Agung Inspirasi

Visi-Visi Pencerahan

SUARA NERAKA October 1, 2011

Filed under: Uncategorized — ainspirasi @ 3:29 am

Anda tidak percaya adanya neraka?inilah pengakuan dari seorang ilmuwan komunis. Dia tidak percaya surga tapi percaya neraka. Hasil temuannya mengungkapkan adanya dunia lain yang jauh lebih hebat dibanding dunia yang sekarang. Anda boleh tidak percaya tapi inilah kenyataannya.

kalau mau dikaitkan tentu saja ini sesuai ajran Islam yang menyatakan bahwa setelah manusia mati maka ia akan mendapat konsukwensi kubur.  Kalau dia percaya pada Allah maka ia akan selamat tapi kalau tidak percaya maka ia akan disiksa seperti dalam temuan Dr. Dimitri.

Pikir-pikirlah. Apakah Anda hanya mau percaya ketika MATI menghampiri Anda? Padahal Islam mengatakan siapa yang percaya hanya ketika sekarat maka percaya itu sudah tidak ada gunanya. Apakah Anda harus menerjunkan diri Anda dari atas gedung bertingkat hanya untuk membuktikan bahwa orang pasti mati dari gedung tingkat 100? Itu pekerjaan konyol. Tidak perlu Anda menyusahkan membuktikan seperti itu. Kalau ingin bukti yang otentik periksalah keyakinan Anda dan periksa juga keyakinan orang lain. Apakah di anatara keyakinan itu ada yang membuat Anda nyaman? Atau membuat Anda tersiksa? Jelaslah hanya ada satu Tuhan yang memberikan hukum yang benar, janji yang benar, penjelasan yang benar, kitab yang benar, dan ajaran yang benar. Ini buktinya

 

2010 in review January 3, 2011

Filed under: Uncategorized — ainspirasi @ 12:57 am

The stats helper monkeys at WordPress.com mulled over how this blog did in 2010, and here’s a high level summary of its overall blog health:

Healthy blog!

The Blog-Health-o-Meter™ reads Wow.

Crunchy numbers

Featured image

A helper monkey made this abstract painting, inspired by your stats.

About 3 million people visit the Taj Mahal every year. This blog was viewed about 32,000 times in 2010. If it were the Taj Mahal, it would take about 4 days for that many people to see it.

 

In 2010, there were 2 new posts, growing the total archive of this blog to 144 posts.

The busiest day of the year was November 19th with 247 views. The most popular post that day was Laut Mati dan Kebenaran Ramalan Quran.

Where did they come from?

The top referring sites in 2010 were facebook.com, google.co.id, search.conduit.com, mail.yahoo.com, and en.wordpress.com.

Some visitors came searching, mostly for laut mati, dabbah, resep tomyam, siti musdah mulia, and perang nabi muhammad.

Attractions in 2010

These are the posts and pages that got the most views in 2010.

1

Laut Mati dan Kebenaran Ramalan Quran January 2008
33 comments

2

NABI MUHAMMAD SAW DALAM KITAB SUCI UMAT BUDDHA June 2007
218 comments

3

Resep dan cara memasak Tomyam Tale (untuk 10-15 orang) (Makanan nomor 1 di Thailand) August 2007
8 comments

4

Dabbah Si Binatang Cerdas July 2008
39 comments

5

Peristiwa-Peristiwa Penting Nabi Muhammad SAW November 2007
4 comments

 

Apa jasa Gus Dur hingga diberi gelar pahlawan? January 4, 2010

Filed under: Uncategorized — ainspirasi @ 4:32 am

kalau Gus diberi gelar pahlawan karena prulalitas berti besok Siti Musdah Mulia yang pro homo/lesbi juga dapat dong?

 

Sahabat HIdayat February 25, 2009

Filed under: Uncategorized — ainspirasi @ 6:34 am
Tags: , , ,

Ini merupakan organisasi relawan yang dibuat oleh masyarakat dari berbagai profesi dan golongan untuk membantu kiprah Hidayat Nurwahid sebagai calon angota legislatif dari daerah pemilihan Jawa Tengah V. Sebagaimana diketahui Hidayat Nurwahid dicalonkan oleh PKS sebagai caleg nomor satu di dapil yang terdiri atas empat wilayah itu, yakni Solo, Sukoharjo, Boyolali, dan Klaten. Di dapil tersebut Hidayat akan bersaing dengan sejumlah tokoh nasional dari partai lain.

Hidayat Nurwahid hadir meluncurkan sekaligus melantik pengurus Sahabat Hidayat, Senin (29/12) di Gedung Wayang Orang Taman Sriwedari, Solo. Sahabat Hidayat nantinya akan membantu menyosialisasikan program kerja Hidayat Nurwahid sebagai caleg kepada masyarakat luas di Dapil V.

Dengan demikian, selain kader PKS, Hidayat akan mendapat bantuan dari relawan Sahabat Hidayat dalam pertarungan di Pemilu 2009 mendatang.

