha sangat terkait dengan tempat dan waktu berqurban.

Selama 10 hari bulan Zulhijah, pelakasanaan Ibadah Haji dan kegiatan jamaah Haji di sekitar Mekah menjadi puncak kegiatan umat Islam di seluruh dunia. Banyak ulama telah mengatakan Hari Arafah dan Hari Raya Idul Adha ditentukan oleh keberadaan Jamaah Haji di Arafah dan disembelihnya binatang Qurban. Beberapa ulama memandang ibadah Haji adalah sesuatu yang khusus; tetapi sebagian lagi berpendapat ketentuan ini berlaku umum untuk semua umat Muslim. Beberapa ulama bahkan berpendapat ketentuan ini tetap berlaku meskipun pada saat itu Jamaah Haji melakukan kesalahan yaitu berkumpul pada hari yang salah, misalnya telat sehari atau cepat sehari dari 9 Zulhijah yang sebenarnya. Ini merupakan pandangan mayoritas ulama. Imam Ibnu Taimiyah meriwayatkan tidak ada perbedaan pendapat di kalangan ulama tentang kesatuan Idul Adha. Tidak ada seorang ulamapun membolehkan seseoang yang melihat bulan boleh pergi wukuf ke Arafah atau menyembelih binatang qurban sendirian berdasarkan penglihatannya itu. Seseorang harus pergi bersama imam dan umat Muslim lainnya. Ibnu Rajab al-Hanbali bahkan lebih dari itu. Dia seperti juga yang lain, ulama Maliki dan Shafe’i menyimpulkan bahwa hari Arafah tidak mesti tepat 9 Zulhijah tetapi berdasarkan berkumpulnya kaum Muslim di Arafah. Seperti juga di Hari Raya Idul Adha tidak mesti tepat 10 Zulhijah tetapi boleh setelah itu bila ternyata harinya salah. Ini berdasarkan hadist Nabi SAW “Idul Fitri yaitu ketika kamu membatalkan puasa dan Idul Adha ketika kamu menyembelih binatang”

Oleh karena itu Idul Adha bukannya tidak berhubungan dengan wukuf di Arafah dan Ibadah Haji seperti yang saat ini diyakini oleh para cendekiawan. Ibadah Haji dan Idul Adha sangat erat kaitannya. Kedua Hari Raya itu tidak dijelaskan oleh Rasulullah melainkan dijelaskan dengan konteksnya. Keduanya berhubungan yaitu mengakhiri Ramadahan dan mengakhiri Ibadah Haji. Nabi SAW memulai bulan baru dengan melihat bulan karena pada saat itu itulah cara yang tersedia sebagai alat konfirmasi. Selama delapan tahun pertama tahun Hijrah beliau tidak melaksanakannya berdasarkan pada hasil penglihatan bulan di Mekah yaitu ketika Ka’bah dikuasai oleh kaum musyrikin yang tidak peduli dengan Ibadah Haji. Pada saat itu syariah tidak meminta kaum Muslimin mengetahui dengan tepat tanggal ibadah Haji dan Arafah untuk menghindari ancaman pada Umat. Namun demikian jelaslah ketika umat Muslim mampu mengetahui dengan tepat hari Wukuf Arafah, mereka dianjurkan untuk berpuasa dan merayakan Hari Raya Id dan menyembelih binatang pada hari berikutnya. Alasannya adalah adanya pahala yang besar disebabkan pelaksanaannya dilakukan bersama dengan umat muslim yang sedang berkumpul dan melaksanakan Ibadah Haji melebihi pahala perayaan Id atau sholat Id itu sendiri.

