Agung Inspirasi

Visi-Visi Pencerahan

Menyikapi Perayaan Hari Besar Agama Lain January 3, 2008

Filed under: Opini — ainspirasi @ 8:57 am

Sebenarnya ini adalah posting dari salah seorang teman yang meramaikan milis kami. Selain itu saya tergerak memasukan tanggapan ini karena kemarin ternyata beberapa ulama dunia telah mengirimkan surat ucapan selamat merayakan hari perayaan 25 des kepada Paus. Begini beritanya:

dul Adha di Gereja Algonz
begitu judul webnya…… ……… …….

Kamis, 20 Desember 2007, Gereja Aloysius Gonzaga
lebih dikenal dengan Algonz] menggelar penyembelihan
hewan kurban di halaman gereja.
Tradisi ini dirintis oleh Romo Alexius Kurdo Irianto Pr
sejak pengujung rezim Orde Baru dan dipertahankan sampai sekarang.

Umat Katolik di Algonz juga kerap menggelar hajatan-hajatan lintas agama.
Karena Idul Adha kali ini berdekatan dengan Natal,
maka panitia Natal yang sibuk mengurus peringatan Idul Adha bersama umat muslim
di kawasan paroki Algonz. Tahun 2007 ini mereka menyembelih dua sapi untuk
dibagikan kepada 600 warga kurang mampu di sekitar gereja.
Tahun lalu tiga sapi untuk 1.200 paket.

“Agak krisis tahun ini,” kata Ketua Panitia Kurban Gereja Algonz Miskan,
yang juga anggota Forum Komunikasi Masyarakat Pelangi (FKMP) dari unsur Islam.
Sesuai namanya, pelangi, FKMP merupakan forum lintas agama yang dikembangkan di Paroki Algonz.

Setiap paket berisi 0,75 kilogram daging sapi kemudian dibagi-bagikan kepada warga
di Sukomanunggal, Tanjungsari, Donowati, dan Simo. Para tukang becak yang mangkal
di sekitar gereja dan Rumah Sakit Mitra Keluarga pun mendapat jatah daging gratis.

“Sejak dulu yang menyembelih dari unsur muslim agar tidak ada keraguan sedikit pun
tentang kehalalan daging,” jelas Ketua Panitia Natal Gereja Algonz Willy.

Adapun umat Katolik bertugas sebagai pengemas dan pembagi daging kurban.
“Tuhan itu melihat hati kita. Tuhan itu tak melihat tampilan kita,
apakah sungguh-sungguh atau pura-pura,” tegas Willy.

Menurut Ketua FKMP Surabaya Hermawan Holey,
kegiatan rutin sejak tahun tahun 2001 itu dimaksudkan untuk menciptakan
kerukunan umat beragama melalui kegiatan bersama.
“Kami sudah sering merayakan Idul Adha, Natal, puasa Ramadan, Paskah,
dan tradisi keagamaan lainnya secara bersama-sama dengan pembagian sembako
atau bingkisan buka bersama,” katanya.

Bahkan, Gereja Algonz setiap tahun selalu digunakan sebagai pusat distribusi makanan
untuk sahur keliling bersama isteri mantan Presiden KH Abdurrahman Wahid (Gus Dur),
Hj Sinta Nuriyah Abdurrahman Wahid. Umat mengumpulkan makanan sahur,
kemudian berkeliling ke sejumlah titik di Kota Surabaya untuk membagi-bagikan makanan tersebut.

“Tujuan kami sederhana saja. Yakni, membangun persaudaraan sejati melalui kegiatan nyata,
bukan sekadar teori,” ujar Hermawan yang berasal dari Maumere, Flores, itu.

Menurut catatan saya, semarak kegiatan lintas agama di Paroki Algonz mulai dirintis
oleh Romo Kurdo Irinto pada 1995/1996. Saat itu pastor yang juga aktivis kemanusiaan
itu sering mengajak para aktivis muslim, protestan, hindu, dan buddha ke gereja untuk
mendiskusikan berbagai persoalan nyata di masyarakat. “Kita ingin menciptakan saling
pemahaman, kebersamaan,” katanya.

Tak heran, pastoran Algonz pernah menjadi tempat mangkal sejumlah aktivis mahasiswa Islam,
khususnya dari Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia atawa PMII. Romo Kurdo juga bikin gebrakan
dengan mengundang KH Said Aqil Siradj, cendekiawan Nahdlatul Ulama (NU), untuk memberikan
wejangan kepada umat Katolik di Gereja Algonz.

Kegiatan ini sempat ‘geger’ karena seakan-akan KH Said Aqil berkhotbah di gereja.
Padahal, sejatinya, KH Said Aqil memberikan ceramah kepada umat Katolik sebelum misa berlangsung.
Tempatnya saja yang di dalam gereja. Apa pun kritik orang, yang jelas,
terobosan Romo Kurdo ini kontan melahirkan sejumlah aktivis lintas agama di gereja tersebut.
Salah satunya, Hermawan Holey.