Dalam sambutannya Hidayat menekankan, bahwa Sahabat Hidayat dideklarasikan untuk menyongsong peristiwa politik paling dekat, yakni Pemilu 2009. “Kita bicara sampai di situ saja dulu,” tegasnya, ketika menjawab pertanyaan seorang Sahabat Hidayat yang memintanya maju sebagai Capres.

Hidayat juga mengatakan, hingga saat ini PKS belum memutuskan siapa yang akan dicalonkan sebagai capres maupun wapres. Setelah Pemilu Legislatif selesai, imbuhnya, akan dilakukan siding Majelis Syuro. Dari situ nantinya diputuskan siapa yang akan dicalonkan oleh PKS. Yang jelas, imbuh dia, PKS baru akan mengajukan calonnya kalau memperoleh suara yang signifikan, yakni lebih dari 15 persen dalam pemilu mendatang.

“Karena itu kalau ingin calon PKS maju, sahabat-sahabat harus mensukseskan PKS,” ajaknya.

Deklarasi itu sendiri dihadiri oleh ribuan masyarakat dari berbagai kalangan. Di antaranya komunitas pedagang kaki lima, pengamen jalanan, ibu rumah tangga, komunitas tukang becak, dan anggota masyarakat lainnya.

 

Hakikat Ibadah December 10, 2008

Filed under: Uncategorized — ainspirasi @ 6:49 am
Tags: , ,

Allah telah ciptakan jin dan manusia untuk beribadah, bahkan kegiatan ibadah ini tidak saja dilakukan oleh manusia sekarang setelah nabi SAW, tetapi ibadah ini merupakan kegiatan manusia sebelum nabi SAW. Oleh karena itu, ibadah adalah misi dan tugas manusia yang Allah tunjukkan. Manusia hidup untuk ibadah bukan untuk yang lainnya. Setiap gerak dan langkah manusia adalah ibadah, apakah dalam bekerja, di rumah, di sekolah dan di mana saja. Dengan demikian, ibadah adalah tugas manusia yang perlu dihayati dengan ilmu dan amal.

Hakikat ibadah yang merupakan tugas kehidupan manusia adalah menyembah Allah dan mengingkari thaghut. Motivasi kita beribadah adalah merasakan bahwa begitu banyak nikmat Allah pada diri kita seperti mata, telinga, rezeki, harta, anak, isteri, dan pendidikan yang menyebabkan kita harus selalu bersyukur pada-Nya. Selain itu, motivasi ibadah juga didasarkan kepada rasa keagungan Allah SWT dan kehebatan-kehebatan-Nya yang dapat dilihat dari ciptaan-Nya di alam semesta ini. Dengan perasaan bahwa nikmat Allah yang begitu besar dan begitu agungnya Allah, maka kita termotivasi mengabdi hanya kepada Allah saja.

Ibadah yang dilakukan hendaknya merupakan wujud dari penghinaan diri, cinta, dan ketundukan manusia pada Rabb-Nya. Ibadah memiliki berbagai tingkatan yang menentukan hasil ibadah itu sendiri di sisi Allah. Ibadah tanpa diikuti dengan kecintaan dan ketundukan akan menjadikan ibadah sia-sia dan kurang bermakna bagi kehidupan individu tersebut. Begitu pula ibadah tanpa rasa penghinaan diri. Ibadah yang menambah kemantapan apabila dilakukan dengan penuh rasa takut dan harap. Hal ini menunjukkan bahwa ibadah dilakukan secara khusyuk.

http://www.irwanprayitno.info/tarbiyah/1226462650-hakikat-ibadah.htm

 

Alhamdulillah Aku Tidak Diterima May 3, 2008

Filed under: Uncategorized — ainspirasi @ 5:38 am

Sebenarnya ketika melamar beasiswa DIKTI kemarin aku hanya mengetes keberuntungan. Dilihat hitung-hitungan matematis aku memang sangat perlu uang untuk mengatasi masalah keuanganku. Apalagi sekarang kurs rupiah makin rendah dibanding baht. Oleh karena itu melamar beasiswa dan semua persyaratan aku sertakan. Keterangan universitas, biaya dan keterangan-keterangan lainnya aku lampirkan.

Ternyata aku tidak diterima. Mungkin Allah berpendapat aku tidak serius sehingga aku tidak lolos seleksi administratif. Kalau alasannya ini aku kira tidak mungkin karena aku telah memenuhi semua persyaratan. Kalau alasannya kurang berdoa juga mustahil karena aku selalu berdoa siang malam. Aku menduga alasannya yang paling tepat adalah Allah menyayangiku. Begitu kasih sayangnya Allah padaku dibiarkan-Nya aku berusaha mengatasi kekurangan-kekurangan yang ada. Allah seakan yakin dengan kemampuanku mengatasi masalah keuangan. Atau juga Allah senang melihat aku bekerja keras berjuang mati-matian. Allah senang aku beramal di tengah-tengah masalah keuangan yang melilitku. Mungkin juga Allah mau mengatakan masalah keuangan adalah soal kecil, Allah Maha Kaya dan Allah sudah menyiapkan di lain kesempatan.