Perlu juga diketahui bahwa tidak ada teks-teks yang jelas menganjurkan semua kaum Muslimin merayakan Hari Raya Idul Adha setelah pelaksanaan Ibadah Haji. Banyak sekali sumber-sumber tak langsung dalam Quran dan Sunah yang mengaitkan perayaan Hari Raya dengan Ibadah Haji dan Wukuf. Lebih lanjut, tidak terdapat di Quran atau Sunah atau dalam kitab-kitab fiqih bahwa Nabi SAW dan para sahabat atau ulama telah melakukan hal yang bertentangan pengumuman Wukuf Arafah oleh pihak berwenang. Untuk diingat, Ibadah Haji adalah pernyataan kesatuan umat Islam. Ia memiliki sisi politis disamping sisi sosial. Aspek ini hanya dapat dipenuhi bila Umat Muslim dipersatukan dengan pandangan yang sama yaitu pemahaman tentang Ibadah Haji yang sedang dilakukan. Oleh karena itu, dalam penjelasan ini tidak dibenarkan, dengan pertimbangan fiqih, untuk melaksanakan yang berbeda dengan Hari Haji. Menjadi jelas bahwa merayakan hari Raya bersama dengan Hari Haji (di Mekah) lebih bermanfaat ketimbang merayakan Hari Raya Idul Adha yang berbeda dengannya.

dikutip dari: http://www.isna.com/events/Special-Announcement/Fiqh-Council-of-North-America-Statement.aspx

 

Para Profesor “Pendukung” Zionis? December 13, 2007

Filed under: Opini — ainspirasi @ 5:22 pm

 

Begitulah kalau orang sudah mulai ditipu oleh akalnya sendiri. Mata hatinya menjadi redup. Berita di Hidayatullah.com Syafiq Mughni: “Munir Mulkhan Menawari Saya ke Israel” menjelaskan beberapa hal

Prof. Mulkan adalah pendukung zionis, karena beliaulah yang menawarkan Prof Mugni ke Israel

Prof. Syamsudin adalah pendukung zionis, kareana menurut Prof Mugni Prof Syamsudin pasti memahami jalan pikirannya. (nanti tergantung jawaban Pak Din Syamsuddin bagaimana tanggapannya)

Prof. Azra adalah pendukung zionis karena merupakan anggota LibForAll

Prof. Abdullah, adalah pendunkung zionis

Perhatikan mereka semua bergelar profesor. Bagus ya kedengarannya mentereng, “perdamaian dan anti kekerasan” lalu apa artinya ukhuwah Islam kalau ternyata mereka membela pencuri, perampok, pembunuh dan bersalaman lagi? Okelah mereka tidak bermaksud membela zionis lalau apa maksud kedatangan mereka di sana? Kenapa tidak langsung saja belok ke Arab atau langsung balik ke Indonesia?

Saya curiga jangan-janagn dugaan saya benar Muhammadiyah berdamai dengan zionis. Lihatlah ketiga profesor di atas semuanya pengurus Muhammadiyah!

Dari ucapannya saja Prof Mugni tampak tidak menyesali apa yang terjadi dengan dirinya. Dia bukanlah orang yang patut diteladani. Pembelaanya terhadap Islam mungkin perlu dipertanyakan. Selanjutnya ini semakin menunjukan bahwa kualitas pembinaan akidah-ukhuwah di Muhammadiyah tidak cukup bagus. Makanya beberapa anggotanya mencoba mencari alternatif lain untuk mengisi kebimbangan yang ada akibat tidak cukup tersedia bimbingan yang memuaskan akalnya.

Prof Mugni seakan bangga bisa sholat di masjid Al-Aqsa tapi bagaimana nilainya bila ditimbang dengan bersalaman dengan zionis? Saya kira nilainya tidak besar. Membela kaum tertindas jauh lebih utama ketimbang sholat di Masjidil Haram (ingatlah pahala orang yang tidak jadi berhaji lantaran membantu tentangganya yang kelaparan) apalagi di Masjid Al-aqsa. Dia bangga bisa sholat di sana atas uang zionis yang dirampok dari rakyat Palestina? Menjijikkan!! Semoga Allah memberi kekuatan padaku untuk tidak meniru sikap para profesor itu.