Romo Kurdo pindah ke paroki lain. Kemudian pastor berganti beberapa kali. Namun, puji Tuhan,
kegiatan-kegiatan lintas agama masih dipelihara dengan baik di Gereja Algonz.

berita selengkapnya kunjungi Blog Orang Kampung
http://hurek. blogspot. com/2007/ 12/idul-adha- di-gereja- algonz.html

dimana letak kebenaran dan kesalahan mengucapkan selamat natal ……..
melaksanakan idul adha di gereja…… …
ceramah di gereja…… …..
atau apa saja…. apakah semuanya salah…. saya kurang paham….??? ????????? ?
dan anehnya yang melakukan hal-hal seperti itu mereka yang mungkin dibilang paham
tentang agama islam hukum halal haram dsb………

Jawaban saya:

Saya kira sudah jelas bagaimana kita harus bersikap dengan perayaan hari raya umat lain. Cukuplah bagi kita mengimani Quran dan mengkikuti Rasulullah SAW. Pernahkah Rasulullah mengucapkan ucapan selamat hari raya pada umat lain? Padahal jauh sebelum Rasulullah SAW lahir ajaran umat lain telah ada. Memang sih di tengah kemajemukan kadang kita perlu sedikit basa-basi apalagi ketika berhadapan dengan perayaan hari raya agama lain. Tapi saya kira kita mestinya tidak kehilangan kata-kata kalau hanya sekedar basa-basi. Mungkin kita bisa katakan “selamat”, sebagai ungkapan selamat atas kemanusiaan (lawan kata celaka). Apakah kalau kita tidak mengucapkan selamat merayakan pada mereka hubungan baik kita dengan umat lain menjadi terganggu. Tentu tidak. Masih banyak hal lain yang bisa dibangun untuk saling bekerja sama.

Waspadailah penggunaan kata-kata kerukunan beragama. Membiarkan umat lain melakukan perayaan hari raya-nya adalah sikap yang sudah sangat bagus. Bukan suulzhon, watak asli umat lain tidak pernah rela dengan umat Islam. Mereka secara halus berusaha membelokkan paling tidak mengurangi kadar keimanan umat Muslim (QS 2:120; 3:100)

Melaksanakan Idul Adha di gereja? Apakah nantinya tidak misa sekalian? Apakah tidak ada tempat lain? Bukankan bumi Allah sangat luas? Gereja sangat dimurkai Allah. Di tempat itu umat lain menyekutukan Allah. Pantaskah melaksanakan ibadah yang sangat mulia di tempat Allah disekutukan?

Ceramah di gereja? Apa urgennya? Janganlah kita merasa besar seolah-olah kita bisa memberi hidayah kepada orang lain dengan melakukan hal-hal yang subhat. Lalu isi ceramahnya kira-kira apa? Apakah menyuruh mereka memeluk Islam sepertinya tidak. Padahal Quran mengatkan sebaik-baiknya ucapan itu adalah menyuruh orang bertaqwa. Mengajak orang lain untuk beriman kepada Allah. Mungkin saja tidak ada haramnya masuk ke gereja. Lalu apa perlunya?

Apakah orang tidak bisa salah? Pasti semua orang memiliki kemungkinan salah. Jangankan kita, Rasulullah SAW saja bisa salah. Tentu saja kesalahan Rasulullah adalah dalam hal duniawi. Untuk urusan agama Rasulullah selalu benar. Sehingga para sahabat ketika mendengar sesuatu dari nabi tentang urusan duniawi kalau tidak sesuai dengan pendapat mereka, mereka akan bertanya terlebih dahulu apakah itu merupakan wahyu atau pendapat nabi sendiri. Kalau wahyu pasti para sahabat langsung taat. Saya mau katakan bahwa acuan kita bukanlah para profesor, kecuali sedang kerjakan thesis. Dalam hal agama kita harus tunduk pada Quran dan Sunah. Kalau masih belum paham lihatlah bagaimana sikap para sahabat. Kalau belum cukup lihatlah pendapat ulama-ulama terpercaya. Akan lebih baik bagi kita meninggalkan sesuatu yang kira-kira dapat menyebabkan terjatuh dalam subhat.

Adalah kesalahan umat Islam sendiri bila ternyata umat lain justru menjadi panitia pembantu dalam menyelesaikan kegiatan ataupun permasalahan masyarakat Islam. Mestinya dalam hal peribadahan atau yang terkait dengan kegiatan keagamaan, masyarakat Muslim harus tegas menolak uluran tangan umat lain. Karena dikuatirkan akan menimbulkan perasaan ingin membalas kebaikan yang telah diterima.

Wallau a’lam. ai

 

Leave a comment