Aku harus akui dengan masalah yang menerpaku membuatku kreatif, lebih banyak beramal sholeh, dan tentu saja selalu mengingat-Nya. Kalau saja aku mendapatkan beasiswa itu barangkali aku menjadi takabur, astagfirullah. Saat ini yang aku rasakan adalah kenikmatan luar biasa besar yang diberikan-Nya. Ditakdirkan-Nya aku melakukan banyak amal jariyah yang tidak ternilai harganya. Diberikan-Nya aku memiliki kekuatan iman, kekutan pikiran, kesehatan pribadi dan keluarga, dan banyak kenikmatan lainnya. Aku bisa berkenalan dengan banyak kalangan mulai dari anak-anak sampai orang-orang sepuh. Mulai dari pekerja biasa sampai pejabat. Ya Allah.. Engkau benar bahwa yang aku dapatkan selama ini melebihi nilai beasiswa DIKTI itu. Ya .. Allah ampunilah aku atas segala kesalahanku. Ya Allah..aku hampir lupa kalau aku pernah menyatakan bahwa Engkaulah hartaku. Aku hampir lupa kalau aku pernah mengatakan bahwa Quranlah yang aku tuju. Ya Allah ampunilah kelancanganku..

 

PT DI KU Sayang PT DI ku malang September 8, 2007

Filed under: Uncategorized,Visi — ainspirasi @ 12:50 am

Aku tak punya urusan dengan PT DI. Keluargaku, tetanggaku, sahabat-sahabatku tak ada yang kerja di sana. Namun aku merasa sangat-sangat geram ketika mendegar PT DI dipailitkan. Aku tak tahu apa itu pailit. Hanya yang aku tahu pailit itu artinya sebuah usaha divonis bangkrut dan harus tutup.

Sebagai anak bangsa, sebagai orang Islam aku sangat sedih mendengar kabar perusahaan dirgantara kebanggaan Indonesia itu harus tutup. Wahai para pejabat bagaimana visimu tentang teknologi? Adakah Anda pikir siapa yang sangat-sangat senang mendengar pailitnya PT DI? Pertama, mereka adalah negara-negara maju, yah.. seperti Amerika dan sebagian negara-negara Eropa. Setidaknya saingan mereka berkurang satu dan pada saat yang sama mereka semakin menjadikan ketergantungan teknologi dirgantara Indonesia pada perusahaan-perusahaan mereka. Mereka ingin kita terbelakang di bidang teknologi dirgantara. Mereka ingin kita orang Islam tidak bisa buat peswat. Kita mungkin melihat hal ini sederhana. Tetapi kalau mau dikaji lebih dalam ini membawa dampak yang sangat luas. Kemajuan teknologi dirgantara adalah lambang supremasi teknologi. Secara pribadi, ini subjektif lho.., membuat mobil itu lebih mudah dibanding membuat pesawat. Ini artinya bisa membuat pesawat berarti sanggup membuat mobil. Bila ini terjadi berbagai pendukung teknologi ini akan berkembang dan akan menyerap tenaga kerja. Dan efeknya berbagai unit kegiatan pendukungnya akan makin hidup dan pertumbuhan tenaga kerja makin meningkat. Secara ekonomis isi sangat baik menutupi angka pengangguran. Sehingga kalau berhasil dan ditata dengan baik nilai ekonomi yang muncul dari efek teknologi dirgantara sangat besar. Hal ini tentunya sudah terbaca oleh para analis ekonomi barat. Jangan lupa pakar ekonomi barat lebih banyak dan mereka sanggup membuat analisis yang macam-macam termasuk damapak PT DI. Sehingga lewat jaringan internasional atau apapun namanya mereka akan berusaha menjegal PT DI untuk bangkit. Negara asing lebih senang kalau negara ini menjadi pasaran mereka. Mereka ingin kita menjadi tukang beli.., kalau tak punya duit ya hutang pada mereka. Kita diperas lagi.

Kedua, mereka adalah negara-negara sesama ASEAN. Mereka senang kalau PT DI tutup karena mereka bisa membeli para karyawan di PT DI yang telah disekolahkan susah-susah oleh BJ Habibie. Mereka tinggal memetik hasilnya. Mereka tak perlu menunggu bertahun-tahun untuk memperoleh tenaga handal di bidang pesawat. Tak perlu susah-susah menyekolahkan mereka. Mereka tak perlu ditraining macam-macam. Tinggal disuruh kerja, seperti mesin yang baru dibeli langsung jalan. Saat ini Malaysia telah gencar berusaha memebuat pesawat setelah keberhasilan membuat mobil. Thailand pun tidak mau ketinggalan. Kita dapat apa? Kita dapat apa????