 

 

Muhammadiyah/NU “Berdamai” dengan Pencuri, Perampok, Pembunuh December 11, 2007

Filed under: Opini — ainspirasi @ 2:44 pm

Mendengar nama Prof. Dr. Syafiq Mugni, MA sebagai rombongan yang berkunjung ke Israel saya hampir tidak percaya. Beliau, adalah orang Muhammadiyah. Sepertinya hatinya telah membatu melihat penderitaan rakyat Palestina. Apa yang telah mereka perjuangkan untuk sesama Muslim di Palestina? Sungguh aneh seorang bergelar doktor hilang akalnya hanya dengan iming-iming jalan-jalan gratis ke Israel. Kelima orang yang pergi ke Israel itu adalah orang yang tidak pantas menyandang cendikiawan Muslim. Mereka mulai saat ini tidak perlu mengajari orang lain bagaimana harus menjalankan Islam. Kalau mengakui Islam secara kaffah berarti tidak perlu mengakui negara Israel.

Logikanya di mana? Tidak perlu berteori macam-macam. Mana ada di dunia ini orang Islam yang betul akidahnya baik ahlaknya mau bersalaman atau berdamai dengan pencuri, peramapok, pembunuh? Kecuali kelima orang itu.

Beranikah kelima orang itu pergi ke tempat prostitusi? Tentu saja mereka tidak akan melakukannya kareana  akan dinilai  jelek. Lalu apakah penilaian itu salah? Tentu saja tidak salah. Sah-sah saja orang menilai.   Mereka berlima telah menjadi pelacur agama. Syaitan telah menipu pikiran mereka sehingga mereka merasa mampu menasihati presiden israel. Masya Allah ketahuilah nabi Musa AS saja repot menghadapi kelakuan umatnya apalagi Anda berlima, ditambah Gus Dur.

Kelima orang yang ke israel itu telah terbajak oleh syaitan. Secara tidak langsung mereka adalah pendukung zionis atau lebih tepatnya antek-antek zionis. Ini menjadi pertanda kualitas pendidikan di Muhammadiyah dan NU tentang ukhuwah perlu dipertanyakan. Kalau masyarakat Muhammadiyah dan NU tidak menyikapinya berarti tepatlah bahwa kedua ormas itu memang mendukung zionis.

Dr. Mugni dan Abdul A’la , kami akan melawan Anda.  Anda pikir kami tidak tahu akidah yang benar? Anda pikir kami silau dengan posisi Anda sebagai pengurus ormas Islam? Apakah dengan menyandang gelar doktor dan pengurus Muhammadiyah/NU Anda yakin lebih dahulu masuk surga dibanding kami? Anda baca Quran dan hadist kamipun baca Quran dan hadist, Anda sholat kamipun sholat, Anda shaum kamipun melakukannya, Anda berilmu kamipun berilmu, Anda hafal Quran kamipun sanggup melakukkannya. Cukup satu kali Anda mampir dan berkhutbah di masjid KBRI Bangkok. Kami tidak rela Anda berbola busa berbicara agama sementara Anda sendiri tidak bisa memperjuangkan agama dengan baik. Kami adalah para mujahid seperti saudara-saudara kami di Palestina. Kami hanya memafkan Anda kalau Anda menyesali perbuatan Anda.

 

Pejabat Tidak Serius December 4, 2007

Filed under: Opini — ainspirasi @ 2:10 am

Ternyata memang benar pejabat Indonesia lebih mudah mencari kambing hitam ketimbang berusaha bekerja sungguh-sungguh. Baca di detik.com hari ini “Lobi Tanpa Arah, Hasil Parah” mungkin mencerminkan kinerja pejabat yang mau gaji besar tak mau susah-susah. Kapan negara mau maju kalau semua pejabat seperti itu?

 

Pejabat Indonesia Sadarlah December 1, 2007

Filed under: Wawasan — ainspirasi @ 4:05 pm

Ini judul berita di detik “Polri Sangsikan Video di Youtube” Isi dari berita ini sangat menggelikan dan tidak pantas keluar dari mulut petinggi Polri. Dari ucapannya saja dia mau menyatakan orang lain yang bersalah, bukan polisinya. Sikap-sikap seperti ini aneh yah.. ketika pihak Eropa melarang penerbangan maskapai Indonesia ke luar negeri pejabat Indonesia langsung bilang mereka, EU punya niat jahat ingin mematikan pariwisata Indonesia.

Okelah mungkin ada benarnya juga EU punya niat jelek. Mungkin juga video itu hanya rekayasa. Namun saya kira akan lebih bijak kalau pejabat kita meresponnya dengan positif. Kita bangsa Indonesia adalah bangsa yang sangat menghargai sopan santun. Kalau ada hal-hal negatif yang terjadi dengan kita dan bangsa kita seyogyanya bisa menanggapinya dengan sikap yang luwes dan lowprofile saja. Sungguh aneh yah kita mau mengangkat martabat kita dengan cara memaksa orang lain mengakui kesalahannya sementara kesalahan itu sangat kabur. Di mata kebayakan dunia kita ini bangsa yang rendah. Kita seakan memaksa orang lain memahami kita, menjunjung kita, menghormati kita, bahkan menyembah kita. Tapi apa yang kita lakukan?? Kita tidak berusaha mengangkat martabat diri kita sendiri dengan memahami pikiran orang lain dan memenuhi apa yang diminta orang lain, meskipun tidak semua permintaan harus dipenuhi.

Kalau Anda menjadi orang Eropa yang sudah makmur, Anda naik pesawat seperti naik bus umum. Saya yakin Anda tidak akan mempersoalkan berapapun mahalnya ongkos bus, asal Anda bisa nyaman. Maukan Anda mempertaruhkan nyawa Anda naik bus yang dapat mencelakakan Anda? Meskipun ongkos naik bus sangat murah? Pasti Anda tidak mau. Itulah maksud dari pelarangan EU.

Kalau Anda sebagai turis di Kanada, Anda ditilang pilih mana bayar di tempat atau urusannya jadi panjang, padahal nilai tilang itu sendiri tidak seberapa. Pasti Anda akan memilih bayar di tempat dan tidak akan berusaha memberitahukan kelakuan polisi oknum ke atasannya. Sangat aneh kalau Anda memberitahukan ke atasan oknum tersebut. Mengapa? karena bagi turis ini urusan kecil urusan lain lebih besar yaitu piknik.

Lihat ucapan polisi itu. Dia mau menggantung anak buahnya hanya karena anak buahnya melakukan hal yang kurang patut. Saya tidak membela yang salah. Yang salah tetap saja salah. Mestinya hukuman itu sesuai dengan tingkat kesalahannya. Satu sisi polisi benar ketika menilang pengendara yang tidak membawa surat-surat kelengkapan ketika berkendaraan. Polisipun berusaha bersikap ramah, dan bagus. Kesalahannya adalah polisi tidak pada posisi tugas yang sebenarnya, karena mencegat orang yang sedang berkendaraan dan nilai tilangnya mungkin kelewatan.

Seharusnya para pejabat bila mengahadapi kasus seperti di atas tanggapilah dengan positif. Berilah kesan positif meskipun dengan bahasa diplomatis. Apa tidak bisa pejabat mengatakan “ya nanti akan ditindak lanjuti” atau “ya kami akan menyelidikinya” atau “Ini masalah serius kami akan segera berkoordinasi” Saya kira ini bahasa yang lebih enak didengar ketimbang menuding kesalahan pihak lain. Rasulullah selalu mengajarkan positive thinking, jangan cepat berburuk sangka terhadap orang lain. Berpikiran positif itu akan membawa kemajuan bukan kemunduran.

Sebagai perbandingan di Thailand Turis sangat dihormati. Kalau tidak ada hal yang fatal Polisi Thailand sepertinya sungkan mencari-cari kesalahan turis.