Meskipun demikian aku berharap PT DI dimenangkan pada tingkat kasasi. Memang setiap kebijakan itu ada dampaknya. Ada yang diuntungkan dan ada yang dibuntungkan. Sehingga pertimbangannya kembali pada adakah manfaat yang diambil dari berdirinya PT DI lebih besar atau tidak. Aku yakin manfaatnya lebih besar, karena satu alasan fundamental yaitu teknologi tak bisa dibendung karena itu fitrah manusia yang selalu mencari penyempurnaan-penyempurnaan dalam memenuhi kebutuhannya. Mari kita doakan bersama semoga PT DI tetap eksis. Kalau aku jadi Presiden aku akan hidupkan kembali PT DI. Jayalah PT DI..!

 

Belajar Tafsir June 12, 2007

Filed under: Uncategorized — ainspirasi @ 10:23 am

Tafsir dan Ta’wil

Tafsir berasal dari akar kata ‘fassara’ yang artinya menjelasakan atau menginterpretasikan.
Ta’wil berasal dari ‘awwala‘ juga berarti menjelaskan atau mengintepretasikan.
Bedanya tafsir untuk menjelaskan arti lahiriah. Sedangkan ta’wil menjelaskan hakekat.

Pentingnya Mempelajari Tafsir

Ada sejumlah alasan perlunya mempelajari tafsir, alasan utamanya  adalah: karena Allah telah menurunkan Quran sebagai sebuah kitab untuk membimbing manusia. Manusia ingin beribadah kepada Allah untuk mencari keridhaanNya dengan beribadah menurut  cara yang diperintahkan Allah. Manusia akan melaksanakan perintah-perintaah Allah hanya bila ia telah paham makna dan akibat-akibatnya.   

Peringatan

Beberapa cendekiawan Muslim memperingatkan tentang tafsir. Ahmad bin Hanbal misalnya berkata: tiga hal yang tak punya landasan: tafsir, malahim (dongeng tentang alam) dan magahazi (dongeng perang).  Ini mengindikasikan bahwa banyak terdapat keterangan dalam ilmu tafsir  yang tidak dapat dipercaya, namun tidak berarti keterangan-keterangan itu tak dapat dipertimbangkan. Hal ini bisa dilakukan dengan catatan menggunakan isnad sebagai dasarnya.    

Syarat-Syarat Utama 

Para cendekiawan Muslim telah menggariskan beberapa syarat untuk melakukan tafsir. Setiap tafsir yang mengabaikan syarat-syarat ini harus dicermati sungguh-sungguh, atau bahkan ditolak semuanya. Syarat-syarat utamanya adalah sebagai berikut.   Seorang mufasir haruslah

  • Orang beriman.
  • Menguasai dengan baik bahasa Arab dan kaidah-kaidahnya.
  • Memiliki pengetahuan tentang ilmu-ilmu Quran (misalnya ilmu riwayat)
  • Memiliki pengetahuan yang luas.
  • Tidak semata-mata menggunakan pikiran.
  • Memulai menafsirkan menggunakan Quran.
  • Mencari penjelasan dari hadist-hadist Rasulullah.
  • Menggunakan laporan atau berita dari para sahabat.
  • Menggunakan laporan atau berita dari para tabiun.
  • Berkonsultasi dengan cendekiawan lain.

Tingkatan-Tingkatan Rujukan

Tafsir terbaik adalah menjelaskan Quran dengan Quran

Urutan berikutnya adalah penjelasan Quran oleh Nabi Muhammad SAW, yaitu orang yang, sebagaimana yang dikatakan imam Safei, berperilaku menurut Al-Quran

Bila tidak mendapatkan penjelasan dari sunah Nabi maka acuan berikutnya adalah para sahabat

Bila tidak menemukan penjelasan pada Nabi dan para sahabat, informasi berikutnya adalah para tabiun

Jenis-Jenis tafsir

Tafsir dapat dibagi menjadi tiga kelompok dasar

  • Tafsir bi-l-riwaya (penuturan), dikenal dengan tafsir bi-l-ma’thur
  • Tafsir bi-l-ra’y (pendapat) dikenal sebagai tafsir bi-l-diraya, berdasarkan pengetahuan
  • Tafsir bi-l-ishara (tanda-tanda atau gejala)

Tafsir bi-l-riwaya

Di tafsir ini semua penjelasan Quran dapat ditelusuri melalui rantai penuturan oleh:

  • Quran sendiri
  • Penjelasan Nabi
  • Penjelasan para sahabat

Lazimnya penjelasan Quran dari Quran dan Nabi adalah dua sumber tertinggi yang tidak dapat ditandingi oleh sumber-sumber lainnya. Selanjutnya adalah penjelasan para sahabat, karena para sahabat yang menyaksikan ayat-ayat Quran diturunkan, para sahabatlah yang ditarbiyah oleh Nabi, dan para sahabatlah yang paling dekat dengan generasi pertama dari kaum Muslim. Sudah tentu semua penuturan dan penjelasan Nabi yang disampaikan oleh sahabat harus didasarkan pada ilmu riwayat yaitu ulum al-hadist.

Quran dijelaskan Quran Intepretasi Quran oleh Quran adalah acuan tertinggi ilmu tafsir. Banyak pertanyaan yang muncul dari pesan-pesan Quran penjelasannya dijumpai di bagian lain dari Quran, sehingga tidak diperlukan penjelasan lain selain Quran, karena dengan demikian Quran telah memiliki penafsirannya sendiri. Mencari penjelasan sebuah ayat Quran menggunakan ayat lain dalam Quran adalah pekerjaan utama dan paling penting para mufasir. Bila ini tidak berhasil sang mufasir akan merujuk pada sumber-sumber lain.

Beberapa Contoh

Contohnya adalah penjelasan ayat 2 surat Al-Maidah (5:2) oleh ayat 5:4, tentang makanan yang boleh dan diharamkan. Contoh lainnya adalah ayat 44:3 dijelaskan oleh ayat 97:1.

Sesungguhnya Kami menurunkannya pada suatu malam yang diberkahi (44:3)

Pada malam apakah malam yang diberkahi itu, ketika Quran diturunkan?

Sesungguhnya Kami telah menurunkannya (Al Qur’an) pada malam kemuliaan. (97:1)

Contoh ketiga adalah penjelasan ayat 2:37 dengan ayat 7:23

Kemudian Adam menerima beberapa kalimat dari Tuhannya, maka Allah menerima tobatnya. Sesungguhnya Allah Maha Penerima tobat lagi Maha Penyayang. (2:37)

Apa yang dimaksud beberapa kalimat dari Tuhannya? Penjelasannya ada pada ayat 7:23 yang berbunyi:

“Ya Tuhan kami, kami telah menganiaya diri kami sendiri, dan jika Engkau tidak mengampuni kami dan memberi rahmat kepada kami, niscaya pastilah kami termasuk orang-orang yang merugi”. (7:23)

Quran dijelaskan Rasulullah. Ada banyak contoh penjelasan ayat-ayat Quran yang dijelaskan Rasulullah, ketika beliau ditanya oleh malaikat Jibril tentang hal-hal yang tidak diketahuinya, atau ditanya oleh para sahabat. Imam Suyuti menginformasikan banyak ayat-ayat yang dijelaskan oleh Rasulullaah.

Salah satu contohnya adalah sebagai berikut.

..makan minumlah hingga terang bagimu benang putih dari benang hitam, yaitu fajar.. (2:187)

Diriwayatkan oleh Adi bin Hatim: Saya bertanya “Ya Rasulullah apa yang dimaksud dengan hingga terang bagimu benang putih dari benang hitam?” Beliau berkata: “Apakah Anda tidak tahu, Anda pikir melihat benang?”. Beliau melanjutkan, “Bukan itu maksudnya, itu artinya malam ketika gelap dan pagi ketika terang”.

Tafsir Oleh para Sahabat

Setelah penjelasan Quran oleh Quran dan penjelasan Quran oleh Rasulullaah, rujukan berikutnya dalah para sahabat. Di kalangan para sahabat terdapat orang-orang yang yang karena kepandaiannya memiliki kontribusi pada ilmu tafsir.   Mereka adalah Abu Bakar, Umar, Usman, Ali ( tidak banyak penjelasan yang mereka sampaikan), Ibnu Masud, Ibnu Abbas, Ubay bin Kaab, Zaid bin Tsabit, Abu Musa Al-Ansahori, Abdullaah bin Zubair. 

 

Ibnu Abbas: Abdullah b. Abbas (meninggal 68 H/687M) dipandang merupakan orang yang paling mengetahui tentang tafsir. Beliau terkenal dengan sebutan Tarjuman al-Quran, sang penafsir Quran. Sejak beliau memiliki kekrabatan dengan Rasulullaah, menjadi keponakannya karena bibinya Maimuna menjadi salah sorang istri Rasulullah, beliau sangat dekat dengan Nabi dan banyak mempelajari wahyu Quran. Beliau dikabarkan melihat dua kali malaikat Jibril. Di samping memiliki banyak pengetahuan tentang wahyu, Ibnu Abbas berjasa atas salah satu prinsip dasar Ilmu Tafsir yang sampai sekarang masih berlaku, yaitu makna beberapa kata Quran yang digunakan pada masa-masa puisi pra-Islam. Terdapat sederetan panjang kata-kata itu yang dikutip oleh Suyuti.

Contoh-Contoh 

Berikut contoh tafsir dari sahabat Ibnu Abbas, ditegaskan oleh Umar, tentang ayat 

Maka bertasbihlah dengan memuji Tuhanmu dan mohonlah ampun kepada-Nya. Sesungguhnya Dia adalah Maha Penerima tobat. (110:3)

 Dituturkan oleh Ibnu Abbas: “Umar mempersilakan aku duduk  bersama orang-orang yang pergi ke peperangan Badar. Beberapa di antara mereka tampaknya tidak suka dan berkata kepada Umar: “mengapa Anda membawa anak kecil ini duduk bersama kami, padahal kami pun punya anak seperti dia?” Umar menjawab “Karena kedudukan dia” (yang dimaksud adalah pengetahuan agamanya)  

Suatu hari Umar memanggilku dan menyuruhku duduk bersama laki-laki itu, dan saya pikir Umar memanggilku untuk ditunjukkan kepada mereka (memperlihatkan ilmuku). Umar kemudia bertanya kepada mereka: “Apa pendapatmu tentang maksud firman Allah”

 

“Ketika telah datang pertolongan Allah, dan kemenangan…” (110:1)

 Beberapa diantara mereka berkata: “Kita diperintahkan oleh Allah dan memohon ampun kepadaNya, ketika pertolongan Allah dan penaklukan (kota Mekah) datang kepada kita”. Beberapa orang tetap diam dan tidak bersuara sedikitpun. Kemudian Umar bertanya padaku: “Apakah pendapatmu sama dengan mereka ya Ibnu Abbas?” Aku menjawab: “Tidak”. Umar melanjutkan: “Lalu apa pendapatmu?” Aku menjawab: “Itu adalah tanda-tanda kematian untusan Allah di mana Allah telah menyampaikan dengan firmanNya” “(Ya Muhammad) Apabila telah datang pertolongan Allah (untuk melawan musuh-musuhmu) dan kemenangan (atas kota Mekah) (itulah tanda-tanda kematianmu) – kamu sekalian harus bertasbih kepada Tuhanmu dan mohon ampun kepadaNya, dan hanya dialah yang dapat menerima pemaafan dan pengampunan (pertobatan)” (110:1-3). Selanjutnya Umar berkata: “Aku tidak mengetahui sebelumnya tentang itu selain yang baru engkau katakan” 

Contoh lain

Dituturkann oleh ‘Ata: ketika Ibnu Abbas mendengar:

“Apakah engkau tidak melihat orang-orang yang menukar keimanan dengan kekafiran?” (14:38)

Dia berkata: “Itu artinya penduduk kafir Mekah”

Tafsir oleh Tabiun

 

Banyak sekali tabiun yang menguasai tentang tafsir, karena banyak yang telah memeluk Islam dan berkeinginan mempelajari Islam. Padahal saat itu Rasulullah telah tiada dan para sahabat banyak pula yang telah wafat sehingga tidak ada yang membimbing, oleh karena itu berbagai upaya dilakukan untuk mmemenuhi kebutuhan memahami Quran.

Berdasarkan asal dan luasnya aktivitas, para mufasir di kalangan tabiun terbagi menjadi tiga kelompok:

  • Tabiun Mekah

  • Tabiun Madinah

  • Tabiun Iraq

Kelompok Mekah: Menurut banyak cendekiawan, para mufasir tabiun dari kelompok Mekah lebih mengetahui ilmu tafsir dibanding kelompok lainnya, sebabnya mereka belajar langsung dari Abdullah bin Abbas. Beberapa diantaranya adalah Mujahid (wafat 104/722), Ata’ (wafat 114/732), dan Ikrima (wafat 107 H).  Mujahid merupakan yang terbaik, diberitakan bahwa beliau sangat luar biasa mendalami Quran pada Ibnu Abbas sampai-sampai menanyakan kapan dan bagaimana tiap ayat diturunkan.  Tafsir lengkap karangan Mujahid telah dipublikasikan. Tafsirnya dicetak berdasarkan manuskrip dari abad ke-6 Hijriah dan edit oleh Surti.  

Contoh: 

Humaid bin Qais Makki menuturkan: Aku bersama Mujahid sedang tawaf di Ka’bah. Seorang laki-laki datang dan bertanya apakah berpuasa Qadha harus dilakukan terus menurus tanpa putus ataukah boleh putus-putus. Humaid menjawab bahwa bila dia suka di boleh berpuasa putus-putus! Tetapi Mujahid berkata: Tidak boleh putus-putus, menurut Ubay bin Kaab adalah tsalatsi mutatabi’at, berpuasa tiga hari bertutut-turut.  

Kelompok Madinah: Mufasirun dari Madinah terdiri para sahabat Nabi sebagaimana guru mereka, diantaranya yang sangat terkenal adalah Ubay bin Kaab. Beberapa penafsir yang lain seperti: Muhammad bin Kaab al-Qarzi (w. 117 H/735), Abu-l ‘Alliya al-Riyahi (w. 90 H/708) dan Zaid bin Azam (wafat 130 H/747).

Kelompok Iraq: Banyak juga mufasirun tabiun yang berasal dari Iraq.  Guru besarnya adalah Ibnu Masud. Pusatnya berada di Basra dan Kuffa. Mufasir terkenal dari kelompok ini adalah: Al-Hasan al-Basri (w. 121 H/738 ), Masruq bin al-‘Ajda (w. 63 H/682) dan Ibrahim al-Nakhai (w. 95/713)

Ikhtisar

TIdak ada yang dapat menandingi kedudukan utama tafsir Quran oleh QUran.  Di urutan selanjutnya adalah penjelasan Nabi tentang turunnya ayat-ayat Quran.

Bagaimanapun kwalitas tafsiran para sahabat dan tabiun hal itu tidak dapat diabaikan, tetapi beberapa prinsip berikut harus diperhatikan:

  • Laporan atau penuturan harus dapat dibedakan antara yang kuat dan lemah, beberapa pendapat yang keliru telah dinisbatkan pada beberapa sahabat dan tabiun (khususnya Ibnu Abbas dan Mujahid, mereka adalah para pakar) padahal setelah isnadnya diteliti pendapat itu bukanlah berasal dai mereka. Penuturan ini sudah tentu harus ditolak.
  • Keterangan-keterangan dari ahlul kitab, khususnya dari yahudi (israilyat) harus dicermati.
  • Keterangan yang dihasilkan dari pemikiran filasafat, politik, dan lain sebagainya, harus dicermati dan dikritisi (misalnya Shiah dinisbatkan pada Ali atau Abbasiah dinisbatkan pada Ibnu Abbas, dan sebagainya)
  • Keterangan sesat yang dengan sengaja diciptkan oleh musuh-musuh Islam harus dikeluarkan dari sumber keterangan.

Tafsir bi’l-ra’y

Jenis tafsir kedua, setelah tafsir bi’l-riwaya, disebut juga tafsir bi’l-ra’y. Tafsir ini tidak didasarkan pada rangkaian penuturan dari orang-orang sebelumnya, melainkan hanya menggunakan argumentasi akal dan ijtihad.  

Tafsir bi’l-ra’y tidak semata-mata menafsirkan berdasarkan pendapat pribadi melainkan berdasarkan ijtihad menggunakan sumber-sumber informasi yang terpercaya. Kalau sebelumnya penafsiran tidak menggunakan hadist, maka di tafsir ini penggunaan hadist sangat diperhatikan,  ini yang disebut dengan ijtihad, dan ini telah disetujui oleh Rasulullah, misalnya ketika Muadz bin Jabal dikirim ke Yaman.

Akan tetapi tafsir bi’l-ra’y sebagian orang menganggapnya haram berdasar hadist:

Dari Ibnu Abbas: Rasulullah bersabda: “Siapa saja yang menagatakan sesuatu tentang Quran tanpa ilmu pengetahuan, maka bersiaplah duduk di api neraka”.   

Namun demikian ada penjelasan hadist ini memiliki dua pengertian:

  • Seseorang tidak boleh berpendapat tentang Quran bila tidak dijumpai keterangan dari sahabat maupun dari tabiun
  • Seseorang tidak boleh berpendapat tentang Quran bila pendapatnya bertentangan dengan Quran.   

Maksud sesunggauhnya dari hadist itu adalah seseorang tidak boleh mengatakan sesuatu tentang Quran kalau dia tidak memiliki pengetahuan yang mumpuni, berbagai sumber telah menjelasakannya.

Dua macam tafsir bil-ra-y: dalam hal ini tafsir bi’l-ra’y tidak begitu saja ditolak, tafsir ini masih bisa diterima bila didasarkan pada ijtihad. Para ulama membedakan tafsir bi’l-ra’y kedalam dua jenis:

Tafsir mahmud (mengandung kebenaran), karena sesuai dengan sumber-sumber hadist, syariah, dan kaidah bahasa Arab. 

Tafsir madhmum (mengandung kesalahan), disebabkan penafsirannya tidak dilakukan berdasarkan pengetahuan tentang sumber-sumber tafsir, syariat, dan tanpa menggunakan kaidah bahasa Arab yang  benar. Ini hanya didasarkan pada pendapat sehingga harus ditolak. 

Para sahabat atau tabiun berpendapat: ketika tafsir bi’l-ra’y didasarkan pada sumber-sumber terpercaya berarti bisa diterima, dilaporkan bahwa seorang sahabat terkenal menolak memberikan penjelasan mereka sendiri yang didasarkan pada pendapat semata-mata:

Dilaporkan bahwa seorang laki-laki bertanya kepada Ibnu Abbas tentang hari (yang disebut dalam Quran) yang lamanya 50 tahun, maka ibnu Abbas menjwab: “Ada dua hari yang disebutkan Allah dalam kitab-Nya, dan Allah yang Maha mengetahui keduanya”, maka Ibnu Abbas tampak tidak menyukainya karena berhubungan dengan kitab Allah, dimana diapun tidak mengetahuinya. 

Sikap yang sama ditunjukkan oleh para tabiun

“Kami biasanya bertanya pada al-Musayyib tentang halal dan haram, karena dia salah seorang yang pandai, tetapi ketika kami menanyakan tentang tafsir Quran, dia tetap diam seribu bahasa seakan-akan dia tuli. “

Ikhtisar

Beberapa ulama berpendapat tafsir bi’l-ra’y tidak diijinkan karena tidak dapat ditelusuri kebenarannya secara langsung melalui Nabi atau sahabat. Ulama lain berpendapat membolehkannya dengan syarat-syarat yang disebutkan di atas, yang diupayakan dengan ijtihad, berdasarkan sumber-sumber terpercaya, yang memungkinkan diperolegnya pengetahuan. 

Tafsir bi-l-ishara

Metoda tafsir ini berusaha mengintepretasikan Quran melebihi makna yang terkandung di dalamnya, dan dan dalam praktiknya orang melekatkan intepretasinya  itu pada ayat-ayat Quran, di mana orang lain tidak mengetahuinya kecuali dia sendiri karena mungkin Allah telah membukankan hatinya. Tafsir jenis ini sering berbau mistis tergantung penafsirnya. Walaupun demikian tak bisa disangkal bahwa Allah membimbing orang yang dikehendaki-Nya untuk memahami Quran, sehingga bisa dikatakan bahwa tafsir bi-l-ishara bukanlah didasarkan pada pengetahuan dan prinsip-prinsip tafsir, yang mungkin saja digunakan, yang merupakan cabang dari ulum al-Quran dan tafsir. Beberapa cendekiawan menolaknya ditinjau dari segi penerimaan umum dan mereka berpendapat itu semata-mata pendapat akal. Meskipun demikian Ibnu al-Qayyim dikabarkan mengatakan bahwa  hasil dari tafsir bi-l-ishara dapat diterima dan berisi hal-hal yang bagus, bila empat prinsip berikut ditempuh:

  • Tidak ada pertentangan makna dengan makna sederhana dari ayat. 
  • Memiliki makna tersendiri.
  • Di dalam perkataannya (ayat)  terdapat indikasi yang menuju ke arah yang dimaksud.
  • Ada korelasi yang dekat antara interpreatasi itu dengan makna sederhana dari ayat. 

 

 

 

Perbedaan Penafsiran     

Dalam beberapa hal para mufasir tidak sependapat tentang intepretasi ayat-ayat Quran. Ada sejumlah atasan tentang hal ini, yang paling utama adalah sebagai berikut.

  • External:

Tidak sependapat dengan isnad yang digunakan.

Penggunaan sumber-sumber yang tidak terpercaya, seperti israilyat.

Secara sadar melakukan salah inteprestasi, didasarkan pada kepercayaan atau adanya motif-motif tertentu.

  • Internal

Betul-betul salah secara menyeluruh.

Inteprestasinya didasarkan pada ketidak tahuan tentang koncep-konsep.

Beragam makna ketika diturunkannya wahyu.

Menurut Ibnu Taimiyah, penyebabnya karena orang suka mengada-ada (bidah) dan menelikung wahyu dari tempatnya, mengiteprestasikan firman Allah dan perkataan utusannya dengan cara salah, dan menjelaskan dengan makna lain yang menyimpang dari semestinya.   

Israiliyat

Kata ini bermakna ‘berasal dari Yahudi’ yaitu merujuk penjelasan yang diambil dari golongan non-Muslim terutama dari kalangan Yahudi, tetpi juga termasuk ahl al-kitab pada umumnya. Informasi-informasi itu sangat sedikit digunakan oleh para sahabat Nabi, namun banyak diambil oleh para tabiun dan generasi berikutnya. Banyak hal dalam Quran yang dapat dijelaskan dengan menggunakan sumber-sumber israilyat, yaitu ketika ada hal-hal umum yang disebut dalam Quran tekait tradisi-tradisi. Akan tetapi penggunaan sumbernya harus betul-betul dicermati dan didasarkan pada ilmu al-hadist, atau ditelusuri lewat Nabi dan paea Sahabatnya. Nabi telah memperingatkan kaum Muslim tentang sumber israilyat ini:

Diriwayatkan dari Abu Hurairah: Orang-orang Yahudi biasa menghafal Taurat dalam bahasa Hebrew dan menjelaskannya kepada kaum Muslim dengan bahasa Arab. Tentang hal ini Nabi bersabda: ‘Janganlah mempercayai mereka, tetapi katakanlah kami percaya kepada Allah dan apa yang diturunkan-Nya kepada kami ‘ (2:136). 

Hal senada diungkapkan oleh Ibnu Masud, salah seorang sahabat terkenal: ‘Janganlah bertanya sedikitpun kepada ahl al-kitab (dalam penafsiran), karena mereka tak mampu dan mereka sendiri bermasalah…’

Oleh karena itu ada tiga ciri informasi israilyat:

  • Diketahui kebenarannya karena wahyu yang diturunkan kepada Nabi Muhammad menegaskannya
  • Diketahui kesalahannya, karena wahyu yang diturunkan kepada Nabi Muhammad menolaknya. 
  • Tidak diketahui kebenarannya atau kesalahannya, dan kita pun tak tahu benar salahnya.  

Ikhtisar

Pendek kata tentang berbagai macam tafsir dapat dilihat dari kata-kata berikut yang disampaikan oleh Ibnu Abbas: Tafsir memiliki empat aspek:

Aspek bahasa Arab karena Quran berbahasa Arab

Tafsir, bagi yang tidak paham tidak akan bisa melakukannya,

Tafsir, diketahui oleh para ulama atau cendikiawan,

Tafsir, tak ada yang tahu kepastiannya kecuali Allah. 

 

 

 

Dikutip dari:  http://www.islamic-awareness.org/Quran/Tafseer/Ulum/

(bersambung)